Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha

Started by aitristina, 23 February 2009, 05:44:48 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

naviscope

#195
Quote from: ENCARTA on 04 March 2009, 09:41:24 AM
kalo guru aye bisa digituin emang kammanya dasar =))
kalo aye digituin juga kamma aye =)) rasain

wakkakaaaa.........

kalo guru aye bisa digituin emang kammanya dasar =)) <<--- kualat loe, guru sendiri disumpahin
istifgar, sebutttt nama nya, istifgar.....

Quote from: hatRed on 04 March 2009, 09:41:51 AM
Quote from: ENCARTA on 04 March 2009, 09:31:01 AM
sekarang bales besok bakar.. besok lagi ada jihad.. mingu depan perang?

trims sudah mengingatkan...

maka itu perlu kesadaran (om Medho on : sati sati sati ) dalam menyikapi hal ini....

i yakin jika kita menolak buddha bar ini dengan "kesadaran" yg tinggi, maka pengendalian diri juga muncul... sehingga segala bentuk kekerasan dapat dihindari...
saya tidak bisa tidak setuju dengan kamu
yes, I am agree with U

ini nech, calon buddha yang saya kagumi
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

J.W

Quote from: DharmaGavesin on 03 March 2009, 04:10:15 PM
ingat HUKUM KARMA..... menghina TUHAN agama lain maka NERAKA hadiahnya.....

Berapa lama sich hidup di dunia ini???

Tapi yakinlah, dikau yg melecehkan Buddha, tempatmu selamanya di NERAKA AVICCI ......

Sungguh kasihan... tapi hidup adalah pilihan dan itu PILIHANMU.....

Nihh...nihh...ini dia. Salah satu bentuk pelecehan....

hatRed

Quote
ini nech, calon buddha yang saya kagumi

bukane kita semua bakal buddha :))
i'm just a mammal with troubled soul



J.W

Quote from: kiman on 03 March 2009, 11:35:56 PM
Lu ngeliat patung itu sebagai apa? sumber Dharma atau sebatas patung biasa? kalau sebatas patung biasa, berarti lu sama aja bukan budhis. kalo lu ngeliat itu sebagai sumber Dharma, yang mengajarkan kita step2/langkah2 bwt bebas dari samsara/penderitaan/dukkha, secara otomatis, rasa hormat dan keyakinan itu muncul. Kalau punya rasa hormat dan keyakinan, lalu melakukan aktivitas seksual, itu menghargai atau gmn? Dagpo Lama Rinpoche sendiri bilang: "Kalau mau Making Love, ditutup rupang atau gambar-Nya." kalau ga percaya, tanya aja sama semua anak Kadam Choeling.

Gw heran, pengetahuannya pada tinggi2, tapi kok kosong sih isinya?

ttg Buddha Bar -
asli gw sedih. kok bisa ya?
tapi gw ga nekanin: ayo demo...
dan gw juga ga nekanin: biarin aja...
tapi kalau uda menyeleweng kayak gini, lebih baik baca dan belajar Tisarana lagi ya...
Patung sebagai sumber dhamma??? ahhh..ngaco ah loe.. gk buddhis banget.

Heran jg nih...pada bilang mau menjunjung tinggi, menghargai dhamma, membela dhamma...tp kok ..aizzzz.. gk tau deh.

Equator

IMHO  ^:)^
Yang di sayangkan mungkin yah.. begini lohh
Kita2 tidak setuju Rupang Buddha itu di perlakukan dengan tidak semestinya (pdhl obyek itu netral?)
Sementara di sekelilingnya banyak tamu yang minum2, kan namanya juga Bar, kamu taulah
Jadi kebayang kan suasananya ?

Habis selama ini Figur2 keyakinan yang laen ga pernah di jadiin nama Bar juga sech..
Mungkin akan sama juga reaksinya dan menuai protes keras, atau mungkin juga malah lebih parah dan anarkis
Kalo kita umat Buddha, lebih baek menahan dirilah, upayakan cara damai dan kekeluargaan

Ga perlu lah bikin laskar Dhamma buat gontok sana gontok sini
Damai di bumi damai di hati
Saddhu  _/\_
Hanya padaMu Buddha, Kubaktikan diriku selamanya
Hanya untukMu Buddha, Kupersembahkan hati dan jiwaku seutuhnya..

