News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Bhavaviveka "vs" Hinayana

Started by GandalfTheElder, 01 November 2008, 03:18:41 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

GandalfTheElder

#30
Quote from: El Sol on 03 November 2008, 11:28:58 PM
Quote from: GandalfTheElder on 03 November 2008, 09:45:47 PM
Quote from: nyanadhana on 03 November 2008, 05:06:06 PM
Aku lebih suka melihat bahwa Mahayana adalah mereka yang tidak bisa ikut dalam konsili Pertama dikarenakan bukan Arahat dan dari sana mereka membuat konsili tersendiri untuk mengatakan bahwa Arahat rendahan.


Tidak bisa atau tidak mau?

La ..... Arahat Purana aja kagak mau ikutan Konsili Pertama....

_/\_
The Siddha Wanderer

dalam Mahayana gk ada Bhikkhu yg bisa sampe tahap Arahat...karena mereka gk mao jadi Arahat...(dalam Mahayana tidak ada BUDDHA, ARAHAT = SAVAKA BUDDHA)

make sense ajah yg dibilank ama Nyanadhana tentang Mahayanist bukan arahat jadi tidak bisa ikut konsili pertamax..

Wah.... bro. Elsol kagak baca postingan saya ternyata....

Coba baca-baca lagi, saya sudah postingkan bahwa dalam Mahayana (sebagai reply pada bro. sobat dharma) para Bodhisattva juga menguasai tahap pencapaian Arhat dan Pratyekabuddha.

Bahkan dalam 10 tingkatan Bodhisattva yang disebutkan oleh Prajnaparamita Sutra (liat topik saya ttg 10 tingkatan Bodhisattva), Bodhisattva harus melalui tingkatan seorang Arhat....

Lagipula Arahat Purana tuh...... bukan Mahayanis lagi.....  ;D

Jadi alasan "tidak bisa" itu tidak tepat.

Apalagi Purana tuh seorang Arahat dan bukan Mahayanis, tapi nggak ikut Konsili lantaran nggak mau....... malah menetapkan tujuh peraturannya sendiri... beda sama Bhante Mahakasyapa. Kenapa ya?  ::)

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

GandalfTheElder

#31
Quote from: El Sol on 03 November 2008, 11:21:49 PM

gk make sense juga...

sang Buddha pernah bilank kalo di alam peta itu sengsara sekale...

tidak mungkin makhluk peta bisa belajar Dhamma, apalage jadi KAYA...

lagepula, guan gong itu khan membunuh sangat2 banyak manusia...

nah...

dalam waktu yg cukup pendek...dari zaman sam kok sampe zaman dia dijadikan Dhammapala..dia dari peta jadi deva?..

kamma buruk dia cepet banget yak ilangne...-_-"

kalo gitu gw rasa setiap MANUSIA YG BERBAKTI DI VIHARA, YG MEMBABAR DHAMMA, waktu meninggal pasti jadi Deva donk?...soale gampang banget jadi Deva dari ceritanya guan gong itu...

gk make sense..

Bro. elsol.... bro. elsol.....

Bekerjanya karma tidak sesederhana itu, bukankah seharusnya anda sering mendengarnya (dari ceramah-ceramah dsb)?

Nah Angulimala itu terus gimana? Udah mbunuh 999 orang tuh.... tapi masih juga bisa jadi Arahat dalam waktu singkat setelah ia bertobat..... Ini kan karena timbunan karma baiknya sendiri pada masa lampu plus dia mau sadar akan kesalahannya.

Sudah baca Petavatthu?

Tuh coba lihat bagian Nandakapetavatthunana, di sana disebutkan tentang seorang peta yang menyarankan pada Raja untuk berlindung pada Triratna dan menyadarkan Sang Raja dengan berbagai nasihatnya dan kisah masa lampaunya.

Nah klo gak pernah belajar Dhamma, kok Peta tersebut bisa memberikan nasihat Dharma pada sang raja ???

Sebagai hasilnya raja tersebut berlindung pada Triratna....

Dalam Samsaramocakapetavatthuvannana dan Sariputtatheramatupetivatthuvannana setelah seorang peti [setan] mendapatkan dana dari Bhante Sariputta, ia terlahir dalam golongan devata [surga]

"Bila tindakan jahat yelah habis serta dana telah diberikan kepada Tathagata dan savaka Tathagata dan orang itu mempersembahkan dana itu untukku, saya akan terbebas dari alam peta ini."
(Dhanapalapetavatthuvannana)

"Pada hari berikutnya para umat awam itu memberikan dana makanan melimpah kepada Sangha bhikkhu dengan Sang Buddha sebagia pimpinannya dan kemudian menujukan dana ini kepada peti itu. Ketika peti itu terjatuh dari alam peta, dia lahir spontan di istana keemasan di alam Tiga puluh Tiga Dewa, dilengkapi dengan berbagai permata dan dengan seribu bidadari sebagai pengiring."
(Khallatiyapetavatthuvannana)

Dalam biografi Acariya Mun (bhikkhu tradisi Hutan yang sangat terkenal dan dihormatis ebagai Arahat, bahkan anda akan menemui fotonya di buku Bhante Uttamo), karya Ajahn Maha Boowa, dikisahkan bahwa Acariya Mun dikunjungi oleh suatu makhluk - yang mungkin tergolong dalam makhluk peta (yang pasti bukan makhluk alam deva, demikian menurut Acariya Mun), yang dalam kehidupan lampaunya merupakan teman spiritual Sang Acariya Mun. Setelah tersadarkan oleh nasehat Acariya Mun, makhluk tersebut muncul dalam wujud seorang deva yang cantik dengan berbagia ornamennya, terlahir di alam surga Tavatimsa. Penampakannya sangat cantik tidak seperti penampakannya.

Di saan ia menjelaskan kenapa ia terlahir di Alam Tavatimsa:
1. Karena ia sadar setelah mendapat penjelasan Acariya Mun, menghapus segala penderitaan dan keraguannya
2. Akibat dari karma baik (kusala kamma)

Jadi kita tahu bahwa apabila seorang preta tersadarkan, dan pada saat itu juga karma baiknya berbuah, maka ia akan terlahir kembali di antara para deva.

Nah kalau gitu bukannya saya bisa tanya: Loh... emang segitu gampangnya ya keluar dari alam peta?  :)) 

Apalagi kisah Guan Yu terlahir di alam peta ini lebih merujuk pada kisah Guan Yu dengan Bhiksu Pujing.

Kalau yang di Fozhu Tongji, yaitu antara Guan Yu dengan Bhiksu Zhiyi, maka kemungkinan di sana memang dari awalnya Guan Yu memang terlahir di alam Deva setelah kematiannya.

Loh bukannya sebelumnya ia banyak membunuh? Memang. Tapi ia juga banyak berbuat bajik. Di antaranya:

1. Patriotis
2. Menjaga norma susila
3. Tidak tergiur akan kesenangan/kenikmatan
4. Tidak silau akan nama dan harta
5. Tidak mengharap yang baru dan membuang yang lama
6. Tidak melupakan kesetiaan persaudaraan
7. Berjiwa altruis (mementingkan orang lain)

Lebih jelasnya lihat di:

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=3810.0

Dalam kisah Petavatthu juga ada kisah di mana seseorang yang sering berbuat jahat terlahir kembali di alam surga. Lo kok bisa? Eee..... ditelusuri ternyata ia berdana pada Bhikkhu Sangha!

Jadi bisa saja ada orang yang sering membunuh, tapi kemudian terlahir di alam surga. Ini disebabkan karena memang vipaka karma baiknya berbuah. Baik ini karena karma baik pada kehidupan-kehidupan lampaunya, maupun satu kehidupannya sebelum terlahir di alam surga.

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

El Sol

Quote
Wah.... bro. Elsol kagak baca postingan saya ternyata....

Coba baca-baca lagi, saya sudah postingkan bahwa dalam Mahayana (sebagai reply pada bro. sobat dharma) para Bodhisattva juga menguasai tahap pencapaian Arhat dan Pratyekabuddha.

Bahkan dalam 10 tingkatan Bodhisattva yang disebutkan oleh Prajnaparamita Sutra (liat topik saya ttg 10 tingkatan Bodhisattva), Bodhisattva harus melalui tingkatan seorang Arhat....

jika sudah mencapai Tingkatan Arahat...bagaimana bisa diconsider sebagai Boddhisatva lage??...

GandalfTheElder

Quote from: Edward on 04 November 2008, 02:31:14 AM
Sol, gw pernah baca di beberapa sutra (versi mahayana), bahkan beribu2 makhluk peta, asura, naga, sampai dewa maupun bodhisatva lainnya, pernah berikrar untuk melindungi pencari dhamma...Gw kurang inget detilnya, tpi sepertinya di prajna paramitta deh....

Kalo soal karma, mnrt gw, pemikiran mahayana dan theravada di sini sama, kita orang awam tidak bisa menjelaskan secara detil bagaimana akumulasi karma bekerja...Mungkin aja, di kehidupan lampau, guan gong pernah berbuat baik, sehingga ada kesempatan bertemu dengan dhamma? We'll never know about it...

Bermain2 soal opini,(sedikit becanda, jgn di bawa terlalu serius) bukankah d sutta ada cerita orang yg semasa hidupnya banyak berbuat jahat, tapi pas mendengar ajaran SB langsung jd arhat?SB kan tidak menghilangkan karma buruk-nya, hanya mencerahkan dengan kebijaksanaan yang dimiliki...Dan wuzz...Jadilah Arhat...So, kemana tuh karma buruknya?Apalagi ini arhat udh pasti suci...Klo dibandingin, alam dewa mah blom ada apa2nya... ^-^ Cma beda tipis kondisinya sama kita yang di alam manusia... ;D

:jempol: :jempol:

Jarang lo ada orang yang kaya bro. edward.

Biasanya umat Buddhis yang belom paham tentang kisah Guan Yu, kalau disuguhi fakta bahwa Guan Yu jadi Dharmapala, langsung berpikiran negatif.....

"Lo sebelumnya kan dia banyak membunuh, kok bisa jadi Deva Dharmapala sih ??"  ;D  ;D

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

GandalfTheElder

Quote from: El Sol on 04 November 2008, 08:38:36 AM

jika sudah mencapai Tingkatan Arahat...bagaimana bisa diconsider sebagai Boddhisatva lage??...

Ini kan menurut Mahayana bro.....  ;D

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

El Sol

QuoteBro. elsol.... bro. elsol.....

Bekerjanya karma tidak sesederhana itu, bukankah seharusnya anda sering mendengarnya (dari ceramah-ceramah dsb)?

Nah Angulimala itu terus gimana? Udah mbunuh 999 orang tuh.... tapi masih juga bisa jadi Arahat dalam waktu singkat setelah ia bertobat..... Ini kan karena timbunan karma baiknya sendiri pada masa lampu plus dia mau sadar akan kesalahannya.
Angulimala manusia, dan kamma burukne itu emank ada..tapi dibacking ama Kamma baek...di alam manusia lebih bisa untuk menekan Kamma buruk!...

QuoteTuh coba lihat bagian Nandakapetavatthunana, di sana disebutkan tentang seorang peta yang menyarankan pada Raja untuk berlindung pada Triratna dan menyadarkan Sang Raja dengan berbagai nasihatnya dan kisah masa lampaunya.

Nah klo gak pernah belajar Dhamma, kok Peta tersebut bisa memberikan nasihat Dharma pada sang raja Huh?

Sebagai hasilnya raja tersebut berlindung pada Triratna....
TIDAK MUNGKIN PETA ITU BELAJAR DHAMMA DI ALAM PETA!...that's obvious!..jelas sekali kalo dia belajar di alam Manusia!...di alam Peta tidak ada yg namane kebahagiaan....semuanya kelaparan,dan tidak ada keinginan...

QuoteDalam Samsaramocakapetavatthuvannana dan Sariputtatheramatupetivatthuvannana setelah seorang peti [setan] mendapatkan dana dari Bhante Sariputta, ia terlahir dalam golongan devata [surga]
Please..jangan pake kata PETI...karena gw kalo baca peti itu kebayang peti...bukan makhluk Peta..

statement di atas gk membuktikan kalo guan gong bisa belajar Dhamma di alam peta..duh...
Quote
"Bila tindakan jahat yelah habis serta dana telah diberikan kepada Tathagata dan savaka Tathagata dan orang itu mempersembahkan dana itu untukku, saya akan terbebas dari alam peta ini."
(Dhanapalapetavatthuvannana)

Dia berkata, 'Bila tindakan jahat ini telah habis serta dana telah diberikan kepada Tathagata atau savaka, Tathagata, dan orang itu mempersembahkan dana itu untukku, saya akan terbebas dari keadaan alam peta ini.
taken from -http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=1079

mungkin ini yg loe maksud? well..kalo iyah, berarti HANYA DENGAN PELIMPAHAN JASA SAJA...bisa terbebas makhluk peta terlahir kembali no?! jadi impossible buat guan gong untuk bisa belajar Dhamma dan berbuat kebajikan di alam Peta...
Quote
"Pada hari berikutnya para umat awam itu memberikan dana makanan melimpah kepada Sangha bhikkhu dengan Sang Buddha sebagia pimpinannya dan kemudian menujukan dana ini kepada peti itu. Ketika peti itu terjatuh dari alam peta, dia lahir spontan di istana keemasan di alam Tiga puluh Tiga Dewa, dilengkapi dengan berbagai permata dan dengan seribu bidadari sebagai pengiring."
(Khallatiyapetavatthuvannana)
same thing here...membuktikan apa ayat2 ini?...gw emank setuju kalo makhluk yg terlahir di alam peta pasti bisa terbebas dari alam peta jika dilimpahkan jasa...

Quote
Dalam biografi Acariya Mun (bhikkhu tradisi Hutan yang sangat terkenal dan dihormatis ebagai Arahat, bahkan anda akan menemui fotonya di buku Bhante Uttamo), karya Ajahn Maha Boowa, dikisahkan bahwa Acariya Mun dikunjungi oleh suatu makhluk - yang mungkin tergolong dalam makhluk peta (yang pasti bukan makhluk alam deva, demikian menurut Acariya Mun), yang dalam kehidupan lampaunya merupakan teman spiritual Sang Acariya Mun. Setelah tersadarkan oleh nasehat Acariya Mun, makhluk tersebut muncul dalam wujud seorang deva yang cantik dengan berbagia ornamennya, terlahir di alam surga Tavatimsa. Penampakannya sangat cantik tidak seperti penampakannya.

Di saan ia menjelaskan kenapa ia terlahir di Alam Tavatimsa:
1. Karena ia sadar setelah mendapat penjelasan Acariya Mun, menghapus segala penderitaan dan keraguannya
2. Akibat dari karma baik (kusala kamma)

Jadi kita tahu bahwa apabila seorang preta tersadarkan, dan pada saat itu juga karma baiknya berbuah, maka ia akan terlahir kembali di antara para deva.

Nah kalau gitu bukannya saya bisa tanya: Loh... emang segitu gampangnya ya keluar dari alam peta?  laugh

huahuahuahuahua....maaf yak gw gk percaya...karena gw lebih percaya tipitaka dibandigkan kata2 seorang Bhikkhu...
Quote
Apalagi kisah Guan Yu terlahir di alam peta ini lebih merujuk pada kisah Guan Yu dengan Bhiksu Pujing.

Kalau yang di Fozhu Tongji, yaitu antara Guan Yu dengan Bhiksu Zhiyi, maka kemungkinan di sana memang dari awalnya Guan Yu memang terlahir di alam Deva setelah kematiannya.

