News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

sopan dan logic

Started by candra_mukti19, 12 December 2008, 03:45:22 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Nevada

Quote from: candra_mukti19 on 22 December 2008, 03:09:59 PM
Quote from: upasaka
Dulu Sdr. Kainyn_Kutho pernah mengeluarkan sabda Sang Buddha tentang peperangan. Di sabda itu Sang Buddha menganjurkan untuk melepaskan alat pemukul dan pedang, agar tidak lagi berperang. Anda malah mengeluarkan statement bahwa hal itu tidak logik. Anda berkata bahwa Sang Buddha hanya melarang perang dengan menggunakan alat pemukul dan pedang. Namun perang dengan menggunakan senjata api, nukir dan senjata pemusnah massal tidak dilarang.

sdr. upasaka yang baik!
mungkin saya pelupa. coba ingatkan atau kutip lagi pernyataan saya untuk di posting di sini. saya tidak merasa menyatakan demikian.

saya hanya menyatakan bahwa dalam pernyataan sang budha tidak disebutkan istilah senjata api dan nuklir, karena memang tidak. betu kan?
jika dikatakan demikian, orang akan menganggap kitab yang memuat pernyataan tersebut itu merupakan kitab palsu, sebab tidak ada nuklir pada masa sang budha. orang akan menilainya "pernyataan ini tidak logic, masa sang budha ngomongin nuklir". tul tidak?

tapi hal itu tidak lantas saya berpikir "sang budha membolehkan perang menggunakan nuklir". karena inipun suatu pemikiran yang jelas-jelas salahnya.

jika anda berkata, "tafsir dari ajaran sang budha tersebut mengandung arti, senjata api dan nuklirpun terlebih lagi dilarang." maka pernyataan ini saya benarkan.

Sdr. Candra Mukti yang baik...

Maaf saya juga pelupa, saya lupa di thread mana Anda pernah mengeluarkan statement itu. Mungkin juga sudah dihapus oleh Glomod...

Maksud saya begini. Misalkan kita pakai kalimat logika di bawah ini:
"Saya suka makan sayuran. Sayuran itu banyak yang berwarna hijau (daunnya). Berarti saya suka makan sayuran yang berwarna hijau"

Anda akan menenatang kalimat logika di atas. Karena tidak ada referensi kuat yang menyatakan kalau saya hanya suka memakan sayuran hijau. Karena itu kalimat itu condong ke bentuk pernyataan logika faktual, yaitu logika yang kesimpulannya harus ditarik berdasarkan realitas lapangan. Dan dalam hal ini, mungkin saja ada sayuran yang tidak berwarna hijau namun disukai oleh saya.

Kira2 begitu... Dapatkah Anda paham maksud saya?

candra_mukti19

Quote from: upasaka
(1) Memangnya kalau dalam Tipitaka, Al-Mahdi itu disebut dengan nama apa? Kalau urusan membahas logika pada hal ini, saya tidak ingin memperpanjangnya untuk saat ini. Referensi dan sumbernya masih belum bisa dijamin keabsahannya.

(2) Anda mengetahui beberapa biografi mengenai Al-Mahdi dariaman? Saya juga ingin membacanya terlebih dahulu...

(3) Kenapa tidak mungkin berbohong? Apakah Anda menjamin dan bisa memberikan bukti kalau tidak ada kebohongan satu kali pun yang pernah mereka ucapkan dalam hidupnya?

(4) Sorry, sekedar referensi. Harun Yahya yang dikenal sebagai seorang cendekiawn muslim tidak lebih baik daripada seorang anak kecil berusia 7 tahun mengenai pemahamannya akan Buddha.

1. saya tidak tahu. nanti saya tanya ke ulama, kalo ada kesempatan
2. biografi al-mahdi dari kitab-kitab hadits muslim syiah. di internet hanya ada sedikit saja.
3. ya. saya katakan "mungkin saja mereka berbohong".
4. harun Yahya? saya tidak tahu apa yang dikatakannya tentang budha. tapi, saya ingin tahu, memangnya apa yang dia katakan tentang budha?

hendrako

Tentang Al-Mahdi / Maitreya

Hmm.... anggap saja ciri fisiknya sama, namun apabila yang diajarkan kebenaran yang berbeda, bagi saya benar2 berbeda.

Ibarat pohon jeruk dan pohon mangga
Keduanya sama-sama pohon, namun berbeda
Pohon jeruk menghasikan buah jeruk
Pohon mangga menghasilkan buah mangga

Hanya apabila suatu pohon menghasilkan buah jeruk
Maka disebut pohon jeruk
Apabila yang dihasilkan buah mangga
Maka bisa dipastikan pohon itu bukan pohon jeruk
yaa... gitu deh

johan3000

Pak Doxen,

19 dasar rumus logika

Apakah itu dia?
Boleh di List kan satu per-satu?

Kelau keabotan, atau 2 dasar perhari......

trims sebelumnya...
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Nevada

[at] Hendrako

Tidak bisa begitu saja...
Pohon itu benar disebut pohon jeruk apabila daun di pohon itu benar daun pohon jeruk, bentuk fisiknya benar pohon jeruk, dan sifat tumbuhnya benar pohon jeruk. Semua syarat itu terpenuhi makanya kita baru bisa dengan benar menyatakan itu pohon jeruk...

Satu karakter saja yang berbeda, itu namanya bukan pohon jeruk...

candra_mukti19

Quote from: upasaka
Sdr. Candra Mukti yang baik...

Maaf saya juga pelupa, saya lupa di thread mana Anda pernah mengeluarkan statement itu. Mungkin juga sudah dihapus oleh Glomod...

Maksud saya begini. Misalkan kita pakai kalimat logika di bawah ini:
"Saya suka makan sayuran. Sayuran itu banyak yang berwarna hijau (daunnya). Berarti saya suka makan sayuran yang berwarna hijau"

Anda akan menenatang kalimat logika di atas. Karena tidak ada referensi kuat yang menyatakan kalau saya hanya suka memakan sayuran hijau. Karena itu kalimat itu condong ke bentuk pernyataan logika faktual, yaitu logika yang kesimpulannya harus ditarik berdasarkan realitas lapangan. Dan dalam hal ini, mungkin saja ada sayuran yang tidak berwarna hijau namun disukai oleh saya.

Kira2 begitu... Dapatkah Anda paham maksud saya?

contoh logika tersebut akan saya konversi ke dalam bahasa logika baku :

saya itu suka sayuran. Dan sebagian suka sayuran itu suka sayuran hijau. Jadi, saya itu suka sayuran hijau.

atau

saya itu suka sayuran
sebagian sayuran itu berwarna hijau
saya itu suka sayuran berwarna hijau

dalam kerangka logika KTTB, kalimat kedua tidak boleh particular (sebagian), melainkan harus selalu universal (setiap).
kesalahan logikanya terdapat pada term yang saya kasih warna merah



Nevada

#321
Quote from: candra_mukti19 on 22 December 2008, 03:42:25 PM
Quote from: upasaka
(1) Memangnya kalau dalam Tipitaka, Al-Mahdi itu disebut dengan nama apa? Kalau urusan membahas logika pada hal ini, saya tidak ingin memperpanjangnya untuk saat ini. Referensi dan sumbernya masih belum bisa dijamin keabsahannya.

(2) Anda mengetahui beberapa biografi mengenai Al-Mahdi dariaman? Saya juga ingin membacanya terlebih dahulu...

(3) Kenapa tidak mungkin berbohong? Apakah Anda menjamin dan bisa memberikan bukti kalau tidak ada kebohongan satu kali pun yang pernah mereka ucapkan dalam hidupnya?

(4) Sorry, sekedar referensi. Harun Yahya yang dikenal sebagai seorang cendekiawn muslim tidak lebih baik daripada seorang anak kecil berusia 7 tahun mengenai pemahamannya akan Buddha.

1. saya tidak tahu. nanti saya tanya ke ulama, kalo ada kesempatan
2. biografi al-mahdi dari kitab-kitab hadits muslim syiah. di internet hanya ada sedikit saja.
3. ya. saya katakan "mungkin saja mereka berbohong".
4. harun Yahya? saya tidak tahu apa yang dikatakannya tentang budha. tapi, saya ingin tahu, memangnya apa yang dia katakan tentang budha?

(1) Ya, saya menunggu kabar dari Anda.

(2) Saya menunggu link mengenai biografi Al-Mahdi. Kalau bisa sertakan juga link yang tidak terkungkung oleh label muslim...

(3) Ya, saya katakan "mungkin saja mereka tidak berbohong"

(4) Coba Anda tanya pada rekan di sini yang memakai nick Johsun (alias JOHNSON). Dia sangat mengagungkan pandangan Harun Yahya, yang terkenal dengan judul "Error in Buddhism".

candra_mukti19

Quote from: johan3000 on 22 December 2008, 03:47:08 PM
Pak Doxen,

19 dasar rumus logika

Apakah itu dia?
Boleh di List kan satu per-satu?

Kelau keabotan, atau 2 dasar perhari......

trims sebelumnya...

rumus pertama

Setiap A adalah B
Setiap B adalah C
jadi, setiap A adalah C

Rumus kedua

Setiap A adalah B
Setiap B bukan C
jadi, setiap A bukan C

bisa menguasai dua rumus ini saja dalam 3 bulan itu sudah termasuk jenius bro!

menghapal rumusnya sih mudah, belajar menerapkannya kedalam praktik itu yang tidak mudah. selamat berlatih!

johan3000

Quote from: candra_mukti19 on 22 December 2008, 02:30:47 PM
Quote from: ryu on 22 December 2008, 02:10:32 PM
saya rasa Maitreya masih lama deh Munculnya? napa ko banyak yang mengaku2 maitreya :)
Bahkan kalau gak salah , umat islam pernah mengklaim Nabi Muhamad sebagai Maitreya, betul khan?

ya, itu benar. maitreya memang masih lama munculnya, tapi beliau sudah lahir dan berumur panjang, mencapai ribuan tahun. apakah muhammad ataukah mahdi yang disebut maitreya? saya tidak tahu. tapi, para ulama kami dapat menjelaskannya secara terperinci.
saya pernah membaca buku berjudul "mengapa saya keluar dari agama budha".
isinya merupakan pengakuan seorang budhist yang mualaf (masuk islam).
dia berhasil mengumpulkan pernyataan-pernyataan sang budha dari sutta-sutta tentang berita kedatangan nabi muhammad. menurut dia, jelas sekali bahwa kitab budhist merujuk kepada muhammad dan memerintahkan untuk mengikutinya apabila budha dari negeri arab tersebut muncul. tapi saya tidak dapat mengingat point-point sutta-nya. saya hanya ingat bahwa dalam buku itu ada cerita sekelompok pedadang dari tanah arab bertemu dengan sang budha, kemudian sang budha berkata kepada mereka, "tuan tuan dari dari tanah Arab, akan lahir di negeri tuan seseorang yang memiliki gelar "yang terpuji", dia memiliki tanda-tanda manusia agung, ......berikanlah hormat kepadanya....(dan saya lupa lagi).
menurut mualaf tersebut, ramalan-ramalan sang budha tentang muhammad hanya dapat dibaca dalam kitab-kitab budhist kuno. sedangkan dalam kitab-kitab budhis sekarang, sudah agak berbeda isinya.

Membahas mana masuk ke yang mana.... itu menjadi menarik perhatian saya....

Apakah lebih banyak umat Buddhist yg Masuk Islam....
atau
Lebih banyak umat Islam yg masuk ke Buddhist ?

Bagaimana bisa tau kalau yg dari Buddhist masuk ke Islam...
ujung2nya karna pingin isteri 4 atau lebih gimana?...
soalnya di Buddhist belum pernah saya lihat umat yg senekat itu....
(kalau diam2.... ngak tau deh....)
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

candra_mukti19

Quote from: upasaka
(4) Coba Anda tanya pada rekan di sini yang memakai nick Johsun (alias JOHNSON). Dia sangat mengagungkan pandangan Harun Yahya, yang terkenal dengan judul "Error in Buddhism".

bisakah anda mengutipnya satu saja!
saya muslim yang mengerti ajaran islam, bukan dari kalangan muslim awam, tapi dari kalangan muslim terpelajar, tidak dapat menemukan error dalam budhism, hanya dapat menemukan error dalam ajaran-ajaran yang sudah ditafsirkan. jadi, kalo yang dimaksud Harun Yahya itu adalah ajaran budhist yang sudah ditafsirkan, saya kira memang benar, banyak errornya. tapi kalau saya baca langsung dari kitab sucinya, tipitaka, di sana tidak saya temukan errornya.

Nevada

Quote from: candra_mukti19 on 22 December 2008, 03:49:51 PM
Quote from: upasaka
Sdr. Candra Mukti yang baik...

Maaf saya juga pelupa, saya lupa di thread mana Anda pernah mengeluarkan statement itu. Mungkin juga sudah dihapus oleh Glomod...

Maksud saya begini. Misalkan kita pakai kalimat logika di bawah ini:
"Saya suka makan sayuran. Sayuran itu banyak yang berwarna hijau (daunnya). Berarti saya suka makan sayuran yang berwarna hijau"

Anda akan menenatang kalimat logika di atas. Karena tidak ada referensi kuat yang menyatakan kalau saya hanya suka memakan sayuran hijau. Karena itu kalimat itu condong ke bentuk pernyataan logika faktual, yaitu logika yang kesimpulannya harus ditarik berdasarkan realitas lapangan. Dan dalam hal ini, mungkin saja ada sayuran yang tidak berwarna hijau namun disukai oleh saya.

Kira2 begitu... Dapatkah Anda paham maksud saya?

contoh logika tersebut akan saya konversi ke dalam bahasa logika baku :

saya itu suka sayuran. Dan sebagian suka sayuran itu suka sayuran hijau. Jadi, saya itu suka sayuran hijau.

atau

saya itu suka sayuran
sebagian sayuran itu berwarna hijau
saya itu suka sayuran berwarna hijau

dalam kerangka logika KTTB, kalimat kedua tidak boleh particular (sebagian), melainkan harus selalu universal (setiap).
kesalahan logikanya terdapat pada term yang saya kasih warna merah


Anda yang tahu saya menuliskan kalimat logika di atas dengan mencantumkan kata "banyak" dan "(daunnya)"... Itu maksud saya bahwa ada sedikit sayur yang tidak berwarna hijau. dan yang tidak berwarna hijau, kebanyakan adalah bukan daunnya. Jadi sayur itu tidak selalu daun...

Saya tahu Anda akan merangkumnya menjadi sebuah kalimat logika yang baik, jadi saya coba menyusunnya secara awam, agar dipahami rekan2 lain...  :)

Ya, saya rasa Anda paham maksud kalimat logika saya itu...
Lalu bagaimana tanggapan Anda terhadap perbandingan kontekstual logikanya dengan sabda2 Sang Buddha itu?

hatRed

Sekarang ini kita lagi bicara topik apa sih, kok i jadi bingung ?
i'm just a mammal with troubled soul



johan3000

Quote from: candra_mukti19 on 22 December 2008, 03:53:36 PM
Quote from: johan3000 on 22 December 2008, 03:47:08 PM
Pak Doxen,

19 dasar rumus logika

Apakah itu dia?
Boleh di List kan satu per-satu?

Kelau keabotan, atau 2 dasar perhari......

trims sebelumnya...

rumus pertama

Setiap A adalah B
Setiap B adalah C
jadi, setiap A adalah C

Rumus kedua

Setiap A adalah B
Setiap B bukan C
jadi, setiap A bukan C

bisa menguasai dua rumus ini saja dalam 3 bulan itu sudah termasuk jenius bro!

menghapal rumusnya sih mudah, belajar menerapkannya kedalam praktik itu yang tidak mudah. selamat berlatih!

Pak doxen,

Mohon diulang.... kedua rumusnya....

Karna utk memulai suatu rumus.... harus ada judulnya...

Apakah judul kedua rumus tsb?

thanks!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Nevada

#328
Quote from: candra_mukti19 on 22 December 2008, 03:57:17 PM
Quote from: upasaka
(4) Coba Anda tanya pada rekan di sini yang memakai nick Johsun (alias JOHNSON). Dia sangat mengagungkan pandangan Harun Yahya, yang terkenal dengan judul "Error in Buddhism".

bisakah anda mengutipnya satu saja!
saya muslim yang mengerti ajaran islam, bukan dari kalangan muslim awam, tapi dari kalangan muslim terpelajar, tidak dapat menemukan error dalam budhism, hanya dapat menemukan error dalam ajaran-ajaran yang sudah ditafsirkan. jadi, kalo yang dimaksud Harun Yahya itu adalah ajaran budhist yang sudah ditafsirkan, saya kira memang benar, banyak errornya. tapi kalau saya baca langsung dari kitab sucinya, tipitaka, di sana tidak saya temukan errornya.

Satu contoh yang simpel...

Menurut Harun Yahya, Umat Buddhis itu penyembah berhala...

Johsun, kalau Anda melihat "error in my words", please correct me...

johan3000

Quote from: upasaka on 22 December 2008, 03:48:50 PM
[at] Hendrako

Tidak bisa begitu saja...
Pohon itu benar disebut pohon jeruk apabila daun di pohon itu benar daun pohon jeruk, bentuk fisiknya benar pohon jeruk, dan sifat tumbuhnya benar pohon jeruk. Semua syarat itu terpenuhi makanya kita baru bisa dengan benar menyatakan itu pohon jeruk...

Satu karakter saja yang berbeda, itu namanya bukan pohon jeruk...

Bagaimana kalau pohon jeruk YANG GOSONG TERBAKAR?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya