Menghakimi dalam pandangan Buddhist

Started by Reenzia, 05 December 2008, 05:04:51 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Reenzia

tmn-tmn

saia ingin bertanya bagaimana pandangan Buddhist mengenai penghakiman
mulai dari lembaga peradilan negara, tindakan main hakim sendiri, sampai merasa bahwa diri sendiri perlu "meluruskan" orang lain
walaupun itu memang tidak sesuai dhamma [bukan persepsi pribadi]

dan apa yang teman-teman lakukan bila dalam posisi seperti itu?
apa merasa memang perlu "meluruskan"-nya?

atas tanggapannya, saia ucapkan terimakasih _/\_

Hendra Susanto


ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Reenzia

"A.M" apa?

ngga kok, cm pengen tau aja gimana tanggapan umat Buddhist tentang hal itu?

perlu gk sih? penting gk sih? berkewajiban gak sih [bagi yg bukan aparat berwenang]?

Quote from: ryu on 05 December 2008, 05:08:58 PM
PERTAMAXX Liat sikon dulu

anda gagal pertamax, silahkan coba lagi

Hendra Susanto


Reenzia


ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Mr. Bagus

bagaimana dari sudut pandang sis Saia?

kalo saya belum pernah masuk ke lembaga peradilan, jadi ga tahu apa kabar burung tentang peradilan Indonesia benar adanya.
Benar kata bro Ryu, dalam posisi itu banyak kondisi yg membuat saya membiarkan saja (tidak meluruskan) karena saya merasa ruginya lebih banyak.

kalo dihakimi massa juga ga pernah :P
:x Persepsi yang saya dapat dari pengalaman saya sendiri sebagai orang buta tidak bisa dibandingkan dengan orang yang melihat dengan terang. >:)<

Reenzia

 [at] mr.Bagus

maksud saia bukan jadi terdakwanya, tapi jadi penghakimnya, menurut anda, apakah kita perlu menghakimi?

saia tidak mementingkan kabar burung atau kabar kelelawar, baik di Indonesia maupun di negara lain

yg saia tanyakan, apakah itu perlu?

Mr. Bagus

yg dimaksud dengan menghakimi itu apa saja ruang lingkupnya? maaf agak dikit neh neuronnya ;D
:x Persepsi yang saya dapat dari pengalaman saya sendiri sebagai orang buta tidak bisa dibandingkan dengan orang yang melihat dengan terang. >:)<

hatRed

kalau aye udah arahat aye bakalan cuek aja.

tapi mumpung masih awam, lebih baik berdiskusi untuk mencari solusi

jadi disini aye gak pake meluruskan karena kesannya memaksa.
i'm just a mammal with troubled soul



Reenzia

 [at] mr.bagus

bisa seperti menyatakan pandangan orang lain itu "salah" atau "benar" << yg ini paling minim deh

[at] hatRed

oke kalo gitu gak pake kata "meluruskan"

kalo "memberi pernyataan" gimana? seperti menyatakan bahwa ini "benar" atau "salah"

hatRed

kalo ditilik perasaan g saat ini.

perlu sampai tersangka yang mengakui kesalahannya atau kebenarannya.

liat aja pengadilan, kan mesti ada pernyataan tersangka itu mengakui kesalahannya baru deh di penjara.
i'm just a mammal with troubled soul



ryu

Ada waktunya sis :) kalau waktunya tepat mungkin bisa, kalau waktunya tidak tepat bisa2 jadi benci dia sama sis ketika di kasih tau.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Reenzia

seberapa penting sih menyatakan "benar" atau "salah" bagi pencapaian penerangan untuk diri sendiri?