News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Pertanyaan yang menyudutkan

Started by Brado, 31 December 2008, 12:22:17 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dilbert

Quote from: coedabgf on 28 February 2009, 02:34:27 PM
[at] dilbert
loh klo sebagai pengetahuan, memang keyakinan bisa dipaksakan kecuali memang jika dapat melihat kegunaan ada kebenarannya.
seperti nonton tv, baca koran, dengar radio atau cerita teman atau bahkan rumpian. kenapa batin bisa bergejolak?

nonton tv, channel dan acara tidak cocok... SKIP...
baca koran, bisa SKIP,
dengar radio, bisa ganti gelombang,
dengar cerita teman, tidak cocok dengar, boleh permisi,
rumpian juga...

apakah ada bedanya, jika ada missionaris K****** datang, lantas ketika dengar sebentar, tidak cocok, boleh SKIP gak ? boleh donk... apakah bisa dipaksakan ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

dilbert

#211
Quote from: coedabgf on 28 February 2009, 02:40:15 PM
bagaimana dengan latihan meditasi yang dibilang melatih mengamati dengan bersikap netral? kenyataannya seperti apa klo begitu, padahal tidak ada apa-apa dalam pengertian tujuan dan pengharapan yang buruk dari pihak lain?

bagaimana kalau di balik... umat K****** dengar umat buddha wejangan dhamma ? Jika tidak dikehendaki, demikian-lah juga jika ada umat Buddha yang tidak berkehendak dengan upaya missionaris K******...

Dalam hal ini pandangan saya juga NETRAL... jika tidak mau diperlakukan begitu, jangan memperlakukan orang lain begitu juga...

Pengalaman saya dengan Missionari K*****...
Jika ada missionari K****** yang datang ke rumah dan kemudian mulai memberikan wejangan dsbnya.... saya juga balik memberikan wejangan ala BUDDHA kepada missionaris tersebut. Alhasil biasanya karena tujuannya mau convert saya... ternyata saya malah kelihatan mau "CONVERT" balik dia dengan konsep konsep buddhisme... Jadi minggat sendiri... Jadi minta permisi cepat cepat...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

sabdo palon

Quote from: Lokkhitacaro on 31 December 2008, 12:22:17 PM
Selalu begitu
Kalau mereka tahu kita beragama Buddha
Pernah saya ditanya begini;

"Agama kamu apa ?"

"Buddha.. "

"Ohh masih Buddha toh ? "

(masih ? oh noo! saya sudah menjadi Buddhis, saya sudah ditisarana, saya juga sudah punya nama Buddhis)

"........................"

(kenapa dibilang masih? bukankah seperti seorang maling yang masih melakukan tindakan tak terpujinya, koq dibilang masih? apakah beragama Buddha itu salah?)

"Ke tempat saya yuk ? di sana ramai lohh.. "

"ah nggak ah"

"Lohh kenapa ? nanti saya jemput.. minggu ini ya?"

"nggak deh..terima kasih"

"rumahmu dimana sih ? nanti saya datang ntar malam.. saya mau beri kabar gembira untukmu..warta keselamatan"

"............................."

(speechless)

*** aku masih memikirkan kata 'masih' yang seolah menyudutkan, kata itu masih terngiang di telingaku sampai sekarang, kata masih menunjukkan kita di posisi bertahan dan bukanlah di pihak yang dominan ***

Kapan kita bisa berkata dengan kepercayaan diri penuh, "Kenapa kamu masih beragama itu ? Ke Vihara aku yuk ? Disana ramai lohh.. Banyak Bhikkhunya.. ada nyanyi2 lagu buddhis juga lohh.. dan malam ini aku akan datang kerumahmu, aku membawa warta kebenaran.."






Nimbrung aaah.

Bila mereka mengejek oooh masih Buddha ya?

Jawaban yang bisa dipilih:

1. Ya habis gimana ya....? sudah terlanjur.... masa sudah biasa naik mercy disuruh ganti sepeda.....?
    Sepeda butut lagi...... hehehe....
2. Emangnya kenapa? kamu masuk Kristin ya....? masa....? kok mau emas diganti besi....? besi berkarat lagi.....
    hehehe.......

Dan berbagai contoh yang serupa......   ;D

ENCARTA

Quote from: coedabgf on 28 February 2009, 02:29:46 PM
kutipan encarta
bagaimana ada tataran buddhism dalam konsep krist'en
apa sekarang yesus ikut mengajarkan dhamma Buddha..
saya cuma belajar disini, bagaimana kalau bro juga ikut sama2 membuang dan mengosongkan cangkir dulu
tanpa ember2 i'm chirstian


bro encarta
saya pernah tulis prinsip saya yakni
1. the way (jalan), 2. the truth (kebenaran),
3. dan pada akhirnya the life (kehidupan-iman)
kan saya bilang kebenaran adalah kebenaran, bisa kan saya berjalan (menyelidiki/menggali/belajar) pada tataran no. 1 dan 2 jika itu adalah kebenaran umum (sifatnya universal), dan yang no. 3 itu adalah ukuran/batasan (pengetahuan) pengalaman keyakinan saya atau setiap pribadi atas realitas yang sebenarnya. makanya ada ditulis 'it's up to everybody'.

klo timbulnya pemebedaan dalam tataran 1 dan 2 itu berasal dari apa siapa, jika memang itu mengandung kebenaran universal, diakui mengandung kebaikan, kasih?

maap kalau aye salah paham ^:)^
tapi bagaimana kalau memaksakan suatu konsep, ada.. doktrin netral? :D

coedabgf

#214
seperti yang ditulis dan dikutip oleh bro kelana :
Mari kita simak dalam Lankavatara Sutra (versi panjang maupun pendek) mengenai Tathagata-Garbha:

The Blessed One replied: No, Mahamati, my Womb of Tathagatahood (Tathagata-Garbha) is not the same as the Divine Atman as taught by the philosophers. What I teach is Tathagatahood in the sense of Dharmakaya, Ultimate Oneness, Nirvana, emptiness, unbornness, unqualifiedness, devoid of will-effort. The reason why I teach the doctrine of Tathagatahood is to cause the ignorant and simple-minded to lay aside their fears as they listen to the teaching of egolessness and come to understand the state of non-discrimination and imagelessness. The religious teachings of the Tathagatas are just like a potter making various vessels by his own skill of hand with the aid of rod, water and thread, out of the one mass of clay, so the Tathagatas by their command of skillful means issuing from Noble Wisdom, by various terms, expressions, and symbols, preach the twofold egolessness in order to remove the last trace of discrimination that is preventing disciples from attaining a self-realisation of Noble Wisdom. The doctrine of the Tathagata-womb is disclosed in order to awaken philosophers from their clinging to the notion of a Divine Atman as transcendental personality, so that their minds that have become attached to the imaginary notion of "soul" as being something self-existent, may be quickly awakened to a state of perfect enlightenment. All such notions as causation, succession, atoms, primary elements, that make up personality, personal soul, Supreme Spirit, Sovereign God, Creator, are all figments of the imagination and manifestations of mind. No, Mahamati, the Tathagata's doctrine of the Womb of Tathagatahood is not the same as the philosopher's Atman.
---------
Dari pernyataan Sang Buddha, jelas bahwa tidak ada yang namanya True Self, Divine Atman/Atta. Sang Buddha menjelaskan bahwa Beliau mengajar dengan menggunakan istilah, simbol Tatagatha-Garbha ataupun True Self adalah sebagai tahap awal menyingkirkan rasa takut orang-orang yang merasa takut ketika mendengar mengenai ajaran ketanpa-Akuan, kekosongan, padam. Dengan demikian mereka mau duduk mendengarkan ajaran mengenai pikiran yang tidak diskriminasi. Begitu pula apa yang ada dalam Mahaparinirvana Sutra, Sang Buddha menjelaskan Tatagatha-Garbha kepada mereka yang masih memiliki ketakutan akan ketanpa-akuan. Rasa takut seperti ini banyak menghinggapi manusia hingga sekarang.

Jadi, sejatinya tidak ada True Self, tidak ada Atta Sejati, tidak ada True Self buried inside False Self.



jadi pandangan dibawah inipun,
'Jadi, sejatinya tidak ada True Self, tidak ada Atta Sejati, tidak ada True Self buried inside False Self'.
Semua masih dalam tataran filosofis (khayal/palsu) duniawi/karnal belum yang sesungguhnya, jika belum mengalami realitas kebenaran sejati ( from attaining a self-realisation of Noble Wisdom). Rahasianya bukan kebijaksanaan kebenaran sejati adalah karena 'are all figments of the imagination and manifestations of mind', masih dalam tataran duniawi atau karnal.
Tahapannya,
bedakan atta dengan True self? apakah bedanya?,
atta dengan Dharmakaya?apakah bedanya?,
True self dengan Dharmakaya?adakah bedanya?.
iKuT NGeRumPI Akh..!

coedabgf

#215
kutipan dilbert :
nonton tv, channel dan acara tidak cocok... SKIP...
baca koran, bisa SKIP,
dengar radio, bisa ganti gelombang,
dengar cerita teman, tidak cocok dengar, boleh permisi,
rumpian juga...

apakah ada bedanya, jika ada missionaris K****** datang, lantas ketika dengar sebentar, tidak cocok, boleh SKIP gak ? boleh donk... apakah bisa dipaksakan ?

Pengalaman saya dengan Missionari K*****...
Jika ada missionari K****** yang datang ke rumah dan kemudian mulai memberikan wejangan dsbnya.... saya juga balik memberikan wejangan ala BUDDHA kepada missionaris tersebut. Alhasil biasanya karena tujuannya mau convert saya... ternyata saya malah kelihatan mau "CONVERT" balik dia dengan konsep konsep buddhisme... Jadi minggat sendiri... Jadi minta permisi cepat cepat...


bro dilbert kan ... sudah jawab sendiri dari tulisan kutipan diatas. apakah klo bertindak begitu ada muncul sikap-sikap gejolak batin yang tidak baik, hayo lebih baik mana sudah ada sikap tidak netral sebelumnya atau wajar-wajar saja (netral) lihat situasi dan kondisi untuk berdiskusi? tinggal maunya.
iKuT NGeRumPI Akh..!

coedabgf

 [at] encarta
bro maksudnya siapa yang memaksakan konsep?
iKuT NGeRumPI Akh..!

Kelana

#217
Quote from: coedabgf on 28 February 2009, 03:13:21 PM

jadi pandangan dibawah inipun,
'Jadi, sejatinya tidak ada True Self, tidak ada Atta Sejati, tidak ada True Self buried inside False Self'.
Semua masih dalam tataran filosofis (khayal/palsu) duniawi/karnal belum yang sesungguhnya, jika belum mengalami realitas kebenaran sejati ( from attaining a self-realisation of Noble Wisdom).

Sdr. Coedabgf.  Pertama. Ini bukan pandangan tetapi pernyataan.
Kedua. Pernyataan ini bukan berdasarkan dari pengalaman saya, tetapi dari pengalaman Sang Buddha yang telah mengalami yang kita sebut Nirvana.

Sdr. Coedabgf, lalu apa dasar anda menggugat pernyataan ini jika anda tidak memiliki pengalaman seperti Sang Buddha? Anda tidak memiliki alasan apapun selain argumen-argumen mentah yang tidak berdasar.

QuoteRahasianya bukan kebijaksanaan kebenaran sejati adalah karena 'are all figments of the imagination and manifestations of mind', masih dalam tataran duniawi atau karnal.

'are all figments of the imagination and manifestations of mind'. Benar Sdr. Coedabgf, termasuk pernyataan anda bahwa atta itu ada, itu hanyalah imajinasi anda. :whistle:


QuoteTahapannya,
bedakan atta dengan True self? apakah bedanya?,
atta dengan Dharmakaya?apakah bedanya?,
True self dengan Dharmakaya?adakah bedanya?.

Pertanyaan ini semuanya kan hanya imajiansi anda Sdr. Coedabgf. Jadi saya tidak menjawabnya , toh nanti akan ditanggapi dengan imajinasi anda lagi.   ^-^ :whistle:

Selanjutnya no comment
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

coedabgf

#218
bro kelana,
saya berbicara atta itu merujuk kepada sebatas pengalaman nama dan rupa
seperti kutipan :
'Rahasianya bukan kebijaksanaan kebenaran sejati adalah karena 'are all figments of the imagination and manifestations of mind', masih dalam tataran duniawi atau karnal.'
'sehingga semua masih dalam tataran filosofis (khayal/palsu) duniawi/karnal belum yang sesungguhnya, jika belum mengalami realitas kebenaran sejati ( from attaining a self-realisation of Noble Wisdom).'


tetapi (maksud) yang saya tulis silahkan lihat perbandingan kutipan ini :
Tahapannya,
bedakan atta dengan True self? apakah bedanya?,
atta dengan Dharmakaya?apakah bedanya?,
True self dengan Dharmakaya?adakah bedanya?.


makanya dalam tulisan ada saya tanyakan (berlaku bagi siapapun umat atau guru-guru),
siapakah yang telah tercerahkan?
sebab bila seseorang belum tercerahkan (mengenali yang sejati), seperti kata guru Buddha,
semua kotbah-kotbah, buku-buku yang ditulis mengenai penjelasan, pengajaran tentang anicca dukkha anatta dan bahkan (kondisi) Nibanna hanyalah dalan tataran  filosofis (khayal/palsu)
dan sampai kapanpun tidak akan dapat (belum) menjumpai/menemukan yang sejati

seperti ujaran guru Buddha :
my Womb of Tathagatahood (Tathagata-Garbha) is not the same as the Divine Atman as taught by the philosophers.
sebab :
their clinging to the notion of ...
All such notions as ....
are all figments of the imagination and manifestations of mind

masih ada senantiasa didalam, sehingga :
trace of discrimination that is preventing disciples from attaining a self-realisation of Noble Wisdom
sebab :
What I teach is Tathagatahood in the sense of Dharmakaya, Ultimate Oneness, Nirvana, emptiness, unbornness, unqualifiedness, devoid of will-effort.
so,
the Tathagata's doctrine of the Womb of Tathagatahood is not the same as the philosopher's Atman.
sehingga Ia mengajarkan rahasia (penelusuran perenungan meditasi) pengajaran :
preach the twofold egolessness in order to remove the last trace of discrimination that is preventing disciples from attaining a self-realisation of Noble Wisdom.
The doctrine of the Tathagata-womb is disclosed in order to awaken philosophers from their clinging to the notion of a Divine Atman as transcendental personality, so that their minds that have become attached to the imaginary notion of "soul" as being something self-existent, may be quickly awakened to a state of perfect enlightenment.

Tathagatahood in the sense of Dharmakaya, Ultimate Oneness, Nirvana, emptiness, unbornness, unqualifiedness, devoid of will-effort.
yakni :
Sense of Dharmakaya, Ultimate Oneness, Nirvana, emptiness, unbornness, unqualifiedness, devoid of will-effort'



imaginasi atau kebenaran, bisa dipandang berbeda oleh masing-masing pribadi-pribadi yang mempunyai kebijaksanaan yang sudah mendekat atau yang masih jauh.


semoga menambah pengetahuan pencerahan
iKuT NGeRumPI Akh..!

truth lover

#219
Quote from: Lokkhitacaro on 27 February 2009, 06:26:00 PM
Quote from: dilbert on 27 February 2009, 05:02:04 PM
Salah satu bhante (theravada) terkemuka di kota saya, sering di-minta-i bantuannya untuk "mengantar-kan" orang yang menjelang ajal. Dan menurut pengalaman, bahwa biasanya setelah dibacai paritta dalam waktu 1 batang hio, orang yang menjelang ajal (biasanya yang susah meninggal) akan dengan mudah-nya meninggal dunia.

Ini yang membuat umat Buddha kalau sakit takut dibacain paritta, karena beranggapan bukan dapat kesembuhan, malah mempercepat pindah alam dehh..

mending cepet pindah alam, gimana kalau tidak pindah alam tiap hari sakit seperti sakit gigi padahal sembuh tidak mungkin, misalnya kanker lever stadium 4? hayo mas Hokkhie pilih mana?
The truth, and nothing but the truth...

truth lover

Mas Coeda...

Menurut Kristin roh/atta ada atau tidak ada?

The truth, and nothing but the truth...

coedabgf

 [at] truth lover
karena anda bertanya, saya menanyakan kepada anda, untuk belajar mengetahui apa sich roh atau atta klo dari sudut pandang K, buat pengetahuan gambaran yang lebih lengkap, boleh gak... saya sertakan beberapa firmannya untuk dasar penjelasan christianity bukan kata saya.
iKuT NGeRumPI Akh..!

truth lover

Quote from: coedabgf on 28 February 2009, 08:17:45 PM
[at] truth lover
karena anda bertanya, saya menanyakan kepada anda, untuk belajar mengetahui apa sich roh atau atta klo dari sudut pandang K, buat pengetahuan gambaran yang lebih lengkap, boleh gak... saya sertakan beberapa firmannya untuk dasar penjelasan christianity bukan kata saya.

Mas Coeda untuk mengatakan ada atau tidak ada perlukah beberapa firman? Kelihatannya mas Coeda kurang percaya diri untuk mengatakan ada atau tidak ada.

Ok lah saya rasa nggak apa-apa, cuma apakah moderator keberatan atau tidak saya tidak tahu, karena umumnya umat Buddha lebih mengenal dan akrab terhadap ajaran Kristin daripada ajaran Buddha, jadi kadang malas membaca firman Tuhan, karena mereka sudah tahu, sebab sekolah di sekolah Kristin.
The truth, and nothing but the truth...

tesla

#223
Quote from: dilbert on 28 February 2009, 02:42:43 PM
Quote from: coedabgf on 28 February 2009, 02:40:15 PM
bagaimana dengan latihan meditasi yang dibilang melatih mengamati dengan bersikap netral? kenyataannya seperti apa klo begitu, padahal tidak ada apa-apa dalam pengertian tujuan dan pengharapan yang buruk dari pihak lain?

bagaimana kalau di balik... umat K****** dengar umat buddha wejangan dhamma ? Jika tidak dikehendaki, demikian-lah juga jika ada umat Buddha yang tidak berkehendak dengan upaya missionaris K******...

Dalam hal ini pandangan saya juga NETRAL... jika tidak mau diperlakukan begitu, jangan memperlakukan orang lain begitu juga...

Pengalaman saya dengan Missionari K*****...
Jika ada missionari K****** yang datang ke rumah dan kemudian mulai memberikan wejangan dsbnya.... saya juga balik memberikan wejangan ala BUDDHA kepada missionaris tersebut. Alhasil biasanya karena tujuannya mau convert saya... ternyata saya malah kelihatan mau "CONVERT" balik dia dengan konsep konsep buddhisme... Jadi minggat sendiri... Jadi minta permisi cepat cepat...

belakangan saya sering diskusi dg umat agama lain & so far saya rasa mereka "juga" bisa menerima dg baik Buddha Dhamma. namun dalam diskusi, property agama kita (Buddha)  tanggalkan dahulu & kadang2 memakai property agama mereka (tapi ada batasnya... hehehe). kita hanya bicara realitas hidup sehari-hari, di sini & sekarang. masalah2 apa yg kita alami ketika hidup.

mis, doa Bapa Kami:

Quote

    Bapa kami yang ada di surga
    Dimuliakanlah nama-Mu
    Datanglah Kerajaan-Mu
    Jadilah kehendak-Mu
    Di atas bumi seperti di dalam Surga


    Berilah kami rejeki pada hari ini
    Dan ampunilah kesalahan kami, seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan
    Tetapi bebaskan kami dari yang jahat

    Amin.

dalam doa sederhana ini ada 2 unsur yg bertolak belakang yah (biru & merah).
yg merah, sudah jelas adalah keinginan seorang manusia biasa.
jadi apa arti doa yg biru?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

tesla

Quote from: truth lover on 28 February 2009, 06:22:30 PM
Mas Coeda...

Menurut Kristin roh/atta ada atau tidak ada?



AFAIK, Sang Buddha sendiri tidak pernah mengatakan atta ada, ataupun tidak ada.
sederhana, karena definisi atta sendiri tidak jelas.
yg terjadi adalah Buddha menepis anggapan bahwa atta adalah kesadaran, atta adalah perasaan, dst...
yg mana adalah definisi atta pada setiap orang pada umumnya (putthujana). (setiap orang yg mendefinisikan atta pasti akan jatuh pada salah satu dari kelima kelompok kembali, atau lebih)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~