ENCARTA

Quote from: Forte on 04 March 2009, 12:25:10 AM
Quote from: ENCARTA on 03 March 2009, 11:53:45 PM
patung tetaplah patung, patung bukanlah Buddha, saya tidak melihat Buddha didalam patung
saya melihat Buddha ada didalam dhamma, dan kata2nya ;D
Kontroversi mengenai patung dan "patung" ada baiknya merujuk ke batin masing2.
Perbedaan batin dalam menanggapi patung dan "patung" akan menghasilkan vipaka yang berbeda pula..
Jadi dalam hal ini IMO tidak perlu menyatakan patung sebagai X, Y atau pun Z, karena yang lebih mengetahui pernyataan itu adalah diri Anda sendiri.. :D

Begitu juga dengan kasusnya dengan Buddha Bar.. semua tergantung pada batin Anda dan bagaimana me-manage-nya.

Udah 13 pages..




pandangan salah gimana.. bos? T_T

hatRed

Quote from: kiman on 03 March 2009, 11:35:56 PM
Quote from: hatRed on 03 March 2009, 04:31:29 PM
berbagi Api...

semoga yg megang gak kebakaran ;D


Quote
aplg kl lg ML di kmr,kan hanya patung ini

boleh sih asal jangan jadi kecanduan ya.. tiap kali ML gak bisa kalo gak ada patung :))

Lu ngeliat patung itu sebagai apa? sumber Dharma atau sebatas patung biasa? kalau sebatas patung biasa, berarti lu sama aja bukan budhis. kalo lu ngeliat itu sebagai sumber Dharma, yang mengajarkan kita step2/langkah2 bwt bebas dari samsara/penderitaan/dukkha, secara otomatis, rasa hormat dan keyakinan itu muncul. Kalau punya rasa hormat dan keyakinan, lalu melakukan aktivitas seksual, itu menghargai atau gmn? Dagpo Lama Rinpoche sendiri bilang: "Kalau mau Making Love, ditutup rupang atau gambar-Nya." kalau ga percaya, tanya aja sama semua anak Kadam Choeling.

Gw heran, pengetahuannya pada tinggi2, tapi kok kosong sih isinya?

ttg Buddha Bar -
asli gw sedih. kok bisa ya?
tapi gw ga nekanin: ayo demo...
dan gw juga ga nekanin: biarin aja...
tapi kalau uda menyeleweng kayak gini, lebih baik baca dan belajar Tisarana lagi ya...

baru liat dari atas(post Jinaraga) ternyata ente mengquote ane...

berikut penjelasannya....

kalau sebatas patung biasa, berarti lu sama aja bukan budhis. oh yaa ???

Pernyataan ini sama sekali tidak benar.....pertama anda tidak bisa sekenanya menjudge seseorang buddhist ato bukan.. lalu pengertian buddhist itu bagi anda seperti apa?
apakah melihat dari sisi Sosial/Politik atau Religi?

kalo dari sisi sosial/politik saya seorang buddhist (buktinya ada di KTP saya).
kalo melihat dari sisi Religi, maka anda juga tidak berhak selain anda seorang Buddha.

lalu Bagaimana seseorang Menilai Patung adalah hak orang tersebut... dan ingatlah Patung itu terbuat dari bahan mati, misal tanah liat... tanah liat ini dibuat dan dibentuk agar "sekiranya" menyerupai Buddha Gotama. dan tidaka ada Magic atau Gaib dalam patung tersebut.. lalu cara penghormatan setiap buddhist kepada Buddha gotama juga berbeda beda caranya juga kadarnya. Setidaknya anda dapat menghormati perbedaan tersebut.. anda boleh mengatakan bahwa ML dihadapan patung itu tidak baik, namun jangan menjudge orang tersebut bukan buddhist lah... masuk neraka lah..... ,, hal ini sungguh menyesatkan.. karena dalam buddhist sendiri suatu Karma seseorang itu berlaku dalam diri sendiri, bukan dilihat dari orang lain...
kita kan sama2 setuju kalo Buddhisme itu Pemahaman yang melihat dalam diri masing2 bukan diri orang lain maupun lingkungannya.... jadi kalo saat anda ML di hadapan patung tersebut namun dalam diri tidak terdapat Akusala Kamma, maka anda gak akan mendapat karma buruk...
Lain halnya jika anda ML dihadapan patung, namun anda merasa anda tidak menghormati patung sehingga ada rasa bersalah dalam batin anda, maka itu sudah Akusala Kamma bagi anda.

Jadi jenis Karma yang berlaku pada orang tertentu itu ditentukan oleh batin dia masing masing. bukan oleh batin kita.

Maka itu si Rinpoche tadi bilang kalo ada patung pas ML ya patungnya ditutup aja, karena si Rinpoche gak akan menjamin bahwa setiap orang menilai Patung dengan sama... takutnya ada yang terlalu menghormati patung sehingga muncul Akusala Kamma, maka itu si Rinpoche "Cari aman" biar tidak ada yg dirugikan..
i'm just a mammal with troubled soul



xenocross

Buat Introspeksi, jangan dipakai untuk mengancam orang ya.

dari buku "Buddhist Concept of Hell" , yang membahas Sutra of The Remembrance of the True Law, sebuah Sutra Mahayana yg membahas detail mengenai neraka.

Penyebab seseorang masuk ke neraka avici adalah melakukan sesuatu yg merusak fondasi komunitas buddhis. Hal ini dijelaskan melalui 5 garuka karma, membunuh ayah, ibu, arahat, melukai buddha, dan memecah belah sangha. Ini adalah perbuatan paling jahat yg bisa dilakukan untuk menghancurkan pondasi sosial dan melukai komunitas buddhis

Melukai komunitas Buddhis juga termasuk didalamnya adalah kejahatan seperti: dengan sengaja, didasari oleh pandangan salah, kebencian, kemarahan, merencanakan dan melakukan kejahatan yangmenghancurkan tubuh dharma, dan sebagai hasilnya menghilangkan kesempatan bagi orang lain untuk mencapai pencerahan
Neraka Avici adalah neraka untuk orang yg dengan lengkap menghancurkan dan menghalangi kesempatan bagi orang lain untuk mencapai pencerahan. Karena kejahatan ini sangat bertentangan dengan jiwa Bodhisattva
Kejahatan ini adalah menghancurkan gambar Buddha, tulisan Buddha, Sutra, Tripitaka, Buddharupang, Stupa, simbol-simbol Buddhis.

Penggunaan simbol buddhis dan istilah buddhis yg tidak sensitif dan tidak pada tempatnya , yg merendahkan citra Buddhisme mempunyai buah karma yg sama karena jatuh dalam kategori "melukai komunitas buddhis"
Buddhist modern tidak antusias dalam menentang hal ini karena mereka mengerti bahwa citra dan simbol hanyalah "petunjuk jalan"/upaya dan bukanlah objek kemelekatan. Sesepuh zen bahkan berbicara mengenai membakar patung dan kitab suci untuk melawan kecenderungan melekat pada jalan sebagai tujuan.

Di sisi lain, citra dan simbol mewakili salah satu dari upaya yg paling penting dalam membawa seseorang menuju pencerahan dan mencemoohnya atau memakainya secara tidak patut tidak hanya merusak kegunaannya untuk individu lain tapi juga citra Buddhisme di mata masyarakat umum. Dalam masyarakat modern, kerusakan pada 'public image' adalah lebih buruk terhadap pencapaian pencerahan daripada kehancuran fisik vihara atau objek religius

dari The Buddhist Concept of Hell (1972) halaman 100-102
By Daigan and Alicia Matsunaga
New York: Philosophical Library Inc


Jadi kesimpulannya, menghancurkan patung buddha ataupun stupa atau simbol lainnya, atau sutra-sutra buddhis, karena kebencian, kemarahan, pandangan salah, atau kemelekatan, dengan tujuan menghancurkan Buddha Sasana - buah karmanya adalah Neraka Avici.
Karena tindakan tersebut menutup kemungkinan seseorang membuat koneksi dengan Buddha Dharma, dan menghalangi orang mencapai pencerahan.

Sama dengan menghancurkan citra Buddha dengan cara tidak langsung, yaitu dengan membuat nilai penghormatan terhadap simbol-simbol itu menurun di mata masyarakat. Penggunaan simbol-simbol Buddhis dengan tidak semestinya akan membuat nilai simbol-simbol itu mengalami penurunan, dan secara tidak langsung menghalangi orang belajar Dhamma. Sama saja menghalangi orang mencapai pencerahan, maka buah karmanya juga adalah avici

Buat anda yg merasa bersalah setelah baca tulisan ini, segeralah bertobat!
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

hatRed

 [at] xeno

i rasa orang yg membuat artikel tersebut, benar2 sangat menghormati rupang Buddha. dan memiliki pandangan yang kuat terhadap rupang/simbol2 buddhist.

namun saya kurang setuju pada bagian... yg "begini" "begitu" akan masuk neraka Avici..

bused dah.... ini orang asbut aja ya... bisa tau masuk neraka Avici.

Apakah yg membuat artikel ini sudah Ehipassiko :-?
i'm just a mammal with troubled soul



xenocross

itu dasarnya dari sutra mahayana, jadi dia kutip dari situ.
bagian "modern" itu pendapat dia
bukunya http://www.amazon.com/Buddhist-concept-hell-Daigan-Matsunaga/dp/0802220487
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

xenocross

kebetulan gua punya bukunya (gua ga beli, ga minjem, ga nyuri secara fisik, ga download. silahkan ditebak sendiri gua ngapain hahaha)
berguna banget untuk tahu neraka dan buat meditasi neraka
btw, sebelumnya di buku ini dijelasin bahwa neraka itu bukan alam fisik. Tapi lebih ke ilusi mental makhluk yg mengalami karmanya.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

hatRed

Quote from: xenocross on 04 March 2009, 10:48:57 AM
kebetulan gua punya bukunya (gua ga beli, ga minjem, ga nyuri secara fisik, ga download. silahkan ditebak sendiri gua ngapain hahaha)

nyuri secara mental :hammer:

Quote
berguna banget untuk tahu neraka dan buat meditasi neraka
btw, sebelumnya di buku ini dijelasin bahwa neraka itu bukan alam fisik. Tapi lebih ke ilusi mental makhluk yg mengalami karmanya.

Neraka Avici kalo gak salah salah satu alam paling rendah yg penderitaannya sangat banyak...

ada dua tafsir i kalo menganalogikan penderitaan yg akan dialami seperti neraka Avici.

1. Makhluk tersebut benar2 mengalami penderitaan karena hal tersebut karena objek luar.

   artinya si makhluk akan menderita seperti kena musibah, sering sial dan lain2

2. makhluk tersebut benar2 mengalami penderitaan karena hal tersebut karena dari batin diri sendir.

   artinya si makhluk akan mengalami penderitaan, secara batin. misal kek sering khawatir, cemas dan lain lain.
i'm just a mammal with troubled soul



xenocross

bukan begitu juga....tapi gua susah jelasinnya, karena buku itu udah masuk ke konsep abhidhamma, cittamatrin, sunyata, nirvana dan samsara hanya untuk menjelaskan NERAKA.........
1 bab khusus.....
setelah bilang bahwa neraka ga REAL, dia menjelaskan neraka yg bikin merinding bacanya.....karena tetep aja yg menyadari neraka itu ga real kan cuma orang yg tercerahkan......
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

tesla

QuoteJadi kesimpulannya, menghancurkan patung buddha ataupun stupa atau simbol lainnya, atau sutra-sutra buddhis, karena kebencian, kemarahan, pandangan salah, atau kemelekatan, dengan tujuan menghancurkan Buddha Sasana - buah karmanya adalah Neraka Avici.
Karena tindakan tersebut menutup kemungkinan seseorang membuat koneksi dengan Buddha Dharma, dan menghalangi orang mencapai pencerahan.
yg membawa pada alam penderitaan adalah nafsu dan kebencian seseorang.
bukan karena menghancurkan patung...

Quote
Sama dengan menghancurkan citra Buddha dengan cara tidak langsung, yaitu dengan membuat nilai penghormatan terhadap simbol-simbol itu menurun di mata masyarakat. Penggunaan simbol-simbol Buddhis dengan tidak semestinya akan membuat nilai simbol-simbol itu mengalami penurunan, dan secara tidak langsung menghalangi orang belajar Dhamma. Sama saja menghalangi orang mencapai pencerahan, maka buah karmanya juga adalah avici

ada kisah dimana  seorang master Zen melihat yg murid-muridnya & penduduk lakukan adalah memuja rupang Buddha. menyadari murid-murid & penduduk itu telah begitu melekati rupang Buddha, ia menghancurkan patung-patung Buddha... tentu saja tindakannya mengakibatkan orang2 mencerca dia. namun ketika ia meninggal, ada tanda bahwa ternyata ia adalah Bodhisatwa (yg mana aye jg ga tau tandanya). melihat hal itu, murid2nya ikut2an menghancurkan rupang Buddha... alhasil yg mengikuti jejaknya terlahir di alam penderitaan...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

xenocross

ya, itu namanya jalan karma yg lengkap, harus ada faktor mental negatif yg mendasari perbuatan

gua makin kesel liat orang ini.... dia masih dikutip pers dan membuat seolah2 umat buddha ada yg setuju dgn bb...
http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2009/03/090303_buddha.shtml
http://www.thejakartapost.com/news/2009/03/03/buddha-bar-under-spotlight-two-issues.html
http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=52927&ik=3
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra