//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?  (Read 47913 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline candra_mukti19

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.146
  • Reputasi: -9
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #30 on: 01 December 2008, 11:41:22 AM »
sayalah satu logika ajaran budhist yang saya pertanyakan dalam thread yang telah dihapus moderator adalah sebagai berikut :

Saya ambil contoh kasus seorang netter muslim yang bernama Dewi yang ingin pindah masuk ke dalam agama budha. Dia menyatakan salah satu alasannya ingin meninggalkan Islam adalah praktik Qurban, yang dianggapnya “tidak manusiawi”. Dan dia melihat, dalam ajaran agama budha itu tidak ada ajaran “menyembelih hewan”. Dan Dewi melihat hal ini sebagai bukti ajaran cinta kasih yang universal. Baginya hal ini dapat menjadi alasan untuk meninggalkan Islam dan masuk agama budha. Sedangkan bagi saya hal itu tidak “masuk akal” untuk dijadikan alasan masuk agama budha. Saya katakan kepada Dewi :
Manusia boleh menyembelih hewan karena ada sesuatu yang harus di makan. Jika itu dianggap menyakiti, maka apakah memetik tanaman itu dianggap tidak menyakiti? Dalam ajaran islam dijelaskan bahwa selain hewan, tumbuh-tumbuhan juga punya perasaan, emosi dan kehendak. Ketika mereka dipotong atau dipetik sebelum waktunya, mereka merasa sakit. Bahkan dalam ajaran budha dikatakan bisa saja pohon pisang yang tumbuh dihalaman depan rumah itu merupakan reinkarnasi dari ibu kita di masa lalu. Jika anda tahu kalau pohon pisang itu merupakan reinkarnasi dari ibu anda di masa lalu, dan tahu bahwa dipetik dan dipangkasnya menyakitnya, apakah anda akan berani untuk memetik, memangkas,  memakannya?

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #31 on: 01 December 2008, 11:49:19 AM »
Anda mungkin tercampur dengan konsep agama lain, di mana tumbuhan dikategorikan sebagai makhluk hidup. Ada beberapa agama yang mengajarkan tidak memetik tumbuhan sama sekali, melainkan hanya makan dari bagian yang jatuh, seperti dedaunan yang jatuh atau buah-buahan yang jatuh sendiri.

Dalam Ajaran Sang Buddha, setahu saya tetumbuhan tidak dikategorikan sebagai makhluk (being, satta, satva), melainkan hanya unsur-unsur alamiah yang tumbuh, tetapi tidak memiliki mental dan aliran karma. Memang ada makhluk-makhluk halus yang tinggal di pepohonan (biasanya pohon besar), tetapi bukan pohon itu sendiri yang merupakan makhluk halus.

Sang Buddha juga mengajarkan jalan tengah, yaitu melakukan sesuatu yang diperlukan untuk pencerahan. Misalnya jika kita memaksakan diri untuk tidak makan sama sekali, hal itu adalah penyiksaan diri, bukan jalan pencerahan. Manusia boleh makan, dan ada karmanya. Tetapi membunuh makhluk hidup tidak dianjurkan. Karena mencintai makhluk lain, tidak seharusnya seseorang membunuh makhluk lain.

_/\_
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #32 on: 01 December 2008, 11:50:15 AM »
sayalah satu logika ajaran budhist yang saya pertanyakan dalam thread yang telah dihapus moderator adalah sebagai berikut :

Saya ambil contoh kasus seorang netter muslim yang bernama Dewi yang ingin pindah masuk ke dalam agama budha. Dia menyatakan salah satu alasannya ingin meninggalkan Islam adalah praktik Qurban, yang dianggapnya “tidak manusiawi”. Dan dia melihat, dalam ajaran agama budha itu tidak ada ajaran “menyembelih hewan”. Dan Dewi melihat hal ini sebagai bukti ajaran cinta kasih yang universal. Baginya hal ini dapat menjadi alasan untuk meninggalkan Islam dan masuk agama budha. Sedangkan bagi saya hal itu tidak “masuk akal” untuk dijadikan alasan masuk agama budha. Saya katakan kepada Dewi :
Manusia boleh menyembelih hewan karena ada sesuatu yang harus di makan. Jika itu dianggap menyakiti, maka apakah memetik tanaman itu dianggap tidak menyakiti? Dalam ajaran islam dijelaskan bahwa selain hewan, tumbuh-tumbuhan juga punya perasaan, emosi dan kehendak. Ketika mereka dipotong atau dipetik sebelum waktunya, mereka merasa sakit. Bahkan dalam ajaran budha dikatakan bisa saja pohon pisang yang tumbuh dihalaman depan rumah itu merupakan reinkarnasi dari ibu kita di masa lalu. Jika anda tahu kalau pohon pisang itu merupakan reinkarnasi dari ibu anda di masa lalu, dan tahu bahwa dipetik dan dipangkasnya menyakitnya, apakah anda akan berani untuk memetik, memangkas,  memakannya?


Secara buddhism :

Pohon hanya mempunyai fisik/rupa saja : dia bisa berkembang biak, memperbanyak diri, tapi tidak punya pikiran dan cetasika/faktor2 batin

cinta kasih yg universal itu ditujukan kepada semua mahluk tanpa kecuali.
Bukan kepada mereka yg "berhubungan" dengan kita saja.....

Semoga bisa dimengerti  _/\_

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #33 on: 01 December 2008, 12:02:50 PM »
jadinya sulit bagi saya untuk berbicara logic, kalau komentar saya hanya harus mengikuti logika budhism. seharusnya logika itu universal, yang dasar pemikirannya dapat diambil dari agama mana saja.

Bingung g jadinya.
i'm just a mammal with troubled soul



Offline candra_mukti19

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.146
  • Reputasi: -9
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #34 on: 01 December 2008, 12:06:34 PM »
Anda mungkin tercampur dengan konsep agama lain, di mana tumbuhan dikategorikan sebagai makhluk hidup. Ada beberapa agama yang mengajarkan tidak memetik tumbuhan sama sekali, melainkan hanya makan dari bagian yang jatuh, seperti dedaunan yang jatuh atau buah-buahan yang jatuh sendiri.

Dalam Ajaran Sang Buddha, setahu saya tetumbuhan tidak dikategorikan sebagai makhluk (being, satta, satva), melainkan hanya unsur-unsur alamiah yang tumbuh, tetapi tidak memiliki mental dan aliran karma. Memang ada makhluk-makhluk halus yang tinggal di pepohonan (biasanya pohon besar), tetapi bukan pohon itu sendiri yang merupakan makhluk halus.

Sang Buddha juga mengajarkan jalan tengah, yaitu melakukan sesuatu yang diperlukan untuk pencerahan. Misalnya jika kita memaksakan diri untuk tidak makan sama sekali, hal itu adalah penyiksaan diri, bukan jalan pencerahan. Manusia boleh makan, dan ada karmanya. Tetapi membunuh makhluk hidup tidak dianjurkan. Karena mencintai makhluk lain, tidak seharusnya seseorang membunuh makhluk lain.

_/\_

konsep hanyalah pendalil, tapi dia bukan dalil. pendalilnya mungkin saya ambil dari agama lain, tapi perhatikan dalilnya, pasti universal, menyeluruh dan sama dalam setiap agama. sudah lah.

saya pernah membaca dalam angutara nikaya bahwa budha menyebutkan beberapa orang telah terlahir menjadi pohon. saya lupa nomor halamannya. tapi saya tanya saja sama anda, apakah itu benar atau tidak?

jika anda katakan "tidak", maka besok saya akan mencoba mencari kembali dalam kitab itu tentang pernyataan budha menyangkut pepohonan yang mungkin reinkarnasi dari ayah ibu kita pada kehidupan lampau. jika memang tidak ada, berarti memang saya  yang salah. jika memang ada, maka akan saya tunjukan pada anda.

jika anda jawab "ya", maka apakah reinkarnasi dari manusia -yang memiliki mental dan kmma- bisa tidak memiliki mental dan kamma?

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #35 on: 01 December 2008, 12:07:39 PM »
 [at] All

hoiii,,,, Pada OOT semua ya?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline candra_mukti19

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.146
  • Reputasi: -9
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #36 on: 01 December 2008, 12:11:24 PM »
jadinya sulit bagi saya untuk berbicara logic, kalau komentar saya hanya harus mengikuti logika budhism. seharusnya logika itu universal, yang dasar pemikirannya dapat diambil dari agama mana saja.


Bingung g jadinya.


kalo saya sih gak bingung, cuma brpikir bahwa pembatasan dasar pemikiran itu merupakan hal yang tidak bijaksana. selama ajaran agama lain tidak sebut sebagai ajaran agama budha, dan ajaran agama budha tidak disebut sebagai ajaran agama lain, itu sih syah-syah saja.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #37 on: 01 December 2008, 12:14:07 PM »
pada usaha untuk mencapai pemurnian jati diri, kita membutuhkan keduanya sebagai rakit.

Dari LOGIKA kita dapat berpikir sehat dan memilah hal yg benar, bukan sebagai bisikan hati atau kepercayaan buta (iman)

Dari PERASAAN kita dapat mencerna nalar dan memajukan hidup kita. Tanpa perasaan kita tidak mungkin memiliki keinginan untuk maju, terlebih keinginan untuk mencapai PEMBEBASAN.

Setelah TERSADARKAN dan MELIHAT DHAMMA, maka LOGIKA dan PERASAAN akan melebur menjadi PEMAHAMAN BENAR ATAS REALITAS. Bukannya kita buang.

LOGIKA dan PERASAAN akan menyublim menjadi satu unsur mutlak dalam diri, yaitu realitas (Kebijaksanaan Sejati).

Jadi kalau Anda ingin mencapai PENYADARAN, jangan buang LOGIKA atau PERASAAN Anda.

Kalau Anda tidak ingin mlekat pada 2 hal ini, maka 'lepaskanlah' setelah mencapai Pantai Seberang.

Salam

dear bro upasaka,

secara abhidhamma, perasaan/vedana itu terbagi menjadi 5 yaitu :
1. menyenangkan
2. tidak menyenangkan
3. netral
4. menyenangkan (mano dvara/pintu pikiran)
5. tidak menyenangkan (mana dvara/pintu pikiran)

Sementara keinginan itu adalah CETANA

Jadi yang membuat kita INGIN maju sebenarnya adalah CETANA, bukan VEDANA.... karena fungsi VEDANA dalam buddhism, berbeda dengan konsep awam

semoga bisa dimengerti yah  _/\_

Terimakasih atas penjelasannya Bro Markos, saya mengerti  _/\_

Maksud saya atas penjelasan awal di atas itu, adalah untuk membedakan makna 'akal' (logika) dan 'rasa' (emosi) yg sering dipakai orang awam. Tentu saja unsur batin / mental lebih kompleks dari unsur2 fisik, dan secara garis besar orang menyebutnya dengan logika dan perasaan (emosi).

Benar yg membuat kita 'ingin' adalah kehendak (cetana). Namun pada penjelasan mengenai LOGIKA vs PERASAAN ini, saya memakai header-nya, yaitu perasaan (feel). Bila kita 'ingin' mencapai penyadaran (paham / bijaksana), tentu kita terlebih dahulu menimbang suatu hal lewat logika dan perasaan. Setelah mampu menyadarinya, kita tidak lagi terikat oleh konsep logika atau perasaan, karena kita sudah PAHAM.

Ya, SILA + SAMADHI = PANNA

Kita mau melakukan SILA dan SAMADHI tentunya setelah kita menimbang dulu lewat 'logika' dan 'perasaan'.

CMIIW

 _/\_


Offline candra_mukti19

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.146
  • Reputasi: -9
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #38 on: 01 December 2008, 12:14:48 PM »
[at] All

hoiii,,,, Pada OOT semua ya?

kita gak oot Kok. ini kan sedang membicarakan logika, sesuai threadnya. saya sedang mencoba mencari tahu, betul gak selain dengan vippasana, umat budha memahami ajaran budha secara logic juga.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #39 on: 01 December 2008, 12:15:27 PM »
Mungkin ada kata pohon, tetapi setahu saya yang dimaksud adalah "penunggu pohon" atau "tree ghost / fairy".

Saya juga sering melihat diskusi apakah pohon adalah makhluk (being / satta) di berbagai forum Buddhis baik di sini maupun forum asing, tetapi tidak ada yang menyebutkan kalau pohon adalah makhluk.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #40 on: 01 December 2008, 12:17:13 PM »
 [at] candra

mungkin om candra masih ada keluh kesah mengenai Logic ini, tetapi harap dibuat thread baru saja, karena disini saya ingin

             V

Biar Back On Track Lagi

     " Saat seseorang sudah dapat menggunakan Logika dan Perasaannya secara seimbang, hal apa lagi yang diperlukan?"

mohon sumbangannya berdasarkan pengalaman pribadi masing2.
i'm just a mammal with troubled soul



Offline candra_mukti19

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.146
  • Reputasi: -9
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #41 on: 01 December 2008, 12:19:33 PM »
maaf di delete

Offline candra_mukti19

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.146
  • Reputasi: -9
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #42 on: 01 December 2008, 12:25:06 PM »
[at] candra

mungkin om candra masih ada keluh kesah mengenai Logic ini, tetapi harap dibuat thread baru saja, karena disini saya ingin

             V

Biar Back On Track Lagi

     " Saat seseorang sudah dapat menggunakan Logika dan Perasaannya secara seimbang, hal apa lagi yang diperlukan?"

mohon sumbangannya berdasarkan pengalaman pribadi masing2.

kalo gitu, tolong jelaskan dulu apa artinya keseimbangan antara logika dan perasaan?

nanti saya ikut komentar, tentang apa yang saya tahu tentang "apalagi yang diperlukan".

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #43 on: 01 December 2008, 12:33:47 PM »
 [at] candra

mungkin beberapa dijelaskan disini

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6667.0
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?
« Reply #44 on: 01 December 2008, 12:45:36 PM »
Mengenai logika sudah tua sekali umurnya, mulai dari khotbah pertama Sang Buddha.
Akan tetapi saya tidak begitu menguasai logika, dan apologia dalam Buddhisme. Berikut ini adalah contoh logika dalam Buddhisme.

http://www.orientalia.org/article548.html
http://ccbs.ntu.edu.tw/FULLTEXT/JR-PHIL/factor.htm

di Kathavatthu banyak sekali istilah logika, seperti anuyoga, anuloma, patijna, niggaha, patikamma, nigamana, sayangnya bahasa indonesia yang sesuai yang saya ketahui cuma negasi ;D

Tradisi Buddhis lain seperti Mahayana sangat dikenal karena logika, seperti Tetralema Nagarjuna
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days