Bagaimanakah Cara Bertanya Tentang Satu Aliran?

Started by ryu, 07 September 2011, 03:18:44 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

morpheus

Quote from: adi lim on 12 September 2011, 06:08:42 AM
disinilah memang beda Saddha dan kepercayaan
sama aja

Quote from: ryu on 12 September 2011, 07:16:49 AM
mari kita bahas lebih spesifik, hal-hal mengenai buda amitaba, hal2 yang dipelajari dengan sikap skeptik, seseorang dengan sikap skeptik apakah bisa melihat buda amitaba? rasanya justru dengan sikap skeptiknya dia tidak akan bisa melihat buda amitaba, atau hanya orang2 yang di beri "gift" baru bisa melihat buda amitaba? atau hanya buda amitaba saja yang menentukan dia mau menemui siapa atau mau menolong siapa?
jangan bilang kerusakan pada tipi nya ya soalnya kalau gitu mah apa bedanya dengan ajaran lain :P
kalo anda baca tulisan saya di atas: dipelajari dengan sikap skeptis, dicoba untuk dipraktikkan dan diselami di dalam batin sendiri.
kepercayaan diandai2kan, direka2? itu bukan skeptis, itu konyol namanya...

hanya hal2 yg nyata yg bisa diukur yg dapat dibicarakan secara spesifik, diselidiki lebih jauh.
kalo teman anda (nyata) memakai kemeja, anda bisa selidiki merknya apa, ukurannya berapa, bahannya apa, kenapa dia suka kemeja itu.
kalo superman (kepercayaan) memakai celana dalam di luar, apa yg bisa didiskusikan? itu mah konyol, kerjaan anak kecil.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

ryu

#196
Quote from: morpheus on 12 September 2011, 10:11:36 AM
sama aja
kalo anda baca tulisan saya di atas: dipelajari dengan sikap skeptis, dicoba untuk dipraktikkan dan diselami di dalam batin sendiri.
kepercayaan diandai2kan, direka2? itu bukan skeptis, itu konyol namanya...

hanya hal2 yg nyata yg bisa diukur yg dapat dibicarakan secara spesifik, diselidiki lebih jauh.
kalo teman anda (nyata) memakai kemeja, anda bisa selidiki merknya apa, ukurannya berapa, bahannya apa, kenapa dia suka kemeja itu.
kalo superman (kepercayaan) memakai celana dalam di luar, apa yg bisa didiskusikan? itu mah konyol, kerjaan anak kecil.

lets say, ada seseorang yang rajin baca nien fo, tapi kemudian nasibnya sial terus, tidak pernah bertemu amitaba, yang salah amitaba atau orangnya?

tambahan :
atau ada suatu kepercayaan terhadap supermen, kata supermen asalkan siorang itu berteriak memanggil namanya maka dia akan datang menolong, kemudian ketika siorang itu berteriak sang supermen taunya sedang menolong yang lain dan si orang itu tidak tertolong, yang salah siapa? kalau supermen mau ngeles nanti seperti kasus nenek kebanjiran itu, tau gak waktu itu ada tim sar yang nolong, itu gw ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

dilbert

Quote from: DragonHung on 11 September 2011, 09:02:36 PM
Jadi apa salahnya dengan mahayanis yang tidak bisa membuktikan tentang buddha dan bodhisatva?  Apakah mereka tidak boleh ada saddha terhadap buddha dan bodhisatva lain?

makanya saya tidak pernah nguji konsep Mahayana dengan konsep-nya Theravada... karena tidak apple to apple comparison... yang saya tanyakan adalah konsistensi antara sutra-sutra Mahayana sendiri...

Walaupun klaim Mahayana, Agamas Sutra (A-Han Jing) adalah konsep-nya Theravada juga, dengan hampir keseluruhan Agama Sutra sama dengan Pali Kanon kecuali mungkin untuk beberapa Sutra/Sutta mis : Brahmajala Sutra di Mahayana dengan Brahmajala Sutta di Pali Kanon yang berbeda isi-nya.

Jadi logika-nya jika Konsep Mahayana secara keseluruhan (yang meliputi golongan kitab -kitab lain di luar Agama Sutra mislnya Sadharmpundarika Sutra, Vaipulya Sutra, Avatamsaka Sutra dan Prajnaparamita Sutra) seharusnya tidak kontradiksi dengan isi dari Agamas Sutra (boleh kita sebut juga sebagai bagian dari Theravada / Pali Kanon).

