Kupas tuntas: Sati adalah Sila tertinggi

Started by Sumedho, 28 January 2009, 01:47:15 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Lily W

Quote from: Sumedho on 29 January 2009, 01:52:28 PM
wuokeh, telah banyak masukan tentang satinya dari berbagai sudut dan rujukan.

nah, BTT, apakah Sati adalah Sila tertinggi ?

Wah...topik yg hot... :jempol:

Dalam tiap sila pasti mengandung sati.

Sati tinggi jika diterapkan pada sila-sila berikut (CatuParisuddhi Sila), yaitu:
1. indriya samvara sila (kemoralan dengan mengendalikan indera)

2. patimokkha samvara sila (kemoralan dengan pengendalian melalui peraturan moralitas awam atau bhikkhu)

3. ajiva parisuddhi sila (kemoralan dalam pengendalian mendapatkan/ menggunakan kebutuhan penghidupan, seperti makanan, obat, pakaian, tempat tinggal)

4. paccayasannissita sila (kemoralan dg pegendalian untuk tidak mempergunakan 4 kebutuhan pokok(jubah,makanan, tempat tinggal, obat2an) karena keserakahan.

nah pada saat-saat pengendalian itulah sati tinggi menyertai sila..., jadi sati bukan sila tertinggi  karena muncul berbareng dalam bentuk yang intensif dan kuat...

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Dhamma Sukkha

#121
Quote from: dilbert on 28 January 2009, 10:40:39 PM
Quote from: Reenzia on 28 January 2009, 10:35:14 PM
bro dilbert, samma sati, samma vaca, samma kammanta dan samma ajiva itu apa ya? jelasin donk, tq be for _/\_

Dengan samma sati (perhatian benar) setiap saat, maka otomatis akan timbul samma vaca (perkataan benar), samma kammanta (perbuatan benar), dan samma ajiva (mata pencaharian benar). Tetapi untuk melatih itu, maka dasarnya adalah harus memperkuat juga samma ditthi (pengertian benar), samma sankappa (pikiran benar) sebagai dasarnya, dan dengan samma vadaya (daya upaya benar) serta melakukan penembusan melalui samma samadhi (konsentrasi benar), diharapkan akan muncul samma sati (perhatian benar)...

Samma sati inilah yang harus dilatih sehingga bisa timbul setiap saat... seorang Arahat adalah seorang individu dengan terlatih dengan samma sati setiap saat.
bro dilbert, vadaya itu sama aja gak dgn veyama?
Quote from: andry on 29 January 2009, 12:25:18 AM
seperti yg d katakan ko tesla.. ada benarnya loh...
dgn full sati..., maka tindak tanduk anda telah sempurna...
namun jika mau dikaitkan dgn sati adalah sila tertinggi...
sila itu apa dulu? peraturan2 bukan? jadi tentu saja bukan...
apakah sati itu peraturan? bukanlah...

namun dgn suhu menjaga sati anda tetap menyala.. maka sila itu sudah urusan kecil.. ataw jalan dengan sendirinya..

OOT, saya pernah baca, bahawa sati itu ialah perenungan
sedangkan sampajanna ialah perhatian...
CMIIW
Quote from: andry on 29 January 2009, 12:25:18 AM
seperti yg d katakan ko tesla.. ada benarnya loh...
dgn full sati..., maka tindak tanduk anda telah sempurna...
namun jika mau dikaitkan dgn sati adalah sila tertinggi...
sila itu apa dulu? peraturan2 bukan? jadi tentu saja bukan...
apakah sati itu peraturan? bukanlah...

namun dgn suhu menjaga sati anda tetap menyala.. maka sila itu sudah urusan kecil.. ataw jalan dengan sendirinya..

OOT, saya pernah baca, bahawa sati itu ialah perenungan
sedangkan sampajanna ialah perhatian...
CMIIW
Quote from: andry on 29 January 2009, 12:25:18 AM
seperti yg d katakan ko tesla.. ada benarnya loh...
dgn full sati..., maka tindak tanduk anda telah sempurna...
namun jika mau dikaitkan dgn sati adalah sila tertinggi...
sila itu apa dulu? peraturan2 bukan? jadi tentu saja bukan...
apakah sati itu peraturan? bukanlah...

namun dgn suhu menjaga sati anda tetap menyala.. maka sila itu sudah urusan kecil.. ataw jalan dengan sendirinya..

OOT, saya pernah baca, bahawa sati itu ialah perenungan
sedangkan sampajanna ialah perhatian...
CMIIW
Quote from: Sumedho on 29 January 2009, 06:21:11 AM
maksudnya gini om andry.

kalau aye punya pandangan membunuh dan mencuri (dan hal2x tidak baik lainnya) itu baik dan dilakukan sehari2x dan biasa lalu aye melatih sati. lalu otomatis hal2x tersebut akan hilang?

apa gunanya sang buddha mengajarkan kita untuk menjaga sila jadinya? sati saja aja cukup kalau memang sati adalah sila tertinggi.
Quote
suhu medho... menurut w gunanya sati itu mendukung pelaksanaan sila(perbuatan baik) kita...
karena dengan adanya sati,... sama seperti yang dijelaskan di bawah

