Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?

Started by hatRed, 28 November 2008, 12:03:09 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hatRed

 [at] bro Johan

untuk sutta mana saya tidak tahu, tapi itulah yg saya dapat dari guru pelarajan Agama saya dulu.

waktu itu beliau mengumpamakan dengan pulpen yg ditulis diatas kertas.

perumpamaan gabah/nasi adalah perumpamaan saya sendiri agar lebih bisa "membawakan" proses hukum kamma dan bagaimana mendapatkan buah kamma.
i'm just a mammal with troubled soul



candra_mukti19

Quote from: johan3000 on 04 December 2008, 04:25:44 PM
contoh :......

hampir semua cewek yg udah ngak mudah...
kalau kita berikan pujian..pasti kesemsem..... (it always work)

eh....... lama ngak ketemu, elu kelihatan muda lho
wajah nya begitu bersinar, dan kenceng................


Logika darimana wajah bisa BERSINAR... dan KENCENG ?


makanya kalo mo ngobrol ya mesti liat-liat topik donk! ni topik "sastra" atau "logika"? kalau dalam forum sastra atau topik sastra pernyataan "wajah bersinar" merupakan pernyataan yang bagus. itu disebut Depersnonifikasi. ada 52 gaya bahasa. litotes, ironi, satir, hyperbola, personifikasi, dll. dan yang kamu tulis itu disebut Defersonifikasi. tul kan?

candra_mukti19

Quote from: kutho
"Alasan tertentu" saya sertakan karena anda mengatakan sebelumnya tentang latar belakang pembunuhan (yang demi kebenaran), seperti itu pembelaan diri atau sejenis perang suci yang tanpa kemarahan, saya sudah lupa detailnya (dan juga contohnya seorang yang tidak jadi menebas kepala musuh karena menjadi marah). Jadi dengan alasan tertentu yang sesuai kondisinya, pembunuhan tertentu adalah bersesuaian dengan hukum kebenaran.
Karena Buddha menyetujui hal yang bersesuaian dengan hukum kebenaran, maka ini berarti "Buddha menyetujui pembunuhan dengan alasan tertentu" itu.

catat nih. pernyataan tersebut bukanlah pernyataan saya, bukan logika saya, tapi logika anda.
X = hal yang bersesuaian dengan hukum kebenaran
Y = menyetujui pembunuhan dengan alasan tertentu
budha itu menyetujui X . Dan setiap menyetujui X itu Y . Jadi, budha itu Y. <--- ini logika anda. silahkan kalau mau berpendapat begitu, tapi anda jangan minta saya mengakui kalau itu logika saya, karena saya tidak pernah menyatakan demikian.

saya tidak berani menyatakan demikian, karena tidak mengetahui jawaban dari :

apakah benar menyetujui hal yang bersesuaian dengan hukum kebenaran itu menyetujui pembunuhan dengan alasan tertentu? apa alasan anda menyatakan demikian?

candra_mukti19

Quote from: johan3000 on 04 December 2008, 04:42:52 PM
Dlm film vertical limit...

anak laki, anak perempuan, dan Ayah.... bergantungan disebuah tali...
tali tak akan menahan 3 org lebih lama.... maka ayah yg dibawah
memotong talinya (terjun bebas) demi menjaga nyawa kedua anaknya....

termasuk bunuh diri atau menolong nyawa?

menolong nyawa dengan bunuh diri

K.K.

Quote from: candra_mukti19 on 06 December 2008, 01:32:39 PM
Quote from: kutho
"Alasan tertentu" saya sertakan karena anda mengatakan sebelumnya tentang latar belakang pembunuhan (yang demi kebenaran), seperti itu pembelaan diri atau sejenis perang suci yang tanpa kemarahan, saya sudah lupa detailnya (dan juga contohnya seorang yang tidak jadi menebas kepala musuh karena menjadi marah). Jadi dengan alasan tertentu yang sesuai kondisinya, pembunuhan tertentu adalah bersesuaian dengan hukum kebenaran.
Karena Buddha menyetujui hal yang bersesuaian dengan hukum kebenaran, maka ini berarti "Buddha menyetujui pembunuhan dengan alasan tertentu" itu.

catat nih. pernyataan tersebut bukanlah pernyataan saya, bukan logika saya, tapi logika anda.
X = hal yang bersesuaian dengan hukum kebenaran
Y = menyetujui pembunuhan dengan alasan tertentu
budha itu menyetujui X . Dan setiap menyetujui X itu Y . Jadi, budha itu Y. <--- ini logika anda. silahkan kalau mau berpendapat begitu, tapi anda jangan minta saya mengakui kalau itu logika saya, karena saya tidak pernah menyatakan demikian.

saya tidak berani menyatakan demikian, karena tidak mengetahui jawaban dari :

apakah benar menyetujui hal yang bersesuaian dengan hukum kebenaran itu menyetujui pembunuhan dengan alasan tertentu? apa alasan anda menyatakan demikian?

Daripada anda terus berbelit-belit, coba dengan jelas ungkapkan yang mana saja pernyataan anda tentang pembunuhan menurut Buddha. Coba dibuat X dan Y seperti pernyataan anda di atas.


candra_mukti19

Quote from: kutho
"telepon adalah untuk menelepon"
Karena tidak dikatakan "SEMUA telepon adalah untuk menelepon", maka berarti "Ada telepon yang bukan untuk telepon".  Grin Untuk mainan kucing, barangkali?

telepon adalah untuk menelepon. itu jelas sekali. anda sudah faham, tahu dan mengerti apa itu telepon, tak usahlah berbicara "semua telepon adalah untuk menelepon". ini masuk ke wilayah semantik. dan anda tidak belajar, bagaimana caranya bicara dengan orang yang benar-benar tidak tahu, tidak mengerti apa itu telepon. jika saya adalah orang yang tidak tahu menahu soal telepon, maka pernyataan "telepon adalah untuk menelepon" tentu merupakan pernyataan yang tidak jelas. dan saya akan bertanya, "sebagian atau seluruhnya?". janganlah mencampur adukan antara logic dengan semantic yach, tetaplah pada jalurnya masing-masing!

candra_mukti19

Quote from: kutho
Daripada anda terus berbelit-belit, coba dengan jelas ungkapkan yang mana saja pernyataan anda tentang pembunuhan menurut Buddha. Coba dibuat X dan Y seperti pernyataan anda di atas.

terlihat berbelit-belit ya? itu tandanya otak anda gak nyampe ke ilmu saya. maka jangn minta banyak-banyak. gw kasih atu aja pernyataan gw :

budha tidak perna menyatakan "semua pembunuhan adalah perbuatan jahat". ini aja pikir, betul gak? atu atau mikirnya, biar mudah.

candra_mukti19

Quote from: johan
Sebutkanlah mata pencaharian yg tidak memerlukan LOGIKA (berpikir logic) ?

pikir aja ndiri, ampe ketemu!
selamat berpikir dan termenung!

K.K.

Oh, sekarang berkelit pada "semantic". Mungkin anda lebih cocok belajar pandangan Sanjaya Belathaputta.

jadi "pembunuhan adalah perbuatan jahat" bukan berarti "semua pembunuhan adalah perbuatan jahat" menurut logika filosofi anda itu logika yang benar, sedangkan kalau "telepon adalah untuk menelepon" berarti "semua telepon adalah untuk menelepon" menurut logika filosofi anda adalah benar, karena digolongkan Semantik?  ;D
Luar biasa.

Ya sudah, semau anda saja. Saya tidak ikutan.

candra_mukti19

Quote from: johan
Bukannya mau menguji.... bertukar pikiran begitu deh... atau saya yg belajar dari bro....

tetapi pertanyaannya ngak dijawab....jadi siapakah guru logika tsb?

Johan! saya perhatikan anda itu cuma orang yang berusaha memperbanyak pertanyaan, dalam tradisi islam itu disebut metode jindal. boleh-boleh aja memperbanyak pertanyaan, tapi harus fokus pada inti permasalahan. saya perhatikan, pertanyaan anda diajukan dengan kurang memperhatikan bagian terpenting dari suatu pernyataan orang lain, maka pertanyaan-pertanyaan anda jadi ngambang. cobalah deh, untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih fokus ke inti persoalan!

candra_mukti19

Quote from: Kainyn_Kutho on 06 December 2008, 01:51:45 PM
Oh, sekarang berkelit pada "semantic". Mungkin anda lebih cocok belajar pandangan Sanjaya Belathaputta.

jadi "pembunuhan adalah perbuatan jahat" bukan berarti "semua pembunuhan adalah perbuatan jahat" menurut logika filosofi anda itu logika yang benar, sedangkan kalau "telepon adalah untuk menelepon" berarti "semua telepon adalah untuk menelepon" menurut logika filosofi anda adalah benar, karena digolongkan Semantik?  ;D
Luar biasa.

Ya sudah, semau anda saja. Saya tidak ikutan.


eh, bodoh amat ni orang.
perhatikan 2 kalimat berikut :
1. pembunuhan adalah perbuatan jahat
2. telepon adalah untuk menelepon

menurut ilmu logika, 2 kalimat tersebut merupakan kalimat yang gak jelas. (catat!)
menurut ilmu semantic, 2 kalimat tersebut merupakan kalimat yang benar (catat!)

dan kita.....
disini sedang dialog secara logic. jadi, pakai donk aturan logic! (catat!)
kalau pake aturan logic, kalimatnya harus jelas, term pertama itu universal (seluruh) atau particular (sebagaian) (catat aturannya!)
jika tidak disebutkan, maka aturannya term pertama itu akan dianggap particular (catat aturan ini juga!)

hatRed

OOT


   
Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
i'm just a mammal with troubled soul



7 Tails

Quoteeh, bodoh amat ni orang.
perhatikan 2 kalimat berikut :
1. pembunuhan adalah perbuatan jahat
2. telepon adalah untuk menelepon

menurut ilmu logika, 2 kalimat tersebut merupakan kalimat yang gak jelas. (catat!)
menurut ilmu semantic, 2 kalimat tersebut merupakan kalimat yang benar (catat!)

minta sedikit ilmu bos chandra  ^:)^
jadi gimana benarnya?
korban keganasan

El Sol

Quote from: candra_mukti19 on 06 December 2008, 01:57:22 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 06 December 2008, 01:51:45 PM
Oh, sekarang berkelit pada "semantic". Mungkin anda lebih cocok belajar pandangan Sanjaya Belathaputta.

jadi "pembunuhan adalah perbuatan jahat" bukan berarti "semua pembunuhan adalah perbuatan jahat" menurut logika filosofi anda itu logika yang benar, sedangkan kalau "telepon adalah untuk menelepon" berarti "semua telepon adalah untuk menelepon" menurut logika filosofi anda adalah benar, karena digolongkan Semantik?  ;D
Luar biasa.

Ya sudah, semau anda saja. Saya tidak ikutan.


eh, bodoh amat ni orang.
perhatikan 2 kalimat berikut :
1. pembunuhan adalah perbuatan jahat
2. telepon adalah untuk menelepon

menurut ilmu logika, 2 kalimat tersebut merupakan kalimat yang gak jelas. (catat!)
menurut ilmu semantic, 2 kalimat tersebut merupakan kalimat yang benar (catat!)

dan kita.....
disini sedang dialog secara logic. jadi, pakai donk aturan logic! (catat!)
kalau pake aturan logic, kalimatnya harus jelas, term pertama itu universal (seluruh) atau particular (sebagaian) (catat aturannya!)
jika tidak disebutkan, maka aturannya term pertama itu akan dianggap particular (catat aturan ini juga!)
si Kutu emank bodoh..

maklum aje...

tenang boss...

tenang...

;D

candra_mukti19

Quote from: RAIN on 06 December 2008, 02:01:27 PM
Quoteeh, bodoh amat ni orang.
perhatikan 2 kalimat berikut :
1. pembunuhan adalah perbuatan jahat
2. telepon adalah untuk menelepon

menurut ilmu logika, 2 kalimat tersebut merupakan kalimat yang gak jelas. (catat!)
menurut ilmu semantic, 2 kalimat tersebut merupakan kalimat yang benar (catat!)

minta sedikit ilmu bos chandra  ^:)^
jadi gimana benarnya?

benarnya begini
1. kalimat nomor pertama tidak dinyatakan atau dimaknai universal (seluruh pembunuhan)
2. demikian pula kalimat ke dua.

gitu aja kok repot!