Loh bukannya sebelumnya ia banyak membunuh? Memang. Tapi ia juga banyak berbuat bajik. Di antaranya:

1. Patriotis
2. Menjaga norma susila
3. Tidak tergiur akan kesenangan/kenikmatan
4. Tidak silau akan nama dan harta
5. Tidak mengharap yang baru dan membuang yang lama
6. Tidak melupakan kesetiaan persaudaraan
7. Berjiwa altruis (mementingkan orang lain)

apa bedanya sama Jihaders I-slam?
Quote
Dalam kisah Petavatthu juga ada kisah di mana seseorang yang sering berbuat jahat terlahir kembali di alam surga. Lo kok bisa? Eee..... ditelusuri ternyata ia berdana pada Bhikkhu Sangha!
ngawur neh...mana ada di Petavatthu ada peta yg bisa berdana pada Sangha..-_-"
Quote
Jadi bisa saja ada orang yang sering membunuh, tapi kemudian terlahir di alam surga. Ini disebabkan karena memang vipaka karma baiknya berbuah. Baik ini karena karma baik pada kehidupan-kehidupan lampaunya, maupun satu kehidupannya sebelum terlahir di alam surga.
ok ini gw setuju...

El Sol

Quote from: GandalfTheElder on 04 November 2008, 08:43:15 AM
Quote from: El Sol on 04 November 2008, 08:38:36 AM

jika sudah mencapai Tingkatan Arahat...bagaimana bisa diconsider sebagai Boddhisatva lage??...

Ini kan menurut Mahayana bro.....  ;D

_/\_
The Siddha Wanderer
justru ini menurut Theravada...Boddhisatva hanyalah gelar bagi calon Sammasambuddha...

dan seorang Boddhisatva itu pasti lebih rendah tingkatanya dibandingkan Arahat...

El Sol

Quote from: sobat-dharma on 04 November 2008, 12:43:08 AM
Bagaimana kita tahu kalau seseorang disebut arahat atau bukan? Bagaimana bisa dalam Konsili I seseorang dapat dikenali sebagai arahat atau hanya mengaku arahat? Pertanyaannya adalah bagaimana seorang arahat mengenal arahat yang lain? Bukankah "arahat" hanyalah sebutan? Bukankah Buddha sendiri melarang setiap Bhikkhu untuk menyebutkan pada orang lain tingkatan yang dicapainya? Kalaupun ada yang namanya arahat, maka seharusnya ia adalah pencapaian internal (inner) yang tidak tampak dari luar? Lalu ukuran objektif apa yang digunakan untuk mengklasifikasikan seseorang si itu arahat, si ini bukan arahat?

Maaf, mungkin pertanyaan-pertanyaan di atas mencermin ketidaktahuan saya  :P. Tapi jika ada yang dapat memberikan jawaban yang memuaskan, saya akan sangat berterimakasih  ^:)^

kamu khan tanya..."kamu yakin arahat itu ada?"

jawapanne Iye...seseorang yg telah merealisasikan Nibbana(hilangnya dosa,lobha dan moha) adalah arahat..

kalo apakah arahat ikut konsili2...

itu gw gk pasti dan gk tao...

GandalfTheElder

#38
QuoteTIDAK MUNGKIN PETA ITU BELAJAR DHAMMA DI ALAM PETA!...that's obvious!..jelas sekali kalo dia belajar di alam Manusia!...di alam Peta tidak ada yg namane kebahagiaan....semuanya kelaparan,dan tidak ada keinginan...

La tau dari mana anda bahwa peta itu belajar Dharma ketika ia masih menjadi manusia?

Makanya baca tuh Petavatthu.

Semuanya kelaparan, tidak ada kebahagiaan, tidak ada keinginan? Bagaimana kalau Vimanapeta?? Vimanapeta tuh dapet istana surgawi segala lo....seneng-seneng di sana....... hehe....

Quotengawur neh...mana ada di Petavatthu ada peta yg bisa berdana pada Sangha..-_-"

-_-" Yang saya maksud manusia tuh....bukan peta.... makanya saya bilang "orang"......

Quoteok ini gw setuju...

Ok... kalau gitu no problem kan kalau Guan Yu dianggap jadi Deva Dharmapala? Apalagi kisah Fozhu Tongji (Zhiyi) lebh tua dari Sanguo Yanyi (Pujing).... hehe....

Quotejustru ini menurut Theravada...Boddhisatva hanyalah gelar bagi calon Sammasambuddha...
dan seorang Boddhisatva itu pasti lebih rendah tingkatanya dibandingkan Arahat...

Anda tahu, kalau di Theravada itu disebutkan kalau kebijaksanaan Bodhisatta itu melebihi seorang Pacceka Buddha?

Their (Paccekabuddha) wisdom less than that of a Bodhisatta (J.iv.341).

Kenapa ya di Theravada, syarat seseorang menjadi Bodhisatta itu harus  adalah seseorang yang memiliki potensi untuk mencapai tingkat Arahat dalam hidup itu juga?

Bahkan Petapa Sumedha tidak menginginkan pencapaian Arahat, karena tidak dapat memberikan manfaat pada banyak makhluk.

Dan juga... patokan anda terus menerus Theravada kan? Boleh saja sih....

Tapi saya ingin memberikan suatu "wacana" yang mungkin baru..... yaitu:

Theravada juga ada tandingannya yaitu Mahasanghika yang meninggikan Bodhisattva dan menganggap bahwa Arahat masih memiliki kelemahan-kelemahan....... Nah lho? 

Berpendapat Mahasanghika itu sesat? Boleh saja. Tapi itu kan dari Dipavamsa dan Mahavamsanya Theravada.

Nah kalau dari sumbernya Mahasanghika, Sariputrapariprccha, justru Mahasanghika-lah yang murni dan Theravadalah yang membentuk Vinaya baru plus memisahkan diri....

Bahkan penulisan Sariputrapariprccha ini kemungkinan lebih awal dari Dipavamsa.

Percaya yang mana nih?  ;D Mahasanghika yang tidak murni atau..... Theravada yang nggak murni ??

Quotemungkin ini yg loe maksud? well..kalo iyah, berarti HANYA DENGAN PELIMPAHAN JASA SAJA...bisa terbebas makhluk peta terlahir kembali no?! jadi impossible buat guan gong untuk bisa belajar Dhamma dan berbuat kebajikan di alam Peta...

Nah Peta dalam Nandakapetavatthunana itu kan berbuat kebajikan pada saat berada di alam peta (memberikan nasihat pada Raja)???

Siapa tahu juga Bhiksu Pujing melimpahkan jasa pada Guan Yu?? Siapa yang tahu? Bisa juga kan?  :P

Quoteapa bedanya sama Jihaders I-slam?

Apa anda yakin bahwa para Jihaders memiliki ketujuh sifat agung Guan Yu tersebut?

Terutama tidak tergiur akan kesenangan/kenikmatan dan berjiwa altruis (mementingkan orang lain)?

Anda yakin para Jihaders tidak tergiur akan kesenangan? Anda tentu tahu bukan upah apa yang diyakini mereka bakal didapat di surga?

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

El Sol

QuoteLa tau dari mana anda bahwa peta itu belajar Dharma ketika ia masih menjadi manusia?

Makanya baca tuh Petavatthu.

Semuanya kelaparan, tidak ada kebahagiaan, tidak ada keinginan? Bagaimana kalau Vimanapeta?? Vimanapeta tuh dapet istana surgawi segala lo....seneng-seneng di sana....... hehe....
gw dah baca Petavatthu, coba terangkan lebih detil tentang Vimanapeta ada istana surgawi bla bla bla, dan tolong pake link yg bener....

Quote-_-" Yang saya maksud manusia tuh....bukan peta.... makanya saya bilang "orang"......
kalo gitu anda setuju khan kalo peta gk bisa berdana pada Bhikkhu sehingga dia bisa terlahir di alam surga?..

QuoteOk... kalau gitu no problem kan kalau Guan Yu dianggap jadi Deva Dharmapala? Apalagi kisah Fozhu Tongji (Zhiyi) lebh tua dari Sanguo Yanyi (Pujing).... hehe....
sorry yak gw gk baca apa tiu fozhu tongji bla bla bla...karena gk valid..

guan yu gk mungkin jadi deva dhammapala...soale dia kamma burukne gede buanget...banyak banget membunuh makhluk2 laen..dengan kebencian dan kemarahan...

tul?...

QuoteAnda tahu, kalau di Theravada itu disebutkan kalau kebijaksanaan Bodhisatta itu melebihi seorang Pacceka Buddha?

Their (Paccekabuddha) wisdom less than that of a Bodhisatta (J.iv.341).
TAPI TIDAK SESUCI SEORANG BUDDHA...

QuoteKenapa ya di Theravada, syarat seseorang menjadi Bodhisatta itu harus  adalah seseorang yang memiliki potensi untuk mencapai tingkat Arahat dalam hidup itu juga?

Bahkan Petapa Sumedha tidak menginginkan pencapaian Arahat, karena tidak dapat memberikan manfaat pada banyak makhluk.

Dan juga... patokan anda terus menerus Theravada kan? Boleh saja sih....

Tapi saya ingin memberikan suatu "wacana" yang mungkin baru..... yaitu:

Theravada juga ada tandingannya yaitu Mahasanghika yang meninggikan Bodhisattva dan menganggap bahwa Arahat masih memiliki kelemahan-kelemahan.......  chuckle

Berpendapat Mahasanghika itu sesat? Boleh saja. Tapi itu kan dari Dipavamsa dan Mahavamsanya Theravada.

Nah kalau dari sumbernya Mahasanghika, Sariputrapariprccha, justru Mahasanghika-lah yang murni dan Theravadalah yang membentuk Vinaya baru plus memisahkan diri....

Bahkan penulisan Sariputrapariprccha ini kemungkinan lebih awal dari Dipavamsa.

Percaya yang mana nih?  Grin Mahasanghika yang tidak murni atau..... Theravada yang nggak murni ??
yg pasti yg palink logika yg palink bener...
QuoteNah Peta dalam Nandakapetavatthunana itu kan berbuat kebajikan pada saat berada di alam peta (memberikan nasihat pada Raja)Huh?

Siapa tahu juga Bhiksu Pujing melimpahkan jasa pada Guan Yu?? Siapa yang tahu? Bisa juga kan?
well...yg ini gk ada yg tao....

apakah peta bisa memberi nasihat pada raja...yakin tuh bisa?...

apakah orang yg lage benar2 sengsara bisa memberi pencerahan pada makhluk laen?.....

GandalfTheElder

#40
Quotegw dah baca Petavatthu, coba terangkan lebih detil tentang Vimanapeta ada istana surgawi bla bla bla, dan tolong pake link yg bener....

Hahaha... bro.elsol..bro. elsol...

Anda yakin udah baca tuh Petavatthu lengkap? Saya ragu kok anda belum ya..... Masa kagak bisa nemuin, padahal udah saya kasih bagian mana dari Petavatthu yang anda bisa baca............

Ngaku udah baca Petavatthu tapi nggak tahu apa itu vimanapeta.... ini adalah suatu hal yang sangat lucu.....  ^-^  ^-^ la wong di Petavatthu saya baca sendiri disebutin dan dijelaskan kisah tentang Vimanapeta kok!!

Ini tanda anda belom baca....

Cari di om Google tuh kalau anda nggak punya buku Petavatthu... Nanti kalo anda benar-benar nggak nemuin, terus nyerah, baru saya kasih tuh sumbernya (krn saya punya buku Petavatthu).....  ;D

Ya memang Bodhisattva tidak sesuci Buddha, semua sekte pun mengakui demikian.....

Quotewell...yg ini gk ada yg tao....

apakah peta bisa memberi nasihat pada raja...yakin tuh bisa?...

apakah orang yg lage benar2 sengsara bisa memberi pencerahan pada makhluk laen?.....

La ini... tandanya nggak baca Petavatthu....

Anda baca dulu Petavatthu dengan teliti deh...

Quoteguan yu gk mungkin jadi deva dhammapala...soale dia kamma burukne gede buanget...banyak banget membunuh makhluk2 laen..dengan kebencian dan kemarahan...

Emang Angulimala kagak?

Quoteyg pasti yg palink logika yg palink bener...

Ya udah.....kalau gitu saya milih Mahasanghika saja deh... karena lumayan selaras dengan ajaran Mahayana tentang Bodhisattva yang saya yakini dan secara logika masuk...

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

naviscope

#41
[at] atas & atas nya lg

el sol, no matter what, aku tetap berdiri samping loe, aku tetap mendukung mu

;D

[at] atas

gandalf, u also my idol, jd gimana donk?

_/\_

tapi kini kusadar
ku diantara kalian

aku tak mengerti
ini semua harus terjadi
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Sukma Kemenyan

#42
Quote from: GandalfTheElder on 03 November 2008, 09:39:27 PM"Roh" yang dimakud di sini adalah makhluk dari alam preta.

Seperti dikatakan oleh Master Hsuan Hua dalam komentarnya pada Shurangama Sutra:
"Beberapa hantu memiliki hati yang baik dan bertindak sebagai para Pelindung Dharma. Guan Di Gong adalah salah satu contohnya. Ia adalah hantu yang kuat dan agung. Jenis hantu ini melindungi dan menyokong Triratna. Mereka dapat menggunakan spiritual mereka untuk menuju ke kekosongan"

"Ada puluhan ribu jenis hantu. Guan Di Gong di Tiongkok adalah salah satu contoh dari seorang hantu yang kaya raya. Namun setelah ia berlindung di dalam Buddha, maka ia dikenal sebagai Bodhisattva Sangharama, seorang Pelindung Dharma."
Yang ini diucapkan/dikomentari oleh "Master Hsuan Hua"

QuoteJadi ketika Guan Yu meninggal, Beliau terlahir kembali di alam preta, di mana dikisahkan bahwa Beliau mencari-cari kepalanya yang hilang.

Setelah bertemu dengan Sang Bhiksu, Beliau menjadi Pelindung Dharma dan mendapat Trisarana. Beliau tersadarkan dan banyak berbuat bajik sehingga terlahir kembali di alam Deva, sebagai Pelindung Dharma juga.
Peta ?
Ini disimpulkan dari mana?

Maaf, saya pribadi tidak menganggap "Fenomena Hantu" sebagai "Mahluk dari Alam Peta",
Gua menganggap sosok yang sering kita sebut sebagai "Hantu" adalah Mahluk yang posisinya diatas manussa
Peta adalah mahluk yang penuh kesengsaraan dan tidak mampu bersinggungan dengan alam manussa,
Sedangkan Dewa Kecil memiliki kemampuan untuk menampakkan wujud dialam manussa, yang mungkin dalam hal ini memiliki pandangan salah

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

Quote from: GandalfTheElder on 04 November 2008, 08:43:15 AM
Quote from: El Sol on 04 November 2008, 08:38:36 AM

jika sudah mencapai Tingkatan Arahat...bagaimana bisa diconsider sebagai Boddhisatva lage??...

Ini kan menurut Mahayana bro.....  ;D

_/\_
The Siddha Wanderer

Saya kenal seorang Bhiksu dari Taiwan. Beliau scholar yang sangat terpelajar, mengajar meditasi dan sering memberi kuliah. Beliau pernah bilang, kalau tidak semua Mahayana beranggapan demikian. Bila ada suatu Sutra Mahayana yang mengatakan demikian (asumsi saya dari Sadharma Pundarika Sutra), Beliau bisa menemukan Sutra lain yang mengatakan tidak begitu. Beliau pernah mengatakan ada Sutra Mahayana yang lebih tua umurnya dari Sadharma Pundarika Sutra yang mengatakan bila pencapaian Arahat sudah Final.

Nanti akan saya postkan Sutra Mahayana tersebut, tapi untuk search kembali saya butuh waktu.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

naviscope

[at] atas

hmmm....

menarik jg, ditunggu posting-an nya, emang ada sutra mahayana yg lebih tua dari sadharma pundarika sutra?
bukan nya sadharma pundarika sutra uda paling lengkap?

ktnya sech, klu sadharma pundarika sutra itu merangkup semua golongan loh
dari TK-SD-SMP-SMA, s/d S1, S2, S3

CMIIW,

navis
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.