News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Bhavaviveka "vs" Hinayana

Started by GandalfTheElder, 01 November 2008, 03:18:41 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

El Sol

 [at] gandalf!!

DI MAHAYANA ITU, YG DIMAKSUDKAN NIRVANA SAMMASAMBUDDHA, SAVAKA DAN PRATEKYA BEDA ITU....

BEDA DI PANNA,ABHINNA...

TAPI KALO KESUCIAN ALIAS HILANGNYA LOBHA,DOSA DAN MOHA ITU SAMA...

SO, MY POINT IS, AKAR INKARNASI ADALAH 3 AKAR ITU, KALO ARAHAT DAH CABUT TIGA AKAR ITU..APAKAH MASIH BISA INKARNASI?

chingik

Quote from: GandalfTheElder on 16 November 2008, 10:06:24 PM
Bro. chingik....

Thank you bangettt udah bantu saya menjawab pertanyaan rekan-rekan di sini.... hehe....  ;)

Gimana kalau nanti kita bicarain majalah SD bro?? Soalnya yang kali ini akan terbit agak beda... nanti kita diskusi lewat email aja....hehe.... ;D

_/\_
The Siddha Wanderer

Ok bro, belakangan ini udh sedikit pulih ..hehe.. jadi udh bisa lanjutin tugas edit lagi..

truth lover

Quote from: nyanadhana on 17 November 2008, 11:19:49 AM
jadi Arahat gentayangan.

ah masa? mas Gandalf apa benar begitu? mas chingik apa benar begitu? mas Nyanadhana baca itu dimana?
The truth, and nothing but the truth...

nyanadhana

lho Arahat kan udah di titik no point return dan udah Nibbana yang artinya padam,nihil kok masih bisa melanjutkan perjalanan. dan di Theravada tidak ada namanya ramalan Arahat menjadi Buddha.kalo ada begitu silahkan buka kitab Vajrachedika,apakah omongan Buddha di Mahayana itu ngelantur sana sini.tidak nyambung antara satu sutra dengan sutra lain.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

chingik

Quote from: truth lover on 17 November 2008, 01:14:04 PM
Quote from: nyanadhana on 17 November 2008, 11:19:49 AM
jadi Arahat gentayangan.

ah masa? mas Gandalf apa benar begitu? mas chingik apa benar begitu? mas Nyanadhana baca itu dimana?
ga, bro nyana cuma becanda

truth lover

Quote from: chingik on 17 November 2008, 03:05:23 PM
Quote from: truth lover on 17 November 2008, 01:14:04 PM
Quote from: nyanadhana on 17 November 2008, 11:19:49 AM
jadi Arahat gentayangan.

ah masa? mas Gandalf apa benar begitu? mas chingik apa benar begitu? mas Nyanadhana baca itu dimana?
ga, bro nyana cuma becanda

Ooh gitu, jadi Arahatnya gimana mas Chingik?
The truth, and nothing but the truth...

chingik

#186
Quote from: truth lover on 17 November 2008, 04:05:14 PM
Quote from: chingik on 17 November 2008, 03:05:23 PM
Quote from: truth lover on 17 November 2008, 01:14:04 PM
Quote from: nyanadhana on 17 November 2008, 11:19:49 AM
jadi Arahat gentayangan.




ah masa? mas Gandalf apa benar begitu? mas chingik apa benar begitu? mas Nyanadhana baca itu dimana?
ga, bro nyana cuma becanda

Ooh gitu, jadi Arahatnya gimana mas Chingik?

Ya begitu aja mas truth lover...emang gimana lage.. ;D

dilbert

Quote from: chingik on 16 November 2008, 09:41:43 PM
Quote
Telah terbebas, tidak melekat, bebas dan leluasa... ARAHAT MASIH INGIN MENCAPAI ANNUTARA SAMMASAMBUDDHA ??
Apakah tidak kontradiktif ??
Sudah dijelaskan bahwa ini harus dilihat dari tingkat dan perpektif yang mana dulu. Kalimat Telah terbebas, tidak melekat, bebas dan leluasa..., --> inikan dari perspektif Jalan Arahat.
Sedangkan ARAHAT MASIH INGIN MENCAPAI ANNUTARA SAMMASAMBUDDHA ?? -->Itukan dilihat dari perpektif jalur bodhisatva.

