Kupas tuntas: Sati adalah Sila tertinggi

Started by Sumedho, 28 January 2009, 01:47:15 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

cunda

Quote from: Che Na on 28 January 2009, 03:22:44 PM

melihat tapi cuma melihat, mendengar tapi cuma mendengar, bekerja tapi tidak bekerja

sati = awareness

namaste suvatthi hotu

bekerja tapi tidak bekerja namanya pengangguran tinggi yang deposito dan hartanya banyak

hehehehehe


Thuti

Che Na

Quote from: cunda on 28 January 2009, 03:34:23 PM
Quote from: Che Na on 28 January 2009, 03:22:44 PM

melihat tapi cuma melihat, mendengar tapi cuma mendengar, bekerja tapi tidak bekerja

sati = awareness

namaste suvatthi hotu

bekerja tapi tidak bekerja namanya pengangguran tinggi yang deposito dan hartanya banyak

hehehehehe


Thuti


:hammer:
Ketika Melihat Dengan Hati , Mendengar Dengan Mata ..

N1AR

kalau gw cari dikamus
awareness = kesadaran
high-safety awareness = kewaspadaan tinggi terhadap keselamatan
brand awareness = pengenalan merek
:P

cunda

#33
Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 03:27:15 PM

maklum romo, ilmu aye kgk cukup tinggi sampe ke abhidhamma. so far masih ngublek2x di sutta, kgk abis2x hehehe.

kalau menjelaskan mindfulness ketika melakukan pembunuhan atau pencurian? eling nan wospodo dalam melakukan pembunuhan dan pencurian hehehehe


namaste suvatthi hotu

sami mawon, aku juga masih belajar hehehehehe

kalau menjelaskan mindfulness ketika melakukan pembunuhan atau pencurian? eling nan wospodo dalam melakukan pembunuhan dan pencurian


mungkin dalam kasus ini tindakan yang dilakukan secara sadar tanpa ada ajakan dari orang lain dalam istilah abhidhamma disebut sebagai: spontan, tanpa ajakan, niat sendiri (asaṅkhārika)
"eling waspodo" yang muncul disini bukan "sati" tapi manasikāra dibarengi gelisah dan khawatir karena takut ketahuan orang lain.


thuti

Sumedho

sati=mindfulness

mindful |ˈmīndfəl|
adjective [ predic. ]
conscious or aware of something : we can be more mindful of the energy we use to heat our homes.

There is no place like 127.0.0.1

Nevada

IMHO

Sati adalah perhatian murni.

Jadi dalam keadaan sati, kita akan memperhatikan dan menyadari bentuk-bentuk pikiran.

Sumedho

Quote from: cunda on 28 January 2009, 03:47:12 PM

mungkin dalam kasus ini tindakan yang dilakukan secara sadar tanpa ada ajakan dari orang lain dalam istilah abhidhamma disebut sebagai: spontan, tanpa ajakan, niat sendiri (asaṅkhārika)
"eling waspodo" yang muncul disini bukan "sati" tapi manasikāra dibarengi gelisah dan khawatir karena takut ketahuan orang lain.


thuti


kalau tanpa gelisah dan takut? kan bisa aja membunuh tanpa takut ketahuan. misalnya algojo, lah ditonton orang pulak. atau tukang jagal misalnya.

[at] upasaka: om, apakah bisa sambil berbuat buruk? kita sadar bentuk2x pikiran dan yah jalan terus
There is no place like 127.0.0.1

Nevada

Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 03:55:59 PM
Quote from: cunda on 28 January 2009, 03:47:12 PM

mungkin dalam kasus ini tindakan yang dilakukan secara sadar tanpa ada ajakan dari orang lain dalam istilah abhidhamma disebut sebagai: spontan, tanpa ajakan, niat sendiri (asaṅkhārika)
"eling waspodo" yang muncul disini bukan "sati" tapi manasikāra dibarengi gelisah dan khawatir karena takut ketahuan orang lain.


thuti


kalau tanpa gelisah dan takut? kan bisa aja membunuh tanpa takut ketahuan. misalnya algojo, lah ditonton orang pulak. atau tukang jagal misalnya.

[at] upasaka: om, apakah bisa sambil berbuat buruk? kita sadar bentuk2x pikiran dan yah jalan terus

Perlu dibedakan antara sati dan kamma.

Sati itu menyadari bentuk-bentuk pikiran dengan perhatian murni. Misalnya saat diserempet oleh motor orang lain di jalan, saya pun kesal dan ingin membalasnya. Saya sadari : "oh, inilah keakuan saya"; "oh, inilah wujud dosa saya"; "oh, inilah cetana buruk saya"; dll. Sati hanya sampai di titik itu saja. Kalau sampai saya maju untuk membalas orang itu tapi 'dengan' sati pula, itu sudah merupakan akusala kamma.

Sumedho

nah itu dia opa sak(k)a, kamsudnya sati itu yah hanya sebatas mindfulness, kgk ada hubungan dengan perbuatannya baik atau buruk. jadi menurut aye sih sati itu bukan sila yg tertinggi.
There is no place like 127.0.0.1

cunda

Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 03:55:59 PM
Quote from: cunda on 28 January 2009, 03:47:12 PM

mungkin dalam kasus ini tindakan yang dilakukan secara sadar tanpa ada ajakan dari orang lain dalam istilah abhidhamma disebut sebagai: spontan, tanpa ajakan, niat sendiri (asaṅkhārika)
"eling waspodo" yang muncul disini bukan "sati" tapi manasikāra dibarengi gelisah dan khawatir karena takut ketahuan orang lain.


thuti


kalau tanpa gelisah dan takut? kan bisa aja membunuh tanpa takut ketahuan. misalnya algojo, lah ditonton orang pulak. atau tukang jagal misalnya.

[at] upasaka: om, apakah bisa sambil berbuat buruk? kita sadar bentuk2x pikiran dan yah jalan terus


namaste suvatthi  hotu

pemenggalan atau pembunuhan yang dilakukan oleh algojo karena dia menjalankan perintah raja, jadi dia berani melakukannya di depan umum, dan pada saat itu dia tidak merasa bersalah (karena diliputi oleh moha). Hal ni yang diapahami oleh Sariputta untuk memebesarkan semangat seorang mantan algojo agar mau meniti jalan kesucian.

Pada saat dia melakukan pemenggalan walaupun dia tidak merasa bersalah tapi tetap saja dia dirudung kecemasan dan penyesalan. Oleh karena itu pada saat eksekusi hukuman tembak dilaksanakan, satu grup polisi disiapkan dengan senapan yang berisi peluru "asli dan kosong", sehingga si penembak tidak merasa bersalah (telah membunuh) walaupun atas perintah pengadilan.

hehehehe

thuti


Nevada

[at] Su(hu)medho

Saya setuju sati itu hanyalah salah satu bentuk dari Samadhi, dan bukan termasuk dalam bagian dari Sila.

Tapi itu 'kan argumen kita. Kalau argumen dari rekan yang lain bagaimana?

cunda

Quote from: Sumedho on 28 January 2009, 04:06:41 PM
nah itu dia opa sak(k)a, kamsudnya sati itu yah hanya sebatas mindfulness, kgk ada hubungan dengan perbuatannya baik atau buruk. jadi menurut aye sih sati itu bukan sila yg tertinggi.


namaste suvatthi hotu

sati muncul karena pelaksanaan sila yang baik

thuti

Indra

Quote from: upasaka on 28 January 2009, 04:02:03 PM
Perlu dibedakan antara sati dan kamma.

Sati itu menyadari bentuk-bentuk pikiran dengan perhatian murni. Misalnya saat diserempet oleh motor orang lain di jalan, saya pun kesal dan ingin membalasnya. Saya sadari : "oh, inilah keakuan saya"; "oh, inilah wujud dosa saya"; "oh, inilah cetana buruk saya"; dll. Sati hanya sampai di titik itu saja. Kalau sampai saya maju untuk membalas orang itu tapi 'dengan' sati pula, itu sudah merupakan akusala kamma.

Menyadari bentuk2 pikiran adalah sati, tapi sati bukan hanya menyadari bentuk2 pikiran. Dalam Cattaro Satipatthana, bentuk2 pikiran adalah salah satu dari empat fondasi (kaya, vedana, citta, dhamma)

Indra

btw, sebenarnya statement "SATI ADALAH SILA TERTINGGI" ini sumbernya dari mana? adakah rujukan Sutta?

Nevada

[at] Romo Cunda
Ya. Demikian juga sati yang dikembangkan, cenderung mengkondisikan sila yang baik.

[at] Indra
:yes:
Statement "sati adalah sila tertinggi" bukan statement asli yang diwejangkan Sang Buddha maupun terukir di lembaran Tipitaka. Statement ini hanyalah pemahaman umat semata.