ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN

Started by Sukma Kemenyan, 28 December 2008, 01:45:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dipasena

Quote from: coedabgf on 17 April 2009, 02:16:01 PM
Kondisi Nibanna saja (keMutlakan) masih dipertanyakan apakah anda atau siapa dan berapa banyak yang telah mencapainya, apalagi klo Figur yang Mutlak dari banyak kehidupan seperti keberadaan kehidupan diri anda masih blom tahu/masih menjadi suatu rahasia bagi banyak orang. Tetapi klo yang masih diluar jangkauan imaginasi anda saja anda bilang seolah-olah ada sesuatu pemiguran kekonyolan dan kebodohan si Allah/Tuhan, lebih baik melakukan hal yang lain yang lebih berguna daripada melihat kesombongan kebodohan dan kekonyolan kebanggaan anda yang seolah-olah sudah mengetahui kenyataan kebenaran yang sesungguhnya tetapi melainkan dari kesempitan keakuan keattaan anicca anatta anda.   ;)

apakah saya mengatakan kekonyolan si allah/tuhan itu berarti kesombongan, kebodohan dan kekonyolan saya ? didasarkan pada apa statment anda, pada ketidak tahuan saya atas kebenaran si allah/tuhan ?

ehm... pertanyaan sy simple apakah anda tau allah/tuhan itu ? jika anda tau, dr mana anda tau bahwa itu lah si allah/tuhan ? koq congkak dan bodoh sekali anda begitu mudah mempercayai sosok yg anda sendiri tidak pernah tau/ketahui dan tidak pernah anda jumpai dengan kepala/mata anda sendiri ?

bung, hidup bukan didasarkan pada imajinasi yg dianggap nyata, itu namanya bermimpi, hidup didasarkan pd realita, didasarkan pada intelektual kita, apakah ada atau tidak... anda ga perlu mempertanyakan nibbana ke saya, bagi saya nibbana hanya lah teori, selama anda, saya dan rekan buddhism disini belum pernah mempraktekan dan mencapai kondisi nibbana selama itu pula nibbana hanya lah sebuah konsep/teori dari seseorang yg telah mencapai tingkat ke-buddha-an

jd apa yg saya belum capai (nibbana juga merupakan suatu usaha pencapaian, proses) sy tidak pernah memberikan statment apa2, sampai situ jelas ? so sekarang anda bisa memberikan jawaban atas pertanyaan saya, dr mana anda tau "kesombongan kebodohan dan kekonyolan kebanggaan" saya ? jika anda tidak bermulut besar !

konsep ketuhanan dari agama samawi, menekankan berbagai macam keistimewahan dan cilakanya hal itu erat hubungannya dengan kehidupan manusia jaman dulu maupun jaman ini... contoh ada pernyataan allah/tuhan itu maha baik, perhatikan kenyataan begitu banyak manusia mati hanya karena kebengisan/kebencian allah/tuhan terhadap manusia yg murtad, bahkan ia rela mengorbankan umatnya/manusia yg baik hanya karena kemurkaannya...

loh apa hubungan bencana dengan kemurkaannya, sangat erat, bencana dalam konsep samawi adalah kerjaan si allah/tuhan, betul ??? secara intelektual, bencana merupakan gejala alam, jd anda bs menilai mana imajinasi, mana intelektual yg menuntut kelogisan ? itu jika anda tidak bodoh tentunya !

so buang kecongkakan mu, jika anda mau debat/diskusi panjang lebar mengenai ketuhanan sy siap melayani anda, tentu nya tidak di forum ini. dhanuttono.blogspot.com anda bisa mengakses blog tersebut atau anda kirim email ke saya dhanuttono [at] yahoo.com daripada anda belagak seperti pahlawan kesiangan... bangun, sudah pagi ini...

coedabgf

Quote from: dhanuttono on 17 April 2009, 08:25:51 AM
tau di haramkan tp berani menyatakan statment, ketika di ingatkan baru sadar... hahaha... ya itu akibat percaya mahluk super duper yg malu untuk menampakkan batang idungnya... hahaha... gtu berani nulis di tanggan saya... :D

Quote from: dhanuttono on 17 April 2009, 01:58:18 PM
mau baca kekonyolan Allah ? buka blog saya, banyak disitu kekonyolan dan kebodohan si Allah/Tuhan... selamat membaca deh...
iKuT NGeRumPI Akh..!

williamhalim

Bro Coe...

Dalam berdiskusi religius, tidak bisa memakai sudut pandang yg berbeda.
Anda memakai sudut pandang tuhan/ketuhanan sedangkan umat buddha disini memakai sudut pandang 'diri sendiri'. Anda mempercayai adanya tuhan maha penguasa yg mengatur kehidupan kita, sedangkan umat buddha meyakini, diri sendiri lah pencipta dan pengatur kehidupan.

Agar diskusi bisa berjalan dengan terarah, ada baiknya ditentukan dulu aturan mainnya, yakni:

1. Ditentukan dulu, pembahasan diskusi mau memakai sudut pandang 'ketuhanan' atau sudut pandang 'diri sendiri'?

2. Setelah menetapkan sudut pandang yg diambil, selanjutnya diskusi hanya berpatokan pada sudut pandang tsb. Misalnya: diputuskan berdiskusi dengan pola ketuhanan. Maka tidak boleh ada pendapat semacam "Oh, Buddha hanya pengajar, tidak bisa menentukan" atau misalnya diskusi berpatokan pada buddhism, maka pertanyaan semacam "Lha, kan tuhan yg mengatur segalanya". Diskusi harus konsisten pada kerangka pemikiran yg telah diputuskan.

3. Rujukan yg digunakan harus ditetapkan, Jika diskusi ketuhanan, rujukan dapat berupa Injil / Alkitab. Jika diskusi mengenai Buddhism, rujukan harus ke Tipitaka. Tidak bisa mencampur adukkan antara Tipitaka dan Alkitab, nggak nyambung.

Setelah persyaratan diatas ditetapkan, maka diskusi dapat dimulai, tentu dengan beberapa orang yg menjadi penengah alias juri yg adil, tidak memihak.

Sy pernah berdiskusi dgn seorang kr****n yg meyakini ketuhanan, pertanyaan dan bantahan yg kami diskusikan berpatokan pada pola pemikiran dia (kr****n) dan rujukan ke alkitab. Misalnya: dia bilang tuhan maha tahu dan penyayang, saya bantah "di alkitab kan disebutkan tuhan dengan kemarahan memegang pedang api melibas orang2 yg berdosa" atau "tuhan tidak mengetahui bahwa hawa akan memakan apel." Banyak yg bisa dibantah hanya dengan memakai sesama ayat alkitab. Begitu juga jika ingin diskusi Buddhisme.

Sy melihat kerancuan pemahaman Bro Coe. Jika Bro Coe meyakini ketuhanan (tuhan) berarti pemahaman Bro Coe tsb bukanlah Buddhism. Kepercayaan tehadap tuhan adalah ajaran samawi (yg katanya diturunkan dari langit). Jika memang Bro Coe berpendapat Buddhisme mengakui adanya tuhan pencipta / penguasa, mohon berikan rujukannya di Tipitaka.

Demikianlah, semoga diskusi bisa berjalan lancar dan kita bersama dapat memetik manfaat dan semakin maju dalan dhamma.

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

coedabgf

#213
Contoh kasus diskusi 1 :

Quote from: Kainyn_Kutho on 17 April 2009, 02:28:15 PM
Lalu kenapa masih banyak orang jahat di muka bumi? Ini karena para Bodhisatva kurang gigih, atau orang-orangnya kepala batu?

Quote from: coedabgf on 17 April 2009, 02:33:38 PM
[at] kainyn
tanya diri anda yang tahu kenapa.  :))

Quote from: Kainyn_Kutho on 17 April 2009, 04:28:27 PM
Saya belum pernah kenal atau ketemu Bodhisatva, jadi saya tidak tahu.
Mau bantu jawab?

Quote from: coedabgf on 17 April 2009, 04:01:46 PM
loh sutta ada sutra ada (dokumentasi pengajaran yang dibabarkan guru Buddha), Sangha ada, jadi maksud komentar saya tanya pada diri anda/masing-masing sendiri kenapa gitu loh...

Quote from: Kainyn_Kutho on 17 April 2009, 04:28:27 PM
Inti dari pertanyaan saya adalah, "Bodhisatva dikatakan dengan gigih mengusahakan kebaikan orang lain (tidak seperti Arahat Hinayana yang cuman nyantai di Nirvana, ga ngapa-ngapain). Lalu kenapa bukti konkretnya tidak ada? Kenapa masih banyak kejahatan sementara banyak Bodhisatva yang gigih menyelamatkan orang lain? Apa ini Bodhisatva yang lagi libur (ga kerja) atau orang-orang ini terlalu susah untuk diselamatkan Bodhisatva?"


Contoh kasus diskusi 2 :

Quote from: Johsun on 16 April 2009, 11:53:19 AM
bgaimana tanggapan mu atas adanya mukjizat nama Tuhan yang terbentuk dan tertulis di awan, di tumbuhan, di berbagai mcam benda, pada telinga bayi, pada hewan, dsb.
Yang lebih mengesankan adalah nama Tuhan terekam di atas satelit atau apollo yang memperlhatkan nama Tuhan berupa barisan awan super besar sebesar benua diatas lautan pasifik atau atlantik.
Pertanyaannya siapakah yang membuat nama Tuhan tsb diatas lautan tsb? Bila trjadi hanya krna fenomena alam, mengapa harus terjadi ketika banyak orang menyaksikan peluncuran roket apollo tsb? Mungkin dunia menyaksikan roket tsb. Dan mungkin Tuhan ingin memberitahukan pada dunia, bhwa Tuhan(Allah) itu ada.

Quote from: Johsun on 16 April 2009, 12:51:08 PM
Tampaknya di alur urat jantung manusia juga trdapat tanda tangan lafal Allah.
Coba buka di http://fitrianisigitbudiarto.blogspot.com/2008/03/kebesaran-allah.html
dan, bgaimana tanggapanmu apakah Allah itu ada atau gk?

Quote from: coedabgf on 16 April 2009, 06:41:46 PM
Pada saat itu Yang Dijunjungi mengucapkan suatu gatha yang berbunyi :

Barang siapa melihat-Ku dalam wujud,
Barang siapa mencari-Ku dalam suara,
Dia mempraktekkan jalan menyimpang,
Dan tidak dapat melihat Hyang Tathagatha.



Contoh kasus diskusi 3 :


Quote from: dhanuttono on 17 April 2009, 08:25:51 AM
... hahaha... ya itu akibat percaya mahluk super duper yg malu untuk menampakkan batang idungnya... hahaha... gtu berani nulis di tanggan saya... :D

Quote from: dhanuttono on 17 April 2009, 01:58:18 PM
mau baca kekonyolan Allah ? buka blog saya, banyak disitu kekonyolan dan kebodohan si Allah/Tuhan... selamat membaca deh...

Quote from: coedabgf on 17 April 2009, 02:16:01 PM
Kondisi Nibanna saja (keMutlakan) masih dipertanyakan apakah anda atau siapa dan berapa banyak yang telah mencapainya, apalagi klo Figur yang Mutlak dari banyak kehidupan seperti keberadaan kehidupan diri anda masih blom tahu/masih menjadi suatu rahasia bagi banyak orang. Tetapi klo yang masih diluar jangkauan imaginasi anda saja anda bilang seolah-olah ada sesuatu pemiguran kekonyolan dan kebodohan si Allah/Tuhan, lebih baik melakukan hal yang lain yang lebih berguna daripada melihat kesombongan kebodohan dan kekonyolan kebanggaan anda yang seolah-olah sudah mengetahui kenyataan kebenaran yang sesungguhnya tetapi melainkan dari kesempitan keakuan keattaan anicca anatta anda.   ;)

Quote from: Kainyn_Kutho on 17 April 2009, 02:25:45 PM
Anda sepertinya mendukung adanya sosok Tuhan yah?
Saya tidak mempunyai pendapat Tuhan ada atau tidak ada. Tapi kalau anda bilang "ADA", berikan sesuatu yang konkret.

Quote from: coedabgf on 17 April 2009, 02:29:33 PM
Sesuatu yang kongkret?

Quote from: lykim176 on 17 April 2009, 02:36:44 PM
Nibbana = asankhata dhamma, dhamma yang tidak berkondisi. jadi kata kondisi tidak mewakilkan untuk Nibbana.
Figur yang Mutlak maksudnya apa ? makhluk adi kodrati yg super power itu.
kalo personal God yang kaya gitu udah gak usah diributin lagi, sang Buddhapernah berkata bila ada figur seperti itu berarti ia adalah biang kejahatan.

Quote from: coedabgf on 17 April 2009, 02:55:54 PM
Kekacauan dan kebingungan awam karena ikatan/cekatan diri yang palsu (atta anicca anatta).
yang di bumi (belum pernah ke bulan) menceritakan bulan, tetap saja yang diperkatakannya itu tentang bulan meskipun membilang gambaran bulan tak berkondisi bumi, adalah kondisi bumi. Tetapi yang telah menjejakan di bulan, membilang kondisi bulan memang menceritakan kenyataan keberadaan, keadaan bulan.
Apa yang dijelaskan oleh guru Buddha itu merujuk kepada personal god menurut ukuran awam. Oleh karena kebijaksanaan guru Buddha melihat kecenderungan awam kepada melekatnya awam kepada yang diukur menurut ukuran duniawi/materi/jasmani (khayal (diri) dan atau takhayul (bergantung kepada benda/makhluk duniawi (diluar diri)) karena kemelekatan/ikatan/cekatan pada atta palsu makanya diberi petunjuk hanya sebatas pada Udanna VIII.3. Meskipun demikian itupun kenyataan prakteknya sekarang adalah mengarah seperti itu.

Quote from: coedabgf on 17 April 2009, 02:58:36 PM
menjelaskannyapun pakai perbandingan (keterbatasan kata-kata) bumi dan bulan, klo gak... apa yang bisa diomongkan mencari hal yang kongkrit.

Quote from: coedabgf on 16 April 2009, 06:41:46 PM
Pada saat itu Yang Dijunjungi mengucapkan suatu gatha yang berbunyi :

Barang siapa melihat-Ku dalam wujud,
Barang siapa mencari-Ku dalam suara,
Dia mempraktekkan jalan menyimpang,
Dan tidak dapat melihat Hyang Tathagatha.


dan juga hampir secara umum dalam banyak perdebatan atau diskusi.


Apa yang dimaksud berspekulasi?
Siapa yang berspekulasi?, apa hubungannya dengan kutipan gatha yang terakhir?
Pada saat seseorang umat berjalan seperti kutipan gatha tersebut, sesungguhnya ia sedang menanggalkan kelekatan keakuan/duniawi atau sebaliknya lagi berjalan/menebalkan keakuannya (atta palsunya yang anicca anatta)?
Seperti intisari ajaran guru Buddha,
jangan berbuat jahat
perbanyak berbuat kebajikan
sucikan hati dan pikiran.

Jalan umum berhubungan yang sifatnya jasmaniah/duniawi (mengkikis, menanggalkan kelekatan/keinginan dan keakuan atta diri yang palsu (anicca anatta).
Tetapi apa ukuran kesungguhan (kemurnian) mereka pencari kebenaran?
Sudahkah kita merendahkan hati kita 'tuk memurnikannya melakukannya dalam pembinaan?
atau bahkan kita berjalan sebaliknya bukan mengkikis dan menanggalkan malah kita berjalan didalam peninggian/kebanggaan atta diri palsu kita yang anicca anatta kita?
Seperti yang ditulis pada kutipan gatha, sesungguhnya siapakah yang bertanggung jawab (yang disalahkan) saat kita masing-masing belum/tidak dapat berjumpa dengan realitas yang Sejati/The Truth/keMutlakan/yang Mutlak?


semoga dapat menjadi bahan perenungan kawan-kawan Buddhist, tidak ada maksud apa-apa hanya ikut membagi pengetahuan kebenaran yang sebatas inspirasi saya sebagai sesama pembina, pencari kebenaran dan pembebasan.
good hope and love
coedabgf

iKuT NGeRumPI Akh..!

dipasena

Quote from: coedabgf on 18 April 2009, 07:31:41 AM
Quote from: dhanuttono on 17 April 2009, 08:25:51 AM
tau di haramkan tp berani menyatakan statment, ketika di ingatkan baru sadar... hahaha... ya itu akibat percaya mahluk super duper yg malu untuk menampakkan batang idungnya... hahaha... gtu berani nulis di tanggan saya... :D

Quote from: dhanuttono on 17 April 2009, 01:58:18 PM
mau baca kekonyolan Allah ? buka blog saya, banyak disitu kekonyolan dan kebodohan si Allah/Tuhan... selamat membaca deh...

bung, klo logika mu hasil ciptaan tuhan masih jalan, tolong jawab pertanyaan saya

apakah saya mengatakan kekonyolan si allah/tuhan itu berarti kesombongan, kebodohan dan kekonyolan saya ? didasarkan pada apa statment anda, pada ketidak tahuan saya atas kebenaran si allah/tuhan ?

intermezo dikit, tuhan/allah bagi saya cm cocok jagain "kotoran" di sapi tank rumah saya, anda berminat ikut menjaga ??? sy tunggu kehadiran anda...

ENCARTA

kenapa tuhan menciptakan bergitu banyak keragaman hidup, kenapa tidak mengajarkan yg paling penting menghentikan dukkha
apa ke gereja bisa menghentikan dukkha? apa dengan berdoa bisa, apa seperti kayak ekstremis yg mukul2 diri sendiri seperti yg ada di vatikan dan philipina gitu

coedabgf

Apa maksudnya berspekulasi, karma/tabur tuai, yang bertanggung jawab, (kesempurnaan) hasil usaha diri (perbuatan baik) sebatas apa, pantai sebelah sini dan pantai seberang, Nibanna sebagai kebebasan kelekatan pada ilusi tubuh diri yang palsu/sementara, apakah Nibanna (dapat) dihasilkan dari tindakan jasmaniah atau usaha-usaha duniawi, dengan usaha apakah untuk seseorang mencapai Nibanna?, Apakah Nibanna dapat dimunculkan oleh makhluk/dunia (ciptaan duniawi)? adakah yang disebut (realitas/kenyataan keberadaan kondisi) Nibanna? dsbnya. Sehubungan dengan bahan perenungan tulisan diatas reply 214.
iKuT NGeRumPI Akh..!

bond

Mau cari Tuhan .... tidak perlu jauh2, disini DC ada Tuhan koq....tinggal memohon pasti dikabulkan :))
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

coedabgf

coba renungkan pelan-pelan dan baik-baik (lepaskan/kesampingkan dulu cap-cap/stempel-stempel/motif/konsep-konsep kebijaksanaan gambar aku diri yang dibentuk, terbentuk dan membentuk konsep-konsep pada diri oleh sebab cekatan khayal/ilusi diri), renungkan, lihat gambaran utuh tulisan saya pada reply 214 dan pertanyaan reply 217.


semoga dapat melihat mutiara dalam tulisan
iKuT NGeRumPI Akh..!

dery

tuhan admin.... admin tuhan bukan yaaaa ??

coedabgf

#220
Quote from: ENCARTA on 18 April 2009, 09:14:52 AM
kenapa tuhan menciptakan bergitu banyak keragaman hidup, kenapa tidak mengajarkan yg paling penting menghentikan dukkha
apa ke gereja bisa menghentikan dukkha? apa dengan berdoa bisa, apa seperti kayak ekstremis yg mukul2 diri sendiri seperti yg ada di vatikan dan philipina gitu

bro encarta...,
saya sudah berusaha jelaskan pada tulisan-tulisan saya dan saya sudah (berusaha) jawab, klo anda/semua teman-teman mempertanyakan seperti kutipan diatas, sebenarnya jawabannya (mempertanyakan) pada siapa?
bro encarta, tahu gak... sebenarnya apa maksudnya/kenapa klo guru Zen melakuan ini pada muridnya :hammer: ?

tuh liat tuh sampai saya orangein tulisannya, ada hubungannya.
iKuT NGeRumPI Akh..!

dery

pusing bro coedabgf,
yang nampak cuma muncul tulisan cacing (mirip allahmak)

coedabgf

Coba renungkan pelan-pelan dan baik-baik (lepaskan/kesampingkan dulu cap-cap/stempel-stempel/motif/konsep-konsep kebijaksanaan gambar aku diri yang dibentuk, terbentuk dan membentuk konsep-konsep diri oleh sebab cekatan khayal/ilusi diri), renungkan, lihat gambaran utuh tulisan saya pada reply 214 dan pertanyaan reply 217.


semoga dapat melihat mutiara dalam tulisan
iKuT NGeRumPI Akh..!

bond

Quote from: dery on 18 April 2009, 09:34:37 AM
tuhan admin.... admin tuhan bukan yaaaa ??

Betul bro he..he, coba suruh tuhan traktir makan, pasti beneran ditraktir  :P
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

dery

 [at] bond
tuhannya lebih sakti donk,..... kgak perlu disembah2, dipuji2 terus, apalagi dikasih sesajian

emang top tuhan medo