Bukankah saya sudah menganalogikan tentang penempuhan pendidikan. Seorang siswa SMA telah menamatkan pendidikannya. Apakah disebut Tamat? Iya jika dilihat dari perspektif tingkatan pendidikannya, yakni SMA. Namun dilihat dari perspektif Perguruan tinggi, dia belumlah tamat.  Begitu juga Arahat, dia sudah terbebas, tidak melekat, itu dilihat dari perspektif jalan kearahatan. Namun dilihat dari perspektif jalur bodhisatva, dia masih ada kemelekatan.
Itulah maksud dalam pandangan Mahayana. Jadi kontradiktif bagaimana?


Apakah quote tentang ARAHAT dilihat dari perspektif bodhisatva (Mahayana versi sdr.Chingik) masih ada kemelekatan, SUDAH FINAL ??
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

dilbert

Quote from: GandalfTheElder on 17 November 2008, 05:21:47 AM
Quote from: dilbert on 16 November 2008, 10:28:00 PM
analogi pendidikan SMA dan perguruan tinggi tidak begitu tepat bro... karena keduanya tidak sama...

Analogi yang tepat mungkin begini... Karena ARAHAT disebut SAVAKA BUDDHA, sammasambuddha juga BUDDHA... maka analogi seorang mahasiswa. Teringat sewaktu kuliah dulu, misalnya : IPK saya ketika mendekati akhir kuliah sekitar 2,9... karena ingin lulus dan mendapat predikat Sangat memuaskan (minimal IPK 3,25) maka saya terpaksa harus mengambil beberapa mata kuliah lagi untuk perbaikan nilai. Walaupun dengan IPK 2,9 saya sudah bisa dianggap tamat kuliah, tetapi karena ingin memperbaiki nilai, terpaksa saya harus menambah waktu kuliah saya minimal 1 semester untuk mengambil beberapa mata kuliah yang akan diperbaiki nilainya... Inilah analogi untuk calon ARAHAT yang beraspirasi untuk menambah "nilai" dan "parami"-nya untuk mencapai hasil yang lebih tinggi (annutara sammasambuddha). Apakah untuk mencapai itu, seorang calon ARAHAT sudah bisa disebut dengan ARAHAT, tentu tidak bisa... sama seperti analogi mahasiswa tersebut. Mahasiswa tersebut secara kualitas, IPK sudah mencapai batas untuk bisa LULUS. TEtapi karena ingin mendapat yang "LEBIH" terpaksa harus menempuh jalur tambahan lagi.

Tetapi misalnya mahasiswa tersebut cukup puas dengan nilai IPK 2,9 dan ingin segera menamatkan kuliah dan mencapai gelar sarjana. Maka diwisuda-lah mahasiswa tersebut dengan gelar Sarjana. Lantas apakah ketika sudah mencapai gelar sarjana, apakah Mahasiswa tersebut masih bisa "KEMBALI" untuk meningkatkan nilainya. Tentu tidak bisa donk...
Inilah analogi mengapa seorang INDIVIDU yang sudah merealisasi ARAHAT sudah tidak bisa lagi untuk mencapai apa yang disebut dengan annutara sammasambuddha.

Arhat tuh Bodhisattva tingkat enam.... en terus progress maju, tidak ada "kembali-kembalian" dan terus meningkat ke Bodhisattva tingkat ketujuh.... tapi hal tersebut berlaku pada satu jenis Arahat saja.

Sravaka Buddha, Pratyeka Buddha, Samyaksambuddha memang semuanya "Buddha" tetapi tetap berbeda. Sama dengan hal pencapaian. pencapaian Sravaka, Pratyeka, dan Samyaksambuddha menurut Mahayana adalah Nirvana. Tapi tingkatan Nirvana Sravaka dan Pratyeka itu BEDA dengan Nirvana Samyaksambuddha.

Maka dari itu jangan serta merta karena sama-sama Buddha, maka Sravaka Buddha dan Samyaksambuddha dianalogikan sama yaitu "perguruan tinggi". Menurut Mahayana, tidak bisa begitu.

Analogi kalau pencapaian Arhat itu Perguruan Tinggi adalah tidak dapat diterima dari sudut pandang Mahayana maupun beberapa sekte Buddhis awal.

Jenis Arahat lainnya dapat mengalami "kemunduran" sehingga otomatis "kembali". Tapi statusnya tidak ikut-ikut "kembali". Jadi statusnya tetap Arahat, namun belum sempurna, maka untuk mencapai Arhat yang sempurna, ada beberapa hal yang harus diperbaikinya.