Ataupun jika memang ada kontradiksi, maka terminologi Mahayana dan Hinayana (Sravakayana) itu memang "ada" / eksis untuk menunjukkan bahwa Mahayana (bodhisatvayana) itu memang lebih superior dibanding dengan Hinayana (Sravakayana)...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

morpheus

Quote from: ryu on 12 September 2011, 10:16:27 AM
lets say, ada seseorang yang rajin baca nien fo, tapi kemudian nasibnya sial terus, tidak pernah bertemu amitaba, yang salah amitaba atau orangnya?
berandai2 mengenai sebuah kepercayaan?
karena pertanyaannya andai2, maka jawabannya juga andai2.
contoh jawabannya:
* cara kerja neinfo itu bukan mekanis, gak bisa ukur kapan nienfo itu mulai bekerja
* sial itu karma, gak ada hubungannya dengan nienfo
* nienfo itu bekerja di dalam batin, gak bisa dilihat dari kesialan yg ada di luar
* nienfonya gak bener sehingga gak bisa membuat terjadinya transformasi batin

saya pikir ini konyol, dan ini tanggapan terakhir saya kalo ini mau anda terus permasalahkan dan spekulasikan, kecuali ada pokok pikiran baru...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

ryu

Quote from: morpheus on 12 September 2011, 10:34:00 AM
berandai2 mengenai sebuah kepercayaan?
karena pertanyaannya andai2, maka jawabannya juga andai2.
contoh jawabannya:
* cara kerja neinfo itu bukan mekanis, gak bisa ukur kapan nienfo itu mulai bekerja
* sial itu karma, gak ada hubungannya dengan nienfo
* nienfo itu bekerja di dalam batin, gak bisa dilihat dari kesialan yg ada di luar
* nienfonya gak bener sehingga gak bisa membuat terjadinya transformasi batin

saya pikir ini konyol, dan ini tanggapan terakhir saya kalo ini mau anda terus permasalahkan dan spekulasikan, kecuali ada pokok pikiran baru...

ok deh, berarti nienfo itu bukan hal yang pasti, dan suatu jenis kepercayaan yang tidak bisa dijamin kebenarannya, tidak jauh beda dengan kepercayaan lainnya.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

rasanya suatu kepercayaan terhadap nienfo buda2 di segala galaxi sudah mentok di sini.

ok dari saya sekian deh.


soal tekad bodisatwa, karirnya ada juga yang mau di tanyakan nih, apa perlu buat thread baru atau mau di sini aja?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

dilbert

Quote from: ryu on 12 September 2011, 10:47:09 AM
rasanya suatu kepercayaan terhadap nienfo buda2 di segala galaxi sudah mentok di sini.

ok dari saya sekian deh.


soal tekad bodisatwa, karirnya ada juga yang mau di tanyakan nih, apa perlu buat thread baru atau mau di sini aja?

sekalian buat thread, nibbana = kepercayaan saja... belum terbukti secara nyata...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

sobat-dharma

Quote from: ryu on 11 September 2011, 07:45:47 PM
begini om maksud saya, buda amitaba saja misalnya, beliau khan berikrar, kemudian menciptakan surga sukawati, itu simbolisasi atau nyata, prakteknya apa? kok ke batin?

Wujud sebagaimana yang dipahami secara eksplisit tertulis adalah simbolisasinya, sedangkan apabila dipraktikkan dengan sungguh2 maka berdampak secara nyata pada batin. Jadi menjadi simbol karena agar dipahami oleh umat awam dari pelbagai lapisan, maka disampaikan dalam wujud2 yang bisa ditangkap oleh indra.

Quote from: ryu on 11 September 2011, 07:45:47 PM
ok :) jadi menurut kepercayaan mahayana, betul khan ada satu sosok yang bisa menolong manusia yang dalam kesulitan khan? bukan suatu simbolisasi.

Tentu. Tapi sebenarnya tidak jelas adalah "makhluk" atau apa. Bisa jadi ia adalah kekuatan batin si praktisi sendiri. Namun, untuk mempermudah bagi umat pemula, maka dikatakan bawa terdapat makhluk lain yang akan menolong. Itulah sebabnya beberapa Master pernah megatakan bahwa pebagai perwujudan Bodhisattva dan karakternya merupakan personifikasi/simbolisasi dari berbagai karakter positif yang dikembangkan oleh seorang praktisi. Jadi tergantung pada praktisinya, mau meyakini itu sebagai "makhluk" yang menolong atau sebagai personifikasi dari karakter positif yang hendak dikembangkan, hasilnya sebenarnya sama saja. Yang pasti, para praktisi terdiri  dari tingkat pencapaian yang berbeda2, semuanya tergantung pada pemahaman yang bergantung pada pencapaian masing2.

Quote from: ryu on 11 September 2011, 07:45:47 PM
dalam hal ini saya setuju saja, karena dalam ajaran lain juga ada metoda2 seperti ini. :)
jadi masih abu2, seputar kepercayaan juga, ok deh :)

Ini cara ryu melihat: Kepercayaan=kabur seperti abu-abu; akal logis=jelas seperti hitam-putih. Padahal menurut sutta, keyakinan dibutuhkan untuk mencapai samadhi. Mengapa harus terus memusuhi keyakinan?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

adi lim

#203
Quote from: morpheus on 12 September 2011, 12:01:58 AM
paccatam veditabbo vinnuhi'ti
dapat diselami dalam batin masing2.

sepertinya terjemahan bukan demikian.

