Kupas tuntas: Sati adalah Sila tertinggi

Started by Sumedho, 28 January 2009, 01:47:15 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

tesla

Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 10:08:00 PM
sumber dari mana oom?

penjelasan samma sati sih

"Dan apakah, para bhikkhu, perhatian benar? (i) Dimana ada seorang bhikkhu tetap fokus pada tubuh kedalam & keluar — tekun, sadar, & perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berhubungan dengan dunia. (ii) Dia tetap terfokus pada sensasi kedalam & keluar — tekun, sadar, & perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berhubungan dengan dunia. (iii) Dia tetap terfokus pada pikiran kedalam & keluar — tekun, sadar, perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berhubungan dengan dunia. (iv) Dia tetap terfokus pada kualitas mental kedalam & keluar — tekun, sadar, perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berhubungan dengan dunia. Ini, para bhikkhu, yang disebut perhatian benar.


kalau dirasakan berdasarkan pengalaman sendiri sepertinya:

sati = mindfull = perhatian pada sekarang/kekinian.
jadi sati itu cuma sampai batasan tidak bernostagia ataupun tidak berangan-angan atau tidak terseretlah pada ransangan2 yg masuk...
sampai di sini sati itu masih netral. jadi kalau lagi nyembelih, ya bisa sati jg...

pada samma-sati, baru ada kewaspadaan (filter) thd LDM...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Reenzia

nah berarti sati [tentu aja gak 100%] tanpa sila maka panna gak muncul, so tak ada filter terhadap LDM

kalo ada sati dan sila secara bersama, maka terbentuk panna yang menjadi filter terhadap LDM

sati dalam kadar tertentu menghasilkan sila dan bersama2 bekerja sama membentuk panna

Sumedho

wuokeh, telah banyak masukan tentang satinya dari berbagai sudut dan rujukan.

nah, BTT, apakah Sati adalah Sila tertinggi ?
There is no place like 127.0.0.1

Nevada

Quote from: Sumedho on 29 January 2009, 01:52:28 PM
wuokeh, telah banyak masukan tentang satinya dari berbagai sudut dan rujukan.

nah, BTT, apakah Sati adalah Sila tertinggi ?

Bukan.

cunda

Quote from: markosprawira on 28 January 2009, 04:35:42 PM


kalo itu jadinya :

somanassasahagatam : melakukan dengan perasaan senang
nanasampayutta : bersekutu dengan pengetahuan (sudah tahu bhw membunuh itu akusala tp tetap dilakukan)
asankharikam : melakukan dengan spontan/tanpa diajak

efek perbuatan akusala yg didasarkan atas citta diatas, adalah paling berat dampaknya  ;D

algojo pada cerita diatas masih mendingan karena dia melakukan hanya nanasampayutta saja (dia tidak senang membunuh, dan melakukan dgn terpaksa) tapi efeknya berat di batinnya karena objek yg dibunuh adalah manusia

demikianlah kira2 proses citta di batin pada waktu melakukan sesuatu

metta  _/\_

Namaste suvatthi hotu

Algojo membunuh karena perintah raja, namun dalam batinnya masih terdapat kekerasan dan kekejaman, dia seorang yang jahat namun dia dapat berbuat baik


Apabila pemenggalan atas perintah raja (sasaṅkhārika) dan dilaksanakan dengan rasa senang (somanassa), serta dia "tahu bahwa pembunuhan adalah buruk" (diṭṭhigatavippayuttaṃ) maka formula "akusala-cittaṃ" nya adalah : "somanassasahagataṃ diṭṭhigatavippayuttaṃ sasaṅkhārikaṃ"


Apabila pemenggalan atas perintah raja (sasaṅkhārika) dan dilaksanakan dengan rasa senang (somanassa), namun dia " tidak tahu bahwa pembunuhan adalah buruk" (diṭṭhigatasampayuttaṃ) maka formula "akusala-cittaṃ" nya adalah : "somanassasahagataṃ diṭṭhigatasampayuttaṃ sasaṅkhārikaṃ"


Apabila pemenggalan atas perintah raja (sasaṅkhārika) dan dilaksanakan dengan masa bodoh (upekkhā), serta dia "tahu bahwa pembunuhan adalah buruk" (diṭṭhigatavippayuttaṃ) maka formula "akusala-cittaṃ" nya adalah : "upekkhāsahagataṃ diṭṭhigatavippayuttaṃ sasaṅkhārikaṃ"


Apabila pemenggalan atas perintah raja (sasaṅkhārika) dan dilaksanakan dengan masa bodoh (upekkhā), serta dia " tidak tahu bahwa pembunuhan adalah buruk" (diṭṭhigatasampayuttaṃ) maka formula "akusala-cittaṃ" nya adalah : "upekkhāsahagataṃ diṭṭhigatasampayuttaṃ sasaṅkhārikaṃ"


Namun apabila dia melakukan dengan dasar kebencian, maka pemenggalan atas perintah raja (sasaṅkhārika) dan dilaksanakan dengan ketidak-senangan (domanassa) serta disekutui rasa dendam atau marah (paṭigha) dan formula "akusala-cittaṃ" nya adalah: "Domanassasahagataṃ paṭighasampayuttaṃ sasaṅkhārikaṃ"

Jadi perbuatan buruk yang dilakukan di atasa bukan disekutui oleh pengetahuan (ñāṇasampayuttaṃ), karena pikiran yang disekutui oleh pengetahuan adalah "kusala-cittaṃ" atau "sobhanacittaṃ" (pikiran yang baik)


Semoga bermanfaat

thuti

bond

Kalaupun Sati = sila tertinggi , ia tidak terjadi dengan sendirinya karena HARUS berdiri pada pilar-pilar sila yg lebih rendah atau yg lebih sederhana.

Kalau dalam pengelompokan JMB 8 , dia masuk dalam kategori samasamadhi, jadi  lebih tepat Samadhi yg tertinggi merujuk pada Maha-Satipathana sutta ttg perhatian  4 landasan murni yg membawa pada pencerahan sempurna.

_/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

tesla

Quote from: Sumedho on 29 January 2009, 01:52:28 PM
wuokeh, telah banyak masukan tentang satinya dari berbagai sudut dan rujukan.

nah, BTT, apakah Sati adalah Sila tertinggi ?
definisi sila dulu...

sila sendiri pun bukan aktifitas... melanggar sila barulah aktifitas ^-^
menurut aye, sila sebenarnya tingkat moral seseorang,
jadi kalau standar moral umat awam yah tak melanggar 5 sila.
ilustrasinya, sila itu seperti garis batas di lapangan (sepak bola).
sila ini tujuannya utk membatasi aktifitas putthujana agar tidak terlalu jauh LDMnya...

sila = morality standard
sati = support (awakening factor?)

IMO, kalimatnya tidak kompatibel...
kalau mikir2 sila, berarti ga sati donk :hammer:
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Nevada

Sila = moralitas
Moralitas adalah bentuk tindakan; perilaku; perbuatan; action

Sati = perhatian murni
Perhatian murni adalah eling; melihat apa adanya; sadar secara penuh; mindful

Sati bukan termasuk kegiatan perbuatan. Sati hanya kondisi batin yang melihat perasaan, pencerapan, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran sebagai objeknya.

Kesimpulannya;
Sati bukan termasuk dalam elemen Sila.

N1AR

kalau sati ada kan sila nya benar bukan
kalau ada sila satinya pasti hebat juga :hammer:

bisa ringkasan newbie tentang sila dan sati bos

tesla

Quote from: cunda on 29 January 2009, 02:11:21 PM

Namun apabila dia melakukan dengan dasar kebencian, maka pemenggalan atas perintah raja (sasaṅkhārika) dan dilaksanakan dengan ketidak-senangan (domanassa) serta disekutui rasa dendam atau marah (paṭigha) dan formula "akusala-cittaṃ" nya adalah: "Domanassasahagataṃ paṭighasampayuttaṃ sasaṅkhārikaṃ"

namaste suvatthi hotu

apabila algojo tahu bahwa memenggal adalah buruk & melaksanakannya dg sedih, terpaksa (& mungkin marah dg kondisinya sekarang) karena kalau dia tidak memenggal, dia yg dipenggal raja...?

apakah termasuk akusala-citta jg?

atau dalam contoh konkritnya, disuruh bos berbohong, jika menolak kena pecat;
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Nevada

[at] N1AR

Benar, sati yang dikembangkan cenderung akan meningkatkan sila. Sila yang dikembangkan juga pada akhirnya cenderung meningkatkan sila. Keduanya merupakan aspek yang berbeda, namun berada dalam kesatuan circle...

Sebagai referensi dasar, coba baca Jalan Mulia Beruas Delapan...
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6525.15

tesla

Quote from: N1AR on 29 January 2009, 02:43:11 PM
kalau sati ada kan sila nya benar bukan
imo, sati & sila pasti ada di setiap orang, hanya tarafnya beda-beda...
jadi semua orang yah punya sati (keelingan)
jg semua orang punya sila (moralitas)

Quote
kalau ada sila satinya pasti hebat juga :hammer:

apakah taraf sati berbanding lurus dg taraf moralitas seseorang??
direnung2kan lagi... sepertinya moralitas ini barang subjektif deh...
kalau dari segi moralitas Buddhist (pancasila), IMO belum tentu berbanding lurus
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

cunda

#117
Quote from: tesla on 28 January 2009, 04:58:01 PM
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 04:31:17 PM
menurut aye sih sati bukanlah bentuk dari samadhi. sati yah sati, samadhi yah samadhi, sila yah sila.
dalam anapana-sati bukankah samadhi=sati?



Namaste suvatthi hotu

Aku kutipkan penjelasan dari teks pali seperti yang tertera pada:

Khuddakanikāye; Paṭisambhidāmagga-aṭṭhakathā; (Dutiyo bhāgo); 3. Ānāpānassatikathā
1. Gaṇanavāravaṇṇanā 152



Tasmiṃ ānāpāne sati ānāpānassati, assāsapassāsapariggāhikāya satiyā etaṃ adhivacanaṃ. Ānāpānassatiyā yutto samādhi , ānāpānassatiyaṃ vā samādhi

Ānāpānassati  adalah penyadaran (sati) pada keluar-masuk nafas, ditandai oleh sati yang ditempatkan pada keluar-masuk nafas.
Samādhi yang berhubungan dengan Ānāpānassati adalah "samādhi pada Ānāpānassati"


thuti

cunda

Quote from: tesla on 29 January 2009, 02:45:05 PM
Quote from: cunda on 29 January 2009, 02:11:21 PM

Namun apabila dia melakukan dengan dasar kebencian, maka pemenggalan atas perintah raja (sasaṅkhārika) dan dilaksanakan dengan ketidak-senangan (domanassa) serta disekutui rasa dendam atau marah (paṭigha) dan formula "akusala-cittaṃ" nya adalah: "Domanassasahagataṃ paṭighasampayuttaṃ sasaṅkhārikaṃ"

namaste suvatthi hotu

apabila algojo tahu bahwa memenggal adalah buruk & melaksanakannya dg sedih, terpaksa (& mungkin marah dg kondisinya sekarang) karena kalau dia tidak memenggal, dia yg dipenggal raja...?

apakah termasuk akusala-citta jg?

atau dalam contoh konkritnya, disuruh bos berbohong, jika menolak kena pecat;



namaste suavatthi hotu

perbuatan jahat yang didasarkan niat jahat untuk melakukan tindakan tersebut apakah dipaksa atau tidak tetap saja perbuatan buruk, tapi keterpaksaan akibatnya lebih ringan daripada niat sendiri tanpa paksaan

Thuti

tesla

Quote from: cunda on 29 January 2009, 03:06:24 PM
namaste suavatthi hotu

perbuatan jahat yang didasarkan niat jahat untuk melakukan tindakan tersebut apakah dipaksa atau tidak tetap saja perbuatan buruk, tapi keterpaksaan akibatnya lebih ringan daripada niat sendiri tanpa paksaan

Thuti
seramnya karma...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~