Apa yang dimaksud dengan hal ini?

Menurut Mahasanghika, Arahat masih bisa merosot.

Menurut Sarvastivada ada 2 jenis arahat:
1. Arahat yang telah teguh tak tergoyahkan (Akopyadharma)
2. Arahat yang masih bisa terjatuh/ merosot (Sraddhadhimukta).

Saya lebih suka sebutan "Buddha" di sini dianalogikan sebagai mereka yang sudah menyelesaikan wajib belajar 12 tahun. Mereka yang sudah lulus SMA ke atas bisa disebut sebagai "Buddha".

Di mana SMA kelas X adalah pencapaian Srotapanna (misalnya!) terus sampai tamat kelas XII menjadi Arhat.

Tapi Tamat kan nggak berarti Lulus. Maka dari itu:
1. Arahat yang telah teguh tak tergoyahkan (Akopyadharma) adalah mereka yang lulus
2. Arahat yang masih bisa terjatuh/ merosot (Sraddhadhimukta) adalah mereka yang tamat, tapi tidak lulus dan harus menjalani ujian paket C untuk bisa dapet ijazah yang dapat digunakan untuk kuliah dan untuk bisa lulus [menjadi Arhat yang tidak tergoyahkan].

Di sini kita misalkan orang tersebut lulus ujian paket C tahap satu atau misalkan kalau gagal ya ikut ujian paket C tahap kedua terus lulus.

Lalu taruhlah analogi perkuliahan (kita misalkan semua mata kuliah lulus setiap tahunnya):
1. Lolos tahun pertama (semester 1 dan 2) sebagai Bodhisattva tingkat ketujuh.
2. Lolos tahun kedua (semester 3 dan 4) sebagai Bodhisattva tingkat kedelapan.
3. Lolos tahun ketiga (semester 5 dan 6) sebagai Bodhisattva tingkat kesembilan.
4. Lolos tahun keempat (semester 7 dan 8) sebagai Bodhisattva tingkat kesepuluh.

Lulus jadi sarjana dapat diperbandingkan menjadi Samyaksambuddha. Waktu wisuda bisa diperbandingkan dengan waktu "Abhiseka" Bodhisattva tingkat 10 (Dharmamegha).

_/\_
The Siddha Wanderer

saya baru tahu bahwa ada ARAHAT yang masih bisa MEROSOT...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

sobat-dharma

Quote from: dilbert on 17 November 2008, 06:34:17 PM

saya baru tahu bahwa ada ARAHAT yang masih bisa MEROSOT...

Menurut Bro Gandalf itu menurut Mahasangika, kalau pakai pandangan Theravada masa kini mungkin tidak.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

hendrako

Hmmm.... saya masih baru dalam Buddhism, dan yang saya pelajari adalah mazhab Theravada, jadi pengetahuan saya tentang Mahayana sangat kecil dan saya merasa sedikit terbantu dengan thread ini.

Quote from: GandalfTheElder on 17 November 2008, 05:21:47 AM

Menurut Mahasanghika, Arahat masih bisa merosot.

Menurut Sarvastivada ada 2 jenis arahat:
1. Arahat yang telah teguh tak tergoyahkan (Akopyadharma)
2. Arahat yang masih bisa terjatuh/ merosot (Sraddhadhimukta).

_/\_
The Siddha Wanderer

Di dalam Theravada, Ariya Puggala (orang suci) ada 4 jenis atau tingkatan;
1. Sotapanna (maksimal bertumimambal lahir 7 kali setelah itu mencapai Nibbana)
2. Sakadagami (yang kembali sekali lagi)
3. Anagami (yang tidak kembali lagi)
4. Arahat (orang suci yang telah terbebas dan tidak terlahir kembali di alam samsara)

Yang jadi pertanyaan saya adalah, apakah jenis Ariya diatas juga terdapat di dalam mazhab Mahayana?
Mungkinkah yang dimaksud sebagai Arahat yang masih bisa terjatuh/ merosot (Sraddhadhimukta) sebenarnya adalah Sakadagami, yang kembali sekali lagi? Namun bukan dalam artian merosot melainkan belum bebas sempurna? Karena kelihatannya kemungkinannya kecil apabila seorang suci yang telah terbebas sempurna bisa merosot. Sebagaimana kalimat yang kurang lebih seperti ini: "Tunai sudah kehidupan suci, tidak ada kelahiran baru, inilah kelahiran yang terakhir." Yang kalau tidak salah tidak hanya diucapkan oleh Sammasambuddha tetapi juga para siswa Ariya.
yaa... gitu deh

truth lover

Quote from: chingik on 17 November 2008, 04:56:42 PM
Quote from: truth lover on 17 November 2008, 04:05:14 PM
Quote from: chingik on 17 November 2008, 03:05:23 PM
Quote from: truth lover on 17 November 2008, 01:14:04 PM
Quote from: nyanadhana on 17 November 2008, 11:19:49 AM
jadi Arahat gentayangan.

ah masa? mas Gandalf apa benar begitu? mas chingik apa benar begitu? mas Nyanadhana baca itu dimana?
ga, bro nyana cuma becanda

Ooh gitu, jadi Arahatnya gimana mas Chingik?

Ya begitu aja mas truth lover...emang gimana lage.. ;D

Ah mas Chingik pelit nih nggak mau berbagi pengetahuan, kalau gitu nanya mas Gandalf aja deh. Gimana mas Gandalf? Apabila Arahat tidak mau menjadi Buddha apa jadinya dia?

terima kasih atas penjelasannya.

_/\_
The truth, and nothing but the truth...

Nilakantha

#192
Sebelumnya Mohon maaf teman-teman  _/\_

Saya rasa  Dhamma itu bukanlah suatu hal yang pantas untuk diuji  , namun hendaknya Dhamma itu lebih baik dipraktekkan .

Menambah perbuatan kebaikan , jaga ucapan , hati , pikiran , dan perbuatan => segala hal yang dapat menambah karma baik kita.
Kurangi segala perbuatan jahat ( yang merugikan makhluk lain ataupun diri sendiri )

Terima kasih

Best Regards  :>-

Semoga Semua Makhluk Berbahagia  :lotus:

" Engkau sendirilah yang harus berusaha, para Tathagata hanya menunjukkan 'Jalan' ."
                         ( Dhammapada 276 )

hendrako

Menurut saya, sejauh ini, diskusi pada thread ini berjalan dengan sangat baik, tanpa ada emosi yang tidak perlu. Kedua belah pihak saling berbagi apa yang dipelajari.
yaa... gitu deh

nyanadhana

Quote from: Nilakantha on 17 November 2008, 10:39:07 PM
Sebelumnya Mohon maaf teman-teman  _/\_

Saya rasa  Dhamma itu bukanlah suatu hal yang pantas untuk diuji  , namun hendaknya Dhamma itu lebih baik dipraktekkan .

Menambah perbuatan kebaikan , jaga ucapan , hati , pikiran , dan perbuatan => segala hal yang dapat menambah karma baik kita.
Kurangi segala perbuatan jahat ( yang merugikan makhluk lain ataupun diri sendiri )

Terima kasih

Best Regards  :>-

Semoga Semua Makhluk Berbahagia  :lotus:



iya dan kita tidak akan perlu forum ini untuk diskusi lagi karena lebih baik diam dan praktekan,bukankah begitu?lalu apa yang namanya malu bertanya sesat di jalan itu tidak pernah ada?mohon re-think.


Yang jadi pertanyaan saya adalah, apakah jenis Ariya diatas juga terdapat di dalam mazhab Mahayana?
Mungkinkah yang dimaksud sebagai Arahat yang masih bisa terjatuh/ merosot (Sraddhadhimukta) sebenarnya adalah Sakadagami, yang kembali sekali lagi? Namun bukan dalam artian merosot melainkan belum bebas sempurna? Karena kelihatannya kemungkinannya kecil apabila seorang suci yang telah terbebas sempurna bisa merosot. Sebagaimana kalimat yang kurang lebih seperti ini: "Tunai sudah kehidupan suci, tidak ada kelahiran baru, inilah kelahiran yang terakhir." Yang kalau tidak salah tidak hanya diucapkan oleh Sammasambuddha tetapi juga para siswa Ariya.


yang dikatakan adalah Arahat yang merosot kenapa berganti ke Sakkadagami yang tentunya belum Arahat.back to topic...Apakah tahapan ke empat yang diajarkan Buddha yaitu Arahat Magga Phala masih bisa merosot yang sudah memasuki Nibbana namun masih bisa keluar dari Nibbana dan jalan2 dulu di muka bumi?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.