Svakhato bhagavato dhammo = Dhamma telah sempurn dibabarkan oleh Sang Bhagava
Sanditthiko = terlihat amat jelas
Akaliko = tak bersela oleh waktu (tiada sela antara pencapaian Jalan dan pengenyaman Buah)
Ehipasiko = mengundang untuk dibuktikan
Opanayiko = patut diarahkan kedalam batin.
paccattam veditabo vinnuhiti = dapat dihayati oleh para bijaksana dalam batin masing-masing
para bijaksana => mahluk Ariya

IMO
seperti inilah yang sering terjadi, diterjemahkan sendiri2 atau tidak sesuai bahkan ada yang menambah dan mengarang, agar terlihat lebih lain.  :))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

adi lim

Quote from: dilbert on 12 September 2011, 10:07:22 AM
Ketika ada keadaan Lobha, Dosa dan Moha, tentu ada keadaan aLobha, aDosa dan aMoha... masalah realisasi itu masalah kedua... Menurut anda Lobha, Dosa dan Moha itu nyata atau tidak dulu ? jangan melebar ke masalah realisasi.

itu memang salah satu trik umat budis  :))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

morpheus

#205
Quote from: ryu on 12 September 2011, 10:41:52 AM
ok deh, berarti nienfo itu bukan hal yang pasti, dan suatu jenis kepercayaan yang tidak bisa dijamin kebenarannya, tidak jauh beda dengan kepercayaan lainnya.
betul, sama seperti kepercayaan theravada lainnya...
silakan dipraktikkan dan diselami dalam batin masing2, bagi yg percaya...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

No Pain No Gain

#206
Quote from: dilbert on 12 September 2011, 10:08:49 AM
anda pernah minum racun serangga ? kalau belum pernah minum racun serangga, berarti anda tidak harus yakin bahwa minum racun serangga bisa mematikan....

hmmm...apakah dalam hal ini analogi yang anda berikan relevan dengan pernyataan saya?
apakah adanya nibbana dapat dipersepsikan seperti bahayanya racun serangganya sehingga anda harus yakin kalo nibbana itu memang bener2 ada tanpa mencobanya terlebih dahulu?

saya yakin setiap orang ingin mempertahankan pendapatnya masing2...tapi saya juga yakin kalo anda bener2 menggunakan intelektualitas anda saat menulis pernyataan anda tersebut..
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

No Pain No Gain

Quote from: dilbert on 12 September 2011, 10:07:22 AM
Ketika ada keadaan Lobha, Dosa dan Moha, tentu ada keadaan aLobha, aDosa dan aMoha... masalah realisasi itu masalah kedua... Menurut anda Lobha, Dosa dan Moha itu nyata atau tidak dulu ? jangan melebar ke masalah realisasi.

lobha, dosa, dan moha nyata karena kita dapat melihat langsung karena sifatnya yang kasar (mudah terlihat/disadari)..
jika adanya alobha, adosa, amoha, karena pikiran anda telah dipersepsikan oleh konsep dualitas...
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

djoe

Quote from: dilbert on 12 September 2011, 10:17:20 AM
makanya saya tidak pernah nguji konsep Mahayana dengan konsep-nya Theravada... karena tidak apple to apple comparison... yang saya tanyakan adalah konsistensi antara sutra-sutra Mahayana sendiri...

Walaupun klaim Mahayana, Agamas Sutra (A-Han Jing) adalah konsep-nya Theravada juga, dengan hampir keseluruhan Agama Sutra sama dengan Pali Kanon kecuali mungkin untuk beberapa Sutra/Sutta mis : Brahmajala Sutra di Mahayana dengan Brahmajala Sutta di Pali Kanon yang berbeda isi-nya.

Jadi logika-nya jika Konsep Mahayana secara keseluruhan (yang meliputi golongan kitab -kitab lain di luar Agama Sutra mislnya Sadharmpundarika Sutra, Vaipulya Sutra, Avatamsaka Sutra dan Prajnaparamita Sutra) seharusnya tidak kontradiksi dengan isi dari Agamas Sutra (boleh kita sebut juga sebagai bagian dari Theravada / Pali Kanon).

Ataupun jika memang ada kontradiksi, maka terminologi Mahayana dan Hinayana (Sravakayana) itu memang "ada" / eksis untuk menunjukkan bahwa Mahayana (bodhisatvayana) itu memang lebih superior dibanding dengan Hinayana (Sravakayana)...

Begitulah para penyerap tinta. Membandingkan tinta dengan tinta untuk mencari kebenaran. Menguji setiap tinta, Menyerap semua tinta dan  Mencari kebenaran dalam tinta.
Tidak menyadari yang diserap adalah tinta dan bukan kebenaran.
Setelah membandingkan tinta dengan tinta, jika tidak sesuai dengan tinta miliknya maka itu bukan kebenaran.



djoe

Quote from: dilbert on 12 September 2011, 10:08:49 AM
anda pernah minum racun serangga ? kalau belum pernah minum racun serangga, berarti anda tidak harus yakin bahwa minum racun serangga bisa mematikan....

analogi yang bodoh