Terimakasih utk penjelasannya, tp tidak ckp mengenai inti pertanyaan saya.
Saya memakai kata 'ancaman' krn begitulah yg saya lihat.
Baiklah, jika itu bukan ancaman, adakah penjelasan sahih dr sutra yg mengatakan 'mengkopi tindak tanduk orang bijak dpt menjadikan kita laksana badut dan lebih parah lg menjerumuskan ke neraka Avici'?
Itu utk pertanyaan saya sebelumnya yg saya perjelas, sedangkan utk jawaban thdp pertanyaan Pak Ivan,
Utk kejahatan2 besar yg Anda katakan, melukai Buddha, membunuh ayah ibu dll. itu sebuah hal yg rasional. Krn sesuai dg Hukum Kamma, dimana ada aksi maka ada reaksi. apakah maw masuk ke avici atau tidak, ada buah yg dipetik sesuai benih yg ditabur.
Ttg Ambattha Sutta, ya pernah membaca hal tsb. Dan memang sedikit banyak saya pandang sbg sbuah ancaman, krn bbrp hal:
1. Tidak ada contoh kasus sebelumnya dimana kepala ssorg pecah 7 keping krn tidak menjawab pertanyaaan seorang Samma Sambuddha.
2. Bisa saja telah mengalami pergeseran isi sutta, misalnya sedikit banyak telah ditambahkan.
3. Tidak ada alasan kuat yg telah diperbuat Saccaka Niganthaputta yg dpt menghancurkan kepalanya bila tdk dijawab, kembali ke poin 1.
Tp mengenai hal itu lebih bisa saya terima krn bbrp hal yg menyangkut 'belief' saya:
1. Yg mengutarakan adlh seorang Samma Sambuddha
2. Mengikuti 4 mahapadesa, krn tidak terbukti benar atau salahnya, saya hanya bisa bersikap terbuka, tdk setuju pun tdk menentang.
Sedangkan dlm quote Pak Ivan di atas, saya tidak melihat adanya sebuah alasan kuat, terlebih contoh kasus yg diberikan adlh cerita2 Mahaguru Zen. Maaf, saya menangkap pesan moral yg ada pd cerita. Tp bagaimanapun cerita itu, tetaplah sebuah cerita belaka.
Saya hanya bertanya adakah bukti sahih dari sutra, bkn cerita. Secara saya tidak bersentuhan terlalu dlm dg mazhab Mahayana. Jd pertanyaan di atas bukan utk mendiskreditkan.
Jika Anda tidak menjawab scr langsung melainkan berkelit dg cerita, saya pun bisa memberikan sebuah cerita ttg Zen, dari seorang Guru Zen, ketika ditanyakan seseorang, "Guru, setelah ini akan jadi apakah seorang Guru Zen?"
"Akan terlahir jadi seekor keledai atau binatang," dijawab oleh Guru Zen tsb.
"Setelah ini Guru?" kembali ditanyakan orang tsb.
Sang Guru menjawab, "Akan terlahir ke neraka."
Dan orang tsb dg terperanjat bertanya, "Tetapi bukankah Anda seorang Guru Zen?"
Dg tenang Guru tsb menjawab, "Jika bukan saya yg terlahir ke neraka utk menyelamatkan, siapa lagi?"
Apakah ini berarti orang yg mempelajari Buddha Dhamma scr tulus dan mendalam akan terlahir ke neraka? Pertanyaan ini tidak perlu dijawab, krn saya pun tidak menganggap terlalu serius cerita tsb. Saya hanya sekadar menunjukkan kembali pd Pak Ivan ttg 'cerita'.