tak kenal maka tak sayang... MBI itu apa sih ?

Started by johan3000, 12 October 2010, 12:17:08 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Indra

Quote from: Kelana on 15 October 2010, 04:34:55 PM
Quote from: upasaka on 15 October 2010, 12:01:38 PM
Quote from: dtgvajra on 15 October 2010, 11:56:05 AM
Mengapa yang dipilih adalah nama AdiBuddha bukan Batara Indra, saya tidak tahu. Tapi surat edaran dari Departemen Agama yang isinya antara lain 5 kriteria tsb, saya pernah membacanya, termasuk pertanyaan sbb : apa sebutan Tuhan Yang Maha Esa dalam agama anda, dan ada di kitab mana ayat berapa.

Mungkin mereka yang bertempat tinggal di luar P. Jawa (atau yg belum lahir pd saat itu) tidak merasakan betapa hebatnya kebencian terhadap yg dianggap komunis dan terhadap etnis Cina, termasuk segala yg berbau Cina di P. Jawa.

Tanpa "upaya kausalya" (hehehe) seperti itu barangkali kelenteng kelenteng sekarang sudah jadi mall. Dan kita semua sekarang sdh ikut tetangga sebelah jadi K*****.

Di universitas tempat saya kuliah, dalam satu angkatan yang berjumlah 1200 orang, yg terang terangan berani mengaku beragama Buddha hanya 5(lima) orang.  Dan itupun yg 5 ini sering dianggap aneh, termasuk disebut pengikut aliran sesat.  :'(  :'(  :'(

Nah, justru yang ditanyakan Bro Indra adalah alasan penamaan "Adi Buddha" itu. Mungkin istilah Adi Buddha atau Dharmakaya ada di kitab suci Mahayana dan Tantrayana, namun jelas tidak ada di kitab suci Theravada. Bukankah jika ingin mencari istilah ketuhanan, lebih baik menggunakan istilah Nibbana / Nirvana (sebab terdapat di kitab suci T-M-T)? Pasti ada "alasan" tersendiri mengapa konsep ketuhanan ini lebih dominan mengarah ke istilah "Adi Buddha" (Dharmakaya). :D

Pendapat saya, mungkin hal ini berhubungan dengan Kitab Sanghyang Kamahayanikan, yang memang berisi mengenai pemujaan rakyat Indonesia terhadap Adi Buddha pada masa Empu Sindok, masa dimana Buddhisme Mahayana berkembang dan terpengaruh Tantra serta terjadinya sinkretisme.

Jadi mungkin nilai-nilai budaya Indonesia ini yang menjadi acuan dari pengambilan istilah Adi Buddha.

Kitab Sanghyang kamahayanikan itu sendiri tentang apa? siapa yg menurunkan kitab ini?

Nevada

Quote from: Kelana on 15 October 2010, 04:34:55 PM
Pendapat saya, mungkin hal ini berhubungan dengan Kitab Sanghyang Kamahayanikan, yang memang berisi mengenai pemujaan rakyat Indonesia terhadap Adi Buddha pada masa Empu Sindok, masa dimana Buddhisme Mahayana berkembang dan terpengaruh Tantra serta terjadinya sinkretisme.

Jadi mungkin nilai-nilai budaya Indonesia ini yang menjadi acuan dari pengambilan istilah Adi Buddha.

Mungkin saja, Bro. Tapi alasan ini tetap saja mengandung unsur sektarian juga kok...

adi lim

#212
Quote from: dtgvajra on 15 October 2010, 12:07:28 PM
Quote from: adi lim on 15 October 2010, 12:02:38 PM
Quote from: dtgvajra on 15 October 2010, 11:56:05 AM
Quote from: Indra on 15 October 2010, 11:36:39 AM
Quote from: dtgvajra on 15 October 2010, 11:13:55 AM
Quote from: No Pain No Gain on 14 October 2010, 11:34:47 PM
Quote from: upasaka on 14 October 2010, 11:28:26 PM
Ketuhanan => kata dasarnya adalah Tuhan. Tuhan adalah kata yang lahir karena pergeseran kata "tuan". Tuan artinya adalah sosok yang dituankan, sosok yang diletakkan sebagai pemilik atau penguasa suatu kepemilikan.

Dengan demikian, ketuhanan berarti hal-hal yang berkenaan dengan sifat Tuhan. Pertanyaannya, jika dalam Agama Buddha tidak ada Tuhan; bagaimana mungkin ada konsep ketuhanan?

---------------

Dalam Buddhayana, adi buddha = sifat-sifat Tuhan. Tapi Sang Hyang Adi Buddha adalah sosok Tuhan itu sendiri. Jadi "umat Buddhayana" jelas memegang konsep theisme.


konsep ketuhanan dibuat untuk menyinkronisasi dengan paham pancasila indonesia..anda bisa blg begitu krn akses2 untuk buddhism skrg ini terbuka lebar..coba bygkan situasi pd jaman pemerintahan orba dl..nah, untuk meyelraskan dgn paham pancasila, kmudian dibuat istilah ketuhanan yg berlndaskan buddha dhamma..

Betul , saya ingat, pada waktu itu kriteria suatu ajaran untuk mendapat predikat "agama" adalah : 1. Ber Tuhan yang Maha Esa.  2. Ada Nabi/Rasul/Pengajar pertama dari ajaran tersebut. 3. Ada Kitab Suci.  4. Ada keyakinan kehidupan setelah mati.

masih ada beberapa yg lain yg saya lupa.

Sedangkan untuk menjadi anggota  kelompok aliran Kepercayaan pun, harrus berTuhan, karena judul kelompok nya adalah Aliran Kepercayaan yang berkeTuhanan Maha Esa.

Selain itu, sedang gencar gencarnya penumpasan terhadap ideologi komunisme yang dianggap Atheis.
Konsekwensi jika tidak mendapat predikat "agama" dan tidak masuk ke Aliran Kepercayaan adalah , Ajaran agama Buddha, sesat dan  harus dilarang, dan jika mengotot Tidak BerTuhan/Atheis, maka berarti sama dengan komunis, tidak hanya dilarang tetapi harus di tumpas.
Jika anda pada waktu itu sebagai pemimpin kelompok umat yang menyebut dirinya ber agama Buddha, kira kira apa yang akan anda lakukan? Ngotot? Dengan resiko umat anda ditangkap dan dikelompokkan sebagai Tapol.

Sekarang kita dengan enak bisa mengkritisi kebijakan Bhante Ashin Jinarakkhita, tanpa ada resiko ditangkap, kalau jaman doeloe, ada seseorang yg memfitnah anda bahwa anda berpaham komunis, anda bisa ditahan bertahun tahun tanpa pengadilan.

Biarkanlah apa yang sudah menjadi sejarah.


tentu itu adalah kebijakan yg sangat tepat oleh YM. Bhante Ashin, tapi yg ingin saya pertanyakan (tanpa mengurangi rasa hormat) adalah bahwa Adi Buddha yg didefisinikan sebagai Ketuhanan itu ternyata mendeskripsikan Nibbana, jadi kenapa tidak menggunakan kalimat "Ketuhanan dalam Agama Buddha adalah Nibbana", kenapa pulak merekayasa tokoh Mr. Adi ini dijadiin tuhan? padahal Nibbana/Nirvana diakui oleh semua aliran dalam Buddhayana, sementara si adi tidak

Mengapa yang dipilih adalah nama AdiBuddha bukan Batara Indra, saya tidak tahu. Tapi surat edaran dari Departemen Agama yang isinya antara lain 5 kriteria tsb, saya pernah membacanya, termasuk pertanyaan sbb : apa sebutan Tuhan Yang Maha Esa dalam agama anda, dan ada di kitab mana ayat berapa.

Mungkin mereka yang bertempat tinggal di luar P. Jawa (atau yg belum lahir pd saat itu) tidak merasakan betapa hebatnya kebencian terhadap yg dianggap komunis dan terhadap etnis Cina, termasuk segala yg berbau Cina di P. Jawa.

Tanpa "upaya kausalya" (hehehe) seperti itu barangkali kelenteng kelenteng sekarang sudah jadi mall. Dan kita semua sekarang sdh ikut tetangga sebelah jadi K*****.

Di universitas tempat saya kuliah, dalam satu angkatan yang berjumlah 1200 orang, yg terang terangan berani mengaku beragama Buddha hanya 5(lima) orang.  Dan itupun yg 5 ini sering dianggap aneh, termasuk disebut pengikut aliran sesat.  :'(  :'(  :'(


emank waktu jaman itu semua yang etnis china tidak bertuhan atau bertuhan ?

_/\_
tidak tahu, tetapi yang mayoritas beranggap etnis china yang tinggal di republik ini, sama dengan yang di republik rakyat china, yang berpaham komunis dan atheis.

Karena itu banyak yang demi keamanan hayat dikandung badan, para putra putrinya, serta hartabenda daripada di jarah,  rame rame hijrah ke tetangga menjadi K*****.

Sedih ya? tapi itulah yg pernah terjadi.


tidak juga !
ada teman2 dan saudara yang kena, tapi mereka tidak permasalahkan bertuhan atau tidak bertuhan, dan saksi masih hidup masih ada.
ternyata sampai sekarang masih beragama Buddha dan tidak pindah agama

_/\_.
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

rooney

Kelenteng mah uda aneh2 sekarang, masa ada dangdutan di dalemnya ??? 

Ngekkkkkkkkkkkkk =P~

adi lim

#214
Quote from: upasaka on 15 October 2010, 12:27:17 PM
Quote from: Indra on 15 October 2010, 12:20:43 PM
"dengan cara bermeditasi" ini sepertinya tambahan oleh penulis aka Mr. Wowor, karena bagian ini tidak ada dalam sutta aslinya. tapi bagian selebihnya cukup benar. "Kalau tidak ada Nibbana, maka tidak akan ada makhluk yg bisa mencapainya. tapi karena ada Nibbana maka makhluk-makhluk bisa mencapainya."

Kalau ada yang tidak berkondisi, artinya ada yang berkondisi. Kalau kondisi muncul karena dikondisikan, maka kondisi ini bisa dihentikan sehingga tercapailah hal yang tidak terkondisi. Saya setuju.

Yang unik dari pernyataan Pak Wowor adalah: "karena ada hal yang tak terkondisi, maka manusia yang terkondisi bisa mencapai kebebasan". Penjelasan penghubungnya yang kurang. Karena tanpa ada penjelasan penghubung ini, orang awam tidak akan mengerti; malah bisa salah mengerti. Bagi Bro Indra yang sudah memiliki pemahaman Buddhisme, tentu tidak masalah. Tapi akan menjadi masalah bagi orang lain yang tidak memiliki pemahaman Buddhisme. Tidak percaya? Coba saja tanyakan hal ini ke padmakumara.

nah lho !
bro upasaka pernah mengatakan umat di Vihara Ekayana, 11 dari 10 orang masih percaya adanya sesosok Tuhan ! kalau tidak salah !

Mungkin sebagian "umat Buddhayana" tidak percaya Tuhan, tapi percaya pada konsep ketuhanan.  Nah, ini yang agak lucu. Tapi tunggu dulu, 11 dari 10 orang teman saya yang merupakan umat Ekayana sejati (misalnya) itu justru percaya pada Tuhan. "Yah, Tuhan-lah yang menciptakan hukum karma ini", kata mereka.


apalagi padpad, murid buda hidup
_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

williamhalim

Quote from: adi lim on 15 October 2010, 05:41:15 PM

bro upasaka pernah mengatakan umat di Vihara Ekayana, 11 dari 10 orang masih percaya adanya sesosok Tuhan ! kalau tidak salah !

Mungkin sebagian "umat Buddhayana" tidak percaya Tuhan, tapi percaya pada konsep ketuhanan.  Nah, ini yang agak lucu. Tapi tunggu dulu, 11 dari 10 orang teman saya yang merupakan umat Ekayana sejati (misalnya) itu justru percaya pada Tuhan. "Yah, Tuhan-lah yang menciptakan hukum karma ini", kata mereka.


apalagi padpad, murid buda hidup
_/\_

teringat waktu KDAP (Kursus Dasar Agama Buddha) yg diadakan di Vihara, ketika menjelaskan konsep Ketuhanan dalam agama Buddha, bahwa Ajaran Buddha tidak mengenal sosok Tuhan seperti yg dianut Agama tetangga, melainkan Adibuddha, salah seorang peserta bertanya:

"Loh, kalau Tuhan tidak ada, lantas siapa yg menciptakan Hukum Kamma?"

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

The Ronald

Quote from: williamhalim on 15 October 2010, 06:25:12 PM
Quote from: adi lim on 15 October 2010, 05:41:15 PM

bro upasaka pernah mengatakan umat di Vihara Ekayana, 11 dari 10 orang masih percaya adanya sesosok Tuhan ! kalau tidak salah !

Mungkin sebagian "umat Buddhayana" tidak percaya Tuhan, tapi percaya pada konsep ketuhanan.  Nah, ini yang agak lucu. Tapi tunggu dulu, 11 dari 10 orang teman saya yang merupakan umat Ekayana sejati (misalnya) itu justru percaya pada Tuhan. "Yah, Tuhan-lah yang menciptakan hukum karma ini", kata mereka.


apalagi padpad, murid buda hidup
_/\_

teringat waktu KDAP (Kursus Dasar Agama Buddha) yg diadakan di Vihara, ketika menjelaskan konsep Ketuhanan dalam agama Buddha, bahwa Ajaran Buddha tidak mengenal sosok Tuhan seperti yg dianut Agama tetangga, melainkan Adibuddha, salah seorang peserta bertanya:

"Loh, kalau Tuhan tidak ada, lantas siapa yg menciptakan Hukum Kamma?"

::
trus jawabannya?
...

Kelana

Quote from: Indra on 15 October 2010, 04:41:38 PM
Kitab Sanghyang kamahayanikan itu sendiri tentang apa? siapa yg menurunkan kitab ini?

Sang Hyang Kamahayanikan mengenai ajaran Mahayana, lebih spesifiknya adalah Tantrayana/Mantrayana. Saya sendiri belum baca yang versi bahasa Indonesianya. Dari literatur lain dikatakan isinya merupakan kompilasi dari sutra-sutra Tantrayana*. Salah satunya mengenai pencapaian kebuddhaan dengan mengucar Aum Ah! Dan tentu saja mengenai Adi Buddha.

Ada yang mengatakan di susun oleh Mpu Sindok ada juga yang mengatakan oleh Mpu Shri Sambhara Surya Warama.

Mungkin Sdr. Sunkmanitu Tanka Ob'waci atau Mr. Wei mungkin bisa membantu mendapatkan kitab tersebut karena 2 tahun yang lalu pernah dibahas dan saya tidak sempat mendownloadnya.

*Old Javanese Esoteric Buddhism as Seen In the Sang Hyang Kamahayanikan (Kazuko lshii)
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Indra

Quote from: The Ronald on 15 October 2010, 06:41:13 PM
Quote from: williamhalim on 15 October 2010, 06:25:12 PM
Quote from: adi lim on 15 October 2010, 05:41:15 PM

bro upasaka pernah mengatakan umat di Vihara Ekayana, 11 dari 10 orang masih percaya adanya sesosok Tuhan ! kalau tidak salah !

Mungkin sebagian "umat Buddhayana" tidak percaya Tuhan, tapi percaya pada konsep ketuhanan.  Nah, ini yang agak lucu. Tapi tunggu dulu, 11 dari 10 orang teman saya yang merupakan umat Ekayana sejati (misalnya) itu justru percaya pada Tuhan. "Yah, Tuhan-lah yang menciptakan hukum karma ini", kata mereka.


apalagi padpad, murid buda hidup
_/\_

teringat waktu KDAP (Kursus Dasar Agama Buddha) yg diadakan di Vihara, ketika menjelaskan konsep Ketuhanan dalam agama Buddha, bahwa Ajaran Buddha tidak mengenal sosok Tuhan seperti yg dianut Agama tetangga, melainkan Adibuddha, salah seorang peserta bertanya:

"Loh, kalau Tuhan tidak ada, lantas siapa yg menciptakan Hukum Kamma?"

::
trus jawabannya?

si adi

Kelana

Quote from: upasaka on 15 October 2010, 04:52:21 PM
Quote from: Kelana on 15 October 2010, 04:34:55 PM
Pendapat saya, mungkin hal ini berhubungan dengan Kitab Sanghyang Kamahayanikan, yang memang berisi mengenai pemujaan rakyat Indonesia terhadap Adi Buddha pada masa Empu Sindok, masa dimana Buddhisme Mahayana berkembang dan terpengaruh Tantra serta terjadinya sinkretisme.

Jadi mungkin nilai-nilai budaya Indonesia ini yang menjadi acuan dari pengambilan istilah Adi Buddha.

Mungkin saja, Bro. Tapi alasan ini tetap saja mengandung unsur sektarian juga kok...

Tentu saja sektarian, Sdr. Upasaka, karena memang diambil dari istilah dalam tradisi tertentu yaitu dari Tantrayana/Mantrayana yang mayoritas masyarakat Indonesia di Jawa pada waktu itu menganut Buddhisme tradisi ini. Bahkan menurut saya masyarakat jaman itu cenderung sinkretisme antara Hindu dan Buddha.
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

jadi cuma tantrayana aja kan? gimana mau mewadahi semua, kalau dari visi dan misinya aja cuma 1 aliran?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

johan3000

#221
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 15 October 2010, 01:05:21 PM
tapi kan ada fotonya sukhong sama lsy?

itu kan dulu................mungkin spt orang lagi pacaran gitu...(awal2)...
nah apakah sekarang adakah foto2 GM di wihara Buddhayana ?


boleh tau bagaimana tanggapan MBI tentang Rollex yg dibakar ? =))
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

ryu

apakah sang master nanti datang MBI akan ikut menyambut =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Anshi

Apakah umat Buddha di Indonesia siap menghadapi segala konsekuensi dari penolakan terhadap sila pertama Pancasila, dasar negara Republik Indonesia?

Anshi

Maksudnya penolakan terhadap sila "Ketuhanan Yang Maha Esa". Bukan penolakan terhadap Adibuddha.