Menurut teman2x?
Mari kita bahas dan diskusikan.
Saya kurang setuju.
Sila, Samadhi dan Panna adalah roda yg berputar, saling terkait dan saling menguatkan.......
Sati hanyalah salah satu unsur dari Jalan Utama berunsur 8 saja, masih ada 7 unsur lagi yg harus dijalankan
Sati=Perhatian,dalam kategori apa saja kah itu?
Apakah termaksud "kesadaran" atau "terpusatnya pikiran"?
Salam hangat,
Riky
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 01:47:15 PM
Menurut teman2x?
Mari kita bahas dan diskusikan.
wuihhh ini kan moto suhu "sati"
bagaimana diawali dari suhu dulu.. apalagi sampai mejadi moto suhu. menurut suhu sati itu apa yak?
???
menurut abhidhamma, "sati" adalah sobhana cetasika, tidak mungkin bersekutu dg akusala cetasika.
kalau seseorang bisa "sati" terus yah silanya tertinggi deh... (bukan cuma sila, semua perbuatannya kusala)
...tp "kalau bisa" :P
apakah sati pasti menghasilkan panna? [saia afk dlu, ujian ne, ntar sore lanjut lagi ;D]
Quote from: Che Na on 28 January 2009, 02:06:04 PM
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 01:47:15 PM
Menurut teman2x?
Mari kita bahas dan diskusikan.
wuihhh ini kan moto suhu "sati"
bagaimana diawali dari suhu dulu.. apalagi sampai mejadi moto suhu. menurut suhu sati itu apa yak?
???
namaste suvatthi hotu
Yang benar yang mana Sati Sumedho atau Sumedho Sati??
thuti
Quote from: tesla on 28 January 2009, 02:07:26 PM
menurut abhidhamma, "sati" adalah sobhana cetasika, tidak mungkin bersekutu dg akusala cetasika.
kalau seseorang bisa "sati" terus yah silanya tertinggi deh... (bukan cuma sila, semua perbuatannya kusala)
...tp "kalau bisa" :P
Rincian dong ko... ^^
Quote from: cunda on 28 January 2009, 02:10:03 PM
Quote from: Che Na on 28 January 2009, 02:06:04 PM
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 01:47:15 PM
Menurut teman2x?
Mari kita bahas dan diskusikan.
wuihhh ini kan moto suhu "sati"
bagaimana diawali dari suhu dulu.. apalagi sampai mejadi moto suhu. menurut suhu sati itu apa yak?
???
namaste suvatthi hotu
Yang benar yang mana Sati Sumedho atau Sumedho Sati??
thuti
Romo, jangan sampe salah ketik tar bukan sati tapi sate :))
:backtotopic:
Proses pencarian kebenaran awan itu dari yang bersifat jasmaniah ke yang bukan jasmaniah (Sila, Samadhi, Panna), malah yang tidak mencari atau tidak murni kerinduan mencari kebenaran hanya sebatas dari jasmaniah ke jasmaniah (keakuan diri), tetapi dasar dari setiap tindakan yang tercerahkan sebaliknya yaitu dari Panna dijewantahkan ke tindakan/perbuatan.
good hope and love
Quote from: Riky_dave on 28 January 2009, 02:10:34 PM
Quote from: tesla on 28 January 2009, 02:07:26 PM
menurut abhidhamma, "sati" adalah sobhana cetasika, tidak mungkin bersekutu dg akusala cetasika.
kalau seseorang bisa "sati" terus yah silanya tertinggi deh... (bukan cuma sila, semua perbuatannya kusala)
...tp "kalau bisa" :P
Rincian dong ko... ^^
(btw bro riky ga butuh teori deh ^^)
menurut abhidhamma, ketika seseorang berada pada mental yg baik, tidak mungkin jg berada pada mental yg tidak baik pada saat bersamaan.
faktor2 mental tersebut ada table nya di abhidhamma (saya tidak hafal)
"sati" dikategorikan dalam faktor mental yg baik/indah
sedangkan pelanggaran sila semua pasti berasal dari keserakahan, kebencian & kebodohan bathin (LDM) yg berada dalam kategori faktor mental tidak baik/tidak bermanfaat.
tapi... faktor mental itu sesuatu yg berubah dg sangat cepat (di abhidhamma ada ukuran kecepatannya). jadi kita bukan arahat ini ya ga "sati" "sati" "sati" terus... pasti banyak "LDM" "LDM" "LDM"nya... kalau "sati" terus berarti udah jadi arahat/buddha.
Quote from: tesla on 28 January 2009, 02:19:20 PM
Quote from: Riky_dave on 28 January 2009, 02:10:34 PM
Quote from: tesla on 28 January 2009, 02:07:26 PM
menurut abhidhamma, "sati" adalah sobhana cetasika, tidak mungkin bersekutu dg akusala cetasika.
kalau seseorang bisa "sati" terus yah silanya tertinggi deh... (bukan cuma sila, semua perbuatannya kusala)
...tp "kalau bisa" :P
Rincian dong ko... ^^
(btw bro riky ga butuh teori deh ^^)
Haha,padahal akhirnya rakit juga harus dilepas kan?sama tuh kek kasus kulit pisang... :))
Quotemenurut abhidhamma, ketika seseorang berada pada mental yg baik, tidak mungkin jg berada pada mental yg tidak baik pada saat bersamaan.
faktor2 mental tersebut ada table nya di abhidhamma (saya tidak hafal)
"sati" dikategorikan dalam faktor mental yg baik/indah
sedangkan pelanggaran sila semua pasti berasal dari keserakahan, kebencian & kebodohan bathin (LDM) yg berada dalam kategori faktor mental tidak baik/tidak bermanfaat.
tapi... faktor mental itu sesuatu yg berubah dg sangat cepat (di abhidhamma ada ukuran kecepatannya). jadi kita bukan arahat ini ya ga "sati" "sati" "sati" terus... pasti banyak "LDM" "LDM" "LDM"nya... kalau "sati" terus berarti udah jadi arahat/buddha.
Oh..sati berati tentang keindahan dan kebaekan saja ya?
Salam hangat,
Riky
kalo aye sih tidak sesuai sama abhidhamma.
Sati itu bisa saja melakukan hal2x akusala, lah wong IMO itu hanya perhatian saja. Bisa saja orang bengis ber Sati dalam membunuh. bisa saja ber Sati dalam mencuri.
Sati = perhatian murni
Dalam artian ini, adalah merujuk pada perhatian benar. Dalam perhatian benar, seharusnya sadar sepenuhnya kalau ada LDM yang muncul - dan sadar sepenuhnya kalau ada aLaDaM yang muncul.
Sati di sini berkaitan antara Perhatian Benar (dalam meditasi) dan Daya-Upaya Benar. Jadi sekiranya orang yang mengembangkan sati itu tidak mungkin berbuat akusala, dan malah sebaliknya yaitu berbuat kusala.
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 02:37:23 PM
kalo aye sih tidak sesuai sama abhidhamma.
Sati itu bisa saja melakukan hal2x akusala, lah wong IMO itu hanya perhatian saja. Bisa saja orang bengis ber Sati dalam membunuh. bisa saja ber Sati dalam mencuri.
oh kalau perhatian itu dalam abhidhamma namanya manasikara suhu :hammer:
saya jadi pusing jg mendefinisikan ini itu... puyeng deh... too much data :))
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 02:37:23 PM
kalo aye sih tidak sesuai sama abhidhamma.
Sati itu bisa saja melakukan hal2x akusala, lah wong IMO itu hanya perhatian saja. Bisa saja orang bengis ber Sati dalam membunuh. bisa saja ber Sati dalam mencuri.
namaste suvatthi hotu
itu namanya micchasati dan bukan sati dalam artian cetasika yang baik
katakan menurut istilah Ane sebagai "sate"
heheheheh becanda
thuti
Quote from: tesla on 28 January 2009, 02:46:30 PM
oh kalau perhatian itu dalam abhidhamma namanya manasikara suhu :hammer:
saya jadi pusing jg mendefinisikan ini itu... puyeng deh... too much data :))
namaste suvatthi hotu
manasikara adalah cetasika (baik atau buruk) yang membawa pikiran memperhatikan objek, sedangkan sati (cetasika yang baik) menghadapkan pikiran menyadari objek (eling)
emang puyenk seh
thuti
jadi arti kata sati adalah? perhatian atau perbuatan baik?
waspada (dari jerat pemuasan indra)
menurut aye seh... :hammer:
waspadalah... waspadalah... waspadalah...
Quote from: upasaka on 28 January 2009, 02:43:29 PM
Sati = perhatian murni
Dalam artian ini, adalah merujuk pada perhatian benar. Dalam perhatian benar, seharusnya sadar sepenuhnya kalau ada LDM yang muncul - dan sadar sepenuhnya kalau ada aLaDaM yang muncul.
Sati di sini berkaitan antara Perhatian Benar (dalam meditasi) dan Daya-Upaya Benar. Jadi sekiranya orang yang mengembangkan sati itu tidak mungkin berbuat akusala, dan malah sebaliknya yaitu berbuat kusala.
Saya sadar kalau ada kualitas akusala yang muncul dan saya dengan sadar memperhatikan kualitas akusala itu terus berjalan. itu tetep sati kan?
ini kan belum bahas samma sati, masih sati aja ;D
seperti perhatian penuh yg telah dipahamin yah
Quote from: tesla on 28 January 2009, 03:08:18 PM
waspada (dari jerat pemuasan indra)
menurut aye seh... :hammer:
waspadalah... waspadalah... waspadalah...
kalau dilihat pada penggunaan kata itu, kek anapana-sati, kagaya-sati, itu tidak merujuk pada jerat pemuasan indria atau makna2x positif lainnya. hanya perhatian/mindfulness saja.
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 03:10:01 PM
Quote from: upasaka on 28 January 2009, 02:43:29 PM
Sati = perhatian murni
Dalam artian ini, adalah merujuk pada perhatian benar. Dalam perhatian benar, seharusnya sadar sepenuhnya kalau ada LDM yang muncul - dan sadar sepenuhnya kalau ada aLaDaM yang muncul.
Sati di sini berkaitan antara Perhatian Benar (dalam meditasi) dan Daya-Upaya Benar. Jadi sekiranya orang yang mengembangkan sati itu tidak mungkin berbuat akusala, dan malah sebaliknya yaitu berbuat kusala.
Saya sadar kalau ada kualitas akusala yang muncul dan saya dengan sadar memperhatikan kualitas akusala itu terus berjalan. itu tetep sati kan?
ini kan belum bahas samma sati, masih sati aja ;D
namaste suvatthi hotu
sati hadir pada setiap pikiran baik yang berhadapan dengan objek (baik atau buruk), dan sati cuma "nonton" objek. landasan indra dan kesadaran yang muncul apa adanya
emang susah menerangkan "rasa duren" hehehehe
Thuti
Quote from: tesla on 28 January 2009, 03:08:18 PM
waspada (dari jerat pemuasan indra)
menurut aye seh... :hammer:
waspadalah... waspadalah... waspadalah...
kayak bang napi tes ^-^
Quote from: Che Na on 28 January 2009, 03:19:31 PM
Quote from: tesla on 28 January 2009, 03:08:18 PM
waspada (dari jerat pemuasan indra)
menurut aye seh... :hammer:
waspadalah... waspadalah... waspadalah...
kayak bang napi tes ^-^
namaste suvatthi hotu
mungkin sati dapat dipahami sebagai "eling lan waspodo"
thuti
kalau waspada seperti kita tahu sesuatu yg telah dipahami yg selalu diperhatikan bukan :hammer:
Quote from: cunda on 28 January 2009, 03:18:47 PM
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 03:10:01 PM
Quote from: upasaka on 28 January 2009, 02:43:29 PM
Sati = perhatian murni
Dalam artian ini, adalah merujuk pada perhatian benar. Dalam perhatian benar, seharusnya sadar sepenuhnya kalau ada LDM yang muncul - dan sadar sepenuhnya kalau ada aLaDaM yang muncul.
Sati di sini berkaitan antara Perhatian Benar (dalam meditasi) dan Daya-Upaya Benar. Jadi sekiranya orang yang mengembangkan sati itu tidak mungkin berbuat akusala, dan malah sebaliknya yaitu berbuat kusala.
Saya sadar kalau ada kualitas akusala yang muncul dan saya dengan sadar memperhatikan kualitas akusala itu terus berjalan. itu tetep sati kan?
ini kan belum bahas samma sati, masih sati aja ;D
namaste suvatthi hotu
sati hadir pada setiap pikiran baik yang berhadapan dengan objek (baik atau buruk), dan sati cuma "nonton" objek. landasan indra dan kesadaran yang muncul apa adanya
emang susah menerangkan "rasa duren" hehehehe
Thuti
melihat tapi cuma melihat, mendengar tapi cuma mendengar, bekerja tapi tidak bekerja
sati = awareness
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 03:14:29 PM
Quote from: tesla on 28 January 2009, 03:08:18 PM
waspada (dari jerat pemuasan indra)
menurut aye seh... :hammer:
waspadalah... waspadalah... waspadalah...
kalau dilihat pada penggunaan kata itu, kek anapana-sati, kagaya-sati, itu tidak merujuk pada jerat pemuasan indria atau makna2x positif lainnya. hanya perhatian/mindfulness saja.
benar jg... anapanasati, sadar dg nafas atau perhatian penuh pada nafas?? ???
Quote from: cunda on 28 January 2009, 03:18:47 PM
namaste suvatthi hotu
sati hadir pada setiap pikiran baik yang berhadapan dengan objek (baik atau buruk), dan sati cuma "nonton" objek. landasan indra dan kesadaran yang muncul apa adanya
emang susah menerangkan "rasa duren" hehehehe
Thuti
maklum romo, ilmu aye kgk cukup tinggi sampe ke abhidhamma. so far masih ngublek2x di sutta, kgk abis2x hehehe.
kalau menjelaskan mindfulness ketika melakukan pembunuhan atau pencurian? eling nan wospodo dalam melakukan pembunuhan dan pencurian hehehehe
Quote from: Che Na on 28 January 2009, 03:22:44 PM
melihat tapi cuma melihat, mendengar tapi cuma mendengar, bekerja tapi tidak bekerja
sati = awareness
namaste suvatthi hotu
bekerja tapi tidak bekerja namanya pengangguran tinggi yang deposito dan hartanya banyak
hehehehehe
Thuti
Quote from: cunda on 28 January 2009, 03:34:23 PM
Quote from: Che Na on 28 January 2009, 03:22:44 PM
melihat tapi cuma melihat, mendengar tapi cuma mendengar, bekerja tapi tidak bekerja
sati = awareness
namaste suvatthi hotu
bekerja tapi tidak bekerja namanya pengangguran tinggi yang deposito dan hartanya banyak
hehehehehe
Thuti
:hammer:
kalau gw cari dikamus
awareness = kesadaran
high-safety awareness = kewaspadaan tinggi terhadap keselamatan
brand awareness = pengenalan merek
:P
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 03:27:15 PM
maklum romo, ilmu aye kgk cukup tinggi sampe ke abhidhamma. so far masih ngublek2x di sutta, kgk abis2x hehehe.
kalau menjelaskan mindfulness ketika melakukan pembunuhan atau pencurian? eling nan wospodo dalam melakukan pembunuhan dan pencurian hehehehe
namaste suvatthi hotu
sami mawon, aku juga masih belajar hehehehehe
kalau menjelaskan mindfulness ketika melakukan pembunuhan atau pencurian? eling nan wospodo dalam melakukan pembunuhan dan pencurian
mungkin dalam kasus ini tindakan yang dilakukan secara sadar tanpa ada ajakan dari orang lain dalam istilah abhidhamma disebut sebagai: spontan, tanpa ajakan, niat sendiri (asaṅkhārika)
"eling waspodo" yang muncul disini bukan "sati" tapi manasikāra dibarengi gelisah dan khawatir karena takut ketahuan orang lain.
thuti
sati=mindfulness
mindful |ˈmīndfəl|
adjective [ predic. ]
conscious or aware of something : we can be more mindful of the energy we use to heat our homes.
IMHO
Sati adalah perhatian murni.
Jadi dalam keadaan sati, kita akan memperhatikan dan menyadari bentuk-bentuk pikiran.
Quote from: cunda on 28 January 2009, 03:47:12 PM
mungkin dalam kasus ini tindakan yang dilakukan secara sadar tanpa ada ajakan dari orang lain dalam istilah abhidhamma disebut sebagai: spontan, tanpa ajakan, niat sendiri (asaṅkhārika)
"eling waspodo" yang muncul disini bukan "sati" tapi manasikāra dibarengi gelisah dan khawatir karena takut ketahuan orang lain.
thuti
kalau tanpa gelisah dan takut? kan bisa aja membunuh tanpa takut ketahuan. misalnya algojo, lah ditonton orang pulak. atau tukang jagal misalnya.
[at] upasaka: om, apakah bisa sambil berbuat buruk? kita sadar bentuk2x pikiran dan yah jalan terus
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 03:55:59 PM
Quote from: cunda on 28 January 2009, 03:47:12 PM
mungkin dalam kasus ini tindakan yang dilakukan secara sadar tanpa ada ajakan dari orang lain dalam istilah abhidhamma disebut sebagai: spontan, tanpa ajakan, niat sendiri (asaṅkhārika)
"eling waspodo" yang muncul disini bukan "sati" tapi manasikāra dibarengi gelisah dan khawatir karena takut ketahuan orang lain.
thuti
kalau tanpa gelisah dan takut? kan bisa aja membunuh tanpa takut ketahuan. misalnya algojo, lah ditonton orang pulak. atau tukang jagal misalnya.
[at] upasaka: om, apakah bisa sambil berbuat buruk? kita sadar bentuk2x pikiran dan yah jalan terus
Perlu dibedakan antara sati dan kamma.
Sati itu menyadari bentuk-bentuk pikiran dengan perhatian murni. Misalnya saat diserempet oleh motor orang lain di jalan, saya pun kesal dan ingin membalasnya. Saya sadari : "oh, inilah keakuan saya"; "oh, inilah wujud dosa saya"; "oh, inilah cetana buruk saya"; dll. Sati hanya sampai di titik itu saja. Kalau sampai saya maju untuk membalas orang itu tapi 'dengan' sati pula, itu sudah merupakan akusala kamma.
nah itu dia opa sak(k)a, kamsudnya sati itu yah hanya sebatas mindfulness, kgk ada hubungan dengan perbuatannya baik atau buruk. jadi menurut aye sih sati itu bukan sila yg tertinggi.
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 03:55:59 PM
Quote from: cunda on 28 January 2009, 03:47:12 PM
mungkin dalam kasus ini tindakan yang dilakukan secara sadar tanpa ada ajakan dari orang lain dalam istilah abhidhamma disebut sebagai: spontan, tanpa ajakan, niat sendiri (asaṅkhārika)
"eling waspodo" yang muncul disini bukan "sati" tapi manasikāra dibarengi gelisah dan khawatir karena takut ketahuan orang lain.
thuti
kalau tanpa gelisah dan takut? kan bisa aja membunuh tanpa takut ketahuan. misalnya algojo, lah ditonton orang pulak. atau tukang jagal misalnya.
[at] upasaka: om, apakah bisa sambil berbuat buruk? kita sadar bentuk2x pikiran dan yah jalan terus
namaste suvatthi hotu
pemenggalan atau pembunuhan yang dilakukan oleh algojo karena dia menjalankan perintah raja, jadi dia berani melakukannya di depan umum, dan pada saat itu dia tidak merasa bersalah (karena diliputi oleh moha). Hal ni yang diapahami oleh Sariputta untuk memebesarkan semangat seorang mantan algojo agar mau meniti jalan kesucian.
Pada saat dia melakukan pemenggalan walaupun dia tidak merasa bersalah tapi tetap saja dia dirudung kecemasan dan penyesalan. Oleh karena itu pada saat eksekusi hukuman tembak dilaksanakan, satu grup polisi disiapkan dengan senapan yang berisi peluru "asli dan kosong", sehingga si penembak tidak merasa bersalah (telah membunuh) walaupun atas perintah pengadilan.
hehehehe
thuti
[at] Su(hu)medho
Saya setuju sati itu hanyalah salah satu bentuk dari Samadhi, dan bukan termasuk dalam bagian dari Sila.
Tapi itu 'kan argumen kita. Kalau argumen dari rekan yang lain bagaimana?
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 04:06:41 PM
nah itu dia opa sak(k)a, kamsudnya sati itu yah hanya sebatas mindfulness, kgk ada hubungan dengan perbuatannya baik atau buruk. jadi menurut aye sih sati itu bukan sila yg tertinggi.
namaste suvatthi hotu
sati muncul karena pelaksanaan sila yang baik
thuti
Quote from: upasaka on 28 January 2009, 04:02:03 PM
Perlu dibedakan antara sati dan kamma.
Sati itu menyadari bentuk-bentuk pikiran dengan perhatian murni. Misalnya saat diserempet oleh motor orang lain di jalan, saya pun kesal dan ingin membalasnya. Saya sadari : "oh, inilah keakuan saya"; "oh, inilah wujud dosa saya"; "oh, inilah cetana buruk saya"; dll. Sati hanya sampai di titik itu saja. Kalau sampai saya maju untuk membalas orang itu tapi 'dengan' sati pula, itu sudah merupakan akusala kamma.
Menyadari bentuk2 pikiran adalah sati, tapi sati bukan hanya menyadari bentuk2 pikiran. Dalam Cattaro Satipatthana, bentuk2 pikiran adalah salah satu dari empat fondasi (kaya, vedana, citta, dhamma)
btw, sebenarnya statement "SATI ADALAH SILA TERTINGGI" ini sumbernya dari mana? adakah rujukan Sutta?
[at] Romo Cunda
Ya. Demikian juga sati yang dikembangkan, cenderung mengkondisikan sila yang baik.
[at] Indra
:yes:
Statement "sati adalah sila tertinggi" bukan statement asli yang diwejangkan Sang Buddha maupun terukir di lembaran Tipitaka. Statement ini hanyalah pemahaman umat semata.
Quote from: cunda on 28 January 2009, 04:10:20 PM
namaste suvatthi hotu
pemenggalan atau pembunuhan yang dilakukan oleh algojo karena dia menjalankan perintah raja, jadi dia berani melakukannya di depan umum, dan pada saat itu dia tidak merasa bersalah (karena diliputi oleh moha). Hal ni yang diapahami oleh Sariputta untuk memebesarkan semangat seorang mantan algojo agar mau meniti jalan kesucian.
Pada saat dia melakukan pemenggalan walaupun dia tidak merasa bersalah tapi tetap saja dia dirudung kecemasan dan penyesalan. Oleh karena itu pada saat eksekusi hukuman tembak dilaksanakan, satu grup polisi disiapkan dengan senapan yang berisi peluru "asli dan kosong", sehingga si penembak tidak merasa bersalah (telah membunuh) walaupun atas perintah pengadilan.
hehehehe
thuti
kalau misalnya saya membunuh semut, tanpa takut, tanpa gelisah, tanpa lain2xnya. melakukan dengan mindfulness. kan bisa tuh :P
Quote from: upasaka on 28 January 2009, 04:18:29 PM
[at] Romo Cunda
Ya. Demikian juga sati yang dikembangkan, cenderung mengkondisikan sila yang baik.
namaste suvatthi hotu
acc karena semua saling mengkondisikan
thuti
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 03:10:01 PM
Quote from: upasaka on 28 January 2009, 02:43:29 PM
Sati = perhatian murni
Dalam artian ini, adalah merujuk pada perhatian benar. Dalam perhatian benar, seharusnya sadar sepenuhnya kalau ada LDM yang muncul - dan sadar sepenuhnya kalau ada aLaDaM yang muncul.
Sati di sini berkaitan antara Perhatian Benar (dalam meditasi) dan Daya-Upaya Benar. Jadi sekiranya orang yang mengembangkan sati itu tidak mungkin berbuat akusala, dan malah sebaliknya yaitu berbuat kusala.
Saya sadar kalau ada kualitas akusala yang muncul dan saya dengan sadar memperhatikan kualitas akusala itu terus berjalan. itu tetep sati kan?
ini kan belum bahas samma sati, masih sati aja ;D
dear bro
itu bukan sati... ini yg saya bahas dgn bro tesla dimana itu hanyalah nanasampayutta (dengan pengetahuan) dan nanavippayutta (tanpa pengetahuan) dimana kita tahu bhw kita sedang berbuat akusala
Manasikara adalah perhatian.
termasuk dalam 7 cetasika yg muncul dalam setiap citta (sabbacittasadharana cetasika)
Manasikara berguna untuk membawa objek keinginan itu ke dalam kesadaran
Sati berarti Perhatian murni, juga keinginan/kesadaran yg tetap terhadap segala sesuatu yg baik sehingga tidak akan lupa kepadanya
Sati termasuk salah satu dari 19 cetasika yg selalu muncul pada sobhana cetasika (sobhasadharana cetasika)
Jadi disini sekaligus menjelaskan poin sebagaimana dijelaskan oleh bro tesla bhw pada saat berbuat akusala, TIDAK mungkin ada sati.
metta
Quote from: upasaka on 28 January 2009, 04:10:56 PM
[at] Su(hu)medho
Saya setuju sati itu hanyalah salah satu bentuk dari Samadhi, dan bukan termasuk dalam bagian dari Sila.
Tapi itu 'kan argumen kita. Kalau argumen dari rekan yang lain bagaimana?
menurut aye sih sati bukanlah bentuk dari samadhi. sati yah sati, samadhi yah samadhi, sila yah sila.
yah kita coba rujuk ke contekan aja supaya punya ground yg sama. unless kalo contekannya beda yah maap deh
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 04:31:17 PM
Quote from: upasaka on 28 January 2009, 04:10:56 PM
[at] Su(hu)medho
Saya setuju sati itu hanyalah salah satu bentuk dari Samadhi, dan bukan termasuk dalam bagian dari Sila.
Tapi itu 'kan argumen kita. Kalau argumen dari rekan yang lain bagaimana?
menurut aye sih sati bukanlah bentuk dari samadhi. sati yah sati, samadhi yah samadhi, sila yah sila.
yah kita coba rujuk ke contekan aja supaya punya ground yg sama. unless kalo contekannya beda yah maap deh
Setuju, Bos. Sati ya Sati, kok jadi Sila. silahkan aja membuat statement "dengan Sati maka Sila menjadi lebih baik" tapi bukan berarti Sati=Sila tertinggi.
Sorry kpd yg gak setuju, soalnya Sumedho kan tuhan, jadi firman tuhan adalah Undang-undang.
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 04:22:02 PM
Quote from: cunda on 28 January 2009, 04:10:20 PM
namaste suvatthi hotu
pemenggalan atau pembunuhan yang dilakukan oleh algojo karena dia menjalankan perintah raja, jadi dia berani melakukannya di depan umum, dan pada saat itu dia tidak merasa bersalah (karena diliputi oleh moha). Hal ni yang diapahami oleh Sariputta untuk memebesarkan semangat seorang mantan algojo agar mau meniti jalan kesucian.
Pada saat dia melakukan pemenggalan walaupun dia tidak merasa bersalah tapi tetap saja dia dirudung kecemasan dan penyesalan. Oleh karena itu pada saat eksekusi hukuman tembak dilaksanakan, satu grup polisi disiapkan dengan senapan yang berisi peluru "asli dan kosong", sehingga si penembak tidak merasa bersalah (telah membunuh) walaupun atas perintah pengadilan.
hehehehe
thuti
kalau misalnya saya membunuh semut, tanpa takut, tanpa gelisah, tanpa lain2xnya. melakukan dengan mindfulness. kan bisa tuh :P
kalo itu jadinya :
somanassasahagatam : melakukan dengan perasaan senang
nanasampayutta : bersekutu dengan pengetahuan (sudah tahu bhw membunuh itu akusala tp tetap dilakukan)
asankharikam : melakukan dengan spontan/tanpa diajak
efek perbuatan akusala yg didasarkan atas citta diatas, adalah paling berat dampaknya ;D
algojo pada cerita diatas masih mendingan karena dia melakukan hanya nanasampayutta saja (dia tidak senang membunuh, dan melakukan dgn terpaksa) tapi efeknya berat di batinnya karena objek yg dibunuh adalah manusia
demikianlah kira2 proses citta di batin pada waktu melakukan sesuatu
metta _/\_
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 04:31:17 PM
Quote from: upasaka on 28 January 2009, 04:10:56 PM
[at] Su(hu)medho
Saya setuju sati itu hanyalah salah satu bentuk dari Samadhi, dan bukan termasuk dalam bagian dari Sila.
Tapi itu 'kan argumen kita. Kalau argumen dari rekan yang lain bagaimana?
menurut aye sih sati bukanlah bentuk dari samadhi. sati yah sati, samadhi yah samadhi, sila yah sila.
yah kita coba rujuk ke contekan aja supaya punya ground yg sama. unless kalo contekannya beda yah maap deh
Maksud saya sati itu berkaitan dengan kondisi batin. Dan dalam JMB8, batin dikembangkan lewat 3 ruas (Daya-Upaya Benar, Perhatian Benar dan Konsentrasi Benar). Dan sati adalah salah satu elemen penunjang dalam ruas-ruas tersebut.
Menilik postingan dari Bro Markos, saya sependapat kalau sati itu hakikatnya adalah perhatian murni, yang pada akhirnya membuat seseorang untuk mengarahkan dirinya pada hal-hal yang baik.
Quote from: upasaka on 28 January 2009, 04:38:24 PM
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 04:31:17 PM
Quote from: upasaka on 28 January 2009, 04:10:56 PM
[at] Su(hu)medho
Saya setuju sati itu hanyalah salah satu bentuk dari Samadhi, dan bukan termasuk dalam bagian dari Sila.
Tapi itu 'kan argumen kita. Kalau argumen dari rekan yang lain bagaimana?
menurut aye sih sati bukanlah bentuk dari samadhi. sati yah sati, samadhi yah samadhi, sila yah sila.
yah kita coba rujuk ke contekan aja supaya punya ground yg sama. unless kalo contekannya beda yah maap deh
Maksud saya sati itu berkaitan dengan kondisi batin. Dan dalam JMB8, batin dikembangkan lewat 3 ruas (Daya-Upaya Benar, Perhatian Benar dan Konsentrasi Benar). Dan sati adalah salah satu elemen penunjang dalam ruas-ruas tersebut.
Menilik postingan dari Bro Markos, saya sependapat kalau sati itu hakikatnya adalah perhatian murni, yang pada akhirnya membuat seseorang untuk mengarahkan dirinya pada hal-hal yang baik.
ehm kombinasinya rumit yah bro......
yg mengarahkan ke objek itu Manasikara
Bersama Manasikara, ada 6 cetasika yg selalu ada pada setiap citta yaitu Phassa/kontak, vedana/perasaan, sanna/pencerapan, cetana/kehendak, ekaggata/pemusatan pikiran dan Jivitindriya/unsur kehidupan
Sati yg menetap di hal2 yg baik
Bersama Sati, ada 18 cetasika sobhana lainnya
Demikianlah kira2 kompleksitasnya bekerjanya batin mahluk hidup, karena itu sangat disayangkan jika sampai muncul Sati adalah Sila Tertinggi dimana ini sebenarnya mengindikasikan bhw si pencetus tidak mengetahui kompleksitas proses kerjanya batin
maaf jika ada kata2 yg tidak berkenan di indera penglihatan pembaca yah
metta _/\_
bukannya sila tantra?
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 04:31:17 PM
menurut aye sih sati bukanlah bentuk dari samadhi. sati yah sati, samadhi yah samadhi, sila yah sila.
dalam anapana-sati bukankah samadhi=sati?
Quote from: tesla on 28 January 2009, 04:58:01 PM
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 04:31:17 PM
menurut aye sih sati bukanlah bentuk dari samadhi. sati yah sati, samadhi yah samadhi, sila yah sila.
dalam anapana-sati bukankah samadhi=sati?
Samadhi itu sendiri sebenarnya adalah melatih ekaggata
Anapana-sati merujuk pada memperhatikan keluar masuknya napas, jadi hanya merupakan salah satu metode yg digunakan dalam samadhi, utk melatih ekaggata
Jadi Samadhi melatih ekaggata, dengan metode Anapana-sati......... tapi tidak berarti Samadhi = Sati
metta _/\_
jika sila berarti bertekad menghindari hal2 yang tidak bermanfaat...
sedangkan jika sati digambarkan: melihat = hanya melihat, mendengar = hanya mendengar...
apakah dalam kondisi sati: ada tekad/ niat, ada proses memilih hal2 yang bermanfaat dan hal2 yg tidak bermanfaat?
apakah dalam kondisi sati: kita bisa terhindar dari melakukan hal2 yang tidak bermanfaat tanpa harus ada proses memilih hal2 yang bermanfaat dan hal2 yg tidak bermanfaat?
apakah dalam kondisi sati: kita bisa melakukan perbuatan tidak bermanfaat seperti mengambil barang yang tidak diberikan? apakah masih ada keinginan untuk melakukan sesuatu? ataukah ada program otomatis yg sedang berjalan?
apakah dalam kondisi sati: ada kebijaksanaan mengenai apa yang bermanfaat dan apa yang tidak bermanfaat? sedangkan jika sati digambarkan: melihat = hanya melihat, mendengar = hanya mendengar...
...
jika menurut BOJJHANGA-PARITTA (Paritta Tentang BODHI)
kalimat pertamanya klo ga salah diartikan seperti ini:
Faktor-faktor untuk mencapai Bodhi adalah : SATI (perhatian) DHAMMAVICAYO (penyelidikan terhadap dhamma), VIRIYA (semangat), PITI (Kegiuran), PASSADHI (ketenangan). Faktor lainnya adalah SAMADHI (meditasi/konsentrasi) dan UPEKKHA (keseimbangan bathin)Ketujuh faktor ini telah diajarkan Dengan jelas oleh Sang Maha Muni (Suci)Bila dikembangkan dan selalu dilatih akan menghasilkan ABHINNA (kemampuan bathin tinggi), NIBBANA dan Penerangan sempurna.Berkat kebenaran ucapan ini Semoga anda selamat sejahtera.
jika sati adalah hanya diartikan "sadar" yaitu hanya merupakan sadar akan adanya obyek yang diterima oleh panca indra (bersifat pasif thd objek tersebut), maka utk mengetahui hal2 bermanfaat maupun tidak bermanfaat diperlukan dhammavicayo. Dan utk melaksanakan hal2 bermanfaat dan menghindari hal tidak bermanfaat (dlm ucapan dan perbuatan) tetap dibutuhkan keinginan (pikiran) utk melakukan walau mungkin kadar LDM-nya yang berbeda.
contoh: jika hanya ada sati ketika kita merasa lapar, kita hanya sadar dlm keadaan itu tanpa dibarengi dgn dhammavicayo mengenai apa yg bermanfaat dan yg tidak bermanfaat, dan tanpa tindakan utk makan, mungkin yg terjadi "sadar sampai mati kelaparan" :P
jd sy lebih setuju sati bukan sila, krn pelaksanaan sila tidak hanya membutuhkan sati.
entah... mungkin benar mungkin salah...
mungkin...
_/\_
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 02:37:23 PM
kalo aye sih tidak sesuai sama abhidhamma.
Sati itu bisa saja melakukan hal2x akusala, lah wong IMO itu hanya perhatian saja. Bisa saja orang bengis ber Sati dalam membunuh. bisa saja ber Sati dalam mencuri.
iya juga ya sati artinya gak hanya itu...
kan yang Sang Buddha maksudin itu kan samma sati (perhatian benar) berarti sati doang belum tentu hal yang baik ya...
tapi klo menurut wnya sih, klo kita dah sati, ntar klo kita hendak berbuat jahat, krn sati jadinya gak jadi berbuat jahat...
Tapi bisa juga ya, saat kita sati sedang mencuri, tapi mencurinya dah terlanjur...
tapi klo ada orang yang sati sambil memotong hewan, tega menurut wnya... kok bisa orang sati sambil motong hewan...kasian hewannya...
Quote from: tesla on 28 January 2009, 03:08:18 PM
waspada (dari jerat pemuasan indra)
menurut aye seh... :hammer:
waspadalah... waspadalah... waspadalah...
tesla, klo menurut w waspada sama sati beda... ;D
klo kita waspada itu kan (menurutku) misalnya berjaga jaga/berhati hati terhadap hal2 yang dapat menyebabkan diri kita menjadi mundur/merosot<=misalnya aja...
sedangkan sati itu memperhatikan diri kita...<= sejenis gitu lhaa...(maklum gak gitu pande ngomong :P salah kali ya kata2 wnya...) maksudnya kita memperhatikan setiap hal(pikiran, ataupun hal2 yang sedang kita lakukan) alias menyadarinya...
sehingga ketika kita melakukan hal hal yang buruk dapat langsung kita sadari lalu bisa kita cegah/ hentikan.
sementara waspada itu kan bisa dibilang hati-hati...
tapi memang sama juga ya waspada(hati hati) sama sati(per
hatian ;D ;D ;D
sama-sama hati :)) :)) :))
klo kata2 wnya ada yang salah dimaafkan aja ya... ^:)^ ^:)^ ^:)^ serta dimaklumi aja... masih awam..
Sati dengan kesadaran sama tidak ya?
sati adalah sila tertinggi :-? :-? :-?
sila itu mencakup aturan, moral, etika yang di dalamnya termasuk perbuatan melalui pikiran, ucapan dan perbuatan.<=benar gak artinya?
jadi apa hubungannya sati dengan sila ya? :-? :-? :-?
mohon diberi penjelasannya... ^:)^ ^:)^ ^:)^
klo kata2 wnya ada yang salah(tidak berkenan di hati) dimaafin lagi ya ^:)^ ^:)^ ^:)^
Quote from: Riky_dave on 28 January 2009, 07:05:38 PM
Sati dengan kesadaran sama tidak ya?
kayaknya beda deh ya dave2...
tapi mungkin kebanyakan bilang sama,
sadar ada banyak arti lhe... salah satu artinya sati juga...
memperhatikan setiap hal yang kita lakukan... kan kata lainnya menyadari setiap hal yang kita lakukan....
tapi saya rasa sadar itu sesungguhnya bukan itu ya...
tapi mungkin itu juga ya..;D ;D ;D
w ikut2an dave2 nanya juga deh klo gitu...
sadar sama sati itu sama gak ya? ;D ;D ;D masih ragu wnya...:P
sati sama hati sama ga ya?
jika sati = sila tertinggi maka JMB8 jadinya JMB 5, yg 3 di bagian sila kgk butuh lagi, kan udha ada sati hehehe
Quote from: tesla on 28 January 2009, 04:58:01 PM
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 04:31:17 PM
menurut aye sih sati bukanlah bentuk dari samadhi. sati yah sati, samadhi yah samadhi, sila yah sila.
dalam anapana-sati bukankah samadhi=sati?
keknya didalam anapanasati sutta nda gitu deh bos. cuma disinggung dibagian terakhir dalam The Seven Factors for Awakening nya, bahwa ada mindfulness dan juga ada concentration disana
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 08:25:49 PM
Quote from: tesla on 28 January 2009, 04:58:01 PM
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 04:31:17 PM
menurut aye sih sati bukanlah bentuk dari samadhi. sati yah sati, samadhi yah samadhi, sila yah sila.
dalam anapana-sati bukankah samadhi=sati?
keknya didalam anapanasati sutta nda gitu deh bos. cuma disinggung dibagian terakhir dalam The Seven Factors for Awakening nya, bahwa ada mindfulness dan juga ada concentration disana
wah kalau pendapat aye, di anapanasati sutta, satinya justru yg diawal2 itu... bahasa englishnya: discern
yg artinya: melihat, menyadari :hammer:, mengenal, mengetahui
(malah balik ke translate awal suhu, yaitu: perhatian :hammer: shg
menyadari mengetahui... mabok deh)
sedangkan kalimat penutupnya dalam langkah:
"This is how mindfulness of in-&-out breathing is developed & pursued so as to be of great fruit, of great benefit.seolah mindfulness (sati) itu suatu property, bukan activity... (nyambung ga yah...)
diperkuat di 7 factors for awakening, mindfullness sati disini adlaah salah 1 faktor
Quote from: Riky_dave on 28 January 2009, 07:05:38 PM
Sati dengan kesadaran sama tidak ya?
Ikutan... setelah sati, timbul kesadaran (ini sih menurut saya)...
Kalo salah benerin yah... :))
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 08:21:33 PM
jika sati = sila tertinggi maka JMB8 jadinya JMB 5, yg 3 di bagian sila kgk butuh lagi, kan udha ada sati hehehe
lho... yg compress ajaran Buddha jadi 1 kata "sati" itu udah contoh lebih extreme nya... ga ada 4KM, JM8, 3Lakhana lagi...
btw filosofi begini asalnya bagaimana yah?
yg saya tau, Ajahn Mun menyatakan: hanya ada 1 sila, yaitu sati. tidak perlu minta2 sila terus, 5, 8, 10, 200, dst... sila ada dalam diri kita sendiri...
apa dari sini yah?
sati disono kan diterjemahkan jadi mindful, entah discern disono palinya apaan.
sati itu menurut aye sih yah emang property jg bukan activity. kan mindfulness of in & out of breathing. jadi properti mindful dari breathing.
emang sati salah satu faktor kan dari 7 itu. termasuk si concentration salah satu faktornya jg maksudnya.
keknya kita perlu sinkronisasi bahasa dulu nih ehhehee, maksud sama tapi tangkep beda oom
Quote from: g.citra on 28 January 2009, 08:58:45 PM
Quote from: Riky_dave on 28 January 2009, 07:05:38 PM
Sati dengan kesadaran sama tidak ya?
Ikutan... setelah sati, timbul kesadaran (ini sih menurut saya)...
Kalo salah benerin yah... :))
bahasa memang terbatas...
kalau kesadaran yg dalam arti tidak sadar = pingsan, maka bahasa inggrissnya adalah: consciousness
beda dg sati, yg ditranslate sebagai: mindfullness...
kalau dalam bahasa indo, mungkin sati cuma bisa ditranslate sbg: eling.
Quote from: tesla on 28 January 2009, 09:00:28 PM
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 08:21:33 PM
jika sati = sila tertinggi maka JMB8 jadinya JMB 5, yg 3 di bagian sila kgk butuh lagi, kan udha ada sati hehehe
lho... yg compress ajaran Buddha jadi 1 kata "sati" itu udah contoh lebih extreme nya... ga ada 4KM, JM8, 3Lakhana lagi...
btw filosofi begini asalnya bagaimana yah?
yg saya tau, Ajahn Mun menyatakan: hanya ada 1 sila, yaitu sati. tidak perlu minta2 sila terus, 5, 8, 10, 200, dst... sila ada dalam diri kita sendiri...
apa dari sini yah?
kalo soal itu aye kgk ikutan deh. masih belum berani mengkompress kek gitu. bahkan cuma denger2x aja belon pernah baca ada rujukan kek gitu.
soal sati vs minta sila2x gitu yah, emang bener. ngapain pulak minta2x tapi kgk ngejalanin hehehe.
Quote from: tesla on 28 January 2009, 09:02:51 PM
Quote from: g.citra on 28 January 2009, 08:58:45 PM
Quote from: Riky_dave on 28 January 2009, 07:05:38 PM
Sati dengan kesadaran sama tidak ya?
Ikutan... setelah sati, timbul kesadaran (ini sih menurut saya)...
Kalo salah benerin yah... :))
bahasa memang terbatas...
kalau kesadaran yg dalam arti tidak sadar = pingsan, maka bahasa inggrissnya adalah: consciousness
beda dg sati, yg ditranslate sebagai: mindfullness...
kalau dalam bahasa indo, mungkin sati cuma bisa ditranslate sbg: eling.
wah... daripada ntar jadi makin bingung sama keterbatasan kata, klo gitu aye jadi penonton aja lah... :))
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 09:01:38 PM
sati itu menurut aye sih yah emang property jg bukan activity. kan mindfulness of in & out of breathing. jadi properti mindful dari breathing.
lha... kalau gitu sati bukan perhatian donk :hammer:
lebih kepada tingkat kesegaran/kejernihan seseorang kali yah? (udah pusing cari kata cocok buat mindfull)
lah mindfulness kan kata benda dari adjective mindful.
yah bukan verb. kalau kata adverbnya yah mindfully.
mindful |ˈmīndfəl|
adjective [ predic. ]
conscious or aware of something : we can be more mindful of the energy we use to heat our homes.
DERIVATIVES
mindfully |ˈmaɪn(d)fəli| adverb
mindfulness |ˈmaɪn(d)fəlnəs| noun
--------------
kalau indonya yah perhatian itu bukan kata kerja juga kan. kalau kata kerjanya memperhatikan.
oh bukan gitu maksud saya property bukan activity...
kalau dikatakan perhatian, misalnya perhatian thd nafas, disitu kan masih bersangkutan pada suatu activity.
sedang kalau lihat kesimpulannya, lebih kepada hasil setelah activity yg sifatnya menetap walau activitynya telah berlalu.
mungkin kata perhatiannya yg kurang pas kali yah sehingga punya pemaknaan yg punya kecenderungan berbeda.
Kalau kata perhatian pada nafas, aktivitasnya kan nafas, tapi ada perhatian disana.
btw kesimpulan yg mana nih?
IMPORTANCE OF SATI
To lead a happy life one must care not only for the body but keep the mind healthy by not allowing the mind to be unwholesome. For this purpose, one must develop Sati or mindfulness, and recognize and avoid the evil mental factors stated earlier as they arise in the mind. This can be done by cultivating wholesome mental factors such as Alobha or detachment, Adosa or metta, karuna or compassion, mudita or appreciative joy, which is the opposite of jealousy, and upekkha or balance of mind. The most important mental factor that one should develop is insight wisdom or vipassana panna. It will make one see things as they are and not as they appear to be.
The mental factor mindfulness or Sati can be applied in daily life also to recognize the unwholesome mental factors as they arise in the mind to avoid much trouble and unpleasantness. Sati when developed according to the instructions in the Satipatthana Sutta can gradually eliminate all evil from the mind. Finally develop Insight Wisdom or Vipassananana and realize Nibbana the ultimate happiness. Arahats are such a persons, who are free from all defilements. They have realized Nibbana and live a contended life even though living under trees and caves in the forest. Let us also gradually avoid akusala conduct and lead a contended, happy life. May all beings be well and happy.
coba2 aja :P
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 09:28:31 PM
btw kesimpulan yg mana nih?
maksudnya di 7 faktor awakening nya... :P
disitu kalau pakai kata perhatian ga cocok...
lebih cocoknya yah itu tadi:
sati = mindfullness = kejernihan kesadaran seseorang :hammer:
atau kepenuhan kesadaran seseorang... (lebih ga cocok lagi)
ruwet benar
bahas berdasarkan experience suhu aja deh...
menurut suhu, sati slogan suhu itu apa?
binggung kalau cari padanan bahasanya...
http://www.mindfulness.com/
Mindfulness is:
You are not your thoughts. Our thoughts take us away from being here now. If I am thinking about the past, or worried about the future, I am a prisoner of my thoughts. When I take a moment to observe myself having thoughts, I am no longer the thoughts. I get to be and observe at the same time. That's why if I continue to come back to my breath which always occurs in the here and now, it draws me into the present. And from that vantage point I can observe as past and future attempt to draw me away from the moment. This paying attention to the here and now, to the breath, to the observing one's thoughts without being critical or judgmental is what many people call Mindfulness. But what is mindfulness?
Mindfulness is a word. Nothing more, nothing less. As a word it is a symbol or a sign. As a sign or symbol it points to a way of looking at life in general and one's own life in particular. Mindfulness points one in the direction of being aware of the present moment.
Mindfulness points to: Being aware of and paying attention to the moment in which we find ourselves. Our past is gone, our future is not yet here. So what exist between them is the present moment. If I can observe and not get caught up in my thoughts, it is all that I have. The here and now, the present is the link which holds what was and what will be. My past was a series of present moments which brought me to this present moment. My future should it happen will be a series of present moments effected by only present moment in which I am now living, being, doing, observing, being aware or unaware, and attentive or unattentive.
While mindfulness is a generalization about paying attention and being aware in the present moment , it occurs only in the individual. That individual makes a choice to be in the moment and be aware of what is happening in the present moment. In that choice is a realization.
You are not your thoughts. Thoughts take us away from being here now. If I am thinking about the past, or worried about the future, I am a prisoner of my thoughts. When I take a moment to observe myself having thoughts, I am no longer the thoughts. I get to be and observe at the same time. That's why if I continue to come back to my breath which always occurs in the here and now, it draws me into the present. From that vantage point I can observe as past and future attempt to draw me away from the moment. This paying attention to the here and now, to the breath, to the observing one's thoughts without being critical or judgmental is what many people call Mindfulness.
Quote from: tesla on 28 January 2009, 09:32:45 PM
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 09:28:31 PM
btw kesimpulan yg mana nih?
maksudnya di 7 faktor awakening nya... :P
disitu kalau pakai kata perhatian ga cocok...
lebih cocoknya yah itu tadi:
sati = mindfullness = kejernihan kesadaran seseorang :hammer:
atau kepenuhan kesadaran seseorang... (lebih ga cocok lagi)
ruwet benar
bahas berdasarkan experience suhu aja deh...
menurut suhu, sati slogan suhu itu apa?
binggung kalau cari padanan bahasanya...
yah namanya bahas indonesia gitu deh. kosa kata terbatas
yah slogannya sati itu mindful hehehehe
Samma sati adalah sila tertinggi..
sumber dari mana oom?
penjelasan samma sati sih
"Dan apakah, para bhikkhu, perhatian benar? (i) Dimana ada seorang bhikkhu tetap fokus pada tubuh kedalam & keluar — tekun, sadar, & perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berhubungan dengan dunia. (ii) Dia tetap terfokus pada sensasi kedalam & keluar — tekun, sadar, & perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berhubungan dengan dunia. (iii) Dia tetap terfokus pada pikiran kedalam & keluar — tekun, sadar, perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berhubungan dengan dunia. (iv) Dia tetap terfokus pada kualitas mental kedalam & keluar — tekun, sadar, perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berhubungan dengan dunia. Ini, para bhikkhu, yang disebut perhatian benar.
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 10:08:00 PM
sumber dari mana oom?
penjelasan samma sati sih
"Dan apakah, para bhikkhu, perhatian benar? (i) Dimana ada seorang bhikkhu tetap fokus pada tubuh kedalam & keluar — tekun, sadar, & perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berhubungan dengan dunia. (ii) Dia tetap terfokus pada sensasi kedalam & keluar — tekun, sadar, & perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berhubungan dengan dunia. (iii) Dia tetap terfokus pada pikiran kedalam & keluar — tekun, sadar, perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berhubungan dengan dunia. (iv) Dia tetap terfokus pada kualitas mental kedalam & keluar — tekun, sadar, perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berhubungan dengan dunia. Ini, para bhikkhu, yang disebut perhatian benar.
Dengan ini maka berakhirlah Lobha, Dosa dan Moha... sehingga senantiasa perbuatan menjadi ALobha, Adosa dan Amoha (aLaDaM)... ini pandangan saya, tetapi tetap harus melalui mekanisme samma sati, bukan hanya sati saja...
Sila tertinggi adalah sebuah batin pikiran yang damai.
utk berakhir semua itu kan harus pake seluruh 8 komponen sang jalan oom. bukan pake itu aja.
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:19:27 PM
Sila tertinggi adalah sebuah batin pikiran yang damai.
ngawur, baca dulu dari pertama, jangan asal nimbrung aja
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 10:20:30 PM
utk berakhir semua itu kan harus pake seluruh 8 komponen sang jalan oom. bukan pake itu aja.
setuju om... dan ketika semua sudah terlampaui, maka yang tertinggal hanyalah samma sati setiap saat... ketika samma sati setiap saat timbul, maka semuanya adalah aLaDaM...
Karena samma sati setiap saat, maka samma vaca, samma kammanta dan samma ajiva muncul dengan sendiri-nya... tetapi untuk bisa mencapai samma sati setiap saat maka semua tahapan 8 jalan itu harus dilatih terus menerus...
Sammä-sati ini terdiri dari latihan-latihan Vipassanä-Bhävanä (meditasi untuk memperoleh pandangan terang tentang hidup), yaitu :
a. Käyä-nupassanä = Perenungan terhadap tubuh
b. Vedanä-nupassanä = Perenungan terhadap perasaan.
c. Cittä-nupassanä = Perenungan terhadap kesadaran.
d. Dhammä-nupassanä = Perenungan terhadap bentuk-bentuk pikiran.
Dalam konteks pencapaian kesucian oleh BAHIYA setelah mendengar tuntunan vipasana secara singkat dari BUDDHA sebagaimana yang terdapat dalam Bahiya Sutta adalah karena Bahiya minimal telah "terlatih" dan "mahir" dalam 7 tahapan dari JMB8. sehingga dengan kemampuan Bahiya yang memang luar biasa, dan hanya mendengar tuntunan vipasana yang begitu singkat, Bahiya berhasil mencapai tingkat kesucian Arahat ketika Buddha selesai memberikan khotbah kepada Bahiya.
bro dilbert, samma sati, samma vaca, samma kammanta dan samma ajiva itu apa ya? jelasin donk, tq be for _/\_
Quote from: Reenzia on 28 January 2009, 10:35:14 PM
bro dilbert, samma sati, samma vaca, samma kammanta dan samma ajiva itu apa ya? jelasin donk, tq be for _/\_
Dengan samma sati (perhatian benar) setiap saat, maka otomatis akan timbul samma vaca (perkataan benar), samma kammanta (perbuatan benar), dan samma ajiva (mata pencaharian benar). Tetapi untuk melatih itu, maka dasarnya adalah harus memperkuat juga samma ditthi (pengertian benar), samma sankappa (pikiran benar) sebagai dasarnya, dan dengan samma vadaya (daya upaya benar) serta melakukan penembusan melalui samma samadhi (konsentrasi benar), diharapkan akan muncul samma sati (perhatian benar)...
Samma sati inilah yang harus dilatih sehingga bisa timbul setiap saat... seorang Arahat adalah seorang individu dengan terlatih dengan samma sati setiap saat.
lah kalo gitu semua samma-samma itu muncul didahului samma sati kan?
dengan samma sati makanya samma-samma yang lain juga timbul
Quote from: Indra on 28 January 2009, 10:25:17 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:19:27 PM
Sila tertinggi adalah sebuah batin pikiran yang damai.
ngawur, baca dulu dari pertama, jangan asal nimbrung aja
:?? ud baca dr awal.. wa baca na makin jauh..OOT d
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:52:09 PM
Quote from: Indra on 28 January 2009, 10:25:17 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:19:27 PM
Sila tertinggi adalah sebuah batin pikiran yang damai.
ngawur, baca dulu dari pertama, jangan asal nimbrung aja
:?? ud baca dr awal.. wa baca na makin jauh..OOT d
salah kamar ya? ini bukan kafe jongkok mas...
Quote from: Indra on 28 January 2009, 10:54:36 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:52:09 PM
Quote from: Indra on 28 January 2009, 10:25:17 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:19:27 PM
Sila tertinggi adalah sebuah batin pikiran yang damai.
ngawur, baca dulu dari pertama, jangan asal nimbrung aja
:?? ud baca dr awal.. wa baca na makin jauh..OOT d
salah kamar ya? ini bukan kafe jongkok mas...
OOT mbak...ngawur na dimana?
Quote from: Indra on 28 January 2009, 10:58:16 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:55:47 PM
Quote from: Indra on 28 January 2009, 10:54:36 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:52:09 PM
Quote from: Indra on 28 January 2009, 10:25:17 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:19:27 PM
Sila tertinggi adalah sebuah batin pikiran yang damai.
ngawur, baca dulu dari pertama, jangan asal nimbrung aja
:?? ud baca dr awal.. wa baca na makin jauh..OOT d
salah kamar ya? ini bukan kafe jongkok mas...
OOT mbak...ngawur na dimana?
Threadnya suhu, mau kena SP ya?
SP for what? :?? :?? suhu even speak nothing /:) /:)
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 11:03:55 PM
Quote from: Indra on 28 January 2009, 10:58:16 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:55:47 PM
Quote from: Indra on 28 January 2009, 10:54:36 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:52:09 PM
Quote from: Indra on 28 January 2009, 10:25:17 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:19:27 PM
Sila tertinggi adalah sebuah batin pikiran yang damai.
ngawur, baca dulu dari pertama, jangan asal nimbrung aja
:?? ud baca dr awal.. wa baca na makin jauh..OOT d
salah kamar ya? ini bukan kafe jongkok mas...
OOT mbak...ngawur na dimana?
Threadnya suhu, mau kena SP ya?
SP for what? :?? :?? suhu even speak nothing /:) /:)
karena udah tidur. gawat gue jadi ketularan jadi junker nih...
Quote from: Indra on 28 January 2009, 11:07:23 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 11:03:55 PM
Quote from: Indra on 28 January 2009, 10:58:16 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:55:47 PM
Quote from: Indra on 28 January 2009, 10:54:36 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:52:09 PM
Quote from: Indra on 28 January 2009, 10:25:17 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:19:27 PM
Sila tertinggi adalah sebuah batin pikiran yang damai.
ngawur, baca dulu dari pertama, jangan asal nimbrung aja
:?? ud baca dr awal.. wa baca na makin jauh..OOT d
salah kamar ya? ini bukan kafe jongkok mas...
OOT mbak...ngawur na dimana?
Threadnya suhu, mau kena SP ya?
SP for what? :?? :?? suhu even speak nothing /:) /:)
karena udah tidur. gawat gue jadi ketularan jadi junker nih...
lom tidur..itu ym masih nyala..u kan gk tidur am suhu, mana tau suhu ud tidur ato lom?
again..wa ngawur dimana?? /:) /:) /:) *yg junk doloan mbak in-in * /:) /:)
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 11:10:47 PM
Quote from: Indra on 28 January 2009, 11:07:23 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 11:03:55 PM
Quote from: Indra on 28 January 2009, 10:58:16 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:55:47 PM
Quote from: Indra on 28 January 2009, 10:54:36 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:52:09 PM
Quote from: Indra on 28 January 2009, 10:25:17 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:19:27 PM
Sila tertinggi adalah sebuah batin pikiran yang damai.
ngawur, baca dulu dari pertama, jangan asal nimbrung aja
:?? ud baca dr awal.. wa baca na makin jauh..OOT d
salah kamar ya? ini bukan kafe jongkok mas...
OOT mbak...ngawur na dimana?
Threadnya suhu, mau kena SP ya?
SP for what? :?? :?? suhu even speak nothing /:) /:)
karena udah tidur. gawat gue jadi ketularan jadi junker nih...
lom tidur..itu ym masih nyala..u kan gk tidur am suhu, mana tau suhu ud tidur ato lom?
again..wa ngawur dimana?? /:) /:) /:) *yg junk doloan mbak in-in * /:) /:)
suhu tidur mah gak ada hubungannya sama YM
Quote from: Indra on 28 January 2009, 11:11:49 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 11:10:47 PM
Quote from: Indra on 28 January 2009, 11:07:23 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 11:03:55 PM
Quote from: Indra on 28 January 2009, 10:58:16 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:55:47 PM
Quote from: Indra on 28 January 2009, 10:54:36 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:52:09 PM
Quote from: Indra on 28 January 2009, 10:25:17 PM
Quote from: mushroom_kick on 28 January 2009, 10:19:27 PM
Sila tertinggi adalah sebuah batin pikiran yang damai.
ngawur, baca dulu dari pertama, jangan asal nimbrung aja
:?? ud baca dr awal.. wa baca na makin jauh..OOT d
salah kamar ya? ini bukan kafe jongkok mas...
OOT mbak...ngawur na dimana?
Threadnya suhu, mau kena SP ya?
SP for what? :?? :?? suhu even speak nothing /:) /:)
karena udah tidur. gawat gue jadi ketularan jadi junker nih...
lom tidur..itu ym masih nyala..u kan gk tidur am suhu, mana tau suhu ud tidur ato lom?
again..wa ngawur dimana?? /:) /:) /:) *yg junk doloan mbak in-in * /:) /:)
suhu tidur mah gak ada hubungannya sama YM
suhu tidur kan gk lapor am mbak ..
seperti yg d katakan ko tesla.. ada benarnya loh...
dgn full sati..., maka tindak tanduk anda telah sempurna...
namun jika mau dikaitkan dgn sati adalah sila tertinggi...
sila itu apa dulu? peraturan2 bukan? jadi tentu saja bukan...
apakah sati itu peraturan? bukanlah...
namun dgn suhu menjaga sati anda tetap menyala.. maka sila itu sudah urusan kecil.. ataw jalan dengan sendirinya..
OOT, saya pernah baca, bahawa sati itu ialah perenungan
sedangkan sampajanna ialah perhatian...
CMIIW
maksudnya gini om andry.
kalau aye punya pandangan membunuh dan mencuri (dan hal2x tidak baik lainnya) itu baik dan dilakukan sehari2x dan biasa lalu aye melatih sati. lalu otomatis hal2x tersebut akan hilang?
apa gunanya sang buddha mengajarkan kita untuk menjaga sila jadinya? sati saja aja cukup kalau memang sati adalah sila tertinggi.
Quote from: Citta Devi on 28 January 2009, 06:25:09 PM
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 02:37:23 PM
kalo aye sih tidak sesuai sama abhidhamma.
Sati itu bisa saja melakukan hal2x akusala, lah wong IMO itu hanya perhatian saja. Bisa saja orang bengis ber Sati dalam membunuh. bisa saja ber Sati dalam mencuri.
iya juga ya sati artinya gak hanya itu...
kan yang Sang Buddha maksudin itu kan samma sati (perhatian benar) berarti sati doang belum tentu hal yang baik ya...
tapi klo menurut wnya sih, klo kita dah sati, ntar klo kita hendak berbuat jahat, krn sati jadinya gak jadi berbuat jahat...
Tapi bisa juga ya, saat kita sati sedang mencuri, tapi mencurinya dah terlanjur...
tapi klo ada orang yang sati sambil memotong hewan, tega menurut wnya... kok bisa orang sati sambil motong hewan...kasian hewannya...
ga mgkn SATI wkt motong hewan........ sati itu kusala, sementara saat motong, itu akusala (dosa) jadi ga akan muncul bersamaan
jika anda perhatian waktu motong itu artinya pikiran fokus pada si objek, yg hubungannya adalah :
kalo itu jadinya :
somanassasahagatam : melakukan dengan perasaan senang
nanavippayutta : tidak bersekutu dengan pengetahuan (tidak tahu bhw membunuh itu akusala)
asankharikam : melakukan dengan spontan/tanpa diajak
Disini yg berperan adalah adanya tindakan akusala yg disertai dengan perasaan senang dan spontan
Sati - kusala
memotong, membunuh - akusala
Quote from: Sumedho on 29 January 2009, 06:21:11 AM
maksudnya gini om andry.
kalau aye punya pandangan membunuh dan mencuri (dan hal2x tidak baik lainnya) itu baik dan dilakukan sehari2x dan biasa lalu aye melatih sati. lalu otomatis hal2x tersebut akan hilang?
apa gunanya sang buddha mengajarkan kita untuk menjaga sila jadinya? sati saja aja cukup kalau memang sati adalah sila tertinggi.
bukan hilang ko medho, tapi berkurang karena selama di putthujhana anda juga ga akan bisa 100% sati
pelanggaran sila baru tidak akan terjadi lagi saat sudah 100% sati
sati itu salah satu dari dari latihan jalan utama berunsur 8
tapi bukan berarti kita hanya melatih sati saja karena masih ada 7 unsur lainnya
metta
Quote from: dilbert on 28 January 2009, 10:40:39 PM
Quote from: Reenzia on 28 January 2009, 10:35:14 PM
bro dilbert, samma sati, samma vaca, samma kammanta dan samma ajiva itu apa ya? jelasin donk, tq be for _/\_
Dengan samma sati (perhatian benar) setiap saat, maka otomatis akan timbul samma vaca (perkataan benar), samma kammanta (perbuatan benar), dan samma ajiva (mata pencaharian benar). Tetapi untuk melatih itu, maka dasarnya adalah harus memperkuat juga samma ditthi (pengertian benar), samma sankappa (pikiran benar) sebagai dasarnya, dan dengan samma vadaya (daya upaya benar) serta melakukan penembusan melalui samma samadhi (konsentrasi benar), diharapkan akan muncul samma sati (perhatian benar)...
Samma sati inilah yang harus dilatih sehingga bisa timbul setiap saat... seorang Arahat adalah seorang individu dengan terlatih dengan samma sati setiap saat.
Quote from: Reenzia on 28 January 2009, 10:43:43 PM
lah kalo gitu semua samma-samma itu muncul didahului samma sati kan?
dengan samma sati makanya samma-samma yang lain juga timbul
Betul sekali...... itu yg saya sebut dengan snow ball effect (efek bola salju) dimana satu akan terkait dan menguatkan yg lainnya......
secara batin, jalan utama berunsut 8 sebenarnya melatih batin kita agar selalu berada dalam kondisi kusala
detailnya sudah saya post di : http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=8410.0
semga bermanfaat
metta
Benar, bahwa sati bukanlah suatu avtivity, melainkan suatu property.
Sati itu hadir dalam perhatian penuh pada perasaan, pencerapan, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran. Sati di sini adalah kondisi batin yang digenangi oleh perhatian murni, melihat realitas dan diliputi upekkha. Sati hanyalah "just watching, full of mind, and see the details of the nama's activities". Karena itu, mustahil sati menyokong perbuatan akusala.
Samma Sati (Perhatian Benar) sendiri adalah terdiri dari latihan pengembangan mental (bhavana). Dalam Samma Sati, bhavana (meditasi) adalah satu betuk aplikasinya. Dalam meditasi, sati dikembangkan dan diarahkan betul untuk melihat timbul-tenggelamnya segala fenomena. Dalam Samma Sati, ada perbedaan kompleks yang mendasar dengan sati, yaitu "pengembangan". Dalam sati, kita hanya "penuh perhatian". Sedangkan dalam Samma Sati, kita "mengembangkan perhatian".
Misalnya, bila seseorang sedang berjalan di seutas tali sirkus, dia seharusnya berjalan dengan sati. Saat saya mengetik kalimat-kalimat ini, saya seharusnya mengetik dengan sati. Dan Anda yang membaca kalimat-kalimat ini, seharusnya membaca dengan sati. Anda tidak mungkin bisa memaksimalkan pengembangan sati di dalam aktivitas duniawi seperti ini. Oleh karena itu, salah satu ruas dalam JMB8, yakni Samma Sati, sebaiknya diimplementasikan dalam bhavana.
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 10:08:00 PM
sumber dari mana oom?
penjelasan samma sati sih
"Dan apakah, para bhikkhu, perhatian benar? (i) Dimana ada seorang bhikkhu tetap fokus pada tubuh kedalam & keluar — tekun, sadar, & perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berhubungan dengan dunia. (ii) Dia tetap terfokus pada sensasi kedalam & keluar — tekun, sadar, & perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berhubungan dengan dunia. (iii) Dia tetap terfokus pada pikiran kedalam & keluar — tekun, sadar, perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berhubungan dengan dunia. (iv) Dia tetap terfokus pada kualitas mental kedalam & keluar — tekun, sadar, perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berhubungan dengan dunia. Ini, para bhikkhu, yang disebut perhatian benar.
kalau dirasakan berdasarkan pengalaman sendiri sepertinya:
sati = mindfull = perhatian pada sekarang/kekinian.
jadi sati itu cuma sampai batasan tidak bernostagia ataupun tidak berangan-angan atau tidak terseretlah pada ransangan2 yg masuk...
sampai di sini sati itu masih netral. jadi kalau lagi nyembelih, ya bisa sati jg...
pada samma-sati, baru ada kewaspadaan (filter) thd LDM...
nah berarti sati [tentu aja gak 100%] tanpa sila maka panna gak muncul, so tak ada filter terhadap LDM
kalo ada sati dan sila secara bersama, maka terbentuk panna yang menjadi filter terhadap LDM
sati dalam kadar tertentu menghasilkan sila dan bersama2 bekerja sama membentuk panna
wuokeh, telah banyak masukan tentang satinya dari berbagai sudut dan rujukan.
nah, BTT, apakah Sati adalah Sila tertinggi ?
Quote from: Sumedho on 29 January 2009, 01:52:28 PM
wuokeh, telah banyak masukan tentang satinya dari berbagai sudut dan rujukan.
nah, BTT, apakah Sati adalah Sila tertinggi ?
Bukan.
Quote from: markosprawira on 28 January 2009, 04:35:42 PM
kalo itu jadinya :
somanassasahagatam : melakukan dengan perasaan senang
nanasampayutta : bersekutu dengan pengetahuan (sudah tahu bhw membunuh itu akusala tp tetap dilakukan)
asankharikam : melakukan dengan spontan/tanpa diajak
efek perbuatan akusala yg didasarkan atas citta diatas, adalah paling berat dampaknya ;D
algojo pada cerita diatas masih mendingan karena dia melakukan hanya nanasampayutta saja (dia tidak senang membunuh, dan melakukan dgn terpaksa) tapi efeknya berat di batinnya karena objek yg dibunuh adalah manusia
demikianlah kira2 proses citta di batin pada waktu melakukan sesuatu
metta _/\_
Namaste suvatthi hotu
Algojo membunuh karena perintah raja, namun dalam batinnya masih terdapat kekerasan dan kekejaman, dia seorang yang jahat namun dia dapat berbuat baik
Apabila pemenggalan atas perintah raja (sasaṅkhārika) dan dilaksanakan dengan rasa senang (somanassa), serta dia "tahu bahwa pembunuhan adalah buruk" (diṭṭhigatavippayuttaṃ) maka formula "akusala-cittaṃ" nya adalah :
"somanassasahagataṃ diṭṭhigatavippayuttaṃ sasaṅkhārikaṃ"Apabila pemenggalan atas perintah raja (sasaṅkhārika) dan dilaksanakan dengan rasa senang (somanassa), namun dia " tidak tahu bahwa pembunuhan adalah buruk" (diṭṭhigatasampayuttaṃ) maka formula "akusala-cittaṃ" nya adalah :
"somanassasahagataṃ diṭṭhigatasampayuttaṃ sasaṅkhārikaṃ"Apabila pemenggalan atas perintah raja (sasaṅkhārika) dan dilaksanakan dengan masa bodoh (upekkhā), serta dia "tahu bahwa pembunuhan adalah buruk" (diṭṭhigatavippayuttaṃ) maka formula "akusala-cittaṃ" nya adalah : "upekkhāsahagataṃ diṭṭhigatavippayuttaṃ sasaṅkhārikaṃ"
Apabila pemenggalan atas perintah raja (sasaṅkhārika) dan dilaksanakan dengan masa bodoh (upekkhā), serta dia " tidak tahu bahwa pembunuhan adalah buruk" (diṭṭhigatasampayuttaṃ) maka formula "akusala-cittaṃ" nya adalah :
"upekkhāsahagataṃ diṭṭhigatasampayuttaṃ sasaṅkhārikaṃ" Namun apabila dia melakukan dengan dasar kebencian, maka pemenggalan atas perintah raja (sasaṅkhārika) dan dilaksanakan dengan ketidak-senangan (domanassa) serta disekutui rasa dendam atau marah (paṭigha) dan formula "akusala-cittaṃ" nya adalah: "Domanassasahagataṃ paṭighasampayuttaṃ sasaṅkhārikaṃ"
Jadi perbuatan buruk yang dilakukan di atasa bukan disekutui oleh pengetahuan (ñāṇasampayuttaṃ), karena pikiran yang disekutui oleh pengetahuan adalah "kusala-cittaṃ" atau "sobhanacittaṃ" (pikiran yang baik)
Semoga bermanfaat
thuti
Kalaupun Sati = sila tertinggi , ia tidak terjadi dengan sendirinya karena HARUS berdiri pada pilar-pilar sila yg lebih rendah atau yg lebih sederhana.
Kalau dalam pengelompokan JMB 8 , dia masuk dalam kategori samasamadhi, jadi lebih tepat Samadhi yg tertinggi merujuk pada Maha-Satipathana sutta ttg perhatian 4 landasan murni yg membawa pada pencerahan sempurna.
_/\_
Quote from: Sumedho on 29 January 2009, 01:52:28 PM
wuokeh, telah banyak masukan tentang satinya dari berbagai sudut dan rujukan.
nah, BTT, apakah Sati adalah Sila tertinggi ?
definisi sila dulu...
sila sendiri pun bukan aktifitas... melanggar sila barulah aktifitas ^-^
menurut aye, sila sebenarnya tingkat moral seseorang,
jadi kalau standar moral umat awam yah tak melanggar 5 sila.
ilustrasinya, sila itu seperti garis batas di lapangan (sepak bola).
sila ini tujuannya utk membatasi aktifitas putthujana agar tidak terlalu jauh LDMnya...
sila = morality standard
sati = support (awakening factor?)
IMO, kalimatnya tidak kompatibel...
kalau mikir2 sila, berarti ga sati donk :hammer:
Sila = moralitas
Moralitas adalah bentuk tindakan; perilaku; perbuatan; action
Sati = perhatian murni
Perhatian murni adalah eling; melihat apa adanya; sadar secara penuh; mindful
Sati bukan termasuk kegiatan perbuatan. Sati hanya kondisi batin yang melihat perasaan, pencerapan, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran sebagai objeknya.
Kesimpulannya;
Sati bukan termasuk dalam elemen Sila.
kalau sati ada kan sila nya benar bukan
kalau ada sila satinya pasti hebat juga :hammer:
bisa ringkasan newbie tentang sila dan sati bos
Quote from: cunda on 29 January 2009, 02:11:21 PM
Namun apabila dia melakukan dengan dasar kebencian, maka pemenggalan atas perintah raja (sasaṅkhārika) dan dilaksanakan dengan ketidak-senangan (domanassa) serta disekutui rasa dendam atau marah (paṭigha) dan formula "akusala-cittaṃ" nya adalah: "Domanassasahagataṃ paṭighasampayuttaṃ sasaṅkhārikaṃ"
namaste suvatthi hotu
apabila algojo tahu bahwa memenggal adalah buruk & melaksanakannya dg sedih, terpaksa (& mungkin marah dg kondisinya sekarang) karena kalau dia tidak memenggal, dia yg dipenggal raja...?
apakah termasuk akusala-citta jg?
atau dalam contoh konkritnya, disuruh bos berbohong, jika menolak kena pecat;
[at] N1AR
Benar, sati yang dikembangkan cenderung akan meningkatkan sila. Sila yang dikembangkan juga pada akhirnya cenderung meningkatkan sila. Keduanya merupakan aspek yang berbeda, namun berada dalam kesatuan circle...
Sebagai referensi dasar, coba baca Jalan Mulia Beruas Delapan...
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6525.15
Quote from: N1AR on 29 January 2009, 02:43:11 PM
kalau sati ada kan sila nya benar bukan
imo, sati & sila pasti ada di setiap orang, hanya tarafnya beda-beda...
jadi semua orang yah punya sati (keelingan)
jg semua orang punya sila (moralitas)
Quote
kalau ada sila satinya pasti hebat juga :hammer:
apakah taraf sati berbanding lurus dg taraf moralitas seseorang??
direnung2kan lagi... sepertinya moralitas ini barang subjektif deh...
kalau dari segi moralitas Buddhist (pancasila), IMO belum tentu berbanding lurus
Quote from: tesla on 28 January 2009, 04:58:01 PM
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 04:31:17 PM
menurut aye sih sati bukanlah bentuk dari samadhi. sati yah sati, samadhi yah samadhi, sila yah sila.
dalam anapana-sati bukankah samadhi=sati?
Namaste suvatthi hotu
Aku kutipkan penjelasan dari teks pali seperti yang tertera pada:
Khuddakanikāye; Paṭisambhidāmagga-aṭṭhakathā; (Dutiyo bhāgo); 3. Ānāpānassatikathā
1. Gaṇanavāravaṇṇanā 152Tasmiṃ ānāpāne sati ānāpānassati, assāsapassāsapariggāhikāya satiyā etaṃ adhivacanaṃ. Ānāpānassatiyā yutto samādhi , ānāpānassatiyaṃ vā samādhiĀnāpānassati adalah penyadaran (sati) pada keluar-masuk nafas, ditandai oleh sati yang ditempatkan pada keluar-masuk nafas.
Samādhi yang berhubungan dengan Ānāpānassati adalah "samādhi pada Ānāpānassati"
thuti
Quote from: tesla on 29 January 2009, 02:45:05 PM
Quote from: cunda on 29 January 2009, 02:11:21 PM
Namun apabila dia melakukan dengan dasar kebencian, maka pemenggalan atas perintah raja (sasaṅkhārika) dan dilaksanakan dengan ketidak-senangan (domanassa) serta disekutui rasa dendam atau marah (paṭigha) dan formula "akusala-cittaṃ" nya adalah: "Domanassasahagataṃ paṭighasampayuttaṃ sasaṅkhārikaṃ"
namaste suvatthi hotu
apabila algojo tahu bahwa memenggal adalah buruk & melaksanakannya dg sedih, terpaksa (& mungkin marah dg kondisinya sekarang) karena kalau dia tidak memenggal, dia yg dipenggal raja...?
apakah termasuk akusala-citta jg?
atau dalam contoh konkritnya, disuruh bos berbohong, jika menolak kena pecat;
namaste suavatthi hotu
perbuatan jahat yang didasarkan niat jahat untuk melakukan tindakan tersebut apakah dipaksa atau tidak tetap saja perbuatan buruk, tapi keterpaksaan akibatnya lebih ringan daripada niat sendiri tanpa paksaan
Thuti
Quote from: cunda on 29 January 2009, 03:06:24 PM
namaste suavatthi hotu
perbuatan jahat yang didasarkan niat jahat untuk melakukan tindakan tersebut apakah dipaksa atau tidak tetap saja perbuatan buruk, tapi keterpaksaan akibatnya lebih ringan daripada niat sendiri tanpa paksaan
Thuti
seramnya karma...
Quote from: Sumedho on 29 January 2009, 01:52:28 PM
wuokeh, telah banyak masukan tentang satinya dari berbagai sudut dan rujukan.
nah, BTT, apakah Sati adalah Sila tertinggi ?
Wah...topik yg hot... :jempol:
Dalam tiap
sila pasti mengandung
sati.
Sati tinggi jika diterapkan pada sila-sila berikut (CatuParisuddhi Sila), yaitu:
1. indriya samvara sila (kemoralan dengan mengendalikan indera)
2. patimokkha samvara sila (kemoralan dengan pengendalian melalui peraturan moralitas awam atau bhikkhu)
3. ajiva parisuddhi sila (kemoralan dalam pengendalian mendapatkan/ menggunakan kebutuhan penghidupan, seperti makanan, obat, pakaian, tempat tinggal)
4. paccayasannissita sila (kemoralan dg pegendalian untuk tidak mempergunakan 4 kebutuhan pokok(jubah,makanan, tempat tinggal, obat2an) karena keserakahan.
nah pada saat-saat pengendalian itulah
sati tinggi menyertai sila..., jadi sati bukan sila tertinggi karena muncul berbareng dalam bentuk yang intensif dan kuat...
_/\_ :lotus:
Quote from: dilbert on 28 January 2009, 10:40:39 PM
Quote from: Reenzia on 28 January 2009, 10:35:14 PM
bro dilbert, samma sati, samma vaca, samma kammanta dan samma ajiva itu apa ya? jelasin donk, tq be for _/\_
Dengan samma sati (perhatian benar) setiap saat, maka otomatis akan timbul samma vaca (perkataan benar), samma kammanta (perbuatan benar), dan samma ajiva (mata pencaharian benar). Tetapi untuk melatih itu, maka dasarnya adalah harus memperkuat juga samma ditthi (pengertian benar), samma sankappa (pikiran benar) sebagai dasarnya, dan dengan samma vadaya (daya upaya benar) serta melakukan penembusan melalui samma samadhi (konsentrasi benar), diharapkan akan muncul samma sati (perhatian benar)...
Samma sati inilah yang harus dilatih sehingga bisa timbul setiap saat... seorang Arahat adalah seorang individu dengan terlatih dengan samma sati setiap saat.
bro dilbert, vadaya itu sama aja gak dgn veyama?
Quote from: andry on 29 January 2009, 12:25:18 AM
seperti yg d katakan ko tesla.. ada benarnya loh...
dgn full sati..., maka tindak tanduk anda telah sempurna...
namun jika mau dikaitkan dgn sati adalah sila tertinggi...
sila itu apa dulu? peraturan2 bukan? jadi tentu saja bukan...
apakah sati itu peraturan? bukanlah...
namun dgn suhu menjaga sati anda tetap menyala.. maka sila itu sudah urusan kecil.. ataw jalan dengan sendirinya..
OOT, saya pernah baca, bahawa sati itu ialah perenungan
sedangkan sampajanna ialah perhatian...
CMIIW
Quote from: andry on 29 January 2009, 12:25:18 AM
seperti yg d katakan ko tesla.. ada benarnya loh...
dgn full sati..., maka tindak tanduk anda telah sempurna...
namun jika mau dikaitkan dgn sati adalah sila tertinggi...
sila itu apa dulu? peraturan2 bukan? jadi tentu saja bukan...
apakah sati itu peraturan? bukanlah...
namun dgn suhu menjaga sati anda tetap menyala.. maka sila itu sudah urusan kecil.. ataw jalan dengan sendirinya..
OOT, saya pernah baca, bahawa sati itu ialah perenungan
sedangkan sampajanna ialah perhatian...
CMIIW
Quote from: andry on 29 January 2009, 12:25:18 AM
seperti yg d katakan ko tesla.. ada benarnya loh...
dgn full sati..., maka tindak tanduk anda telah sempurna...
namun jika mau dikaitkan dgn sati adalah sila tertinggi...
sila itu apa dulu? peraturan2 bukan? jadi tentu saja bukan...
apakah sati itu peraturan? bukanlah...
namun dgn suhu menjaga sati anda tetap menyala.. maka sila itu sudah urusan kecil.. ataw jalan dengan sendirinya..
OOT, saya pernah baca, bahawa sati itu ialah perenungan
sedangkan sampajanna ialah perhatian...
CMIIW
Quote from: Sumedho on 29 January 2009, 06:21:11 AM
maksudnya gini om andry.
kalau aye punya pandangan membunuh dan mencuri (dan hal2x tidak baik lainnya) itu baik dan dilakukan sehari2x dan biasa lalu aye melatih sati. lalu otomatis hal2x tersebut akan hilang?
apa gunanya sang buddha mengajarkan kita untuk menjaga sila jadinya? sati saja aja cukup kalau memang sati adalah sila tertinggi.
Quote
suhu medho... menurut w gunanya sati itu mendukung pelaksanaan sila(perbuatan baik) kita...
karena dengan adanya sati,... sama seperti yang dijelaskan di bawah
cek kering sama suhu medho beginiii... ;D ;D ;D
sati dan sampajana serta hiri dan ottapa merupakan
dasar dasar pelaksanaan sila... ;D
mengapa?
sati merupakan dasar pelaksanaan sila karena kita memperhatikan hal2 yang terjadi/ mengamatinya...
jadinya kita bisa lebih sadar dalam melakukan segala hal, sehingga ketika kita akan melakukan hal yang tidak baik ataupun hal yang melanggar sila, segera kita sadari jadinya gak jadi dilakukan...
karena kita sati kita jadi berusaha menghindari yang tidak baik, klo kita mau...
sedangkan sampajanna itu kesadaran yang muncul ketika kita melakukan sesuatu...<=di buku agama w juga ada...
berikut kutipannya ;D :
DASAR DASAR PELAKSANAAN SILA
kebajikan seseorang tidak tergantung kepada penampilan luar (seperti: badan, wajah atau keturunan), akan tetapi tergantung pada perilakunya. Perbuatan baik(sila) akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila didasarkan kepada faktor-faktor sebagai berikut:
1. Sati dan Sampajana a)
Sati, adalah cetusan keadaan batin, ingatan, perhatian, waspada, dan kesadaran sebelum melakukan perbuatan.
Sati merupakan faktor yang sangat penting untuk mendukung sila (perbuatan baik) seseorang. Orang yang tidak memiliki
Sati adalah orang yang tidak mempunyai pengendalian diri.
Sebenarnya SAti tidak mudah luntur walaupun kita sakit bertahun tahun, tidak makan berhari-hari, berkrja keras, dan lain-lain. Sati akan luntur dan hilang dari diri seseorang, apabila ia minum minuman keras, dan sejenisnya.<= dari sini saya rasa sati dengan pancasila saling menunjang(klo kita minum2an keras bisa gak sati, klo kita sati dan mau kita bisa menghindari minum2an keras :) )
Sati dapat dikembangkan dengan berbagai cara, seperti : membuat buku catatan harian, memasang bel, menempel kertas di suatu tempat, menghindari sesuatu hal yang memabukkan, melakukan meditasi perenungan, dan lain-lain.
b)
Sampajana, adalah munculnya kesadaran ketika sedang melakukan kegiatan, dan sangat membantu untuk tumbuhnya kebaikan.
sampajana bukanlah kesadaran melakukan kejahatan tetapi kesadaran yang membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Terdapat empat ciri dari
sampajana, yaitu:
1) Menyadari manfaat yang sedang kita lakukan
2) Menyadari bahwa apa yang sedang kita lakukan sesuai atau tidak dengan diri kita sendiri.
3) Menyadari bahwa apa yang kita lakukan akan menimbulkan suka atau duka
4) Menyadari bahwa apa yang kita lakukan merupakan suatu kebodohan atau disadari pengertian benar
Keempat faktor kesadaran itu akan memberikan kesadaran bagi kita untuk tidak mengerjakan pekerjaan yang sia-sia, tidak sesuai dengan posisi kita serta dengan cara yang keliru. Dengan kesadaran ini, kita dapat menyesuaikan diri dan menambah kebajikan.
(sekedar tambahan, klo kita bisa berpedoman pada 4 faktor tersebut kita jadi bisa waspada... :) sehingga kita bisa menghindari perbuatan-perbuatan yang tidak baik)<= bener gak? :D
2. Hiri dan Ottapa Untuk menunjang pelaksanaan sila dalam diri seseorang,
Hiri dan Ottapa akan sangat membantu.
Sang Buddha bersabda dalam Anguttara Nikaya II : 7, sebagai berikut:
"Ada dua hal yang jelas, o Bhikkhu, untuk melindungi dunia.
Malu dan takut, bila kedua Dhamma ini tidak menjadi pelindung dunia maka seseorang tidak akan menghargai ibunya, tidak menghargai bibinya, tidak menghargai kakak iparnya, tidak menghargai istri gurunya...." (Anguttara Nikaya II : 7) a) Hiri, adalah perasaan malu, sikap batin yang merasa malu bila melakukan kesalahan atau kejahatan.
Hiri bersumber dari dalam diri sendiri, bersifat otonom, timbul sendiri, berbentuk rasa malu, dan ditandai dengan adanya sifat konsisten dengan kebenaran. Sumber subyektif dari
Hiri adalah pandangan dari ide-ide yang berhubungan dengan kelahiran, usia, kedudukan sosial, kehormatan diri, dan tingkat pendidikan.
Dengan
Hiri seseorang bercermin kepada kehormatan dirinya, kelahirannya, gurunya, kedudukannya, pendidikannya, atau masyarakat di mana berada. Apabila seseorang memiliki
Hiri, maka dirinmya sendirilah yang paling tepat menjadi guru dan pengawasnya yang terbaik.
b) Ottapa, adalah perasaan takut untuk berbuat jahat yang lebih bersumber dan dipengaruhi oleh hal-hal di luar diri kita, bersifat heferomus, lebih dipengaruhi oleh lingkungan dan masyarakat. Jika
Hiri terbentuk oleh rasa malu, maka
Ottapa dibentuk oleh rasa takut dan ditandai dengan adanya kemampuan mengenal bahaya dan takut melakukan kesalahan.
Sumber eksternal dari Ottapa adalah pandangan dan ide-ide bahwa sesuatu yang 'berkuasa' akan mempersalahkannya, maka ia menghindari perbuatan yang salah. Dengan
Ottapa, seseorang takut pada dirinya sendiri, takut dipersalahkan orang lain.
(sekedar tambahan lagi^^, kalau orang2 di dunia sudah tidak memiliki Hiri dan Ottapa maka pastinya kita tidak akan sungkan2 untuk melakukan kejahatan lagi... sehingga dunia ini akan kacau...^^, sehingga Hiri dan Ottapa disebut juga Dhamma pelindung dunia^^)
[at] CD: maksud hati mau kasih GRP, apa daya tunggu 720 hours
Quote from: Citta Devi on 29 January 2009, 04:49:15 PM
cek kering sama suhu medho beginiii... ;D ;D ;D
sati dan sampajana serta hiri dan ottapa merupakan dasar dasar pelaksanaan sila... ;D
mengapa?
sati merupakan dasar pelaksanaan sila karena kita memperhatikan hal2 yang terjadi/ mengamatinya...
jadinya kita bisa lebih sadar dalam melakukan segala hal, sehingga ketika kita akan melakukan hal yang tidak baik ataupun hal yang melanggar sila, segera kita sadari jadinya gak jadi dilakukan...
karena kita sati kita jadi berusaha menghindari yang tidak baik, klo kita mau...
sedangkan sampajanna itu kesadaran yang muncul ketika kita melakukan sesuatu...<=di buku agama w juga ada...
berikut kutipannya ;D :
DASAR DASAR PELAKSANAAN SILA
kebajikan seseorang tidak tergantung kepada penampilan luar (seperti: badan, wajah atau keturunan), akan tetapi tergantung pada perilakunya. Perbuatan baik(sila) akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila didasarkan kepada faktor-faktor sebagai berikut:
1. Sati dan Sampajana
a) Sati, adalah cetusan keadaan batin, ingatan, perhatian, waspada, dan kesadaran sebelum melakukan perbuatan. Sati merupakan faktor yang sangat penting untuk mendukung sila (perbuatan baik) seseorang. Orang yang tidak memiliki Sati adalah orang yang tidak mempunyai pengendalian diri.
Sebenarnya SAti tidak mudah luntur walaupun kita sakit bertahun tahun, tidak makan berhari-hari, berkrja keras, dan lain-lain. Sati akan luntur dan hilang dari diri seseorang, apabila ia minum minuman keras, dan sejenisnya.<= dari sini saya rasa sati dengan pancasila saling menunjang(klo kita minum2an keras bisa gak sati, klo kita sati dan mau kita bisa menghindari minum2an keras :) )
Sati dapat dikembangkan dengan berbagai cara, seperti : membuat buku catatan harian, memasang bel, menempel kertas di suatu tempat, menghindari sesuatu hal yang memabukkan, melakukan meditasi perenungan, dan lain-lain.
b) Sampajana, adalah munculnya kesadaran ketika sedang melakukan kegiatan, dan sangat membantu untuk tumbuhnya kebaikan. sampajana bukanlah kesadaran melakukan kejahatan tetapi kesadaran yang membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Terdapat empat ciri dari sampajana, yaitu:
1) Menyadari manfaat yang sedang kita lakukan
2) Menyadari bahwa apa yang sedang kita lakukan sesuai atau tidak dengan diri kita sendiri.
3) Menyadari bahwa apa yang kita lakukan akan menimbulkan suka atau duka
4) Menyadari bahwa apa yang kita lakukan merupakan suatu kebodohan atau disadari pengertian benar
Keempat faktor kesadaran itu akan memberikan kesadaran bagi kita untuk tidak mengerjakan pekerjaan yang sia-sia, tidak sesuai dengan posisi kita serta dengan cara yang keliru. Dengan kesadaran ini, kita dapat menyesuaikan diri dan menambah kebajikan.
(sekedar tambahan, klo kita bisa berpedoman pada 4 faktor tersebut kita jadi bisa waspada... :) sehingga kita bisa menghindari perbuatan-perbuatan yang tidak baik)<= bener gak? :D
2. Hiri dan Ottapa
Untuk menunjang pelaksanaan sila dalam diri seseorang, Hiri dan Ottapa akan sangat membantu.
Sang Buddha bersabda dalam Anguttara Nikaya II : 7, sebagai berikut:
"Ada dua hal yang jelas, o Bhikkhu, untuk melindungi dunia.
Malu dan takut, bila kedua Dhamma ini tidak menjadi pelindung dunia maka seseorang tidak akan menghargai ibunya, tidak menghargai bibinya, tidak menghargai kakak iparnya, tidak menghargai istri gurunya...." (Anguttara Nikaya II : 7)
a) Hiri, adalah perasaan malu, sikap batin yang merasa malu bila melakukan kesalahan atau kejahatan.
Hiri bersumber dari dalam diri sendiri, bersifat otonom, timbul sendiri, berbentuk rasa malu, dan ditandai dengan adanya sifat konsisten dengan kebenaran. Sumber subyektif dari Hiri adalah pandangan dari ide-ide yang berhubungan dengan kelahiran, usia, kedudukan sosial, kehormatan diri, dan tingkat pendidikan.
Dengan Hiri seseorang bercermin kepada kehormatan dirinya, kelahirannya, gurunya, kedudukannya, pendidikannya, atau masyarakat di mana berada. Apabila seseorang memiliki Hiri, maka dirinmya sendirilah yang paling tepat menjadi guru dan pengawasnya yang terbaik.
b) Ottapa, adalah perasaan takut untuk berbuat jahat yang lebih bersumber dan dipengaruhi oleh hal-hal di luar diri kita, bersifat heferomus, lebih dipengaruhi oleh lingkungan dan masyarakat. Jika Hiri terbentuk oleh rasa malu, maka Ottapa dibentuk oleh rasa takut dan ditandai dengan adanya kemampuan mengenal bahaya dan takut melakukan kesalahan.
Sumber eksternal dari Ottapa adalah pandangan dan ide-ide bahwa sesuatu yang 'berkuasa' akan mempersalahkannya, maka ia menghindari perbuatan yang salah. Dengan Ottapa, seseorang takut pada dirinya sendiri, takut dipersalahkan orang lain.
(sekedar tambahan lagi^^, kalau orang2 di dunia sudah tidak memiliki Hiri dan Ottapa maka pastinya kita tidak akan sungkan2 untuk melakukan kejahatan lagi... sehingga dunia ini akan kacau...^^, sehingga Hiri dan Ottapa disebut juga Dhamma pelindung dunia^^)
namaste suvatthi hotu
saluuut
aku kasih G$ aja bukan GRp
thuti
Quote from: markosprawira on 29 January 2009, 08:11:54 AM
Quote from: Citta Devi on 28 January 2009, 06:25:09 PM
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 02:37:23 PM
kalo aye sih tidak sesuai sama abhidhamma.
Sati itu bisa saja melakukan hal2x akusala, lah wong IMO itu hanya perhatian saja. Bisa saja orang bengis ber Sati dalam membunuh. bisa saja ber Sati dalam mencuri.
iya juga ya sati artinya gak hanya itu...
kan yang Sang Buddha maksudin itu kan samma sati (perhatian benar) berarti sati doang belum tentu hal yang baik ya...
tapi klo menurut wnya sih, klo kita dah sati, ntar klo kita hendak berbuat jahat, krn sati jadinya gak jadi berbuat jahat...
Tapi bisa juga ya, saat kita sati sedang mencuri, tapi mencurinya dah terlanjur...
tapi klo ada orang yang sati sambil memotong hewan, tega menurut wnya... kok bisa orang sati sambil motong hewan...kasian hewannya...
ga mgkn SATI wkt motong hewan........ sati itu kusala, sementara saat motong, itu akusala (dosa) jadi ga akan muncul bersamaan
jika anda perhatian waktu motong itu artinya pikiran fokus pada si objek, yg hubungannya adalah :
kalo itu jadinya :
somanassasahagatam : melakukan dengan perasaan senang
nanavippayutta : tidak bersekutu dengan pengetahuan (tidak tahu bhw membunuh itu akusala)
asankharikam : melakukan dengan spontan/tanpa diajak
Disini yg berperan adalah adanya tindakan akusala yg disertai dengan perasaan senang dan spontan
Sati - kusala
memotong, membunuh - akusala
bro markos...
makanya bro... maksud wnya klo ada org sati sambil menjagal... sampai hati banget....T_T
klo wnya gak tega...T_T liat aja w dah gak tega...T_T apalagi motong...T_T
tapi bisa juga ya org sati sambil motong hewan... :-? <= menurut wnya...
tapi klo orangnya punya metta ato karuna atopun mudita... pasti bisa dihentikan pemotongannya..T_T
atopun orangnya mendadak
sadar(<=mungkin bisa dibilang sampajana ya...^^") kalau yang dia lakukan itu akusala kamma mungkin dia akan menghentikannya... kalau sudah terlanjur berbuat mungkin saja orang tersebut
berusaha tidak akan melakukan pembunuhan di yang akan datang...
NB: berusaha di sini maksudnya, belum tentu orang tersebut tidak akan melakukan pembunuhan lagi...
masih berusaha menghindarinya. kan secara tidak langsung kita semua juga melakukan
pembunuhan seperti: tidak sengaja terinjak semut, antibodi tubuh kita membunuh kuman2
penyakit yang masuk ke dalam tubuh kita....
klo ada yang salah silahkan dikoreksi dan dimaklumi ya...^^'''
Quote from: Indra on 29 January 2009, 04:57:36 PM
[at] CD: maksud hati mau kasih GRP, apa daya tunggu 720 hours
cek ang, makasih dah punya niat ngasih wnya grp ^^, gak kasih pun gpp kok... wnya kan ikhlas nulis postingannya...^^
Quote from: cunda on 29 January 2009, 05:11:47 PM
Quote from: Citta Devi on 29 January 2009, 04:49:15 PM
cek kering sama suhu medho beginiii... ;D ;D ;D
sati dan sampajana serta hiri dan ottapa merupakan dasar dasar pelaksanaan sila... ;D
mengapa?
sati merupakan dasar pelaksanaan sila karena kita memperhatikan hal2 yang terjadi/ mengamatinya...
jadinya kita bisa lebih sadar dalam melakukan segala hal, sehingga ketika kita akan melakukan hal yang tidak baik ataupun hal yang melanggar sila, segera kita sadari jadinya gak jadi dilakukan...
karena kita sati kita jadi berusaha menghindari yang tidak baik, klo kita mau...
sedangkan sampajanna itu kesadaran yang muncul ketika kita melakukan sesuatu...<=di buku agama w juga ada...
berikut kutipannya ;D :
DASAR DASAR PELAKSANAAN SILA
kebajikan seseorang tidak tergantung kepada penampilan luar (seperti: badan, wajah atau keturunan), akan tetapi tergantung pada perilakunya. Perbuatan baik(sila) akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila didasarkan kepada faktor-faktor sebagai berikut:
1. Sati dan Sampajana
a) Sati, adalah cetusan keadaan batin, ingatan, perhatian, waspada, dan kesadaran sebelum melakukan perbuatan. Sati merupakan faktor yang sangat penting untuk mendukung sila (perbuatan baik) seseorang. Orang yang tidak memiliki Sati adalah orang yang tidak mempunyai pengendalian diri.
Sebenarnya SAti tidak mudah luntur walaupun kita sakit bertahun tahun, tidak makan berhari-hari, berkrja keras, dan lain-lain. Sati akan luntur dan hilang dari diri seseorang, apabila ia minum minuman keras, dan sejenisnya.<= dari sini saya rasa sati dengan pancasila saling menunjang(klo kita minum2an keras bisa gak sati, klo kita sati dan mau kita bisa menghindari minum2an keras :) )
Sati dapat dikembangkan dengan berbagai cara, seperti : membuat buku catatan harian, memasang bel, menempel kertas di suatu tempat, menghindari sesuatu hal yang memabukkan, melakukan meditasi perenungan, dan lain-lain.
b) Sampajana, adalah munculnya kesadaran ketika sedang melakukan kegiatan, dan sangat membantu untuk tumbuhnya kebaikan. sampajana bukanlah kesadaran melakukan kejahatan tetapi kesadaran yang membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Terdapat empat ciri dari sampajana, yaitu:
1) Menyadari manfaat yang sedang kita lakukan
2) Menyadari bahwa apa yang sedang kita lakukan sesuai atau tidak dengan diri kita sendiri.
3) Menyadari bahwa apa yang kita lakukan akan menimbulkan suka atau duka
4) Menyadari bahwa apa yang kita lakukan merupakan suatu kebodohan atau disadari pengertian benar
Keempat faktor kesadaran itu akan memberikan kesadaran bagi kita untuk tidak mengerjakan pekerjaan yang sia-sia, tidak sesuai dengan posisi kita serta dengan cara yang keliru. Dengan kesadaran ini, kita dapat menyesuaikan diri dan menambah kebajikan.
(sekedar tambahan, klo kita bisa berpedoman pada 4 faktor tersebut kita jadi bisa waspada... :) sehingga kita bisa menghindari perbuatan-perbuatan yang tidak baik)<= bener gak? :D
2. Hiri dan Ottapa
Untuk menunjang pelaksanaan sila dalam diri seseorang, Hiri dan Ottapa akan sangat membantu.
Sang Buddha bersabda dalam Anguttara Nikaya II : 7, sebagai berikut:
"Ada dua hal yang jelas, o Bhikkhu, untuk melindungi dunia.
Malu dan takut, bila kedua Dhamma ini tidak menjadi pelindung dunia maka seseorang tidak akan menghargai ibunya, tidak menghargai bibinya, tidak menghargai kakak iparnya, tidak menghargai istri gurunya...." (Anguttara Nikaya II : 7)
a) Hiri, adalah perasaan malu, sikap batin yang merasa malu bila melakukan kesalahan atau kejahatan.
Hiri bersumber dari dalam diri sendiri, bersifat otonom, timbul sendiri, berbentuk rasa malu, dan ditandai dengan adanya sifat konsisten dengan kebenaran. Sumber subyektif dari Hiri adalah pandangan dari ide-ide yang berhubungan dengan kelahiran, usia, kedudukan sosial, kehormatan diri, dan tingkat pendidikan.
Dengan Hiri seseorang bercermin kepada kehormatan dirinya, kelahirannya, gurunya, kedudukannya, pendidikannya, atau masyarakat di mana berada. Apabila seseorang memiliki Hiri, maka dirinmya sendirilah yang paling tepat menjadi guru dan pengawasnya yang terbaik.
b) Ottapa, adalah perasaan takut untuk berbuat jahat yang lebih bersumber dan dipengaruhi oleh hal-hal di luar diri kita, bersifat heferomus, lebih dipengaruhi oleh lingkungan dan masyarakat. Jika Hiri terbentuk oleh rasa malu, maka Ottapa dibentuk oleh rasa takut dan ditandai dengan adanya kemampuan mengenal bahaya dan takut melakukan kesalahan.
Sumber eksternal dari Ottapa adalah pandangan dan ide-ide bahwa sesuatu yang 'berkuasa' akan mempersalahkannya, maka ia menghindari perbuatan yang salah. Dengan Ottapa, seseorang takut pada dirinya sendiri, takut dipersalahkan orang lain.
(sekedar tambahan lagi^^, kalau orang2 di dunia sudah tidak memiliki Hiri dan Ottapa maka pastinya kita tidak akan sungkan2 untuk melakukan kejahatan lagi... sehingga dunia ini akan kacau...^^, sehingga Hiri dan Ottapa disebut juga Dhamma pelindung dunia^^)
namaste suvatthi hotu
saluuut
aku kasih G$ aja bukan GRp
thuti
mo... romo dah baca baik2 belum?T_T
itu w tulis, berikut kutipannya...<= w kutip dari buku agama w mo...\ToT/ dgn sedikit tambahan dari wnya...
tapi, makasih ya moo G$nya<= gak tau ini apa, tapi makasih aja mo...^0^
Quote from: Sumedho on 29 January 2009, 01:52:28 PM
wuokeh, telah banyak masukan tentang satinya dari berbagai sudut dan rujukan.
nah, BTT, apakah Sati adalah Sila tertinggi ?
bukan, sati tak termasuk sila, bertumbuh seiring pertumbuhan sila
Quote from: markosprawira on 29 January 2009, 08:15:51 AM
Quote from: Sumedho on 29 January 2009, 06:21:11 AM
maksudnya gini om andry.
kalau aye punya pandangan membunuh dan mencuri (dan hal2x tidak baik lainnya) itu baik dan dilakukan sehari2x dan biasa lalu aye melatih sati. lalu otomatis hal2x tersebut akan hilang?
apa gunanya sang buddha mengajarkan kita untuk menjaga sila jadinya? sati saja aja cukup kalau memang sati adalah sila tertinggi.
bukan hilang ko medho, tapi berkurang karena selama di putthujhana anda juga ga akan bisa 100% sati
pelanggaran sila baru tidak akan terjadi lagi saat sudah 100% sati
sati itu salah satu dari latihan jalan utama berunsur 8
tapi bukan berarti kita hanya melatih sati saja karena masih ada 7 unsur lainnya
metta
bro markos yang perwira, darinya sampe dua kali ya... ^-^ dah w perbaiki... :P
bro perwira... maksud andanya jadi bisa seperti ini lho...
klo sati dah 100% kan berarti dah arahat...<=mungkin yo...\ToT/
berarti maksud yang andanya bilang bisa jadi seperti ini nih...
hanya arahat yang gak bisa melanggar sila...
apakah yang bukan Arahat itu berarti masih bisa melanggar sila?
masih ya...^^"
maksud lainnya berarti, yang bukan Arahat itu belum bisa untuk tidak melanggar sila me?
klo menurut w sih.. gak sati 100%<=mungkin ya...^^"
pun bisa tidak melanggar sila...
hanya menurut wnya aja lho...\ToT
kan sati itu kan yang mendukung pelaksanaan sila... ;D ;D
klo gak ada sati pun sila mungkin bisa terlaksana(<= mungkin ya... klo pandangan salah wnya, mohon diluruskan aja ya..."T_T?""")
soalnya kan sati itu hanya mendukung terlaksananya sila,
jadi
mungkin* gak ada sati pun sila bisa terlaksana...<= mungkin lhooo <= w ragu nih... takut salah omong...ToT?"
* masih ragu.... takut salah omong juga...^^"
metta juga yaa bro markos yang perwira _/\_
klo ada yang keliru dari pernyataan wnya mohon diprotes aja ToT?" gak papa tuh...^^" demi kemajuan wnya... ^:)^ ^:)^
saia rasa gak mungkin ada sila yang dilakukan tanpa sati, walaupun satinya pun tak 100%
lagian sati/tidaknya seseorang pun tak selalu permanent 100% terus
layaknya otak nih, makin diasah makin terlatih
tapi kalo suatu saat tak diasah bisa makin tumpul
jadi untuk terus bisa tak melanggar sila, maka sati pun harus terus dilatih dan dibiasakan
Quote from: markosprawira on 29 January 2009, 08:26:05 AM
Quote from: dilbert on 28 January 2009, 10:40:39 PM
Quote from: Reenzia on 28 January 2009, 10:35:14 PM
bro dilbert, samma sati, samma vaca, samma kammanta dan samma ajiva itu apa ya? jelasin donk, tq be for _/\_
Dengan samma sati (perhatian benar) setiap saat, maka otomatis akan timbul samma vaca (perkataan benar), samma kammanta (perbuatan benar), dan samma ajiva (mata pencaharian benar). Tetapi untuk melatih itu, maka dasarnya adalah harus memperkuat juga samma ditthi (pengertian benar), samma sankappa (pikiran benar) sebagai dasarnya, dan dengan samma vadaya (daya upaya benar) serta melakukan penembusan melalui samma samadhi (konsentrasi benar), diharapkan akan muncul samma sati (perhatian benar)...
Samma sati inilah yang harus dilatih sehingga bisa timbul setiap saat... seorang Arahat adalah seorang individu dengan terlatih dengan samma sati setiap saat.
Quote from: Reenzia on 28 January 2009, 10:43:43 PM
lah kalo gitu semua samma-samma itu muncul didahului samma sati kan?
dengan samma sati makanya samma-samma yang lain juga timbul
Betul sekali...... itu yg saya sebut dengan snow ball effect (efek bola salju) dimana satu akan terkait dan menguatkan yg lainnya......
secara batin, jalan utama berunsut 8 sebenarnya melatih batin kita agar selalu berada dalam kondisi kusala
detailnya sudah saya post di : http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=8410.0
semga bermanfaat
metta
bro markos yang perwiraaaa makasih penjelasannya ttg JMB8 ^:)^ ^:)^ ^:)^ ;D
nambah nih pengetahuan wnya... \<^0^>/
bermanfaat banget tuh bagi wnya kokk,
btw, itu di Abhidhammanya yang bagian apa, ntar klo ke bbcid mo baca nih... ;D ;D ;D
bagian Dhammasangani ato yg lain bro? :D :D :D :D
tapi mo baca apa dulu y bro.. :-? :-? itu dulu ato RAPB y? :-? :-? :-?
w belum pernah baca Abhidhamma nih... pengen bacaa ;D ;D
bagian yang mana bro? :D :D :D :D
metta lagi bro\<^0^>/
Quote from: Reenzia on 29 January 2009, 07:14:32 PM
saia rasa gak mungkin ada sila yang dilakukan tanpa sati, walaupun satinya pun tak 100%
lagian sati/tidaknya seseorang pun tak selalu permanent 100% terus
layaknya otak nih, makin diasah makin terlatih
tapi kalo suatu saat tak diasah bisa makin tumpul
jadi untuk terus bisa tak melanggar sila, maka sati pun harus terus dilatih dan dibiasakan
yoo tan :yes: :yes: setuju tann :yes: :yes:
menurut wnya yang gak sati(<=maksud wnya sati dalam arti yg dalam* yaa ;D ) sekalipun bisa untuk tidak melanggar sila...
soalnya, sekali lagi w perjelas ;D ;D ;D
sati itu yang mendukung pelaksanaan silaa\<^0^>/ gak ada pun gak papa kali ya...<=maksud wnya gak perhatian penuh... hanya biasa aja(maksud wnya hanay perhatian/kesadaran biasa)... tapi klo kita perhatian(memperhatikan segala hal yg sedang kita lakukan) akan lebih mudah dalam melaksanakan ataupun menyempurnakan silaa, karena bila kita perhatian, kita akan dengan mudahnya menghindari perbuatan-perbuatan yang kita rasa tidak baik.
misalnya: ada banyak nyamuk, nyamuknya gigit kita... lalu, karena kita sudah terbiasa klo ada gatal2 gitu, kita pukul!
TAPI, karena kita sati(memperhatikan hal-hal yang sedang kita lakukan) saat itu, kita jadi teringat, klo membunuh itu melanggar silaa!! jadinya gak jadi pukul deh nyamuknya... hanya diusir aja...^^
eh, tunggu dulu :-? :-? :-? :-? :-?
berarti contoh wnya ini juga punya sati ya... :-? :-? :-? :-? klo misalnya kita asik ingat melaksanakan sila? :-? :-? :-? :-? :-? jadinya kan, ingat mukul nyamuk itu langgar sila pertama.. :-? :-?
ato sampajana ya? :-? :-? :-? :-?
tapi bisa juga hiri dan ottapa, tapi cth di atas gak termasuk ke dlm hiri dan ottapa (kayaknya^^).... berarti bukan... :no: :no: :no:
w tambahin lagi nih hiri dan ottapa yang tadi wnya nulis... tadi lupa mo nambahinnya...^^
Hiri dan Ottapa merupakan dasar2 pelaksanaan sila contohnya ini nih... ;D ;D ;D
untuk pancasila :
khusus sila 1 :
Hiri : karena kita malu dengan orang2 yang bijaksana,(<=misalnya aja yo..T_T ^^) kita jadinya tidak mau melakukan pembunuhan terhadap suatu makhluk ataupun penganiayaan... jadinya mendukung sila kan bro n sis semua? :D :D
Ottapa: karena kita takut membunuh bisa menyebabkan akusala kamma, maka kita tidak melakukannyaa\<^0^>/(<= contohnya tepat kan?) sehingga Hiri dan Ottapa dikatakan mendukung pelaksanaan silaa\<^0^>/, salah satunya sila pertamaa :yes:
untuk sila ke 2:
Hiri : karena kita malu untuk mencuri kalau ketahuan jadinya kita tidak melakukannya^^,<=berarti secara tidak langsung(walaupun kita tak berniat utk melaksanakan sila maksudnya gak tau apa2 ttg pelaksanaan sila maksud wnya itu lho, klo yang bukan Buddhis<yang non Buddhis itu wnya gak tau ya... tapi mungkin ada diajarkan juga, tapi namanya bukan sila kali ya...^^"), ataupun hanya Buddhis ktp<Buddhis ktp disini maksud wnya yang belum tau apa2 ttg Buddhis ya...^^ yang w maksud bukan semua Buddhis ktp lhoo, soalnya kan ada yang Buddhis ktp pun kan tau juga...<maksud wnya lagi... klo misalnya w belum divisudhi tisarana w kan tau juga pancasila itu apa2 aja..T_T<=maksud wnya gitu yo\ToT/ ada yang gak visudhi pun tau pancasila apa2 ajaToT?" kata lainnya aja dehhh, tapi ada juga ya yg hanya divisudhi gak tau apa2...<=klo gak ada, coba aja divisudhi org2 yg belum ngerti apa2...ToT?"(maksud wnya bayi gitu yo...ToT?" jadi bingung sendiri nih ma kata2 w...ToT?"pokoknya dah pada ngerti maksud wnya kan...ToT?" gak gitu pande bilanginnya nih...kyknya kata yang tepat itu : YANG BELUM MENGERTI DHAMMA AJA DEHH!!<= dalam kata ini termasuk yang non Buddhis juga y...ToT?" kan Dhamma itu kan bukan hanya milik Buddhis...^^) kita dah menghindari pencurian karena malu klo ketahuan nantinya...^^
Ottapa : karena kita takut akibat buruk dari mencuri maka kita tidak melakukan pencurian
Untuk sila ketiga, keempat, dan kelima :
Hiri : karena kita malu melakukan perbuatan asusila, malu berbohong kalau ketahuan(ataupun malu dengan orang2 bijaksana),
malu bila diketahui oleh orang2 bijaksana ataupun orang2 suci kalau kita mabuk-mabukan...maka kita menghindari hal2 tersebut
Ottapa : karena kita takut akan akibat buruknya dari berbuat asusila, berbohong, mabuk-mabukan. maka kita akan berusaha untuk tidak melakukannya...^^
Kesimpulan nih...: jadi hiri dan Ottapa itu bisa disebut pelindung dunia karena dengan masih adanya hiri dan ottapa dalam diri kita maka dunia masih belum bisa hancur....<=gak tau kata2nya kek mana bilangnya^^" pokoknya Hiri dan Ottapa itu merupakan Dhamma yang melundungi dunia, coba bayangkan klo kita dah gak punya Hiri sama ottapa lagi? pastinya dunia ini banyak yang berbuat jahatt...
BACK TO TOPIC nih....
berarti kesimpulan yang w ambil....
gak sati sama sekali ataupun satinya 0%=orang yang sedang mabuk/ tak sadar... berarti klo kita gak punya sati sama sekali(sati dlm arti biasa), kita bisa gak waspada<= dalam arti kata bisa ngelanggar sila...
jadi kesimpulannya: Sati mendukung terlaksananya sila/ kata lainnya mungkin dengan adanya Sati kita bisa menyempurnakan sila kita...krn kita menyadari yang mana yang baik dan buruk dan segera menghindarinya maka kita bisa melaksanakan sila^^
kalau ada yang keliru mohon diperbaiki y...(menerima kritk dan saran nih^^)
Quotesati itu yang mendukung pelaksanaan silaa\<^0^>/ gak ada pun gak papa kali ya...
haha gimana sih ini? sati memang mendukung pelaksanaan sila, tapi gak mungkin org yg punya sila tinggi tapi gak punya sati yang tinggi juga dut, sila dan sati itu jalan berbarengan
QuoteSati mendukung terlaksananya sila/ kata lainnya mungkin dengan adanya Sati kita bisa menyempurnakan sila kita...krn kita menyadari yang mana yang baik dan buruk dan segera menghindarinya maka kita bisa melaksanakan sila^^
tapi buat yg terakhir setuju juga ;D
Quote from: Reenzia on 29 January 2009, 10:38:57 PM
Quotesati itu yang mendukung pelaksanaan silaa\<^0^>/ gak ada pun gak papa kali ya...
haha gimana sih ini? sati memang mendukung pelaksanaan sila, tapi gak mungkin org yg punya sila tinggi tapi gak punya sati yang tinggi juga dut, sila dan sati itu jalan berbarengan
iya tan... itu yang tadi w lagi mikir...ragu juga bilangnya... makanya make kali ya...^^" tapi setelah dipikir2... ternyata bukan^0^?"
soalnya terpikir dari yg contoh nyamuk itu...^^
soalnya waktu kita menghindari mukul nyamuk itu berarti punya sati juga<=klo w bilang sih sati biasa(maksud wnya, sadar untuk tidak melakukan perbuatan buruk..., klo gak punya sama sekali kan berarti perbuatan buruk bisa terjadi...
tapi w kurang yakin juga nih... soalnya bisa aja itu sampajana bukan sati...ToT?"
tapi tunggu dulu...ToT?""""""
berarti kita juga bisa sati lha dalam melakukan perbuatan buruk...<=mis.nya: pada saat motong ayam...^^?''' klo gak sati kan berarti sedang mabok dong...ToT?""
sati dalam defenisi wnya y...
sati biasa<=maksudnya sati dlm keseharian walaupun gak bisa dikatakan sati kali ya...^^?"(soalnya sati dalam pandangan luas merupakan kusala kamma)
samma sati<=ini sati yang berperhatian penuh... klo ada itu jadinya kita bisa berusaha untuk menghindari yang tidak baik...(sati yang baik dehh maksud wnya...^^?" ato sati yang sesungguhnya (jadi bingung sendiri nih...^^?"")
tapi sati itu pokoknya yang positifnya gak bakalan buat kita lakuin akusala kamma!!
klo negatifnya bisa kali ya...^^?"" sati biasa w sebut aja deh sati awam ya....^^?""""" klo gak ada sati= sedang dalam keadaan mabuk kali ya...^^?""
QuoteSati mendukung terlaksananya sila/ kata lainnya mungkin dengan adanya Sati kita bisa menyempurnakan sila kita...krn kita menyadari yang mana yang baik dan buruk dan segera menghindarinya maka kita bisa melaksanakan sila^^
tapi buat yg terakhir setuju juga ;D
[/quote]
yoo tan :yes:
Klo ada yang salah mohon diperbaiki ya^^?"" maklum2 aja setiap kali mendefenisi kan, jadi punya pengertian yang berbeda lagi...
tapi mungkin juga sati awam(yang menurut w/w sebut itu) gak bisa dibilang sati mungkin hanya kesadaran normal....krn kita tiba2 sadar sedang melakukan perbuatan buruk(akusala kamma) kita jadinya tidak jadi melakukannya...^^?"<= ini sebenarnya sati ato sampajana ya? TOT?"""
bingungg jadinya wnya...^^""""
NB : sati awam, sati sesungguhnya, itu hanyalah penafsiran yang wnya buat sendiri... jadi mungkin gak bakalan ditemukan di buku mana pun juga^o^?"" jadi jangan dicari, karena mungkin gak bakalan ditemukan sati awam dengan sati sesungguhnya :)) :)) :)) :)) .
Sekali lagi ini hanyalah definisi yang w tafsirin...ToT?"" jadi klo salah maklum2 aja...^^?""" ataupun mungkin ada kata lainnya ya... :-?
mungkin aja ya sati awam yg w maksud itu sampajana? :-?
klo ada yang salah tolong dikoreksi ya....ToT?""" soalnya ini hanya menurut yang w pikirin/simpulkan...T_T?""
klo ada yang ngerti mohon diperjelas ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^, wnya antara ngerti dan gak ngerti nih...^^?"" jadinya bingung sendiri nih...ToT?""
thuti,
metta,
salam, Citta
^
^ sekedar joke dikit...^^ sati awam lama2 pulanya bisa jadi sate ayam nih... :)) :))
sempat juga tadi mo terketik sati itu sate...ToT?" gara2 mikirin bisa jadi sate ayam...:P
Quoteberarti kita juga bisa sati lha dalam melakukan perbuatan buruk...<=mis.nya: pada saat motong ayam...^^?''' klo gak sati kan berarti sedang mabok dong...ToT?""
sati tanpa sila bisa menimbulkan perbuatan buruk [tentu aja satinya pun tak banyak]
makanya sati dan sila harusnya berakumulasi menjadi perbuatan yang baik
gak bisa sati saja atau sila saja
Quoteklo negatifnya bisa kali ya...^^?"" sati biasa w sebut aja deh sati awam ya....^^?""""" klo gak ada sati= sedang dalam keadaan mabuk kali ya...^^?""
bukan satinya negatif, tapi satinya gak dibarengi sila, tapi sila yg matang gak mungkin tak dibarengi dengan sati yang matang juga
Quote from: Reenzia on 29 January 2009, 11:33:58 PM
Quoteberarti kita juga bisa sati lha dalam melakukan perbuatan buruk...<=mis.nya: pada saat motong ayam...^^?''' klo gak sati kan berarti sedang mabok dong...ToT?""
sati tanpa sila bisa menimbulkan perbuatan buruk tentu aja satinya pun tak banyak
makanya sati dan sila harusnya berakumulasi menjadi perbuatan yang baik
gak bisa sati saja atau sila saja
[/quote]
tan, sati yang gak banyak itu w sebut sati awam... ;D
tapi, kayaknya sati awam itu sampajana ya...T_T?"""
sekarang muncul pertanyaan baru nih...ToT?"""" apakah sati dengan sila selalu jalan bareng?
musti mikir2 dulu wnya...T_T klo mikir lama amat...T_T?"""
tugas PP belum siap lagi ToT?""""""""""""""""
ntar tgl 1 baru bisa nih...T_T?""" speedy dah lwt batas...ToT?""""" w catat dulu deh... ntar waktu mo tidur sambil mikir ya... ;D ngomong2 nama Buddhis w cocok juga tuh...ToT?"""" devi itu utk sebutan cewe, cittanya itu pemikir... bukan pemikiran dewi nih... :P
QuoteQuoteklo negatifnya bisa kali ya...^^?"" sati biasa w sebut aja deh sati awam ya....^^?""""" klo gak ada sati= sedang dalam keadaan mabuk kali ya ...^^?""
bukan satinya negatif, tapi satinya gak dibarengi sila, tapi sila yg matang gak mungkin tak dibarengi dengan sati yang matang juga
tan...
Quote
sati itu pokoknya yang positifnya gak bakalan buat kita lakuin akusala kamma!!
klo negatifnya bisa kali ya...^^?"" sati biasa w sebut aja deh sati awam ya....^^?""""" klo gak ada sati= sedang dalam keadaan mabuk kali ya...^^?""
maksud wnya sati dalam arti negatif itu, kesadaran biasa. Kesadaran biasa masih bisa melakukan akusala kamma..(kata2 w yang salah kali ya...T_T sati negatif di sini maksudnya pengertian sati secara luas, kan kesadaran kita sehari hari<= w bilang, kayaknya gak bisa juga disebut satiToT?"
ato lebih tepatnya sampajana kali...
pokoknya w terpikirnya, dari contoh nyamuk ituu...
w catet dulu ya pertanyaan wnya dari pernyataan tantenya serta pernyataan tantenya...ToT?"
yang menjadi ganjalan adalah: Apakah sati sama sila selalu berbarengan? :-? :-? :-? mohon contohnya tan... biar wnya jelas...
yang jelasnya sati mendukung pelaksanaan sila... karena adanya perhatian spt cth nyamuk sebelumnya... maka kita tidak jadi melakukan pelanggaran sila...\<^0^>/
*sati secara sempit menurut wnya itu adalah perhatian <=dalam arti kata memperhatikan selalu apa yang sedng berlangsung dlm diri kita baik dari dalam maupun dari luar...
*sementara sati secara luas menurut wnya, bisa aja kesadaran kita sehari hari... karena kita tau<=gak dpt dibilang sadar^^, membunuh itu gak baik, maka kita berusaha menghindarinya...
Catatan: Sati negatif dan postitif itu mungkin membingungkan ya...T_T?""(mungkin w sebut negatif tadi karena, kesadaran biasa masih bisa melakukan akusala kamma... jadinya w sebut negatif deh....ToT?" sori membingungkan....ToT?"""
w jelasin deh napa w bisa ngomong soal kesadaran biasa deh...
soalnya, ketika kita sedang dalam keadaan bukan sedang memperhatikan diri kita lhoo...T_T
dalam kesadaran biasa.. saat nyamuk gigit kita karena kita tau<=gak bisa dibilang sadar^^ ntar salah kaprah...^^") klo kita bunuh, ntar kita langgar sila...(
krn masih punya kesdaran sehari harimaka kita bakalan ngingatin ke diri kitanya: mukul nyamuk itu membunuh oii...)
makanya dari hal itu w buat pernyataan kesadaran biasa itu juga bisa dibilang sati, tapi sati dalam arti luas...karena kan kita tau itu perbuatan burukk makanya kita menghindarinya...<=krn kita bisa ngingatin diri kita bukannya itu masih bisa dibilang punya sati berarti?^^
^
^ itulah dasar pemikiranku makanya wnya ubah pernyataan ini=>gak jadi bilang gak ada sati sama sekali pun gak papa. karena orang yang bisa ingatin dirinya mana yang buruk bukannya ia sesungguhnya masih memiliki kesadaran ataupun sati?(haa... ini yang w maksud sati dalam arti yang luas, kalau dalam arti yang sempit kan sati itu perhatian yang sangat memusat gitu...<=kata2nya pasti salah ya...) dengan kata lain sati itu gak hanya perhatian penuh gitu aja... tetapi perhatian gak penuh pun itu sati... ato bisa disebut sampajana ya? :-?
singkatnya:
Sati itu artinya gak hanya perhatian penuh, yang dapat menyebabkan akusala kamma, tetapi kita2 yang hanya dalam kesadaran normal(sati <mungkin sebenarnya bukan sati ya... mungkin paling tepatnya sampajana ya...T_T>) bisa melakukan akusala kamma..T_T{dasar pemikiran: krn kita akan mengingatkan diri kita hanya sewaktu waktu kita ingat...T_T jadi akusala kamma masih mungkin untuk dilakukan...}
mungkin pada bingung ya... w pun juga bingung kok kadang mikirinnya...T_T?""
gak usah dihiraukan ya kata2 wnya klo gak dimengerti, ini hanya pikiran w yang berpikir...T_T
Mungkin w bingung2 mulu gara2 wnya hanya berteori ya... prakteknya masih kurang...T_T?"
Harap2 dimaklumi aja ya kata2 wnya membingungkan...T_T?""
Pokoknya sati dan sampajana itu juga mendukung pelaksanaan sila....(gara2 sati dan sampajana ketinggalan waktu ujian semester nilai seratus pergi deh... :P :P )
Dasar pemikiran:
udah dijelaskan dari tadi....
Sati dan sampajana itu juga merupakan Panca Dhamma ;D (yang lainnya itu antara lain: metta-karuna, Samma Ajiva, santutthi, Sacca)
Sati dan Sampajana, ingat dan waspada yang mengacu kepada kemampuan mengendalikan diri untuk tidak melakukan pelanggaran sila kelima dari Pancasila Buddhis.
Dengan selalu ingat dan waspada, kita tidak akan tergiur oleh lingkungan atau bujukan untuk berbuat salah sehingga kita dapat melaksanakan sila kelima dengan baik.
(dikutip dari buku w lagi...)
^klo dari tadi liat buku w ngomongnya gak perlu panjang2 begini nih...T_T?"'fuuuh...-_-"
Panca Dhamma itu berguna untuk mengembangkan perbuatan baik. Di dalam Panca Dhamma juga termasuk, Sati dan Sampajana. berarti
kesimpulan besarnya adalah: Dengan adanya Sati dan Sampajana, kita dapat mengembangkan akusala kamma\<^0^>/
sekarang pertanyaannya apakah sati-sampajana dan sila itu selalu berbarengan?ToT?""
mungkin juga ya...^o^?"
tapi sati itu kayaknya hanya pendukung aja deh... tapi berbarengan juga nih kayaknya...ToT?''
soalnya kalau kita punya sati dan sampajana otomatis kita jadi bisa menghindari hal2 yang tidak baik,
tetapi masalahnya apakah kalau kita melaksanakan sila kita dah pasti punya sati dan sampajana?
:no: gak juga ya...<= tapi karena kita melaksanakan sila itu pastinya dengan selalu mengingatkan diri kita untuk menghindari hal2 yang tidak baik(<=mengingat= kita punya sati[dalam arti luas punya sati] juga dong berarti... ato mungkin sampajanaToT?" )
tapi sekarang dah jelas, sati dan sampajana itu selalu barengan...
yang paling kelihatan itu klo kita punya sati pasti kita bisa kembangkan sila(kusala kamma) kita...^^
yang gak gitu kelihatan itu, klo melaksanakan sila pasti sati akan muncul... karena kita punya niat melaksanakan sila jadinya kita juga senantiasa mengingatkan diri kita utk tdk melakukan hal2 yang tdk baik, otomatis sati kita kan muncul deh...^^)
berarti dengan kata lain klo kita melaksanakan sila, sati bisa muncul, setelah sati muncul/serta temannya si sati juga y...^^ dlm JMB8, setelah pelaksanaan sila kita sempurna, dan samadhi pun benar, maka timbul lha kebijaksanaan(panna)... mungkin byk yang bakalan protes y...^^
w ambil aja kesimpulannya:
sati dan sila saling menyokong kali ya...^^ yang jelasnya sih sati sama sila itu berbarengan...^^
^:hammer: menyokong sama bareng itu sama aja y...\^o^/
jadi keterusan nih mikirnya... :P ppkn w blum siap lagi... :P
Cittaaaaaaaaaaaaa, musti selesain tugasnya dgn tenangg\<^0^>/
katannu.
metta cittena^^
Citta
mohon maaf, mungkin kata2 wnya bertele tele, dan juga panjang amat...T_T""" memang kayak artikel jadinya tan... :)) -_-" klo kayak coret2an gpp aja y... spt kata cek virya coretan itu berharga :))
(kayak coretan dokter misalnya, kan berharga :D) Demikian juga dengan coretan wnya... :)) <= ada unsur Dhamma2nya lhoo ^-^ ^-^ ^-^ lebih berharga kan.. :D :D :D :))(bukan kePDan lho w ngomongnya, lagian bukan hanya coretan w aja lhoo, coretan yang lainnya juga berharga ada unsur Dhamma2nya juga :D :)) )
klo ada yang tak berkenan, silahkan aja didiskusikan... ;D ;D , biar w koreksi juga nih kata2 wnya...
serta pemahaman wnya... :P :P :P
gini2 w juga orang... yg bisa silap juga kok... :P :P :P :P
seneng juga postingan wnya sering gak ilang... w dah waspada sama segala hal yg buat dianya bisa ilang lhe\ToT/
dah w copy sering2, dipaste ke note pad hohoho... senang deh pokoknya gak ilang lagi w ketik panjang2...\<^0^>/
sekali lagi thuti,
metta juga,
salam Citta ;D
Sekedar tambahan lagi...^^
Quote
berarti dengan kata lain klo kita melaksanakan sila, sati bisa muncul, setelah sati muncul/serta temannya si sati juga y...^^ dlm JMB8, setelah pelaksanaan sila kita sempurna, dan samadhi pun benar, maka timbul lha kebijaksanaan(panna)... mungkin byk yang bakalan protes y...^^
Dengan kata lain, Sila merupakan dasar yang utama dalam pelaksanaan ajaran agama.
Sila merupakan langkah pertama yang sangat penting untuk mencapai peningkatan batin yang luhur^^
dalam
Samyutta Nikaya V, 143, diungkapkan seperti ini:
"Apakah permulaan dari batin yang luhur? Sila yang sempurna."
"....Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari. Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan..."
(silasampada Sutta - Suryapeyyala)
"...Bergantung pada tanah, biji tumbuh-tumbuhan yang tumbuh berkembang. Demikian pula, timbul dan berkembangnya Jalan Mulia Berunsur Delapan bergantung pada kesempurnaan sila." (Balakaraniya Sutta)^tadi buka buku gak sengaja terlihat kaitannya...^^
Hal ini berarti dapat diambil kesimpulan lagi, bahwa dengan adanya sila yang sempurna maka kita dapat menyempurnakan JMB8 kita\<^0^>/ dan mencapai Nibbanaa\<^0^>/
Quote from: Citta Devi on 30 January 2009, 06:54:00 AM
Samyutta Nikaya V, 143, diungkapkan seperti ini:
"Apakah permulaan dari batin yang luhur? Sila yang sempurna."
"....Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari. Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan..."
(silasampada Sutta - Suryapeyyala)
"...Bergantung pada tanah, biji tumbuh-tumbuhan yang tumbuh berkembang. Demikian pula, timbul dan berkembangnya Jalan Mulia Berunsur Delapan bergantung pada kesempurnaan sila." (Balakaraniya Sutta)
setuju... GRP meluncur..
Quote from: dilbert on 30 January 2009, 08:36:29 AM
Quote from: Citta Devi on 30 January 2009, 06:54:00 AM
Samyutta Nikaya V, 143, diungkapkan seperti ini:
"Apakah permulaan dari batin yang luhur? Sila yang sempurna."
"....Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari. Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan..."
(silasampada Sutta - Suryapeyyala)
"...Bergantung pada tanah, biji tumbuh-tumbuhan yang tumbuh berkembang. Demikian pula, timbul dan berkembangnya Jalan Mulia Berunsur Delapan bergantung pada kesempurnaan sila." (Balakaraniya Sutta)
setuju... GRP meluncur..
bro dillbert...
ngerti apa yang w tulis me?
w kirain gak ada yang bakalan ngerti lho... :P :P :P
soalnya tele2 kali... uda itu bhsnya sulit dimengerti kayaknya ya... :P :P :P
Bro makasih yaaa\<^0^>/
tapi bro itu setuju sama Sang Buddha kalii :) :)) :)) :))
soalnya yang itu kan w kutip juga dari buku agama w broo :)) :P
gak w tulis me?
Quote from: Citta Devi on 30 January 2009, 08:57:24 AM
Quote from: dilbert on 30 January 2009, 08:36:29 AM
Quote from: Citta Devi on 30 January 2009, 06:54:00 AM
Samyutta Nikaya V, 143, diungkapkan seperti ini:
"Apakah permulaan dari batin yang luhur? Sila yang sempurna."
"....Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari. Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan..."
(silasampada Sutta - Suryapeyyala)
"...Bergantung pada tanah, biji tumbuh-tumbuhan yang tumbuh berkembang. Demikian pula, timbul dan berkembangnya Jalan Mulia Berunsur Delapan bergantung pada kesempurnaan sila." (Balakaraniya Sutta)
setuju... GRP meluncur..
bro dillbert...
ngerti apa yang w tulis me?
w kirain gak ada yang bakalan ngerti lho... :P :P :P
soalnya tele2 kali... uda itu bhsnya sulit dimengerti kayaknya ya... :P :P :P
Bro makasih yaaa\<^0^>/
tapi bro itu setuju sama Sang Buddha kalii :) :)) :)) :))
soalnya yang itu kan w kutip juga dari buku agama w broo :)) :P
gak w tulis me?
makanya kan saya cuma kasih GRP...
kalau coba pernyataan buatan sendiri... bakal saya sembah sujud... heheheee...
Quote from: dilbert on 30 January 2009, 09:02:22 AM
Quote from: Citta Devi on 30 January 2009, 08:57:24 AM
Quote from: dilbert on 30 January 2009, 08:36:29 AM
Quote from: Citta Devi on 30 January 2009, 06:54:00 AM
Samyutta Nikaya V, 143, diungkapkan seperti ini:
"Apakah permulaan dari batin yang luhur? Sila yang sempurna."
"....Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari. Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan..."
(silasampada Sutta - Suryapeyyala)
"...Bergantung pada tanah, biji tumbuh-tumbuhan yang tumbuh berkembang. Demikian pula, timbul dan berkembangnya Jalan Mulia Berunsur Delapan bergantung pada kesempurnaan sila." (Balakaraniya Sutta)
setuju... GRP meluncur..
bro dillbert...
ngerti apa yang w tulis me?
w kirain gak ada yang bakalan ngerti lho... :P :P :P
soalnya tele2 kali... uda itu bhsnya sulit dimengerti kayaknya ya... :P :P :P
Bro makasih yaaa\<^0^>/
tapi bro itu setuju sama Sang Buddha kalii :) :)) :)) :))
soalnya yang itu kan w kutip juga dari buku agama w broo :)) :P
gak w tulis me?
makanya kan saya cuma kasih GRP...
kalau coba pernyataan buatan sendiri... bakal saya sembah sujud... heheheee...
ada juga yang w mikir panjang pendek lho bro...ToT?" semalaman mikirnya muter2 aja...(yang dari buku, yg itu, sama dasar2 pelaksanaan sila lalu, yang sati sampajana kata lainnya ingat dan waspada...) tugas w blum siap lagi...T_T?", hasilnya ngerti tapi hanya secara teori... klo prakteknya w belum mantap..:P :P :P
[at] citta devi...
semoga tercapai cita-cita-mu...
Quote from: Citta Devi on 29 January 2009, 06:51:30 PM
Quote from: markosprawira on 29 January 2009, 08:15:51 AM
Quote from: Sumedho on 29 January 2009, 06:21:11 AM
maksudnya gini om andry.
kalau aye punya pandangan membunuh dan mencuri (dan hal2x tidak baik lainnya) itu baik dan dilakukan sehari2x dan biasa lalu aye melatih sati. lalu otomatis hal2x tersebut akan hilang?
apa gunanya sang buddha mengajarkan kita untuk menjaga sila jadinya? sati saja aja cukup kalau memang sati adalah sila tertinggi.
bukan hilang ko medho, tapi berkurang karena selama di putthujhana anda juga ga akan bisa 100% sati
pelanggaran sila baru tidak akan terjadi lagi saat sudah 100% sati
sati itu salah satu dari latihan jalan utama berunsur 8
tapi bukan berarti kita hanya melatih sati saja karena masih ada 7 unsur lainnya
metta
bro markos yang perwira, darinya sampe dua kali ya... ^-^ dah w perbaiki... :P
bro perwira... maksud andanya jadi bisa seperti ini lho...
klo sati dah 100% kan berarti dah arahat...<=mungkin yo...\ToT/
berarti maksud yang andanya bilang bisa jadi seperti ini nih...
hanya arahat yang gak bisa melanggar sila...
apakah yang bukan Arahat itu berarti masih bisa melanggar sila?
masih ya...^^"
maksud lainnya berarti, yang bukan Arahat itu belum bisa untuk tidak melanggar sila me?
klo menurut w sih.. gak sati 100%<=mungkin ya...^^"
pun bisa tidak melanggar sila...
hanya menurut wnya aja lho...\ToT
kan sati itu kan yang mendukung pelaksanaan sila... ;D ;D
klo gak ada sati pun sila mungkin bisa terlaksana(<= mungkin ya... klo pandangan salah wnya, mohon diluruskan aja ya..."T_T?""")
soalnya kan sati itu hanya mendukung terlaksananya sila,
jadi mungkin* gak ada sati pun sila bisa terlaksana...<= mungkin lhooo <= w ragu nih... takut salah omong...ToT?"
* masih ragu.... takut salah omong juga...^^"
metta juga yaa bro markos yang perwira _/\_
klo ada yang keliru dari pernyataan wnya mohon diprotes aja ToT?" gak papa tuh...^^" demi kemajuan wnya... ^:)^ ^:)^
dear CD yg kritis dan cerdas,
sebenarnya dalam buddhism, semuanya adalah trend/kecenderungan dari batin kita yg terjadi terus menerus sampai kita mencapai tingkat arahat
sati ada dalam kusala cetasika, jadi pada waktu kita menjaga sila, sati juga pasti ada di dalamnya.... itu yg selaras dengan yg anda sebut diatas
hasil dari pelaksanaan sila adalah trend kusala batin kita semakin sehingga ini akan membuat sati yg semakin kuat juga
snow ball effect spt yg saya tulis diatas.
semoga bermanfaat
metta
Quote from: dilbert on 30 January 2009, 01:21:06 PM
[at] citta devi...
semoga tercapai cita-cita-mu...
Arigatou brooooo\<^0^>/
moga2 brodil punya cita-cita juga tercapai ya.... ;D ;D
Quote from: markosprawira on 30 January 2009, 01:26:07 PM
Quote from: Citta Devi on 29 January 2009, 06:51:30 PM
Quote from: markosprawira on 29 January 2009, 08:15:51 AM
Quote from: Sumedho on 29 January 2009, 06:21:11 AM
maksudnya gini om andry.
kalau aye punya pandangan membunuh dan mencuri (dan hal2x tidak baik lainnya) itu baik dan dilakukan sehari2x dan biasa lalu aye melatih sati. lalu otomatis hal2x tersebut akan hilang?
apa gunanya sang buddha mengajarkan kita untuk menjaga sila jadinya? sati saja aja cukup kalau memang sati adalah sila tertinggi.
bukan hilang ko medho, tapi berkurang karena selama di putthujhana anda juga ga akan bisa 100% sati
pelanggaran sila baru tidak akan terjadi lagi saat sudah 100% sati
sati itu salah satu dari latihan jalan utama berunsur 8
tapi bukan berarti kita hanya melatih sati saja karena masih ada 7 unsur lainnya
metta
bro markos yang perwira, darinya sampe dua kali ya... ^-^ dah w perbaiki... :P
bro perwira... maksud andanya jadi bisa seperti ini lho...
klo sati dah 100% kan berarti dah arahat...<=mungkin yo...\ToT/
berarti maksud yang andanya bilang bisa jadi seperti ini nih...
hanya arahat yang gak bisa melanggar sila...
apakah yang bukan Arahat itu berarti masih bisa melanggar sila?
masih ya...^^"
maksud lainnya berarti, yang bukan Arahat itu belum bisa untuk tidak melanggar sila me?
klo menurut w sih.. gak sati 100%<=mungkin ya...^^"
pun bisa tidak melanggar sila...
hanya menurut wnya aja lho...\ToT
kan sati itu kan yang mendukung pelaksanaan sila... ;D ;D
klo gak ada sati pun sila mungkin bisa terlaksana(<= mungkin ya... klo pandangan salah wnya, mohon diluruskan aja ya..."T_T?""")
soalnya kan sati itu hanya mendukung terlaksananya sila,
jadi mungkin* gak ada sati pun sila bisa terlaksana...<= mungkin lhooo <= w ragu nih... takut salah omong...ToT?"
* masih ragu.... takut salah omong juga...^^"
metta juga yaa bro markos yang perwira _/\_
klo ada yang keliru dari pernyataan wnya mohon diprotes aja ToT?" gak papa tuh...^^" demi kemajuan wnya... ^:)^ ^:)^
dear CD yg kritis dan cerdas,
sebenarnya dalam buddhism, semuanya adalah trend/kecenderungan dari batin kita yg terjadi terus menerus sampai kita mencapai tingkat arahat
sati ada dalam kusala cetasika, jadi pada waktu kita menjaga sila, sati juga pasti ada di dalamnya.... itu yg selaras dengan yg anda sebut diatas
hasil dari pelaksanaan sila adalah trend kusala batin kita semakin sehingga ini akan membuat sati yg semakin kuat juga
snow ball effect spt yg saya tulis diatas.
semoga bermanfaat
metta
dear bro markos yang perwira, klo wnya cerdas mah ujian fisika sama kimia wnya gak perlu susah2 nangkap pelajarannya mah... :P :P :P
mo nanya nih sati awam itu bisa gak disebut sampajana?<=dari kemarin membingungkan w terus nih....T_T?"
salam metta,
Citta
Quote from: Citta Devi on 29 January 2009, 05:26:42 PM
mo... romo dah baca baik2 belum?T_T
itu w tulis, berikut kutipannya...<= w kutip dari buku agama w mo...\ToT/ dgn sedikit tambahan dari wnya...
tapi, makasih ya moo G$nya<= gak tau ini apa, tapi makasih aja mo...^0^
namaste suvatthi hotu
blom baca tuntas heheheheheh
thuti
Quote from: Citta Devi on 30 January 2009, 03:56:00 PM
dear bro markos yang perwira, klo wnya cerdas mah ujian fisika sama kimia wnya gak perlu susah2 nangkap pelajarannya mah... :P :P :P
mo nanya nih sati awam itu bisa gak disebut sampajana?<=dari kemarin membingungkan w terus nih....T_T?"
salam metta,
Citta
Sati : Kesadaran, perhatian, ingatan
Sampajanna : Kesadaran murni, pengertian jelas
Sati-Sampajanna : Kesadaran benar.
Sati-Sampajanna adalah merupakan Dhamma kelima dari Panca Dhamma ( 5 macam kebajikan) dan juga Kalyana Dhamma ( 5 macam dhamma yang bagus, yg merupakan bahan untuk mentaati Pancasila Buddhis), Dhamma kelima ini sama dengan Sila kelima dari pancasila.
Sumber : Kamus Umum Buddha Dhamma (Panjika)
Semoga Citta Devi tidak bingung lagi... ;D
_/\_ :lotus: