sopan dan logic

Started by candra_mukti19, 12 December 2008, 03:45:22 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

candra_mukti19

Quote from: upasaka
"Sang Buddha memberlakukan peraturan anti-kekerasan hanya untuk kalangan sangha, umat awam tidak termasuk dalam peraturan ini. Oleh karena itu Bro Candra, selama Anda masih menjadi manusia awam dan melakukan kekerasan Anda tidak akan melanggar perarturan Sang Buddha ini. Tapi kalau Anda sudah menjadi Bhikkhu, setiap aksi kekerasan yang anda lakukan akan diberi hukuman sesuai vinaya."

hal ini benar. hal ini benar. saya tidak pernah membantah hal ini.

candra_mukti19

Quote from: upasaka
Kalau Anda masih melekat dengan Ilmu Logika, maka Anda akan kehilangan nilai kemanusiaannya, Anda bagaikan robot. Paham maksud saya?

Sang Buddha bersabda :
"Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya. Selama seseorang masih menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian tak akan pernah berakhir."

Kalau Anda menyimpulkan sabda di atas dengan Ilmu Logika, Anda akan berpikir bahwa "ia menendang saya", "ia meludahi saya", "ia memfitnah saya", dsb. tidak diucapkan Sang Buddha. Jadi Sang Buddha tidak melarang hal2 tadi... Begitu bukan yang Anda simpulkan secara logika?

tidak begitu.

kalimat yang saya olah secara logika adalah :
jika ia masih memyimpan pemikiran seperti itu, maka kebencian tidak akan pernah berakhir.

seperti itu :berpikir  "Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya"

jadi, tidak benar kalau orang menyatakan Sang Buddha bersabda :
"Ia mendang saya, ia meludahi saya, ia menyenggol saya, ia merampas milik saya. Selama seseorang masih menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian tak akan pernah berakhir."

hal ini adalah fitnah terhadap sang budha. karena memang sang budha tidak pernah menyatakan demikian.

tapi anda dapat menyatakan  bahwa :
"Ia mendang saya, ia meludahi saya, ia menyenggol saya, ia merampas milik saya. Selama seseorang masih menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian tak akan pernah berakhir."
maka hal ini akan saya nyatakan sebagai benar.

apakah anda bisa memahami cara berpikir saya?

Nevada

Quote from: candra_mukti19 on 22 December 2008, 02:46:21 PM
Quote from: upasaka
Kalau Anda masih melekat dengan Ilmu Logika, maka Anda akan kehilangan nilai kemanusiaannya, Anda bagaikan robot. Paham maksud saya?

Sang Buddha bersabda :
"Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya. Selama seseorang masih menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian tak akan pernah berakhir."

Kalau Anda menyimpulkan sabda di atas dengan Ilmu Logika, Anda akan berpikir bahwa "ia menendang saya", "ia meludahi saya", "ia memfitnah saya", dsb. tidak diucapkan Sang Buddha. Jadi Sang Buddha tidak melarang hal2 tadi... Begitu bukan yang Anda simpulkan secara logika?

tidak begitu.

kalimat yang saya olah secara logika adalah :
jika ia masih memyimpan pemikiran seperti itu, maka kebencian tidak akan pernah berakhir.

seperti itu :berpikir  "Ia menghina saya, ia memukul saya, ia mengalahkan saya, ia merampas milik saya"

jadi, tidak benar kalau orang menyatakan Sang Buddha bersabda :
"Ia mendang saya, ia meludahi saya, ia menyenggol saya, ia merampas milik saya. Selama seseorang masih menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian tak akan pernah berakhir."

hal ini adalah fitnah terhadap sang budha. karena memang sang budha tidak pernah menyatakan demikian.

tapi anda dapat menyatakan  bahwa :
"Ia mendang saya, ia meludahi saya, ia menyenggol saya, ia merampas milik saya. Selama seseorang masih menyimpan pikiran-pikiran seperti itu, maka kebencian tak akan pernah berakhir."
maka hal ini akan saya nyatakan sebagai benar.

apakah anda bisa memahami cara berpikir saya?

Dulu Sdr. Kainyn_Kutho pernah mengeluarkan sabda Sang Buddha tentang peperangan. Di sabda itu Sang Buddha menganjurkan untuk melepaskan alat pemukul dan pedang, agar tidak lagi berperang. Anda malah mengeluarkan statement bahwa hal itu tidak logik. Anda berkata bahwa Sang Buddha hanya melarang perang dengan menggunakan alat pemukul dan pedang. Namun perang dengan menggunakan senjata api, nukir dan senjata pemusnah massal tidak dilarang.

candra_mukti19

Quote from: upasaka
(1) Bagaimana pengkajian panjang menurut dalil naqli  (ilmiah referentif) dan aqli  (logika) itu?

(2) Menurut saya, itu hal yang terlalu dipaksakan akan kemiripannya. Ironisnya hal itu tidak mirip sama sekali. Sang Buddha Gotama sudah memberi penjelasan yang amat jelas tentang Buddha Metteya. Buddha Metteya akan lahir di India Utara, lahir di keluarga terpelajar dengan nama Ajita, akan tinggal di Istana selama ribuan tahun, hidup di saat peradaban manusia berusia rata2 sekitar 80.000 tahun, dan memiliki 32 Tanda Mahapurisa. Apakah Anda tahu 32 Tanda Mahapurisa itu? Coba kalau Anda bertemu dengan Al-Mahdi, apakah beliau memiliki setidaknya satu tanda saja dari 32 Tanda itu...?

(3) Cerita itu klasik sekali. Saya sering mendengar cerita Pendeta yang bertemu dengan Tuhan Allah di Kerajaan Surga...

(4) Tidak dapat dibantah bagaimana maksudnya? Apakah K.H. Jalaludin Rahmat sudah mengetahui apa itu Buddha?

1. naqli itu berarti tercatat dalam kitab-kitab. kebetulan tentang almahdi ini tercatat dalam kitab-kitab seluruh agama-agama di dunia dengan nama-nama yang berbeda, tapi essensinya sama.
adapun akli atau logika, sebagaimana saya pernah membahasnya dalam "imamah sebagai keharusan rasional".

2. India utara? al-Mahdi lahir di India Utara. tapi bukan Ajita. tentang peradaban manusia mencapai 80.000 tahun, itu memang berbeda. tapi tentang 32 tanda maha purisa, diantaranya berdada lebar, tangan mencapai lutut, berjalan cepat, kepala seperti mengenakan serban, kalau perumah tangga akan menjadi raja, dll. saya pernah membacanya dalam web site samaghi pala. 32 tanda mahapurisa itu mirip dengan tanda-tanda almahdi, kecuali tanda jeruji roda pada telapak kaki.

3. ya. saya juga tidak mempercayai cerita para ulama tersebut, tapi tidak dapat menyalahkannya. mereka adalah orang-orang yang alim, yang menjauhi perbuatan bohong. tapi siapa tahu mereka berbohong. tapi kok bisa ya, kalau bohong serempak banyak orang, dari berbagai tempat yang berbeda lagi.

4. beliu orang yang terpelajar, maseter agama, bergelar profesor,  yang mempelajari berbagai agama, sering duduk berdiskusi dengan pendeta maupun biksu. jadi, tidak mustahil beliau sudah mempelajari sebaik-baiknya apa itu budha.
kalau kami menyelenggarakan peringatan hari asyura, kami mengundang pendeta, brahmana, para biksu, dan para ulama dari mazhab lain untuk menghadiri acara kami.

candra_mukti19

Quote from: upasaka
Dulu Sdr. Kainyn_Kutho pernah mengeluarkan sabda Sang Buddha tentang peperangan. Di sabda itu Sang Buddha menganjurkan untuk melepaskan alat pemukul dan pedang, agar tidak lagi berperang. Anda malah mengeluarkan statement bahwa hal itu tidak logik. Anda berkata bahwa Sang Buddha hanya melarang perang dengan menggunakan alat pemukul dan pedang. Namun perang dengan menggunakan senjata api, nukir dan senjata pemusnah massal tidak dilarang.

sdr. upasaka yang baik!
mungkin saya pelupa. coba ingatkan atau kutip lagi pernyataan saya untuk di posting di sini. saya tidak merasa menyatakan demikian.

saya hanya menyatakan bahwa dalam pernyataan sang budha tidak disebutkan istilah senjata api dan nuklir, karena memang tidak. betu kan?
jika dikatakan demikian, orang akan menganggap kitab yang memuat pernyataan tersebut itu merupakan kitab palsu, sebab tidak ada nuklir pada masa sang budha. orang akan menilainya "pernyataan ini tidak logic, masa sang budha ngomongin nuklir". tul tidak?

tapi hal itu tidak lantas saya berpikir "sang budha membolehkan perang menggunakan nuklir". karena inipun suatu pemikiran yang jelas-jelas salahnya.

jika anda berkata, "tafsir dari ajaran sang budha tersebut mengandung arti, senjata api dan nuklirpun terlebih lagi dilarang." maka pernyataan ini saya benarkan.

hatRed

hmmm.. Muhammad atau Al-mahdi adalah maitreya :-? menarik ini.

menurut om Candra sendiri apa yang menjadikan Muhammad atau Al-Mahdi ini sebenarnya bukanlah Maitreya yang Sang Buddha pernah ramalkan?
i'm just a mammal with troubled soul



candra_mukti19

Quote from: hatRed on 22 December 2008, 03:15:31 PM
hmmm.. Muhammad atau Al-mahdi adalah maitreya :-? menarik ini.

menurut om Candra sendiri apa yang menjadikan Muhammad atau Al-Mahdi ini sebenarnya bukanlah Maitreya yang Sang Buddha pernah ramalkan?

jika ciri-cirinya jauh dari yang diramalkan budha, maka al-mahdi bukan matreya. jika ciri-cirinya dekat, atau lebih banyak miripnya dari pada yang tidak, maka dia lah budha maitreya.

hatRed

lalu ciri2 apa sajakah yang tidak menjadikan Al-Mahdi atau Muhammad ini sebagai Maitreya ?
i'm just a mammal with troubled soul



candra_mukti19

Quote from: hatRed on 22 December 2008, 03:19:13 PM
lalu ciri2 apa sajakah yang tidak menjadikan Al-Mahdi atau Muhammad ini sebagai Maitreya ?

pengetahuannyang yang sangat luas. kesaktiannya. kebijaksanaannya. ajarannya yang selaras dengan sang budha, serta 32 tanda mahapurisa yang ada ditubuhnya. walaupun tidak seluruh tanda itu ada, tapi banyak sekali yang serupa. yang tidak sesuai mungkin hanya tanda 1000 jeruji di telapak kakinya. hal inipun belum dipastikan, sebab tidak pernah ada berita bahwa ditelapak kaki nabi muhammad tidak terdapat tanda apa-apa. jadi, satu tanda yang terlewatkan itu mungkin luput dari catatan sejarah.

K.K.

Quote from: candra_mukti19 on 22 December 2008, 12:42:31 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 22 December 2008, 11:59:34 AM
candra_mukti19,

Kalau seseorang mau ngaku "jago", dia harus bisa membuat orang lain mengerti "kejagoan"-nya, BUKAN menyuruhnya percaya bahwa dia itu hebat sementara orang lain ga ada yang ngerti. Tidak perlu meng-klaim diri sendiri hebat. Kata orang zaman dahulu (yang bukan mental tahu), "Propria laus sordid" (Memuji diri sendiri itu berbau busuk).



tapi anda dapat mencoba menjajal kemampuan saya dalam berpikir logic. syukur bila anda dapat menunjukan kelemahan saya dan menunjukan ada yang lebih pandai dari saya dalam soal logika.
saya tahu kalau orang tidak menyukai orang yang memuji dirinya sendiri. tapi, saya tidak bermaksud memuji diri sendiri, melainkan hanya mencoba mengatakan sebagaimana adanya.

Saya tidak ingin pembuktian "siapa yang lebih hebat", tapi maksud saya, kalau anda mau "menyatakan diri sebagai yang terbaik", anda harus bisa membuat orang lain mengerti, bukan membuat orang tambah bingung.


hatRed

jadi perbedannya hanya cuma tidak dipastikannya ada tanda 1000 jeruji di telapak kaki ?

dan tidak ada lagi perbedaan lainnya?
i'm just a mammal with troubled soul



candra_mukti19

Quote from: kutho
Saya tidak ingin pembuktian "siapa yang lebih hebat", tapi maksud saya, kalau anda mau "menyatakan diri sebagai yang terbaik", anda harus bisa membuat orang lain mengerti, bukan membuat orang tambah bingung.

untuk bisa membuat orang lain mengerti itu pertama, harus ada kerja sama dengan orang lain tersebut. jadi, tidak hanya mengandalkan kemampuan saya.
kemudian kedua, perlu diskusi secara fokus dengan satu orang saja. misalnya, kalau anda ingin mengerti apa yang saya nyatakan, anda harus berdialog berdua saja dengn saya, tanpa diganggu orang lain. jadi, pembahasan akan fokus dan cepat dimengerti.
ketiga, anda harus mengerti, sebelah mana anda tidak mengertinya, jadi saya bisa menjelaskannya. kalau anda katakan tidak mengerti, tapi tidak menyampaikan yang mana yang tidak dimengerti, tentu saya juga bingung mau menjelaskan apa.
keempat, ikuti aturan diskusinya secara logic.
baru anda bisa mengerti dengan baik.

Nevada

#312
Quote from: candra_mukti19 on 22 December 2008, 03:00:14 PM
Quote from: upasaka
(1) Bagaimana pengkajian panjang menurut dalil naqli  (ilmiah referentif) dan aqli  (logika) itu?

(2) Menurut saya, itu hal yang terlalu dipaksakan akan kemiripannya. Ironisnya hal itu tidak mirip sama sekali. Sang Buddha Gotama sudah memberi penjelasan yang amat jelas tentang Buddha Metteya. Buddha Metteya akan lahir di India Utara, lahir di keluarga terpelajar dengan nama Ajita, akan tinggal di Istana selama ribuan tahun, hidup di saat peradaban manusia berusia rata2 sekitar 80.000 tahun, dan memiliki 32 Tanda Mahapurisa. Apakah Anda tahu 32 Tanda Mahapurisa itu? Coba kalau Anda bertemu dengan Al-Mahdi, apakah beliau memiliki setidaknya satu tanda saja dari 32 Tanda itu...?

(3) Cerita itu klasik sekali. Saya sering mendengar cerita Pendeta yang bertemu dengan Tuhan Allah di Kerajaan Surga...

(4) Tidak dapat dibantah bagaimana maksudnya? Apakah K.H. Jalaludin Rahmat sudah mengetahui apa itu Buddha?

1. naqli itu berarti tercatat dalam kitab-kitab. kebetulan tentang almahdi ini tercatat dalam kitab-kitab seluruh agama-agama di dunia dengan nama-nama yang berbeda, tapi essensinya sama.
adapun akli atau logika, sebagaimana saya pernah membahasnya dalam "imamah sebagai keharusan rasional".

2. India utara? al-Mahdi lahir di India Utara. tapi bukan Ajita. tentang peradaban manusia mencapai 80.000 tahun, itu memang berbeda. tapi tentang 32 tanda maha purisa, diantaranya berdada lebar, tangan mencapai lutut, berjalan cepat, kepala seperti mengenakan serban, kalau perumah tangga akan menjadi raja, dll. saya pernah membacanya dalam web site samaghi pala. 32 tanda mahapurisa itu mirip dengan tanda-tanda almahdi, kecuali tanda jeruji roda pada telapak kaki.

3. ya. saya juga tidak mempercayai cerita para ulama tersebut, tapi tidak dapat menyalahkannya. mereka adalah orang-orang yang alim, yang menjauhi perbuatan bohong. tapi siapa tahu mereka berbohong. tapi kok bisa ya, kalau bohong serempak banyak orang, dari berbagai tempat yang berbeda lagi.

4. beliu orang yang terpelajar, maseter agama, bergelar profesor,  yang mempelajari berbagai agama, sering duduk berdiskusi dengan pendeta maupun biksu. jadi, tidak mustahil beliau sudah mempelajari sebaik-baiknya apa itu budha.
kalau kami menyelenggarakan peringatan hari asyura, kami mengundang pendeta, brahmana, para biksu, dan para ulama dari mazhab lain untuk menghadiri acara kami.

(1) Memangnya kalau dalam Tipitaka, Al-Mahdi itu disebut dengan nama apa? Kalau urusan membahas logika pada hal ini, saya tidak ingin memperpanjangnya untuk saat ini. Referensi dan sumbernya masih belum bisa dijamin keabsahannya.

(2) Anda mengetahui beberapa biografi mengenai Al-Mahdi darimana? Saya juga ingin membacanya terlebih dahulu...

(3) Kenapa tidak mungkin berbohong? Apakah Anda menjamin dan bisa memberikan bukti kalau tidak ada kebohongan satu kali pun yang pernah mereka ucapkan dalam hidupnya?

(4) Sorry, sekedar referensi. Harun Yahya yang dikenal sebagai seorang cendekiawan muslim tidak lebih baik daripada seorang anak kecil berusia 7 tahun mengenai pemahamannya akan Buddha.

candra_mukti19

Quote from: hatRed on 22 December 2008, 03:27:55 PM
jadi perbedannya hanya cuma tidak dipastikannya ada tanda 1000 jeruji di telapak kaki ?

dan tidak ada lagi perbedaan lainnya?

ada, yaitu kemunculannya pada masa umur manusia rata-rata mencapai 80.000 tahun. sedangkan al mahdi telah muncul saat ini dan akan memperkenalkan dirinya pada masyarakat umum pada tahuan 2015 mendatang.

hatRed

 [at] candra

jadi Al-Mahdi ini sekarang masih hidup ?

adakah biodata tentang beliau ?

dan perbedaannya hanya dua itu saja ?
i'm just a mammal with troubled soul