Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...

Started by Edward, 21 February 2009, 03:52:27 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

naviscope

^
^
^
di mahayana ada lakanvantara sutra (sutra biru)
sutra untuk menghilang kan dualisme (bro dilbert pasti tau, itu kan sutra patokan buat zen)

mungkin bro2 mo mencicipi sedikit... hehehe...
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

purnama

Quote from: Kainyn_Kutho on 18 April 2009, 10:05:11 AM
Quote from: truth lover on 18 April 2009, 02:18:21 AM
Persis konsep Hindu reply no: 500

translation of Yoga Vasistha (supreme Yoga) by Swami Venkatesananda: 29 april

nirvana eva nirvanams santam sante sive sivam, nirvamapyanirvanam sanabhortham navapi tat.

Nirvana is nirvana . in peace there is peace, in the divine there is divinity. Nirvana (emanciaption) also anirvana (non emancipation), associated with space and also not associated.

Nirvana adalah Nirvana. Dalam kedamaian ada kedamaian, dalam kesucian ada kesucian. Nirvana (non emansipasi) juga anirvana (non-emansipasi), berhubungan dengan angkasa dan juga tidak berhubungan.

perhatikan non dualisme nirvana - anirvana ; anirvana - samsara.

Non dualisme adalah jiplakan dari Hindu.

Sebetulnya, kalau masih ada "dualisme" dan "non-dualisme", itu juga sudah dualisme. ;D
Yang saya tahu, seharusnya kita bisa melihat ilusi dualisme itu sendiri, bukan menyama-nyamakan yang berbeda (nirvana-samsara) dengan alasan sudah "non-dualisme", juga membeda-bedakan yang sama (samsara "dualisme" dan samsara "non-dualisme").

Ilusi dualisme itu hanya terbentuk di pikiran, tidak nyata. Misalnya dualisme ilusi "mahayana" & "hinayana". Kalau kita lihat secara nyata, yang ada hanya orang-orang yang menjalani hidup saja. Dualisme itu hanya ada pada orang yang pikirannya terilusi demikian (bahasa kasarnya: brainwashed). Bagi orang yang tidak pernah belajar "Mahayana dan Hinayana", dualisme tersebut tidak muncul.

Sedangkan di sisi lain, perbedaan nyata adalah sederhana. Pria yah pria, wanita yah wanita. Entahlah kalau orang "non-dualisme" yang sudah melihat nirvana = samsara, mungkin melihat pria = wanita?



Gini bos Ngak ada yang namanya penyelamatan diri sendiri dan penyelamatan sama orang lain.
Ente semestinya ngerti kalimat Sabbe Satta Bhanvantu Sukhita ngak apa artinye ?
Sembenarnya konsepnya penyelamatan itu bukan dari versi tentangga. u Salah kaprah.  Penyelamatan sebenernya tuh kepada semua mahluk. kan seperti saya katakan ngak tera ngak maha sebenar cuman beda beda tipis konsepnya, Sebagaian ajaran besar sama. Cuman bedanya Kalo dimahayana di kembangkan lagi, kalo tera ngak. Jujur aje kayak ente tanya sebenernya juga ada dalam tipitaka.


purnama

Quote from: naviscope on 18 April 2009, 10:17:26 AM
^
^
^
di mahayana ada lakanvantara sutra (sutra biru)
sutra untuk menghilang kan dualisme (bro dilbert pasti tau, itu kan sutra patokan buat zen)

mungkin bro2 mo mencicipi sedikit... hehehe...

Omong omong sutra intan emang banyak lagi pis kalo orang tera bilang pegang Hinaya, kalo kita Vinaya, beda beda tipis, tapi ujung akarnya sama aja lagi

ryu

Quote from: purnama on 18 April 2009, 10:17:37 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 18 April 2009, 10:05:11 AM
Quote from: truth lover on 18 April 2009, 02:18:21 AM
Persis konsep Hindu reply no: 500

translation of Yoga Vasistha (supreme Yoga) by Swami Venkatesananda: 29 april

nirvana eva nirvanams santam sante sive sivam, nirvamapyanirvanam sanabhortham navapi tat.

Nirvana is nirvana . in peace there is peace, in the divine there is divinity. Nirvana (emanciaption) also anirvana (non emancipation), associated with space and also not associated.

Nirvana adalah Nirvana. Dalam kedamaian ada kedamaian, dalam kesucian ada kesucian. Nirvana (non emansipasi) juga anirvana (non-emansipasi), berhubungan dengan angkasa dan juga tidak berhubungan.

perhatikan non dualisme nirvana - anirvana ; anirvana - samsara.

Non dualisme adalah jiplakan dari Hindu.

Sebetulnya, kalau masih ada "dualisme" dan "non-dualisme", itu juga sudah dualisme. ;D
Yang saya tahu, seharusnya kita bisa melihat ilusi dualisme itu sendiri, bukan menyama-nyamakan yang berbeda (nirvana-samsara) dengan alasan sudah "non-dualisme", juga membeda-bedakan yang sama (samsara "dualisme" dan samsara "non-dualisme").

Ilusi dualisme itu hanya terbentuk di pikiran, tidak nyata. Misalnya dualisme ilusi "mahayana" & "hinayana". Kalau kita lihat secara nyata, yang ada hanya orang-orang yang menjalani hidup saja. Dualisme itu hanya ada pada orang yang pikirannya terilusi demikian (bahasa kasarnya: brainwashed). Bagi orang yang tidak pernah belajar "Mahayana dan Hinayana", dualisme tersebut tidak muncul.

Sedangkan di sisi lain, perbedaan nyata adalah sederhana. Pria yah pria, wanita yah wanita. Entahlah kalau orang "non-dualisme" yang sudah melihat nirvana = samsara, mungkin melihat pria = wanita?



Gini bos Ngak ada yang namanya penyelamatan diri sendiri dan penyelamatan sama orang lain.
Ente semestinya ngerti kalimat Sabbe Satta Bhanvantu Sukhita ngak apa artinye ?
Sembenarnya konsepnya penyelamatan itu bukan dari versi tentangga. u Salah kaprah.  Penyelamatan sebenernya tuh kepada semua mahluk. kan seperti saya katakan ngak tera ngak maha sebenar cuman beda beda tipis konsepnya, Sebagaian ajaran besar sama. Cuman bedanya Kalo dimahayana di kembangkan lagi, kalo tera ngak. Jujur aje kayak ente tanya sebenernya juga ada dalam tipitaka.


engga ada penyelamatan diri sendiri itu maksudnya apa ya?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

purnama

Quote from: ryu on 18 April 2009, 10:28:47 AM
Quote from: purnama on 18 April 2009, 10:17:37 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 18 April 2009, 10:05:11 AM
Quote from: truth lover on 18 April 2009, 02:18:21 AM
Persis konsep Hindu reply no: 500

translation of Yoga Vasistha (supreme Yoga) by Swami Venkatesananda: 29 april

nirvana eva nirvanams santam sante sive sivam, nirvamapyanirvanam sanabhortham navapi tat.

Nirvana is nirvana . in peace there is peace, in the divine there is divinity. Nirvana (emanciaption) also anirvana (non emancipation), associated with space and also not associated.

Nirvana adalah Nirvana. Dalam kedamaian ada kedamaian, dalam kesucian ada kesucian. Nirvana (non emansipasi) juga anirvana (non-emansipasi), berhubungan dengan angkasa dan juga tidak berhubungan.

perhatikan non dualisme nirvana - anirvana ; anirvana - samsara.

Non dualisme adalah jiplakan dari Hindu.

Sebetulnya, kalau masih ada "dualisme" dan "non-dualisme", itu juga sudah dualisme. ;D
Yang saya tahu, seharusnya kita bisa melihat ilusi dualisme itu sendiri, bukan menyama-nyamakan yang berbeda (nirvana-samsara) dengan alasan sudah "non-dualisme", juga membeda-bedakan yang sama (samsara "dualisme" dan samsara "non-dualisme").

Ilusi dualisme itu hanya terbentuk di pikiran, tidak nyata. Misalnya dualisme ilusi "mahayana" & "hinayana". Kalau kita lihat secara nyata, yang ada hanya orang-orang yang menjalani hidup saja. Dualisme itu hanya ada pada orang yang pikirannya terilusi demikian (bahasa kasarnya: brainwashed). Bagi orang yang tidak pernah belajar "Mahayana dan Hinayana", dualisme tersebut tidak muncul.

Sedangkan di sisi lain, perbedaan nyata adalah sederhana. Pria yah pria, wanita yah wanita. Entahlah kalau orang "non-dualisme" yang sudah melihat nirvana = samsara, mungkin melihat pria = wanita?



Gini bos Ngak ada yang namanya penyelamatan diri sendiri dan penyelamatan sama orang lain.
Ente semestinya ngerti kalimat Sabbe Satta Bhanvantu Sukhita ngak apa artinye ?
Sembenarnya konsepnya penyelamatan itu bukan dari versi tentangga. u Salah kaprah.  Penyelamatan sebenernya tuh kepada semua mahluk. kan seperti saya katakan ngak tera ngak maha sebenar cuman beda beda tipis konsepnya, Sebagaian ajaran besar sama. Cuman bedanya Kalo dimahayana di kembangkan lagi, kalo tera ngak. Jujur aje kayak ente tanya sebenernya juga ada dalam tipitaka.


engga ada penyelamatan diri sendiri itu maksudnya apa ya?

gini bos ada salah kaprah Dalam pemikiran setiap pemegang Hinaya yang Fanatik, pasti timbul pemahaman yang salah kaprah sebenarnya.  Seperti " diri sendiri adalah tuan dari diri sendiri karanea siapa lagi yang bisa menjadi tuannya". Dan kalimat lainnya. Yang memegang hinaya secara fanatik akan timbul kalimat ini berarti Mengutamakan Diri sendiri.

Bukti Literal Paling awal dari reaksi terhadap kesempitan dan keogisan Hinaya fantaik, untuk kembali kepada Ajaran asli tapi tidak disadari Disempuranakan oleh mahayana. dalam konsep Prajna Paramita. seperti kalimat

"...Ia ( bodhisattwa) harus berlatih dirinya seperti : diriku sendiri akan kutempatkan didalam " YANG DEMIKIAN". dan, agar semua dunia dapat ditolong, Aku juga akan menempatkan semua Orang ke dalam " yang Demikina", dan akan kubimbimbing ke Nirwana semua semesta Makhluk Hidup Tak terukur)

Pancavimsatisaharastika membandingakan Hinaya sebgai kunang 2 dan mendorong Para Bodhisatwa mengikuti Perumpaan "akan tetapi Sang surya setelah terbit, memancarkan sinarnya ke seluruh Jambudwipa. Demikain juga halnya dengan seorang bodhisatva setelah Ia memutuskan latihan 2 yang membawa kepada pencerahan. Kebuddhaan Sempurna, membimbing Mahluk Tak terhinggga Banyaknya ke Nirwana".

Bagi Pengikut tera Fanatik mungkin segara menyatakan bahwa mahayana Takala berbicara mengenai "kekosongan" atau " kepadiran" dari semua keberadaan dari satu Pihak, juga membual tentang "membimbing Semua mahluk ke Nirwana". Dipihak lain - suatu Kontradiksi yang jelas Sekali, Demikaiankata Mereka,

Jawaban sederhana saja : Kenyataan Bahwa segalanya adalah Kosong- bahwa sesungguhnya Tidak terdapat Mahluk untuk diselamatkan - menyiratkan bahwa penyelamatan apapun semestinya diperuntukan bagi semua mahluk, Karena, Jika seorang Cerah, segalanya juga Cerah-tidakkah semua itu bentuk pikiran?. Untuk lebih sederhana, Aspirasi Bodhisattwa ini menunjukan welas asih tanpa batas yang diharapkan oleh mahayan dapat menawarkan pemusatan diri dari Hinaya.

Indra

Quote from: purnama on 18 April 2009, 09:42:16 AM
Quote from: dilbert on 17 April 2009, 04:37:08 PM
Quote from: purnama on 17 April 2009, 04:29:51 PM
Sebelum Pulang kantor , Akhir diskusi saya hari ini, Makanya Baca buku. Saya tawarin buku Gratis dekh, tidak perlu sepeserpun keluar uang, Cari buku judul Jalan tunggal karangan Bhante Piyasilo, Ngak perlu pesen tinggal ngambil doang, Cuman ongkos kesana buat ambil, sebelum diskusi, baru paham sebenernya kayak apa sih Teravada dan mahayana sebenarnya.

Karena buku ini lebih jelas pembahasannya. Karena  buku ini bukan karangan tapi MAKALAH, Sekali lagi MAKALAH. Jadi ini sudah di risetkan , dan sudah terbukti, tulisan beliau refrensi paling bisa dibenarkan.    =))   siapa yang membenarkan ??

lebih baik baca buku Riwayat Agung Para Buddha, karya dari Tipitakadhara Mingun Sayadaw (Burma), anda tahu Tipitakadhara ?
Tipitakadhara adalah gelar bagi individu yang bisa menghapal Tipitaka luar kepala gitu lo... jadi referensi-nya bukan hanya banyak, tetapi keseluruhan TIPITAKA bro...

Ngak efek cuy, tetap aje tuh refrensi loe tuh ada di Buddha wacana

Ada board ULASAN BUKU untuk postingan promosi semacam ini...

Indra

Quote from: purnama on 18 April 2009, 10:18:59 AM
Quote from: naviscope on 18 April 2009, 10:17:26 AM
^
^
^
di mahayana ada lakanvantara sutra (sutra biru)
sutra untuk menghilang kan dualisme (bro dilbert pasti tau, itu kan sutra patokan buat zen)

mungkin bro2 mo mencicipi sedikit... hehehe...

Omong omong sutra intan emang banyak lagi pis kalo orang tera bilang pegang Hinaya, kalo kita Vinaya, beda beda tipis, tapi ujung akarnya sama aja lagi

Bro, berkali2 anda menuliskan HINAYA, artinya apa sih?

purnama

Quote from: Indra on 18 April 2009, 11:02:20 AM
Quote from: purnama on 18 April 2009, 10:18:59 AM
Quote from: naviscope on 18 April 2009, 10:17:26 AM
^
^
^
di mahayana ada lakanvantara sutra (sutra biru)
sutra untuk menghilang kan dualisme (bro dilbert pasti tau, itu kan sutra patokan buat zen)

mungkin bro2 mo mencicipi sedikit... hehehe...

Omong omong sutra intan emang banyak lagi pis kalo orang tera bilang pegang Hinaya, kalo kita Vinaya, beda beda tipis, tapi ujung akarnya sama aja lagi

Bro, berkali2 anda menuliskan HINAYA, artinya apa sih?

Ngak ada artinya. Bro. cuman jelasin aja Sebenarnya maha juga punya Hinaya sendiri, bukan aja tera :)

Indra

Quote from: purnama on 18 April 2009, 11:07:06 AM
Quote from: Indra on 18 April 2009, 11:02:20 AM
Quote from: purnama on 18 April 2009, 10:18:59 AM
Quote from: naviscope on 18 April 2009, 10:17:26 AM
^
^
^
di mahayana ada lakanvantara sutra (sutra biru)
sutra untuk menghilang kan dualisme (bro dilbert pasti tau, itu kan sutra patokan buat zen)

mungkin bro2 mo mencicipi sedikit... hehehe...

Omong omong sutra intan emang banyak lagi pis kalo orang tera bilang pegang Hinaya, kalo kita Vinaya, beda beda tipis, tapi ujung akarnya sama aja lagi

Bro, berkali2 anda menuliskan HINAYA, artinya apa sih?

Ngak ada artinya. Bro. cuman jelasin aja Sebenarnya maha juga punya Hinaya sendiri, bukan aja tera :)
makin bingung, maha punya Hinaya sendiri? apa sih Hinaya?

purnama

Quote from: Indra on 18 April 2009, 10:57:00 AM
Quote from: purnama on 18 April 2009, 09:42:16 AM
Quote from: dilbert on 17 April 2009, 04:37:08 PM
Quote from: purnama on 17 April 2009, 04:29:51 PM
Sebelum Pulang kantor , Akhir diskusi saya hari ini, Makanya Baca buku. Saya tawarin buku Gratis dekh, tidak perlu sepeserpun keluar uang, Cari buku judul Jalan tunggal karangan Bhante Piyasilo, Ngak perlu pesen tinggal ngambil doang, Cuman ongkos kesana buat ambil, sebelum diskusi, baru paham sebenernya kayak apa sih Teravada dan mahayana sebenarnya.

Karena buku ini lebih jelas pembahasannya. Karena  buku ini bukan karangan tapi MAKALAH, Sekali lagi MAKALAH. Jadi ini sudah di risetkan , dan sudah terbukti, tulisan beliau refrensi paling bisa dibenarkan.    =))   siapa yang membenarkan ??

lebih baik baca buku Riwayat Agung Para Buddha, karya dari Tipitakadhara Mingun Sayadaw (Burma), anda tahu Tipitakadhara ?
Tipitakadhara adalah gelar bagi individu yang bisa menghapal Tipitaka luar kepala gitu lo... jadi referensi-nya bukan hanya banyak, tetapi keseluruhan TIPITAKA bro...

Ngak efek cuy, tetap aje tuh refrensi loe tuh ada di Buddha wacana

Ada board ULASAN BUKU untuk postingan promosi semacam ini...

Cuman kasi kisi - kisi sedikit Bro. Lagian saya kan dari kemarin agar untuk membaca untuk jangan mengambil kesimpulan sendiri. Inilah sikap kadang kita ngambil kesimpulan sendiri ahhasil jadinya Ego.

Lagi Pula Refrensi saya berikan memang bagus untuk dibaca, supaya jgn bersikap fanatisme sama aliran sendiri.

Memang Mahayana ada beberapa beda konsep Tera. Bukan berarti Maha itu melenceng ajaran Dhamma, Justru memperkaya Dhamma, jadi saya mempromosikan buku ini, supaya buka jalan pikiran jgn berpandangan sempit kalo itu tidak lah yakin. Nantinya hasilnya Ngawur.

purnama

Quote from: Indra on 18 April 2009, 11:08:26 AM
Quote from: purnama on 18 April 2009, 11:07:06 AM
Quote from: Indra on 18 April 2009, 11:02:20 AM
Quote from: purnama on 18 April 2009, 10:18:59 AM
Quote from: naviscope on 18 April 2009, 10:17:26 AM
^
^
^
di mahayana ada lakanvantara sutra (sutra biru)
sutra untuk menghilang kan dualisme (bro dilbert pasti tau, itu kan sutra patokan buat zen)

mungkin bro2 mo mencicipi sedikit... hehehe...

Omong omong sutra intan emang banyak lagi pis kalo orang tera bilang pegang Hinaya, kalo kita Vinaya, beda beda tipis, tapi ujung akarnya sama aja lagi

Bro, berkali2 anda menuliskan HINAYA, artinya apa sih?

Ngak ada artinya. Bro. cuman jelasin aja Sebenarnya maha juga punya Hinaya sendiri, bukan aja tera :)
makin bingung, maha punya Hinaya sendiri? apa sih Hinaya?

Ampir sm lah dengan tera. Cuman bedanya ada maha lebih berkembang

Hendra Susanto


purnama


Indra

Quote from: purnama on 18 April 2009, 11:11:58 AM
Quote from: Indra on 18 April 2009, 10:57:00 AM
Quote from: purnama on 18 April 2009, 09:42:16 AM
Quote from: dilbert on 17 April 2009, 04:37:08 PM
Quote from: purnama on 17 April 2009, 04:29:51 PM
Sebelum Pulang kantor , Akhir diskusi saya hari ini, Makanya Baca buku. Saya tawarin buku Gratis dekh, tidak perlu sepeserpun keluar uang, Cari buku judul Jalan tunggal karangan Bhante Piyasilo, Ngak perlu pesen tinggal ngambil doang, Cuman ongkos kesana buat ambil, sebelum diskusi, baru paham sebenernya kayak apa sih Teravada dan mahayana sebenarnya.

Karena buku ini lebih jelas pembahasannya. Karena  buku ini bukan karangan tapi MAKALAH, Sekali lagi MAKALAH. Jadi ini sudah di risetkan , dan sudah terbukti, tulisan beliau refrensi paling bisa dibenarkan.    =))   siapa yang membenarkan ??

lebih baik baca buku Riwayat Agung Para Buddha, karya dari Tipitakadhara Mingun Sayadaw (Burma), anda tahu Tipitakadhara ?
Tipitakadhara adalah gelar bagi individu yang bisa menghapal Tipitaka luar kepala gitu lo... jadi referensi-nya bukan hanya banyak, tetapi keseluruhan TIPITAKA bro...

Ngak efek cuy, tetap aje tuh refrensi loe tuh ada di Buddha wacana

Ada board ULASAN BUKU untuk postingan promosi semacam ini...

Cuman kasi kisi - kisi sedikit Bro. Lagian saya kan dari kemarin agar untuk membaca untuk jangan mengambil kesimpulan sendiri. Inilah sikap kadang kita ngambil kesimpulan sendiri ahhasil jadinya Ego.

Lagi Pula Refrensi saya berikan memang bagus untuk dibaca, supaya jgn bersikap fanatisme sama aliran sendiri.

Memang Mahayana ada beberapa beda konsep Tera. Bukan berarti Maha itu melenceng ajaran Dhamma, Justru memperkaya Dhamma, jadi saya mempromosikan buku ini, supaya buka jalan pikiran jgn berpandangan sempit kalo itu tidak lah yakin. Nantinya hasilnya Ngawur.

silahkan sampaikan promosi anda di board yang sesuai, dan anda bisa memberikan link di sini untuk merujuk ke sana. begitu etika yg benar

Indra

Quote from: purnama on 18 April 2009, 11:12:59 AM
Quote from: Indra on 18 April 2009, 11:08:26 AM
Quote from: purnama on 18 April 2009, 11:07:06 AM
Quote from: Indra on 18 April 2009, 11:02:20 AM
Quote from: purnama on 18 April 2009, 10:18:59 AM
Quote from: naviscope on 18 April 2009, 10:17:26 AM
^
^
^
di mahayana ada lakanvantara sutra (sutra biru)
sutra untuk menghilang kan dualisme (bro dilbert pasti tau, itu kan sutra patokan buat zen)

mungkin bro2 mo mencicipi sedikit... hehehe...

Omong omong sutra intan emang banyak lagi pis kalo orang tera bilang pegang Hinaya, kalo kita Vinaya, beda beda tipis, tapi ujung akarnya sama aja lagi

Bro, berkali2 anda menuliskan HINAYA, artinya apa sih?

Ngak ada artinya. Bro. cuman jelasin aja Sebenarnya maha juga punya Hinaya sendiri, bukan aja tera :)
makin bingung, maha punya Hinaya sendiri? apa sih Hinaya?

Ampir sm lah dengan tera. Cuman bedanya ada maha lebih berkembang

Saya tidak pernah menemukan term HINAYA dalam theravada, mungkin teman2 lain bisa membantu? dan Bro Pur, apakah HINAYA dlam Mahayana? mohon penjelasannya. thanks