Saat Logika dan Perasaan sudah ngumpul APA LAGI YG KURANG?

Started by hatRed, 28 November 2008, 12:03:09 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hatRed

i'm just a mammal with troubled soul



N1AR

kewarasan berpikir / sudah terlalu mengilain sesuatu atau uda freak gitu (nyindir)

hatRed

i'm just a mammal with troubled soul



Reenzia

logika..........

banyak yg menyalahgunakannya untuk membuahkan kamma buruk
karena logikanya "setengah jalan"

mushroom_kick

Segala fenomena bentuk & batin tidaklah kekal ada na.....
Semua hanyalah sementara.....

Forte

Quote from: Reenzia on 29 November 2008, 01:57:57 PM
logika..........

banyak yg menyalahgunakannya untuk membuahkan kamma buruk
karena logikanya "setengah jalan"

setuju.. :)
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

hatRed

 [at] reenzia dan Forte

justru itu biar gak gitu, formula apa yg kurang
harap ditambahkan
i'm just a mammal with troubled soul



Forte

Quote from: hatRed on 29 November 2008, 02:04:50 PM
[at] reenzia dan Forte

justru itu biar gak gitu, formula apa yg kurang
harap ditambahkan
latihan bertanya :
1. saya sekarang sedang apa ?
2. apa manfaat saya lakukan ini ?

2 hal itu selalu saya lakukan.. dan cukup manjur :)


Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Nevada

Saat LOGIKA + PERASAAN
maka seharusnya adalah kebijaksanaan...

Anda tidak mungkin menjadi bijak hanya dengan logika (nalar sehat)
Anda tidak mungkin bijak dengan perasaan (hati nurani)

karena keduanyalah maka bijaksana ada

Kalaupun ada yg kurang yaitu tindakan. Karena percuma hanya bijaksana di batin, namun tidak bijaksana di tindakan.

Reenzia

Quote from: upasaka on 29 November 2008, 02:19:24 PM
Saat LOGIKA + PERASAAN
maka seharusnya adalah kebijaksanaan...

Anda tidak mungkin menjadi bijak hanya dengan logika (nalar sehat)
Anda tidak mungkin bijak dengan perasaan (hati nurani)

karena keduanyalah maka bijaksana ada

Kalaupun ada yg kurang yaitu tindakan. Karena percuma hanya bijaksana di batin, namun tidak bijaksana di tindakan.

logika+perasaan=kebijaksanaan

dhamma = kebijaksanaan tanpa logika+perasaan

karena logika dan perasaan adalah kemelekatan

Reenzia

saat nibbana, logika dan perasaan bukan kemelekatan, namun hasil dari kamma, sama seperti cinta kasih kepada semua mahluk

_/\_

hatRed

 [at] reenzia

hehe....  saya setuju, cuma keknya blon nyampe sono.

disini kita sampaikan pengalaman pribadi masing2 saja. dalam memperbaiki diri.
i'm just a mammal with troubled soul



Nevada

[at] reenzia

dari logika dan emosi maka kita bisa berpikir bijak

bijaksana itu mencakup pikiran yg akhirnya diimplementasikan dalam perbuatan

mana mungkin bisa punya batin yg bijak kalau menanggapi suatu hal tanpa berpikir secara nalar dan merasakan secara emosi.

Kebijaksanaan Tertinggi (menyadari Dhamma) adalah kebijaksanaan yg tidak terikat lagi oleh logika (nalar sehat) atau emosi.

Kenapa tidak terikat? Karena logika (cara berpikir kritis dan masuk akal) dan emosi sudah melebur di dalam penyadaran.

Sang Buddha (Sang Maha Bijaksana) tidak lagi melihat secara logika atau emosi ataupun melihat dari kedua sorot itu. Beliau sudah sadar.

Nah kalao sudah sadar sepenuhnya, kita tidak akan lagi menemukan pengklasifikasian terhadap logika (logis) atau emosi (hati nurani)

Kira2 begitu dulu yah


hatRed

 [at] All

kalau menurut pengalaman anda sebaiknya logika atau perasaan tidak ada

maka dapat menuliskan

- Logika (minus Logika)

atau

- Perasaan (minus Perasaan)

i'm just a mammal with troubled soul



Nevada

Quote from: Reenzia on 29 November 2008, 02:28:25 PM
saat nibbana, logika dan perasaan bukan kemelekatan, namun hasil dari kamma, sama seperti cinta kasih kepada semua mahluk

_/\_

Saudara dan rekan2 sekalian...
jangan sampai salah kaprah

Nibbana bukanlah hasil (vipaka) atau buah kamma. Nibbana itu bukan akhir, bukan awal.

Nibbana itu keadaan yg tak bersyarat.

Kira2 begitu dulu...  _/\_