Apakah ada aturan Bhante Theravada boleh main gitar/musik?

Started by ryu, 23 September 2010, 07:51:19 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

johan3000

#1395
Quote from: Indra on 22 October 2010, 12:16:27 AM
Quote from: johan3000 on 21 October 2010, 07:23:59 PM
mau winaya pakai W atau vinaya pakai V,
adalah tidak tepat, dan tidak pada tempatnya biku (atau Bkhiku) bermain
guitar bersama umat. apalagi ada CEWEK nya disebelah...

dgn perkecualian, bila biku tsb adalah pemain guitar champion of the world,
IMHO dia boleh main (manggung, tapi tidak berjejer sama umat cewek)....

bagaimana tanggapan bro HC ? coba deh kasih statement jelas gitu....(tunjukan merah mu)
gw tunggu jawaban dari petugas MBI yg berkompetent...(HC please)...


sepertinya anda keliru dalam hal ini, kalau memang secara Winaya (pake W), hal ini adalah pelanggaran, kenapa seorang pakar Winaya (pake W) yang juga adalah seorang MP di sini, tidak mampu secara tegas mengatakan bahwa BIKU ini melakukan pelanggaran? kalau secara Vinaya (pake V) tentu kita sudah bisa memastikannya.

semangkin membuat orang awam bengong aja dehhhh
ada Winaya, ada Vinaya ?................

lebih baik....Winaya dan Tanpa Winaya aja dehhhhh

ngomong2 Winaya dan Vinaya mana yg lebih ketat menjalankan peraturan kebikhuan ?

bagaimana menjelaskan pada anak sekolah hanya berbeda satu huruf itu berarti BOLEH ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

johan3000

Quote from: ryu on 21 October 2010, 07:13:50 PM
berhubung niat dari henrychan untuk menjelaskan sudah tidak ada, semoga ada orang MBI yang lain yang lebih berkompeten bisa menjawab disini, jangan yang bodoh ya =))

bukan HC tidak kompetent maupun bodoh,...

mungkin saja keberaniannya belum BESARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR

punya keberanian besar, resiko juga bisa besar lhooooo
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

adi lim

#1397
Quote from: Indra on 22 October 2010, 12:14:10 AM
Quote from: adi lim on 21 October 2010, 02:22:19 PM
Quote from: dtgvajra on 21 October 2010, 12:36:52 PM
Sudahlah para bro and sis, jangan debat sopir disini (dulu debat kusir, sekarang kusir sdh langka, yg banyak sopir), ;D ;D

Kembali ke topik dan ikutannya, :
Pertama,  Apakah boleh bhikkhu bergitar ria, baik itu bhikkhu yg tergabung di MBI, STI, SMI atau apalah organisasinya, kita ingin tahu saja, yg mana yg boleh dan mana yg tidak.  Jika tidak boleh, tampilkan Sutra/Sutta yg melarang, jika boleh, tampilkan juga referensi Sutra/Sutta nya. Kalau tidak ada, silahkan nyatakan "ini pendapat saya", referensi Sutra/Sutta tidak ada.

Kedua, Jika orang yang berkepala gundul dan berjubah merah menyandang gitar spt di dlm foto dari TS , benar bhikkhu dari Theravada dalam MBI, tentunya melanggar Vinaya utk Theravada (yg di STI pastinya) tetapi apakah tidak melanggar Vinaya Theravada di SAGIN? Artinya Vinaya Theravada STI dan MBI berbeda. Mohon klarifikasi dari sdr HenryC.

Sebagian besar yg aktif di DC, (menurut pendapat saya lho), prihatin dengan foto tersebut,yang menunjukkan orang tsb tidak mengerti vinaya jika dia bhikkhu, demikian pula para pendampingnya. Kecuali kalau dianggap tidak melanggar.

Suatu kritik yg pedas, tetapi meluruskan yg keliru, jauh lebih bermanfaat dari pembenaran kekeliruan.
Jika kekeliruan diakui, pemulihan bisa mulai dilaksanakan.

Kata tetangga sebelah : Pengakuan adalah awal Pemulihan.

_

karena masih sayang jabatan MP di MBI !!  =))

_/\_

jika seorang MP saja kualitasnya begitu menyedihkan seperti ini, bagaimana lagi nasib umat2nya ya Bro?

tentu kualitas umatnya juga 'menyedihkan' dalam pemahaman Dhamma
dilihat dari cara MBI, mereka hanya bangga akan kuantitas umat yang banyak, dan mengabaikan Kualitas (pemahaman Dhamma) umat.

_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

ryu

Quote from: Indra on 22 October 2010, 12:07:13 AM
Quote from: ryu on 21 October 2010, 07:34:30 PM
Quote from: johan3000 on 21 October 2010, 07:23:59 PM
mau winaya pakai W atau vinaya pakai V,
adalah tidak tepat, dan tidak pada tempatnya biku (atau Bkhiku) bermain
guitar bersama umat. apalagi ada CEWEK nya disebelah...

dgn perkecualian, bila biku tsb adalah pemain guitar champion of the world,
IMHO dia boleh main (manggung, tapi tidak berjejer sama umat cewek)....

bagaimana tanggapan bro HC ? coba deh kasih statement jelas gitu....(tunjukan merah mu)
gw tunggu jawaban dari petugas MBI yg berkompetent...(HC please)...

kompeten di mananya?
sudah jelas otaknya bebal gimana bisa jelasinnya? aneh khan otak bebal bisa jadi pembina? pantes aja ada satu hasil biku seperti ini =))

mohon tidak menyinggung otak seseorang, kalau terpaksa harus menyebutkan, gunakanlah istilah [K]OTAK, suatu istilah yg dicetuskan dan pasti bisa diterima dengan baik oleh SANG PEJABAT. ;D
saya tidak menyindir kok, secara dia sendiri mengakui otaknya bebal, keknya hanya bisa berkelit dengan main bahasa doang, kaga ngerti yang lain, anehnya kok bisa jadi bagian pendidikan, sungguh menyedihkan, sudah bebal kok bangga lagi dengan mengakuinya =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

Quote from: johan3000 on 22 October 2010, 03:03:19 AM
Quote from: ryu on 21 October 2010, 07:13:50 PM
berhubung niat dari henrychan untuk menjelaskan sudah tidak ada, semoga ada orang MBI yang lain yang lebih berkompeten bisa menjawab disini, jangan yang bodoh ya =))

bukan HC tidak kompetent maupun bodoh,...

mungkin saja keberaniannya belum BESARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR

punya keberanian besar, resiko juga bisa besar lhooooo
memang bebal kok, ya orang bebal biasanya keberaniannya besar kok, ya karena bebal itu lho =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Indra

Quote from: johan3000 on 22 October 2010, 02:18:05 AM
Quote from: Indra on 22 October 2010, 12:16:27 AM
Quote from: johan3000 on 21 October 2010, 07:23:59 PM
mau winaya pakai W atau vinaya pakai V,
adalah tidak tepat, dan tidak pada tempatnya biku (atau Bkhiku) bermain
guitar bersama umat. apalagi ada CEWEK nya disebelah...

dgn perkecualian, bila biku tsb adalah pemain guitar champion of the world,
IMHO dia boleh main (manggung, tapi tidak berjejer sama umat cewek)....

bagaimana tanggapan bro HC ? coba deh kasih statement jelas gitu....(tunjukan merah mu)
gw tunggu jawaban dari petugas MBI yg berkompetent...(HC please)...


sepertinya anda keliru dalam hal ini, kalau memang secara Winaya (pake W), hal ini adalah pelanggaran, kenapa seorang pakar Winaya (pake W) yang juga adalah seorang MP di sini, tidak mampu secara tegas mengatakan bahwa BIKU ini melakukan pelanggaran? kalau secara Vinaya (pake V) tentu kita sudah bisa memastikannya.

semangkin membuat orang awam bengong aja dehhhh
ada Winaya, ada Vinaya ?................

lebih baik....Winaya dan Tanpa Winaya aja dehhhhh

ngomong2 Winaya dan Vinaya mana yg lebih ketat menjalankan peraturan kebikhuan ?

bagaimana menjelaskan pada anak sekolah hanya berbeda satu huruf itu berarti BOLEH ?


sekarang ada lembaga yg dengan sengaja menciptakan istilah2 contohnya WINAYA (pake W) ini, mungkin saja tujuannya memang untuk membingungkan umat, karena biasanya orang2 yg bingung akan lebih mudah di-BrainWash

Indra

 [at]  henrychan,
mohon jangan minggat dulu, 4 pages lagi deh

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

henrychan

Quote from: Indra on 22 October 2010, 12:10:05 PM
[at]  henrychan,
mohon jangan minggat dulu, 4 pages lagi deh

hehe. Bro Indra, tidak perlu ada saya untuk menggenapi 100 pages.
Saya yakin anda semua bisa membuat thread ini jadi 300 pages sekalipun.

Indra

Quote from: henrychan on 22 October 2010, 12:56:36 PM
Quote from: Indra on 22 October 2010, 12:10:05 PM
[at]  henrychan,
mohon jangan minggat dulu, 4 pages lagi deh

hehe. Bro Indra, tidak perlu ada saya untuk menggenapi 100 pages.
Saya yakin anda semua bisa membuat thread ini jadi 300 pages sekalipun.

tentu saja kami bisa, tapi akan lebih menarik jika anda juga terlibat. Selama ini anda selalu menjadi hiburan yg sangat menyenangkan bagi kami, setelah padpad tentunya

andry

Quote from: Indra on 22 October 2010, 12:58:25 PM
Quote from: henrychan on 22 October 2010, 12:56:36 PM
Quote from: Indra on 22 October 2010, 12:10:05 PM
[at]  henrychan,
mohon jangan minggat dulu, 4 pages lagi deh

hehe. Bro Indra, tidak perlu ada saya untuk menggenapi 100 pages.
Saya yakin anda semua bisa membuat thread ini jadi 300 pages sekalipun.

tentu saja kami bisa, tapi akan lebih menarik jika anda juga terlibat. Selama ini anda selalu menjadi hiburan yg sangat menyenangkan bagi kami, setelah padpad tentunya

wakakak.... parahhhhhhhh.....
Samma Vayama

henrychan

Quote

sekarang ada lembaga yg dengan sengaja menciptakan istilah2 contohnya WINAYA (pake W) ini, mungkin saja tujuannya memang untuk membingungkan umat, karena biasanya orang2 yg bingung akan lebih mudah di-BrainWash

hehe. Bro Indra. Gak usah membalikkan fakta.

Pada kenyataannya, yang pandai melakukan 'brainwash' adalah kelompok sektarian bro.
Dengan mengatakan 'ini paling benar', yang beda dari ini 'pasti salah', bahkan sesama mazhab sendiri. 
Jauh lebih mudah menjadi 'fanatik' ketimbang 'terbuka'.
Dan itu berlaku di semua agama.  Yang melakukan 'brainwash' adalah kelompok 'sektarian'

Di Buddhayana sulit sekali untuk mem-brainwash orang, karena kita memilih untuk selalu terbuka, mencari 'inti ajaran' bukan kosmetika 'ritual dan intelektual semata'.

Sebagai cendekiawan / intelektual Buddhis, anda semua semestinya tahu sejarah perkembangan agama Buddha di Indonesia. Dan tahu istilah2 mana yang lebih dulu digunakan di masa-masa awal.
Apakah Wihara atau vihara? Apakah Waisak atau Vesak? Apakah Biksu/biku atau Bhikkhu?
Apakah triratna atau tiratana, apakah tripitaka atau tipitaka?
Siapa yang kemudian melakukan 'brainwash', dan mengatakan bahwa hanya vihara, vesak, bhikkhu yang benar?
Anda pasti cukup tahu itu. Dan banyak dari anda semua yang ada di forum ini melanjutkan tradisi 'brainwash' tersebut.


henrychan

Quote from: ryu on 22 October 2010, 06:33:26 AM
Quote from: Indra on 22 October 2010, 12:07:13 AM
Quote from: ryu on 21 October 2010, 07:34:30 PM
Quote from: johan3000 on 21 October 2010, 07:23:59 PM
mau winaya pakai W atau vinaya pakai V,
adalah tidak tepat, dan tidak pada tempatnya biku (atau Bkhiku) bermain
guitar bersama umat. apalagi ada CEWEK nya disebelah...

dgn perkecualian, bila biku tsb adalah pemain guitar champion of the world,
IMHO dia boleh main (manggung, tapi tidak berjejer sama umat cewek)....

bagaimana tanggapan bro HC ? coba deh kasih statement jelas gitu....(tunjukan merah mu)
gw tunggu jawaban dari petugas MBI yg berkompetent...(HC please)...

kompeten di mananya?
sudah jelas otaknya bebal gimana bisa jelasinnya? aneh khan otak bebal bisa jadi pembina? pantes aja ada satu hasil biku seperti ini =))

mohon tidak menyinggung otak seseorang, kalau terpaksa harus menyebutkan, gunakanlah istilah [K]OTAK, suatu istilah yg dicetuskan dan pasti bisa diterima dengan baik oleh SANG PEJABAT. ;D
saya tidak menyindir kok, secara dia sendiri mengakui otaknya bebal, keknya hanya bisa berkelit dengan main bahasa doang, kaga ngerti yang lain, anehnya kok bisa jadi bagian pendidikan, sungguh menyedihkan, sudah bebal kok bangga lagi dengan mengakuinya =))

Terimakasih bro.

Ada 4 jenis manusia.
1. Yang tidak tahu kalau dia tidak tahu
2. Yang tahu kalau dia tidak tahu
3. Yang tidak tahu kalau dia tahu
4. Yang tahu bahwa dia tahu

Rasanya anda masuk kategori keempat. hehe.

Indra

Quote from: henrychan on 22 October 2010, 01:26:17 PM
Quote

sekarang ada lembaga yg dengan sengaja menciptakan istilah2 contohnya WINAYA (pake W) ini, mungkin saja tujuannya memang untuk membingungkan umat, karena biasanya orang2 yg bingung akan lebih mudah di-BrainWash

hehe. Bro Indra. Gak usah membalikkan fakta.

Pada kenyataannya, yang pandai melakukan 'brainwash' adalah kelompok sektarian bro.
Dengan mengatakan 'ini paling benar', yang beda dari ini 'pasti salah', bahkan sesama mazhab sendiri. 
Jauh lebih mudah menjadi 'fanatik' ketimbang 'terbuka'.
Dan itu berlaku di semua agama.  Yang melakukan 'brainwash' adalah kelompok 'sektarian'



di sini kita selalu mengemukakan pendapat dengan menyertakan bukti, agar tidak dianggap memfitnah,silahkan Bro henrychan menyertakan bukti2 kelompok 'sekterian' mana yg dimaksud dan bagaimana brainwash yg telah dilakukan.

Quote
Di Buddhayana sulit sekali untuk mem-brainwash orang, karena kita memilih untuk selalu terbuka, mencari 'inti ajaran' bukan kosmetika 'ritual dan intelektual semata'.
saya tidak mengatakan Buddhayana mem-brainwash orang.

Quote
Sebagai cendekiawan / intelektual Buddhis, anda semua semestinya tahu sejarah perkembangan agama Buddha di Indonesia. Dan tahu istilah2 mana yang lebih dulu digunakan di masa-masa awal.

maaf saya diluar Sanggha cendikiawan/intelektual, jadi tidak semestinya tahu sejarah bukan? tapi saya ada membaca Tipitaka, jadi saya cukup mengenal istilah2 dalam Tipitaka. menurut anda apakah sumber non-tipitaka anda lebih valid daripada tipitaka?

Quote
Apakah Wihara atau vihara? Apakah Waisak atau Vesak? Apakah Biksu/biku atau Bhikkhu?
Apakah triratna atau tiratana, apakah tripitaka atau tipitaka?
Siapa yang kemudian melakukan 'brainwash', dan mengatakan bahwa hanya vihara, vesak, bhikkhu yang benar?
Anda pasti cukup tahu itu. Dan banyak dari anda semua yang ada di forum ini melanjutkan tradisi 'brainwash' tersebut.

siapa yg melakukan 'brainwash'? tentu saja saya tahu, dan jelas bukan saya atau teman2 lain di sini, melainkan .... (saya mematuhi peraturan forum tentang 'ad hominem').


Indra

Quote from: henrychan on 22 October 2010, 01:31:21 PM
Quote from: ryu on 22 October 2010, 06:33:26 AM
Quote from: Indra on 22 October 2010, 12:07:13 AM
Quote from: ryu on 21 October 2010, 07:34:30 PM
Quote from: johan3000 on 21 October 2010, 07:23:59 PM
mau winaya pakai W atau vinaya pakai V,
adalah tidak tepat, dan tidak pada tempatnya biku (atau Bkhiku) bermain
guitar bersama umat. apalagi ada CEWEK nya disebelah...

dgn perkecualian, bila biku tsb adalah pemain guitar champion of the world,
IMHO dia boleh main (manggung, tapi tidak berjejer sama umat cewek)....

bagaimana tanggapan bro HC ? coba deh kasih statement jelas gitu....(tunjukan merah mu)
gw tunggu jawaban dari petugas MBI yg berkompetent...(HC please)...

kompeten di mananya?
sudah jelas otaknya bebal gimana bisa jelasinnya? aneh khan otak bebal bisa jadi pembina? pantes aja ada satu hasil biku seperti ini =))

mohon tidak menyinggung otak seseorang, kalau terpaksa harus menyebutkan, gunakanlah istilah [K]OTAK, suatu istilah yg dicetuskan dan pasti bisa diterima dengan baik oleh SANG PEJABAT. ;D
saya tidak menyindir kok, secara dia sendiri mengakui otaknya bebal, keknya hanya bisa berkelit dengan main bahasa doang, kaga ngerti yang lain, anehnya kok bisa jadi bagian pendidikan, sungguh menyedihkan, sudah bebal kok bangga lagi dengan mengakuinya =))

Terimakasih bro.

Ada 4 jenis manusia.
1. Yang tidak tahu kalau dia tidak tahu
2. Yang tahu kalau dia tidak tahu
3. Yang tidak tahu kalau dia tahu
4. Yang tahu bahwa dia tahu

Rasanya anda masuk kategori keempat. hehe.

itu ajaran dari mana Bro? mohon sertakan referensinya