ARGUMEN PENUTUP KETIADAAN TUHAN

Started by Sukma Kemenyan, 28 December 2008, 01:45:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

bond

Siapakah sang Aristoteles jaman modern?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

coedabgf

#256
Quote from: Kainyn_Kutho on 17 April 2009, 02:28:15 PM
Lalu kenapa masih banyak orang jahat di muka bumi? Ini karena para Bodhisatva kurang gigih, atau orang-orangnya kepala batu?

Quote from: Kainyn_Kutho on 17 April 2009, 04:28:27 PM
Inti dari pertanyaan saya adalah, "Bodhisatva dikatakan dengan gigih mengusahakan kebaikan orang lain (tidak seperti Arahat Hinayana yang cuman nyantai di Nirvana, ga ngapa-ngapain). Lalu kenapa bukti konkretnya tidak ada? Kenapa masih banyak kejahatan sementara banyak Bodhisatva yang gigih menyelamatkan orang lain? Apa ini Bodhisatva yang lagi libur (ga kerja) atau orang-orang ini terlalu susah untuk diselamatkan Bodhisatva?"

Quote from: ryu on 18 April 2009, 12:29:35 PM
Tulisan muter2 malah menyesatkan =))

mungkin kalau orang yang sudah tercerahkan seperti itu kali yak :))

Quote from: williamhalim on 19 April 2009, 12:36:46 PM
Kadang ada yg berprinsip:

Kalau Bisa dipersulit, Kenapa Dipermudah...

.... Tanya Mengapa....

Quote from: Mr.Jhonz on 19 April 2009, 04:07:45 PM
karena keinginan/ketamakan kali ya?

Manusia tidak pernah puas..
"keinginan manusia adalah seperti meminum air asin..semakin diminum maka akan semakin haus"
dedy dharmawan

dulu udah ciptain bom  atom,belum puas..
Ciptaiin nuklir..nanti ciptain mutans(*lirik film x-man)

sekarang udah tahu alam dewa,
trus mau tahu soal tuhan,nanti udah tahu soal tuhan,
mau cari siapa yg ciptain tuhan...

Sebenarnya,kalo masalah,ada tuhan atau ngak..ga penting!!!

Coba kalo ga ada nama tuhan y*** atau tuhan **
mungkin josh w bush(presiden AS) dan osama bin laden lagi main game dota,RPG,dan ayo dance.(bencana)

Quote from: bond on 19 April 2009, 07:34:47 PM
Siapakah sang Aristoteles jaman modern?




Quote from: coedabgf on 18 April 2009, 11:57:17 AM
Petunjuk seorang sahabat.
maaf bro hendra..., bukan karena puisinya sehingga menjadi gak jelas.
seperti YM Ananda yang penuh berpengetahuan konsep-konsep pengajaran guru Buddha dapat menembus pengetahuan pencerahannya atas nasehat YA kassapa saat kelelahan menanggalkan semua konsep-konsep dalam diri,
yang membedakan (sebagai penghalang) untuk dapat menembus mutiara kebenaran dalam tulisan/sutra-sutra, saya mendorong anda dan teman-teman untuk merenungi, melihat sejelas-jelasnya, apa yang ada saat anda menanggalkan segala/semua konsep (di) diri
disaat teman-teman sudah dapat menyadari (keadaan) itu, coba teman-teman renungi lagi tulisan-tulisan saya untuk dapat melihat mutiara dalam tulisan dan membandingkan/mencarinya dalam sutra-sutra otentik, (sehingga) dapat meneguhkan/memperjelas pencapaian.


Tanya (selidiki) pada diri sendiri... (tulisan warna orange)


Quote from: coedabgf on 30 January 2009, 11:49:41 PM
kutipan dari Dilbert :
Bukanlah angin yang bergerak. Bukan pula bendera yang bergerak. Pikiran kalianlah yang bergerak.[/u]
Menurut cerita, pada saat Hui Neng muncul di Wihara Fa Hsing, kebetulan sedang berlangsung pembabaran Sutra Parinirvana oleh guru dharma Yin Tsung. Pada saat tersebut terdapat dua biksu muda yang sedang bertengkar mengenai apakah bendera atau angin yang bergerak.
Hui Neng yang mendengarkan pertengkaran tersebut kemudian menengahi dengan menjawab, "Bukanlah angin yang bergerak. Bukan pula bendera yang bergerak. Pikiran kalianlah yang bergerak."


kutipan dua cerita diatas adalah juga jawaban atas pertanyaan sdr candra mukti19 pada topik '1073 pertanyaan seputar meditasi' di wdc pada hal 74, kutipan dari candra mukti19 :
'Siapapun yang rela memberikan bimbingan kepada saya, berikanlah jawaban dari permasalahan saya berikut ini! dan juga semua jawaban atas '1073 pertanyaan seputar meditasi'.

:x :)
iKuT NGeRumPI Akh..!

ryu

Ya berarti anda sendiri yang tercerahkan, yang sudah menanggalkan segala/semua konsep (di) diri, saya mah masih jauh dan kaga ngerti omongan orang yang sudah menanggalkan segala/semua konsep (di) diri :D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

dipasena

Quote from: ryu on 19 April 2009, 10:53:01 PM
Ya berarti anda sendiri yang tercerahkan, yang sudah menanggalkan segala/semua konsep (di) diri, saya mah masih jauh dan kaga ngerti omongan orang yang sudah menanggalkan segala/semua konsep (di) diri :D

hahaha... apakah ada orang yg sudah "merasa" tercerahkan ?

jika ada, justru orang yg "merasa" tercerahkan tersebut HARUS dicerahkan dan diluruskan otak serta logika nya... karena merasa telah melihat atta yang anica, tp atta nya merasa terganggu ketika ada orang berbicara kekonyolan tuhan... jd, sama aja bo'ong bos... logikanya harus ditaruh di dengkul deh...

coedabgf

^
^
Quote from: coedabgf on 30 January 2009, 11:49:41 PM
kutipan dari Dilbert :
Bukanlah angin yang bergerak. Bukan pula bendera yang bergerak. Pikiran kalianlah yang bergerak.[/u]
Menurut cerita, pada saat Hui Neng muncul di Wihara Fa Hsing, kebetulan sedang berlangsung pembabaran Sutra Parinirvana oleh guru dharma Yin Tsung. Pada saat tersebut terdapat dua biksu muda yang sedang bertengkar mengenai apakah bendera atau angin yang bergerak.
Hui Neng yang mendengarkan pertengkaran tersebut kemudian menengahi dengan menjawab, "Bukanlah angin yang bergerak. Bukan pula bendera yang bergerak. Pikiran kalianlah yang bergerak."


kutipan dua cerita diatas adalah juga jawaban atas pertanyaan sdr candra mukti19 pada topik '1073 pertanyaan seputar meditasi' di wdc pada hal 74, kutipan dari candra mukti19 :
'Siapapun yang rela memberikan bimbingan kepada saya, berikanlah jawaban dari permasalahan saya berikut ini! dan juga semua jawaban atas '1073 pertanyaan seputar meditasi'.
iKuT NGeRumPI Akh..!

dipasena

^
^
Quote from: ryu on 19 April 2009, 10:53:01 PM
Ya berarti anda sendiri yang tercerahkan, yang sudah menanggalkan segala/semua konsep (di) diri, saya mah masih jauh dan kaga ngerti omongan orang yang sudah menanggalkan segala/semua konsep (di) diri :D

hahaha... apakah ada orang yg sudah "merasa" tercerahkan ?

jika ada, justru orang yg "merasa" tercerahkan tersebut HARUS dicerahkan dan diluruskan otak serta logika nya... karena merasa telah melihat atta yang anica, tp atta nya merasa terganggu ketika ada orang berbicara kekonyolan tuhan... jd, sama aja bo'ong bos... logikanya harus ditaruh di dengkul deh...

coedabgf

#261
^
^
Quote from: coedabgf on 19 April 2009, 09:46:28 AM
Ehipassiko (menggali) tertuju kepada yang sejati (kesejatian) bukan terlekat memandang/mengamati kepada fenomena duniawi (spekulasi (pengalaman) konsep diri).
Pengajaran Dhamma saja sebagai sebuah rakit
Pengetahuan Dhamma bukan realitas
Apalagi (yang berasal dari) konsep diri
yang manakah yang utama yang lebih sebagai pegangan/rujukan penyelidikan atau berehipassiko?

semoga sungguh berada diatas perahu dan berlayar kearah pantai seberang dan sungguh menjejakan kaki di pantai seberang, bukan kekhayalan (diri).
good hope and love
sahabatmu, coedabgf

semoga mengerti
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
iKuT NGeRumPI Akh..!

dipasena


coedabgf

iKuT NGeRumPI Akh..!

dipasena

ok selesai ya ? klo sy mau bahas ketuhanan brarti, urusan sy ya ? klo ada rekan lain yg mau bahas ketuhanan jg urusan nya mereka ya ? jgn bicara ato ceramahi konsep atta... ok ? krn anda sendiri sj masih jauh untuk melihat atta...

sales obat-obatan pinter klo ngomong kesehatan n menawarkan obat-obatan, kesan nya mereka menguasai produk obat tersebut, sehingga orang lain yakin dgn ucapannya, padahal sang salesnya sendiri, belomm pernah mengkonsumsi obat tersebut... jadi jangan terlalu naif untuk membicarakan konsep atta/kebenaran mutlak, selama anda belum terlepas dr samsara...

jika saya membicara kan ketuhanan, sy ga perlu lepas dr samsara, krn konsep ketuhanan bkn suatu kebenaran mutlak, tp kebenaran duniawi, dimana sosok tuhan itu adalah karya manusia yg paling spektakuler sepanjang jaman yg byk menimbulkan pro - kontra, pertikaian, permusuhan, peperangan, kehancuran, persahabatan, persatuan dan kebersamaan. semoga mengerti tulisan saya...

coedabgf

^
^
Quote from: coedabgf on 30 January 2009, 11:49:41 PM
kutipan dari Dilbert :
Bukanlah angin yang bergerak. Bukan pula bendera yang bergerak. Pikiran kalianlah yang bergerak.[/u]
Menurut cerita, pada saat Hui Neng muncul di Wihara Fa Hsing, kebetulan sedang berlangsung pembabaran Sutra Parinirvana oleh guru dharma Yin Tsung. Pada saat tersebut terdapat dua biksu muda yang sedang bertengkar mengenai apakah bendera atau angin yang bergerak.
Hui Neng yang mendengarkan pertengkaran tersebut kemudian menengahi dengan menjawab, "Bukanlah angin yang bergerak. Bukan pula bendera yang bergerak. Pikiran kalianlah yang bergerak."


kutipan dua cerita diatas adalah juga jawaban atas pertanyaan sdr candra mukti19 pada topik '1073 pertanyaan seputar meditasi' di wdc pada hal 74, kutipan dari candra mukti19 :
'Siapapun yang rela memberikan bimbingan kepada saya, berikanlah jawaban dari permasalahan saya berikut ini! dan juga semua jawaban atas '1073 pertanyaan seputar meditasi'.

Quote from: coedabgf on 19 April 2009, 09:46:28 AM
Ehipassiko (menggali) tertuju kepada yang sejati (kesejatian) bukan terlekat memandang/mengamati kepada fenomena duniawi (spekulasi (pengalaman) konsep diri).
Pengajaran Dhamma saja sebagai sebuah rakit
Pengetahuan Dhamma bukan realitas
Apalagi (yang berasal dari) konsep diri
yang manakah yang utama yang lebih sebagai pegangan/rujukan penyelidikan atau berehipassiko?

semoga sungguh berada diatas perahu dan berlayar kearah pantai seberang dan sungguh menjejakan kaki di pantai seberang, bukan kekhayalan (diri).
good hope and love
sahabatmu, coedabgf

semoga mengerti
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
[/quote]
iKuT NGeRumPI Akh..!

dipasena

mengenai khayalan, itu harus di renungkan lagi, siapa yg berada di posisi sebagai peng-khayal atas kehidupan manusia dan keselamatan ?

si pemberi janji keselamatan sendiri adalah produk manusia yg paling muktakir, dimana imajinasi lebih bermain dari pada realitas, pencarian kebenaran terhadap sosok itu tidak diperlukan kemampuan intelektual, tp keyakinan yg membuta dengan mengatakan "ya" dan "percaya" tanpa sikap kritis...

seperti tulisan sy sebelumnya, tuhan tidak pernah memproklamasikan bahwa dia lah pencipta alam semesta dan manusia, tp manusia berkali-kali menyatakan penemuan baru terhadap sosok tuhan, sehingga tidak heran jika bermunculan berbagai macam model dan bentuk tuhan yg memiliki ciri khas nya masing2 serta bermunculan orang yg mengaku sebagai nabi/utusan tuhan, karena konsep ketuhanan primitif mengacu kepada imajinasi dalam pencarian tuhan bagi mereka..

jd, siapa yg berbicara berdasarkan imajinasi kekanak-kanakan, siapa yg berbicara konsep realitas/kenyataan yg ada ? (eit... sy tidak berbicara kebenaran mutlak loh ya...)

semoga dapat di pahami

dipasena

semoga sadar, menjadi seorang pecundang...

dhanuttono

coedabgf

iKuT NGeRumPI Akh..!

savana_zhang

               wah argumen kemenyan ini saya setuju banget
kuat dan mantap sekuat kemenyan. _/\_