cek kering sama suhu medho beginiii... ;D ;D ;D
sati dan sampajana serta hiri dan ottapa merupakan dasar dasar pelaksanaan sila... ;D
mengapa?
sati merupakan dasar pelaksanaan sila karena kita memperhatikan hal2 yang terjadi/ mengamatinya...
jadinya kita bisa lebih sadar dalam melakukan segala hal, sehingga ketika kita akan melakukan hal yang tidak baik ataupun hal yang melanggar sila, segera kita sadari jadinya gak jadi dilakukan...
karena kita sati kita jadi berusaha menghindari yang tidak baik, klo kita mau...
sedangkan sampajanna itu kesadaran yang muncul ketika kita melakukan sesuatu...<=di buku agama w juga ada...
berikut kutipannya ;D :
DASAR DASAR PELAKSANAAN SILA
kebajikan seseorang tidak tergantung kepada penampilan luar (seperti: badan, wajah atau keturunan), akan tetapi tergantung pada perilakunya. Perbuatan baik(sila) akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila didasarkan kepada faktor-faktor sebagai berikut:
1. Sati dan Sampajana
a)  Sati, adalah cetusan keadaan batin, ingatan, perhatian, waspada, dan kesadaran sebelum melakukan perbuatan. Sati merupakan faktor yang sangat penting untuk mendukung sila (perbuatan baik) seseorang. Orang yang tidak memiliki Sati adalah orang yang tidak mempunyai pengendalian diri.
Sebenarnya SAti tidak mudah luntur walaupun kita sakit bertahun tahun, tidak makan berhari-hari, berkrja keras, dan lain-lain. Sati akan luntur dan hilang dari diri seseorang, apabila ia minum minuman keras, dan sejenisnya.<= dari sini saya rasa sati dengan pancasila saling menunjang(klo kita minum2an keras bisa gak sati, klo kita sati dan mau kita bisa menghindari minum2an keras  :) )
Sati dapat dikembangkan dengan berbagai cara, seperti : membuat buku catatan harian, memasang bel, menempel kertas di suatu tempat, menghindari sesuatu hal yang memabukkan, melakukan meditasi perenungan, dan lain-lain.
b) Sampajana, adalah munculnya kesadaran ketika sedang melakukan kegiatan, dan sangat membantu untuk tumbuhnya kebaikan. sampajana bukanlah kesadaran melakukan kejahatan tetapi kesadaran yang membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Terdapat empat ciri dari sampajana, yaitu:
1) Menyadari manfaat yang sedang kita lakukan
2) Menyadari bahwa apa yang sedang kita lakukan sesuai atau tidak dengan diri kita sendiri.
3) Menyadari bahwa apa yang kita lakukan akan menimbulkan suka atau duka
4) Menyadari bahwa apa yang kita lakukan merupakan suatu kebodohan atau disadari pengertian benar
Keempat faktor kesadaran itu akan memberikan kesadaran bagi kita untuk tidak mengerjakan pekerjaan yang sia-sia, tidak sesuai dengan posisi kita serta dengan cara yang keliru. Dengan kesadaran ini, kita dapat menyesuaikan diri dan menambah kebajikan.
(sekedar tambahan, klo kita bisa berpedoman pada 4 faktor tersebut kita jadi bisa waspada... :) sehingga kita bisa menghindari perbuatan-perbuatan yang tidak baik)<= bener gak? :D
2. Hiri dan Ottapa
Untuk menunjang pelaksanaan sila dalam diri seseorang, Hiri dan Ottapa akan sangat membantu.
Sang Buddha bersabda dalam Anguttara Nikaya II : 7, sebagai berikut:
"Ada dua hal yang jelas, o Bhikkhu, untuk melindungi dunia.
Malu dan takut, bila kedua Dhamma ini tidak menjadi pelindung dunia maka seseorang tidak akan menghargai ibunya, tidak menghargai bibinya, tidak menghargai kakak iparnya, tidak menghargai istri gurunya...."   (Anguttara Nikaya II : 7)


   a) Hiri, adalah perasaan malu, sikap batin yang merasa malu bila melakukan kesalahan atau kejahatan.
           Hiri bersumber dari dalam diri sendiri, bersifat otonom, timbul sendiri, berbentuk rasa malu, dan ditandai dengan adanya sifat konsisten dengan kebenaran. Sumber subyektif dari Hiri adalah    pandangan dari ide-ide yang berhubungan dengan kelahiran, usia, kedudukan sosial, kehormatan diri, dan tingkat pendidikan.
Dengan Hiri seseorang bercermin kepada kehormatan dirinya, kelahirannya, gurunya, kedudukannya, pendidikannya, atau masyarakat di mana berada. Apabila seseorang memiliki Hiri, maka dirinmya sendirilah yang paling tepat menjadi guru dan pengawasnya yang terbaik.
   b) Ottapa, adalah perasaan takut untuk berbuat jahat yang lebih bersumber dan dipengaruhi oleh hal-hal di luar diri kita, bersifat heferomus, lebih dipengaruhi oleh lingkungan dan masyarakat. Jika Hiri terbentuk oleh rasa malu, maka Ottapa dibentuk oleh rasa takut dan ditandai dengan adanya kemampuan mengenal bahaya dan takut melakukan kesalahan.
Sumber eksternal dari Ottapa adalah pandangan dan ide-ide bahwa sesuatu yang 'berkuasa' akan mempersalahkannya, maka ia menghindari perbuatan yang salah. Dengan Ottapa, seseorang takut pada dirinya sendiri, takut dipersalahkan orang lain.
(sekedar tambahan lagi^^, kalau orang2 di dunia sudah tidak memiliki Hiri dan Ottapa maka pastinya kita tidak akan sungkan2 untuk melakukan kejahatan lagi... sehingga dunia ini akan kacau...^^, sehingga Hiri dan Ottapa disebut juga Dhamma pelindung dunia^^)


















May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Indra

 [at] CD: maksud hati mau kasih GRP, apa daya tunggu 720 hours

cunda

Quote from: Citta Devi on 29 January 2009, 04:49:15 PM

cek kering sama suhu medho beginiii... ;D ;D ;D
sati dan sampajana serta hiri dan ottapa merupakan dasar dasar pelaksanaan sila... ;D
mengapa?
sati merupakan dasar pelaksanaan sila karena kita memperhatikan hal2 yang terjadi/ mengamatinya...
jadinya kita bisa lebih sadar dalam melakukan segala hal, sehingga ketika kita akan melakukan hal yang tidak baik ataupun hal yang melanggar sila, segera kita sadari jadinya gak jadi dilakukan...
karena kita sati kita jadi berusaha menghindari yang tidak baik, klo kita mau...
sedangkan sampajanna itu kesadaran yang muncul ketika kita melakukan sesuatu...<=di buku agama w juga ada...
berikut kutipannya ;D :
DASAR DASAR PELAKSANAAN SILA
kebajikan seseorang tidak tergantung kepada penampilan luar (seperti: badan, wajah atau keturunan), akan tetapi tergantung pada perilakunya. Perbuatan baik(sila) akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila didasarkan kepada faktor-faktor sebagai berikut:
1. Sati dan Sampajana
a)  Sati, adalah cetusan keadaan batin, ingatan, perhatian, waspada, dan kesadaran sebelum melakukan perbuatan. Sati merupakan faktor yang sangat penting untuk mendukung sila (perbuatan baik) seseorang. Orang yang tidak memiliki Sati adalah orang yang tidak mempunyai pengendalian diri.
Sebenarnya SAti tidak mudah luntur walaupun kita sakit bertahun tahun, tidak makan berhari-hari, berkrja keras, dan lain-lain. Sati akan luntur dan hilang dari diri seseorang, apabila ia minum minuman keras, dan sejenisnya.<= dari sini saya rasa sati dengan pancasila saling menunjang(klo kita minum2an keras bisa gak sati, klo kita sati dan mau kita bisa menghindari minum2an keras  :) )
Sati dapat dikembangkan dengan berbagai cara, seperti : membuat buku catatan harian, memasang bel, menempel kertas di suatu tempat, menghindari sesuatu hal yang memabukkan, melakukan meditasi perenungan, dan lain-lain.
b) Sampajana, adalah munculnya kesadaran ketika sedang melakukan kegiatan, dan sangat membantu untuk tumbuhnya kebaikan. sampajana bukanlah kesadaran melakukan kejahatan tetapi kesadaran yang membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Terdapat empat ciri dari sampajana, yaitu:
1) Menyadari manfaat yang sedang kita lakukan
2) Menyadari bahwa apa yang sedang kita lakukan sesuai atau tidak dengan diri kita sendiri.
3) Menyadari bahwa apa yang kita lakukan akan menimbulkan suka atau duka
4) Menyadari bahwa apa yang kita lakukan merupakan suatu kebodohan atau disadari pengertian benar
Keempat faktor kesadaran itu akan memberikan kesadaran bagi kita untuk tidak mengerjakan pekerjaan yang sia-sia, tidak sesuai dengan posisi kita serta dengan cara yang keliru. Dengan kesadaran ini, kita dapat menyesuaikan diri dan menambah kebajikan.
(sekedar tambahan, klo kita bisa berpedoman pada 4 faktor tersebut kita jadi bisa waspada... :) sehingga kita bisa menghindari perbuatan-perbuatan yang tidak baik)<= bener gak? :D
2. Hiri dan Ottapa
Untuk menunjang pelaksanaan sila dalam diri seseorang, Hiri dan Ottapa akan sangat membantu.
Sang Buddha bersabda dalam Anguttara Nikaya II : 7, sebagai berikut:
"Ada dua hal yang jelas, o Bhikkhu, untuk melindungi dunia.
Malu dan takut, bila kedua Dhamma ini tidak menjadi pelindung dunia maka seseorang tidak akan menghargai ibunya, tidak menghargai bibinya, tidak menghargai kakak iparnya, tidak menghargai istri gurunya...."   (Anguttara Nikaya II : 7)


   a) Hiri, adalah perasaan malu, sikap batin yang merasa malu bila melakukan kesalahan atau kejahatan.
           Hiri bersumber dari dalam diri sendiri, bersifat otonom, timbul sendiri, berbentuk rasa malu, dan ditandai dengan adanya sifat konsisten dengan kebenaran. Sumber subyektif dari Hiri adalah    pandangan dari ide-ide yang berhubungan dengan kelahiran, usia, kedudukan sosial, kehormatan diri, dan tingkat pendidikan.
Dengan Hiri seseorang bercermin kepada kehormatan dirinya, kelahirannya, gurunya, kedudukannya, pendidikannya, atau masyarakat di mana berada. Apabila seseorang memiliki Hiri, maka dirinmya sendirilah yang paling tepat menjadi guru dan pengawasnya yang terbaik.
   b) Ottapa, adalah perasaan takut untuk berbuat jahat yang lebih bersumber dan dipengaruhi oleh hal-hal di luar diri kita, bersifat heferomus, lebih dipengaruhi oleh lingkungan dan masyarakat. Jika Hiri terbentuk oleh rasa malu, maka Ottapa dibentuk oleh rasa takut dan ditandai dengan adanya kemampuan mengenal bahaya dan takut melakukan kesalahan.
Sumber eksternal dari Ottapa adalah pandangan dan ide-ide bahwa sesuatu yang 'berkuasa' akan mempersalahkannya, maka ia menghindari perbuatan yang salah. Dengan Ottapa, seseorang takut pada dirinya sendiri, takut dipersalahkan orang lain.
(sekedar tambahan lagi^^, kalau orang2 di dunia sudah tidak memiliki Hiri dan Ottapa maka pastinya kita tidak akan sungkan2 untuk melakukan kejahatan lagi... sehingga dunia ini akan kacau...^^, sehingga Hiri dan Ottapa disebut juga Dhamma pelindung dunia^^)




namaste suvatthi hotu

saluuut

aku kasih G$ aja bukan GRp

thuti

Dhamma Sukkha

Quote from: markosprawira on 29 January 2009, 08:11:54 AM
Quote from: Citta Devi on 28 January 2009, 06:25:09 PM
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 02:37:23 PM
kalo aye sih tidak sesuai sama abhidhamma.

Sati itu bisa saja melakukan hal2x akusala, lah wong IMO itu hanya perhatian saja. Bisa saja orang bengis ber Sati dalam membunuh. bisa saja ber Sati dalam mencuri.
iya juga ya sati artinya gak hanya itu...
kan yang Sang Buddha maksudin itu kan samma sati (perhatian benar) berarti sati doang belum tentu hal yang baik ya...
tapi klo menurut wnya sih, klo kita dah sati, ntar klo kita hendak berbuat jahat, krn sati jadinya gak jadi berbuat jahat...
Tapi bisa juga ya, saat kita sati sedang mencuri, tapi mencurinya dah terlanjur...
tapi klo ada orang yang sati sambil memotong hewan, tega menurut wnya... kok bisa orang sati sambil motong hewan...kasian hewannya...

ga mgkn SATI wkt motong hewan........ sati itu kusala, sementara saat motong, itu akusala (dosa) jadi ga akan muncul bersamaan

jika anda perhatian waktu motong itu artinya pikiran fokus pada si objek, yg hubungannya adalah :
kalo itu jadinya :
somanassasahagatam : melakukan dengan perasaan senang
nanavippayutta : tidak bersekutu dengan pengetahuan (tidak tahu bhw membunuh itu akusala)
asankharikam : melakukan dengan spontan/tanpa diajak

Disini yg berperan adalah adanya tindakan akusala yg disertai dengan perasaan senang dan spontan

Sati - kusala
memotong, membunuh - akusala
bro markos...
makanya bro... maksud wnya klo ada org sati sambil menjagal... sampai hati banget....T_T
klo wnya gak tega...T_T liat aja w dah gak tega...T_T apalagi motong...T_T
tapi bisa juga ya org sati sambil motong hewan... :-? <= menurut wnya...
tapi klo orangnya punya metta ato karuna atopun mudita... pasti bisa dihentikan pemotongannya..T_T
atopun orangnya mendadak sadar(<=mungkin bisa dibilang sampajana ya...^^") kalau yang dia lakukan itu akusala kamma mungkin dia akan menghentikannya... kalau sudah terlanjur berbuat mungkin saja orang tersebut berusaha tidak akan melakukan pembunuhan di yang akan datang...

NB: berusaha di sini maksudnya, belum tentu orang tersebut tidak akan melakukan pembunuhan lagi...
     masih berusaha menghindarinya. kan secara tidak langsung kita semua juga melakukan                                       
     pembunuhan seperti: tidak sengaja terinjak semut, antibodi tubuh kita membunuh kuman2
     penyakit yang masuk ke dalam tubuh kita....

klo ada yang salah silahkan dikoreksi dan dimaklumi ya...^^'''

Quote from: Indra on 29 January 2009, 04:57:36 PM
[at] CD: maksud hati mau kasih GRP, apa daya tunggu 720 hours
cek ang, makasih dah punya niat ngasih wnya grp ^^, gak kasih pun gpp kok... wnya kan ikhlas nulis postingannya...^^

Quote from: cunda on 29 January 2009, 05:11:47 PM
Quote from: Citta Devi on 29 January 2009, 04:49:15 PM

cek kering sama suhu medho beginiii... ;D ;D ;D
sati dan sampajana serta hiri dan ottapa merupakan dasar dasar pelaksanaan sila... ;D
mengapa?
sati merupakan dasar pelaksanaan sila karena kita memperhatikan hal2 yang terjadi/ mengamatinya...
jadinya kita bisa lebih sadar dalam melakukan segala hal, sehingga ketika kita akan melakukan hal yang tidak baik ataupun hal yang melanggar sila, segera kita sadari jadinya gak jadi dilakukan...
karena kita sati kita jadi berusaha menghindari yang tidak baik, klo kita mau...
sedangkan sampajanna itu kesadaran yang muncul ketika kita melakukan sesuatu...<=di buku agama w juga ada...
berikut kutipannya ;D :
DASAR DASAR PELAKSANAAN SILA
kebajikan seseorang tidak tergantung kepada penampilan luar (seperti: badan, wajah atau keturunan), akan tetapi tergantung pada perilakunya. Perbuatan baik(sila) akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila didasarkan kepada faktor-faktor sebagai berikut:
1. Sati dan Sampajana
a)  Sati, adalah cetusan keadaan batin, ingatan, perhatian, waspada, dan kesadaran sebelum melakukan perbuatan. Sati merupakan faktor yang sangat penting untuk mendukung sila (perbuatan baik) seseorang. Orang yang tidak memiliki Sati adalah orang yang tidak mempunyai pengendalian diri.
Sebenarnya SAti tidak mudah luntur walaupun kita sakit bertahun tahun, tidak makan berhari-hari, berkrja keras, dan lain-lain. Sati akan luntur dan hilang dari diri seseorang, apabila ia minum minuman keras, dan sejenisnya.<= dari sini saya rasa sati dengan pancasila saling menunjang(klo kita minum2an keras bisa gak sati, klo kita sati dan mau kita bisa menghindari minum2an keras  :) )
Sati dapat dikembangkan dengan berbagai cara, seperti : membuat buku catatan harian, memasang bel, menempel kertas di suatu tempat, menghindari sesuatu hal yang memabukkan, melakukan meditasi perenungan, dan lain-lain.
b) Sampajana, adalah munculnya kesadaran ketika sedang melakukan kegiatan, dan sangat membantu untuk tumbuhnya kebaikan. sampajana bukanlah kesadaran melakukan kejahatan tetapi kesadaran yang membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Terdapat empat ciri dari sampajana, yaitu:
1) Menyadari manfaat yang sedang kita lakukan
2) Menyadari bahwa apa yang sedang kita lakukan sesuai atau tidak dengan diri kita sendiri.
3) Menyadari bahwa apa yang kita lakukan akan menimbulkan suka atau duka
4) Menyadari bahwa apa yang kita lakukan merupakan suatu kebodohan atau disadari pengertian benar
Keempat faktor kesadaran itu akan memberikan kesadaran bagi kita untuk tidak mengerjakan pekerjaan yang sia-sia, tidak sesuai dengan posisi kita serta dengan cara yang keliru. Dengan kesadaran ini, kita dapat menyesuaikan diri dan menambah kebajikan.
(sekedar tambahan, klo kita bisa berpedoman pada 4 faktor tersebut kita jadi bisa waspada... :) sehingga kita bisa menghindari perbuatan-perbuatan yang tidak baik)<= bener gak? :D
2. Hiri dan Ottapa
Untuk menunjang pelaksanaan sila dalam diri seseorang, Hiri dan Ottapa akan sangat membantu.
Sang Buddha bersabda dalam Anguttara Nikaya II : 7, sebagai berikut:
"Ada dua hal yang jelas, o Bhikkhu, untuk melindungi dunia.
Malu dan takut, bila kedua Dhamma ini tidak menjadi pelindung dunia maka seseorang tidak akan menghargai ibunya, tidak menghargai bibinya, tidak menghargai kakak iparnya, tidak menghargai istri gurunya...."   (Anguttara Nikaya II : 7)


   a) Hiri, adalah perasaan malu, sikap batin yang merasa malu bila melakukan kesalahan atau kejahatan.
           Hiri bersumber dari dalam diri sendiri, bersifat otonom, timbul sendiri, berbentuk rasa malu, dan ditandai dengan adanya sifat konsisten dengan kebenaran. Sumber subyektif dari Hiri adalah    pandangan dari ide-ide yang berhubungan dengan kelahiran, usia, kedudukan sosial, kehormatan diri, dan tingkat pendidikan.
Dengan Hiri seseorang bercermin kepada kehormatan dirinya, kelahirannya, gurunya, kedudukannya, pendidikannya, atau masyarakat di mana berada. Apabila seseorang memiliki Hiri, maka dirinmya sendirilah yang paling tepat menjadi guru dan pengawasnya yang terbaik.
   b) Ottapa, adalah perasaan takut untuk berbuat jahat yang lebih bersumber dan dipengaruhi oleh hal-hal di luar diri kita, bersifat heferomus, lebih dipengaruhi oleh lingkungan dan masyarakat. Jika Hiri terbentuk oleh rasa malu, maka Ottapa dibentuk oleh rasa takut dan ditandai dengan adanya kemampuan mengenal bahaya dan takut melakukan kesalahan.
Sumber eksternal dari Ottapa adalah pandangan dan ide-ide bahwa sesuatu yang 'berkuasa' akan mempersalahkannya, maka ia menghindari perbuatan yang salah. Dengan Ottapa, seseorang takut pada dirinya sendiri, takut dipersalahkan orang lain.
(sekedar tambahan lagi^^, kalau orang2 di dunia sudah tidak memiliki Hiri dan Ottapa maka pastinya kita tidak akan sungkan2 untuk melakukan kejahatan lagi... sehingga dunia ini akan kacau...^^, sehingga Hiri dan Ottapa disebut juga Dhamma pelindung dunia^^)




namaste suvatthi hotu

saluuut

aku kasih G$ aja bukan GRp

thuti
mo... romo dah baca baik2 belum?T_T
itu w tulis, berikut kutipannya...<= w kutip dari buku agama w mo...\ToT/  dgn sedikit tambahan dari wnya...
tapi, makasih ya moo G$nya<= gak tau ini apa, tapi makasih aja mo...^0^
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Reenzia

Quote from: Sumedho on 29 January 2009, 01:52:28 PM
wuokeh, telah banyak masukan tentang satinya dari berbagai sudut dan rujukan.

nah, BTT, apakah Sati adalah Sila tertinggi ?

bukan, sati tak termasuk sila, bertumbuh seiring pertumbuhan sila

Dhamma Sukkha

Quote from: markosprawira on 29 January 2009, 08:15:51 AM
Quote from: Sumedho on 29 January 2009, 06:21:11 AM
maksudnya gini om andry.

kalau aye punya pandangan membunuh dan mencuri (dan hal2x tidak baik lainnya) itu baik dan dilakukan sehari2x dan biasa lalu aye melatih sati. lalu otomatis hal2x tersebut akan hilang?

apa gunanya sang buddha mengajarkan kita untuk menjaga sila jadinya? sati saja aja cukup kalau memang sati adalah sila tertinggi.

bukan hilang ko medho, tapi berkurang karena selama di putthujhana anda juga ga akan bisa 100% sati

pelanggaran sila baru tidak akan terjadi lagi saat sudah 100% sati

sati itu salah satu dari latihan jalan utama berunsur 8

tapi bukan berarti kita hanya melatih sati saja karena masih ada 7 unsur lainnya

metta
bro markos yang perwira, darinya sampe dua kali ya... ^-^ dah w perbaiki... :P
bro perwira... maksud andanya jadi bisa seperti ini lho...
klo sati dah 100% kan berarti dah arahat...<=mungkin yo...\ToT/
berarti maksud yang andanya bilang bisa jadi seperti ini nih...
hanya arahat yang gak bisa melanggar sila...
apakah yang bukan Arahat itu berarti masih bisa melanggar sila?
masih ya...^^"
maksud lainnya berarti, yang bukan Arahat itu belum bisa untuk tidak melanggar sila me?
klo menurut w sih.. gak sati 100%<=mungkin ya...^^"
pun bisa tidak melanggar sila...
hanya menurut wnya aja lho...\ToT
kan sati itu kan yang mendukung pelaksanaan sila... ;D ;D
klo gak ada sati pun sila mungkin bisa terlaksana(<= mungkin ya... klo pandangan salah wnya, mohon  diluruskan aja ya..."T_T?""")
soalnya kan sati itu hanya mendukung terlaksananya sila,
jadi mungkin* gak ada sati pun sila bisa terlaksana...<= mungkin lhooo <= w ragu nih... takut salah omong...ToT?"

* masih ragu.... takut salah omong juga...^^"

metta juga yaa bro markos yang perwira _/\_
klo ada yang keliru dari pernyataan wnya mohon diprotes aja ToT?" gak papa tuh...^^" demi kemajuan wnya... ^:)^ ^:)^


May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Reenzia

saia rasa gak mungkin ada sila yang dilakukan tanpa sati, walaupun satinya pun tak 100%
lagian sati/tidaknya seseorang pun tak selalu permanent 100% terus

layaknya otak nih, makin diasah makin terlatih
tapi kalo suatu saat tak diasah bisa makin tumpul

jadi untuk terus bisa tak melanggar sila, maka sati pun harus terus dilatih dan dibiasakan

Dhamma Sukkha

Quote from: markosprawira on 29 January 2009, 08:26:05 AM
Quote from: dilbert on 28 January 2009, 10:40:39 PM
Quote from: Reenzia on 28 January 2009, 10:35:14 PM
bro dilbert, samma sati, samma vaca, samma kammanta dan samma ajiva itu apa ya? jelasin donk, tq be for _/\_

Dengan samma sati (perhatian benar) setiap saat, maka otomatis akan timbul samma vaca (perkataan benar), samma kammanta (perbuatan benar), dan samma ajiva (mata pencaharian benar). Tetapi untuk melatih itu, maka dasarnya adalah harus memperkuat juga samma ditthi (pengertian benar), samma sankappa (pikiran benar) sebagai dasarnya, dan dengan samma vadaya (daya upaya benar) serta melakukan penembusan melalui samma samadhi (konsentrasi benar), diharapkan akan muncul samma sati (perhatian benar)...

Samma sati inilah yang harus dilatih sehingga bisa timbul setiap saat... seorang Arahat adalah seorang individu dengan terlatih dengan samma sati setiap saat.

Quote from: Reenzia on 28 January 2009, 10:43:43 PM
lah kalo gitu semua samma-samma itu muncul didahului samma sati kan?
dengan samma sati makanya samma-samma yang lain juga timbul

Betul sekali...... itu yg saya sebut dengan snow ball effect (efek bola salju) dimana satu akan terkait dan menguatkan yg lainnya......

secara batin, jalan utama berunsut 8 sebenarnya melatih batin kita agar selalu berada dalam kondisi kusala

detailnya sudah saya post di : http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=8410.0

semga bermanfaat

metta
bro markos yang perwiraaaa makasih penjelasannya ttg JMB8  ^:)^ ^:)^ ^:)^ ;D
nambah nih pengetahuan wnya... \<^0^>/
bermanfaat banget tuh bagi wnya kokk,
btw, itu di Abhidhammanya yang bagian apa, ntar klo ke bbcid mo baca nih... ;D ;D ;D
bagian Dhammasangani ato yg lain bro? :D :D :D :D
tapi mo baca apa dulu y bro.. :-? :-? itu dulu ato RAPB y? :-? :-? :-?
w belum pernah baca Abhidhamma nih... pengen bacaa ;D ;D
bagian yang mana bro? :D :D :D :D
metta lagi bro\<^0^>/

Quote from: Reenzia on 29 January 2009, 07:14:32 PM
saia rasa gak mungkin ada sila yang dilakukan tanpa sati, walaupun satinya pun tak 100%
lagian sati/tidaknya seseorang pun tak selalu permanent 100% terus

layaknya otak nih, makin diasah makin terlatih
tapi kalo suatu saat tak diasah bisa makin tumpul

jadi untuk terus bisa tak melanggar sila, maka sati pun harus terus dilatih dan dibiasakan

yoo tan :yes: :yes: setuju tann :yes: :yes:
menurut wnya yang gak sati(<=maksud wnya sati dalam arti yg dalam* yaa ;D ) sekalipun bisa untuk tidak melanggar sila...
soalnya, sekali lagi w perjelas ;D ;D ;D
sati itu yang mendukung pelaksanaan silaa\<^0^>/ gak ada pun gak papa kali ya...<=maksud wnya gak perhatian penuh... hanya biasa aja(maksud wnya hanay perhatian/kesadaran biasa)... tapi klo kita perhatian(memperhatikan segala hal yg sedang kita lakukan) akan lebih mudah dalam melaksanakan ataupun menyempurnakan silaa, karena bila kita perhatian, kita akan dengan mudahnya menghindari perbuatan-perbuatan yang kita rasa tidak baik.
misalnya: ada banyak nyamuk, nyamuknya gigit kita... lalu, karena kita sudah terbiasa klo ada gatal2 gitu, kita pukul!
TAPI, karena kita sati(memperhatikan hal-hal yang sedang kita lakukan) saat itu, kita jadi teringat, klo membunuh itu melanggar silaa!! jadinya gak jadi pukul deh nyamuknya... hanya diusir aja...^^

eh, tunggu dulu :-? :-? :-? :-? :-?
berarti contoh wnya ini juga punya sati ya... :-? :-? :-? :-? klo misalnya kita asik ingat melaksanakan sila? :-? :-? :-? :-? :-? jadinya kan, ingat mukul nyamuk itu langgar sila pertama.. :-? :-?
ato sampajana ya? :-? :-? :-? :-?
tapi bisa juga hiri dan ottapa, tapi cth di atas gak termasuk ke dlm hiri dan ottapa (kayaknya^^).... berarti bukan... :no: :no: :no:
w tambahin lagi nih hiri dan ottapa yang tadi wnya nulis... tadi lupa mo nambahinnya...^^
Hiri dan Ottapa merupakan dasar2 pelaksanaan sila contohnya ini nih... ;D ;D ;D
untuk pancasila :
khusus sila 1 :
Hiri : karena kita malu dengan orang2 yang bijaksana,(<=misalnya aja yo..T_T ^^) kita jadinya tidak mau melakukan pembunuhan terhadap suatu makhluk ataupun penganiayaan... jadinya mendukung sila kan bro n sis semua? :D :D
Ottapa: karena kita takut membunuh bisa menyebabkan akusala kamma, maka kita tidak melakukannyaa\<^0^>/(<= contohnya tepat kan?) sehingga  Hiri dan Ottapa dikatakan mendukung pelaksanaan silaa\<^0^>/, salah satunya sila pertamaa :yes:
untuk sila ke 2:
Hiri : karena kita malu untuk mencuri kalau ketahuan jadinya kita tidak melakukannya^^,<=berarti secara tidak langsung(walaupun kita tak berniat utk melaksanakan sila maksudnya gak tau apa2 ttg pelaksanaan sila maksud wnya itu lho, klo yang bukan Buddhis<yang non Buddhis itu wnya gak tau ya... tapi mungkin ada diajarkan juga, tapi namanya bukan sila kali ya...^^"), ataupun hanya Buddhis ktp<Buddhis ktp disini maksud wnya yang belum tau apa2 ttg Buddhis ya...^^ yang w maksud bukan semua Buddhis ktp lhoo, soalnya kan ada yang  Buddhis ktp pun kan tau juga...<maksud wnya lagi... klo misalnya w belum divisudhi tisarana w kan tau juga pancasila itu apa2 aja..T_T<=maksud wnya gitu yo\ToT/ ada yang gak visudhi pun tau pancasila apa2 ajaToT?" kata lainnya aja dehhh, tapi ada juga ya yg hanya divisudhi gak tau apa2...<=klo gak ada, coba aja divisudhi org2 yg belum ngerti apa2...ToT?"(maksud wnya bayi gitu yo...ToT?" jadi bingung sendiri nih ma kata2 w...ToT?"pokoknya dah pada ngerti maksud wnya kan...ToT?" gak gitu pande bilanginnya nih...kyknya kata yang tepat itu : YANG BELUM MENGERTI DHAMMA AJA DEHH!!<= dalam kata ini termasuk yang non Buddhis juga y...ToT?" kan Dhamma itu kan bukan hanya milik Buddhis...^^) kita dah menghindari pencurian karena malu klo ketahuan nantinya...^^
Ottapa : karena kita takut akibat buruk dari mencuri maka kita tidak melakukan pencurian

Untuk sila ketiga, keempat, dan kelima :
Hiri : karena kita malu melakukan perbuatan asusila, malu berbohong kalau ketahuan(ataupun malu dengan orang2 bijaksana),
malu bila diketahui oleh  orang2 bijaksana ataupun orang2 suci kalau kita mabuk-mabukan...maka kita menghindari hal2 tersebut
Ottapa : karena kita takut akan akibat buruknya dari berbuat asusila, berbohong, mabuk-mabukan. maka kita akan berusaha untuk tidak melakukannya...^^

Kesimpulan nih...: jadi hiri dan Ottapa itu bisa disebut pelindung dunia karena dengan masih adanya hiri dan ottapa dalam diri kita maka dunia masih belum bisa hancur....<=gak tau kata2nya kek mana bilangnya^^" pokoknya Hiri dan Ottapa itu merupakan Dhamma yang melundungi dunia, coba bayangkan klo kita dah gak punya Hiri sama ottapa lagi? pastinya dunia ini banyak yang berbuat jahatt...

BACK TO TOPIC nih....
berarti kesimpulan yang w ambil....
gak sati sama sekali ataupun satinya 0%=orang yang sedang mabuk/ tak sadar... berarti klo kita gak punya sati sama sekali(sati dlm arti biasa), kita bisa gak waspada<= dalam arti kata bisa ngelanggar sila...

jadi kesimpulannya: Sati mendukung terlaksananya sila/ kata lainnya mungkin  dengan adanya Sati kita bisa menyempurnakan sila kita...krn kita menyadari yang mana yang baik dan buruk dan segera menghindarinya maka kita bisa melaksanakan sila^^

kalau ada yang keliru mohon diperbaiki y...(menerima kritk dan saran nih^^)


May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Reenzia

Quotesati itu yang mendukung pelaksanaan silaa\<^0^>/ gak ada pun gak papa kali ya...
haha gimana sih ini? sati memang mendukung pelaksanaan sila, tapi gak mungkin org yg punya sila tinggi tapi gak punya sati yang tinggi juga dut, sila dan sati itu jalan berbarengan

QuoteSati mendukung terlaksananya sila/ kata lainnya mungkin  dengan adanya Sati kita bisa menyempurnakan sila kita...krn kita menyadari yang mana yang baik dan buruk dan segera menghindarinya maka kita bisa melaksanakan sila^^
tapi buat yg terakhir setuju juga ;D

Dhamma Sukkha

#130
Quote from: Reenzia on 29 January 2009, 10:38:57 PM
Quotesati itu yang mendukung pelaksanaan silaa\<^0^>/ gak ada pun gak papa kali ya...
haha gimana sih ini? sati memang mendukung pelaksanaan sila, tapi gak mungkin org yg punya sila tinggi tapi gak punya sati yang tinggi juga dut, sila dan sati itu jalan berbarengan
iya tan... itu yang tadi w lagi mikir...ragu juga bilangnya... makanya make kali ya...^^" tapi setelah dipikir2... ternyata bukan^0^?"
soalnya terpikir dari yg contoh nyamuk itu...^^
soalnya waktu kita menghindari mukul nyamuk itu berarti punya sati juga<=klo w bilang sih sati biasa(maksud wnya, sadar untuk tidak melakukan perbuatan buruk..., klo gak punya sama sekali kan berarti perbuatan buruk bisa terjadi...
tapi w kurang yakin juga nih... soalnya bisa aja itu sampajana bukan sati...ToT?"

tapi tunggu dulu...ToT?""""""
berarti kita juga bisa sati lha dalam melakukan perbuatan buruk...<=mis.nya: pada saat motong ayam...^^?''' klo gak sati kan berarti sedang mabok dong...ToT?""
sati dalam defenisi wnya y...
sati biasa<=maksudnya sati dlm keseharian walaupun gak bisa dikatakan sati kali ya...^^?"(soalnya sati dalam pandangan luas merupakan kusala kamma)
samma sati<=ini sati yang berperhatian penuh... klo ada itu jadinya kita bisa berusaha untuk menghindari yang tidak baik...(sati yang baik dehh maksud wnya...^^?" ato sati yang sesungguhnya (jadi bingung sendiri nih...^^?"")
tapi sati itu pokoknya yang positifnya gak bakalan buat kita lakuin akusala kamma!!
klo negatifnya bisa kali ya...^^?"" sati biasa w sebut aja deh sati awam ya....^^?""""" klo gak ada sati= sedang dalam keadaan mabuk kali ya...^^?""
QuoteSati mendukung terlaksananya sila/ kata lainnya mungkin  dengan adanya Sati kita bisa menyempurnakan sila kita...krn kita menyadari yang mana yang baik dan buruk dan segera menghindarinya maka kita bisa melaksanakan sila^^
tapi buat yg terakhir setuju juga ;D
[/quote]
yoo tan :yes:

Klo ada yang salah mohon diperbaiki ya^^?"" maklum2 aja setiap kali mendefenisi kan, jadi punya pengertian yang berbeda lagi...

tapi mungkin juga sati awam(yang menurut w/w sebut itu) gak bisa dibilang sati mungkin hanya kesadaran normal....krn kita tiba2 sadar sedang melakukan perbuatan buruk(akusala kamma) kita jadinya tidak jadi melakukannya...^^?"<= ini sebenarnya sati ato sampajana ya? TOT?"""
bingungg jadinya wnya...^^""""

NB : sati awam, sati sesungguhnya, itu hanyalah penafsiran yang wnya buat sendiri... jadi mungkin gak bakalan ditemukan di buku mana pun juga^o^?"" jadi jangan dicari, karena mungkin gak bakalan ditemukan sati awam dengan sati sesungguhnya :)) :)) :)) :)) . Sekali lagi ini hanyalah definisi yang w tafsirin...ToT?"" jadi klo salah maklum2 aja...^^?""" ataupun mungkin ada kata lainnya ya... :-?
mungkin aja ya sati awam yg w maksud itu sampajana? :-?

klo ada yang salah tolong dikoreksi ya....ToT?""" soalnya ini hanya menurut yang w pikirin/simpulkan...T_T?""

klo ada yang ngerti  mohon diperjelas  ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^, wnya antara ngerti dan gak ngerti nih...^^?"" jadinya bingung sendiri nih...ToT?""

thuti,
metta,
salam, Citta
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Dhamma Sukkha

^
^ sekedar joke dikit...^^ sati awam lama2 pulanya bisa jadi sate ayam nih... :)) :))
sempat juga tadi mo terketik sati itu sate...ToT?" gara2 mikirin bisa jadi sate ayam...:P
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Reenzia

#132
Quoteberarti kita juga bisa sati lha dalam melakukan perbuatan buruk...<=mis.nya: pada saat motong ayam...^^?''' klo gak sati kan berarti sedang mabok dong...ToT?""

sati tanpa sila bisa menimbulkan perbuatan buruk [tentu aja satinya pun tak banyak]
makanya sati dan sila harusnya berakumulasi menjadi perbuatan yang baik
gak bisa sati saja atau sila saja

Quoteklo negatifnya bisa kali ya...^^?"" sati biasa w sebut aja deh sati awam ya....^^?""""" klo gak ada sati= sedang dalam keadaan mabuk kali ya...^^?""

bukan satinya negatif, tapi satinya gak dibarengi sila, tapi sila yg matang gak mungkin tak dibarengi dengan sati yang matang juga

Dhamma Sukkha

Quote from: Reenzia on 29 January 2009, 11:33:58 PM
Quoteberarti kita juga bisa sati lha dalam melakukan perbuatan buruk...<=mis.nya: pada saat motong ayam...^^?''' klo gak sati kan berarti sedang mabok dong...ToT?""

sati tanpa sila bisa menimbulkan perbuatan buruk tentu aja satinya pun tak banyak
makanya sati dan sila harusnya berakumulasi menjadi perbuatan yang baik
gak bisa sati saja atau sila saja
[/quote]
tan, sati yang gak banyak itu w sebut sati awam... ;D
tapi, kayaknya sati awam itu sampajana ya...T_T?"""
sekarang muncul pertanyaan baru nih...ToT?"""" apakah sati dengan sila selalu jalan bareng?
musti mikir2 dulu wnya...T_T klo mikir lama amat...T_T?"""
tugas PP belum siap lagi ToT?""""""""""""""""
ntar tgl 1 baru bisa nih...T_T?""" speedy dah lwt batas...ToT?""""" w catat dulu deh... ntar waktu mo tidur sambil mikir ya... ;D ngomong2 nama Buddhis w cocok juga tuh...ToT?"""" devi itu utk sebutan cewe, cittanya itu pemikir... bukan pemikiran dewi nih... :P
Quote
Quoteklo negatifnya bisa kali ya...^^?"" sati biasa w sebut aja deh sati awam ya....^^?""""" klo gak ada sati= sedang dalam keadaan mabuk kali ya ...^^?""

bukan satinya negatif, tapi satinya gak dibarengi sila, tapi sila yg matang gak mungkin tak dibarengi dengan sati yang matang juga
tan...
Quote
sati itu pokoknya yang positifnya gak bakalan buat kita lakuin akusala kamma!!
klo negatifnya bisa kali ya...^^?"" sati biasa w sebut aja deh sati awam ya....^^?""""" klo gak ada sati= sedang dalam keadaan mabuk kali ya...^^?""

maksud wnya sati dalam arti negatif itu, kesadaran biasa. Kesadaran biasa masih bisa melakukan akusala kamma..(kata2 w yang salah kali ya...T_T sati negatif di sini maksudnya pengertian sati secara luas, kan kesadaran kita sehari hari<= w bilang, kayaknya  gak bisa juga  disebut satiToT?" ato lebih tepatnya sampajana kali...
pokoknya w terpikirnya, dari contoh nyamuk ituu...
w catet dulu ya pertanyaan wnya dari pernyataan tantenya serta pernyataan tantenya...ToT?"
yang menjadi ganjalan adalah: Apakah sati sama sila selalu berbarengan? :-? :-? :-?  mohon contohnya tan... biar wnya jelas...
yang jelasnya sati mendukung pelaksanaan sila... karena adanya perhatian spt cth nyamuk sebelumnya... maka kita tidak jadi melakukan pelanggaran sila...\<^0^>/

*sati secara sempit menurut wnya itu adalah perhatian <=dalam arti kata memperhatikan selalu apa yang sedng berlangsung dlm diri kita baik dari dalam maupun dari luar...
*sementara sati secara luas menurut wnya, bisa aja kesadaran kita sehari hari... karena kita tau<=gak dpt dibilang sadar^^, membunuh itu gak baik, maka kita berusaha menghindarinya...

Catatan: Sati negatif dan postitif itu mungkin membingungkan ya...T_T?""(mungkin w sebut negatif tadi karena, kesadaran biasa masih bisa melakukan akusala kamma... jadinya w sebut negatif deh....ToT?" sori membingungkan....ToT?"""

w jelasin deh napa w bisa ngomong soal kesadaran biasa deh...
soalnya, ketika kita sedang dalam keadaan bukan sedang memperhatikan diri kita lhoo...T_T
dalam kesadaran biasa.. saat nyamuk gigit kita karena kita tau<=gak bisa dibilang sadar^^ ntar salah kaprah...^^") klo kita bunuh, ntar kita langgar sila...(krn masih punya kesdaran sehari harimaka kita bakalan ngingatin ke diri kitanya: mukul nyamuk itu membunuh oii...)
makanya dari hal itu w buat pernyataan kesadaran biasa itu juga bisa dibilang sati, tapi sati dalam arti luas...karena kan kita tau itu perbuatan burukk makanya kita menghindarinya...<=krn kita bisa ngingatin diri kita bukannya itu masih bisa dibilang punya sati berarti?^^
^
^ itulah dasar pemikiranku makanya wnya ubah pernyataan ini=>gak jadi bilang gak ada sati sama sekali pun gak papa. karena orang yang bisa ingatin dirinya mana yang buruk bukannya ia sesungguhnya masih memiliki kesadaran ataupun sati?(haa... ini yang w maksud sati dalam arti yang luas, kalau dalam arti yang sempit kan sati itu perhatian yang sangat memusat gitu...<=kata2nya pasti salah ya...) dengan kata lain sati itu gak hanya perhatian penuh gitu aja... tetapi perhatian gak penuh pun itu sati... ato bisa disebut sampajana ya? :-?

singkatnya:
Sati itu artinya gak hanya perhatian penuh, yang dapat menyebabkan akusala kamma, tetapi kita2 yang hanya dalam kesadaran normal(sati <mungkin sebenarnya bukan sati ya... mungkin paling tepatnya sampajana ya...T_T>) bisa melakukan akusala kamma..T_T{dasar pemikiran: krn kita akan mengingatkan diri kita hanya sewaktu waktu kita ingat...T_T jadi akusala kamma masih mungkin untuk dilakukan...}
mungkin pada bingung ya... w pun juga bingung kok kadang mikirinnya...T_T?""
gak usah dihiraukan ya kata2 wnya klo gak dimengerti, ini hanya pikiran w yang berpikir...T_T
Mungkin w bingung2 mulu gara2 wnya hanya berteori ya... prakteknya masih kurang...T_T?"
Harap2 dimaklumi aja ya kata2 wnya membingungkan...T_T?""

Pokoknya sati dan sampajana itu juga mendukung pelaksanaan sila....(gara2 sati dan sampajana ketinggalan waktu ujian semester nilai seratus pergi deh... :P :P )
Dasar pemikiran:
udah dijelaskan dari tadi....

Sati dan sampajana itu juga merupakan Panca Dhamma  ;D (yang lainnya itu antara lain: metta-karuna, Samma Ajiva, santutthi, Sacca)
Sati dan Sampajana, ingat dan waspada yang mengacu kepada kemampuan mengendalikan diri untuk tidak melakukan pelanggaran sila kelima dari Pancasila Buddhis.
Dengan selalu ingat dan waspada, kita tidak akan tergiur oleh lingkungan atau bujukan untuk berbuat salah sehingga kita dapat melaksanakan sila kelima dengan baik.
(dikutip dari buku w lagi...)
^klo dari tadi liat buku w ngomongnya gak perlu panjang2 begini nih...T_T?"'fuuuh...-_-"
Panca Dhamma itu berguna untuk mengembangkan perbuatan baik. Di dalam Panca Dhamma juga termasuk, Sati dan Sampajana. berarti kesimpulan besarnya adalah: Dengan adanya Sati dan Sampajana, kita dapat mengembangkan akusala kamma\<^0^>/ 

sekarang pertanyaannya apakah sati-sampajana dan sila itu selalu berbarengan?ToT?""
mungkin juga ya...^o^?"
tapi sati itu kayaknya hanya pendukung aja deh... tapi berbarengan juga nih kayaknya...ToT?''
soalnya kalau kita punya sati dan sampajana otomatis kita jadi bisa menghindari hal2 yang tidak baik,
tetapi masalahnya apakah kalau kita melaksanakan sila kita dah pasti punya sati dan sampajana?
:no: gak juga ya...<= tapi karena kita melaksanakan sila itu pastinya dengan selalu mengingatkan diri kita untuk menghindari hal2 yang tidak baik(<=mengingat= kita punya sati[dalam arti luas punya sati] juga dong berarti... ato mungkin sampajanaToT?" )
tapi sekarang dah jelas, sati dan sampajana itu selalu barengan...
yang paling kelihatan itu klo kita punya sati pasti kita bisa kembangkan sila(kusala kamma) kita...^^
yang gak gitu kelihatan itu, klo melaksanakan sila pasti sati akan muncul... karena kita punya niat melaksanakan sila jadinya kita juga senantiasa mengingatkan diri kita utk tdk melakukan hal2 yang tdk baik, otomatis sati kita kan muncul deh...^^)
berarti dengan kata lain klo kita melaksanakan sila, sati bisa muncul, setelah sati muncul/serta temannya si sati juga y...^^ dlm JMB8, setelah pelaksanaan sila kita sempurna, dan samadhi pun benar, maka timbul lha kebijaksanaan(panna)... mungkin byk yang bakalan protes y...^^
w ambil aja kesimpulannya:
sati dan sila saling menyokong kali ya...^^ yang jelasnya sih sati sama sila itu berbarengan...^^
^:hammer: menyokong sama bareng itu sama aja y...\^o^/
jadi keterusan nih mikirnya... :P ppkn w blum siap lagi... :P
Cittaaaaaaaaaaaaa, musti selesain tugasnya dgn tenangg\<^0^>/

katannu.
metta cittena^^

Citta

mohon maaf, mungkin kata2 wnya bertele tele, dan juga panjang amat...T_T""" memang kayak artikel jadinya tan... :)) -_-" klo kayak coret2an gpp aja y... spt kata cek virya coretan itu berharga :))
(kayak coretan dokter misalnya, kan berharga  :D) Demikian juga dengan coretan wnya... :)) <= ada unsur Dhamma2nya lhoo ^-^ ^-^ ^-^ lebih berharga kan..  :D :D :D :))(bukan kePDan lho w ngomongnya, lagian bukan hanya coretan w aja lhoo, coretan yang lainnya juga berharga ada unsur Dhamma2nya juga :D :)) )

klo ada yang tak berkenan, silahkan aja didiskusikan... ;D ;D , biar w koreksi juga nih kata2 wnya...
serta pemahaman wnya... :P :P :P
gini2 w juga orang... yg bisa silap juga kok... :P :P :P :P

seneng juga postingan wnya sering gak ilang... w dah waspada sama segala hal yg buat dianya bisa ilang lhe\ToT/
dah w copy sering2, dipaste ke note pad hohoho... senang deh pokoknya gak ilang lagi w ketik panjang2...\<^0^>/

sekali lagi thuti,
metta juga,

salam Citta ;D

May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Dhamma Sukkha

Sekedar tambahan lagi...^^
Quote
berarti dengan kata lain klo kita melaksanakan sila, sati bisa muncul, setelah sati muncul/serta temannya si sati juga y...^^ dlm JMB8, setelah pelaksanaan sila kita sempurna, dan samadhi pun benar, maka timbul lha kebijaksanaan(panna)... mungkin byk yang bakalan protes y...^^
Dengan kata lain, Sila merupakan dasar yang utama dalam pelaksanaan ajaran agama.
Sila merupakan langkah pertama yang sangat penting untuk mencapai peningkatan batin yang luhur^^
dalam Samyutta Nikaya V, 143, diungkapkan seperti ini:
"Apakah permulaan dari batin yang luhur? Sila yang sempurna."
"....Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari. Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan..."
(silasampada Sutta - Suryapeyyala)

"...Bergantung pada tanah, biji tumbuh-tumbuhan yang tumbuh berkembang. Demikian pula, timbul dan berkembangnya Jalan Mulia Berunsur Delapan bergantung pada kesempurnaan sila."                                            (Balakaraniya Sutta)

^tadi buka buku gak sengaja terlihat kaitannya...^^                 
Hal ini berarti dapat diambil kesimpulan lagi, bahwa dengan adanya sila yang sempurna maka kita dapat menyempurnakan JMB8 kita\<^0^>/ dan mencapai Nibbanaa\<^0^>/


             
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/