Sekilas Buddhayana

Started by nyanadhana, 04 June 2008, 11:53:45 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Kelana

Quote from: sv.chandra71 on 05 June 2008, 03:30:55 PM

Tapi kalaupun itu yang mau kita coba kedepankan..
Soal sejak kapan Buddha diakui sebagai agama di negara ini.. mestinya jawabnya sejak nenek moyang bangsa indonesia itu sendiri.. Dan kalau kita mau jujur mengakuinya.. Agama Buddha yang dulu berkembang di bumi Nusantara ini.. maaf.. sama sekali bukan 'buddha-thailand' yang di copas (istilah yg baru saya dpt di milis ini).. menjadi Theravada Indonesia..

salam..
sutra



Lalu agama Buddha yang mana?
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

hudoyo

#91
Quote from: sv.chandra71 on 05 June 2008, 05:44:41 PM
Apapun istilahnya.. propaganda atau bukan..
Fakta mengatakan bahwa Agama Buddha yang telah mengakar dari jaman dulu oleh nenek moyang bangsa ini adalah tantrayana..

Setuju ... begitu perjalanan sejarahnya ... dan Agama Buddha yang itu sekarang tidak ada yang mempraktikkannya lagi di Indonesia. ...


QuoteSetuju romo..
Memang ada yang salah dalam perkembangan belakangan ini..
Cita-cita untuk menggali agama Buddha Indonesia.. menjadi terkesampingkan..
Itu juga yang sangat disesalkan.. Umat Buddha di Jawa dan Lampung (trans dr jawa..) sudah banyak yang gak ngerti kebaktian bahasa jawa.. Tapi di beberapa wihara setahu saya masih ada yang pakai.. Jadi bukan punah sama sekali..

Tapi menggali budaya asli.. bukan berarti juga mesti menggunakan bahasa asli jaman dulu kala.. mesti disesuaikan dengan kondisi saat ini.. Idealnya malah berbahasa Indonesia saja..

Saya tidak melihat kemungkinan untuk "menggali Buddhisme asli Indonesia" ... Dari mana lagi sumbernya? ... Yang tersisa hanya candi-candi & satu kitab Kawi "Sanghyang Kamahayanikan". ...

Yang Anda katakan "kebaktian bahasa Jawa" di Lampung itu pun saya lihat tidak lebih daripada kreasi abad ke-20 ... bukan benar-benar berasal dari zaman Majapahit atau sebelumnya ... Bahasa Jawanya adalah bahasa Jawa modern ... sebelum tahun 1965 (G30S), tidak ada itu ...

Oleh karena itu, saya tidak melihat satu pun peninggalan yang hidup dari agama Buddha di Indonesia pada zaman Majapahit ... sehingga upaya "penggalian Agama Buddha asli Indonesia" itu merupakan usaha sia-sia belaka, bagaikan menggantang asap. ...

Bagi saya yang penting bukanlah "asli Indonesia" atau "import", karena yang "asli Indonesia" itu pun dulunya import juga ... Bagi saya, yang penting adalah mempraktikkan ajaran Buddha Gotama sesuai dengan kitab suci yang kita yakini masing-masing ... Dalam hal ini, malah tidak perlu 'nasionalisme keagamaan' apa pun. ...


QuoteMungkin kita hanya beda istilah saja..
Bagi saya agama Buddha tidak benar2 lenyap.. Masih banyak pengikutnya..
Hanya karena desakan kondisi mereka tidak berani tampil..
Terbukti Biku Ashin yang notabene China kok bisa menarik mereka kembali.. selain tentu saja besar kemungkinan karena biku Ashin sendiri belajar banyak soal kejawen dan theosofi..

Ketika mereka "tampil" kembali, maka bentuknya mengambil ritual mana yang lebih dulu masuk dari luar ...  Di Lampung mengambil bentuk ritual Buddhayana, karena tokoh-tokoh Buddhayana-lah yang pertama kali masuk ke sana ... di Kaloran & daerah-daerah lain di Jawa Tengah & Jawa Timur mengambil bentuk ritual Theravada, dengan alasan yang sama ... jadi tidak ada yang benar-benar "asli Indonesia'.


QuoteJustru itu romo.. Masuknya begitu banyak agama Buddha-import.. yang masing2 menjadi sektarian sendiri.. dan menganggap yang paling benar itulah yang merugikan perkembangan agama Buddha itu sendiri..

Buddhayana itu pun ISINYA import, jangan salah ...

Setiap sekte/aliran/kelompok, tidak terkecuali Buddhayana, tentu menganggap ajaran masing-masing benar ... Yang runyam adalah kalau kemudian ada yang menyalahkan ajaran sekte/aliran/kelompok lain ... atau ingin memaksakan idenya sendiri kepada pihak lain ... Itu tidak sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika ... dan menjadi penyebab kekisruhan keagamaan di mana saja. ...

Saya tidak melihat masuknya berbagai sekte/aliran/kelompok Buddhisme ke Indonesia merugikan perkembangan Agama Buddha di Indonesia, kecuali orang menginginkan satu bentuk Buddhisme saja di Indonesia dengan alasan apa pun. ...

Berkembangnya berbagai sekte/aliran/kelompok Buddhisme ke Barat, misalnya, justru memperkaya perkembangan Buddhisme di Barat, bukan merugikan kecuali ada pihak yang menginginkan hanya ada satu wujud Buddhisme saja di Barat. ...


QuoteSaya sama sekali tidak bicara masalah mana yang asli dan palsu..
Bukan itu esensinya.. Kita boleh mengambil ajaran yang baik dari negara Buddhis yang jauh lebih maju ketimbang kita.. tetapi bukan untuk di 'copas' / disadur budayanya..

Setuju ... mari kita masing-masing menengok ke dalam diri sendiri, apakah selama ini kita tidak menyadur budaya asing ke dalam sekte/aliran/kelompok kita sendiri ...


QuoteBuddhayana apakah asli Indonesia.. Untuk istilah mungkin iya.. karena setahu saya.. istilah Buddhayana yang berkembang di luarnegeri munculnya belakangan.. cmiiw.. tapi tentu bukan itu yang sedang kita bahas..

hehe... di sini kita tidak sedang membahas istilah "B-U-D-D-H-A-Y-A-N-A", melainkan membahas ISI ... dan menurut hemat saya ISI Buddhayana sama-sama "tidak asli"-nya dengan Theravada kalau yang menjadi ukuran adalah "Sanghyang Kamahayanikan" dan Borobudur. ...


QuoteSama sekali bukan romo.. Istilah Buddha-Thailand itu sendiri bukan istilah baru.. yang sengaja saya ciptakan.. Itu sudah menjadi istilah umum.. sama halnya dengan Buddha-Jepang.. Buddha-Tibet.. Buddha-Taiwan.. Buddha-Korea.. Buddha-Srilanka.. Buddha-Burma.. dll.. (dengan ciri khas / keunikannya masing-masing)..

Hal itu dimungkinkan karena di negara-negara itu Buddhisme hidup terus tanpa terputus selama ratusan bahkan ribuan tahun. ... Tidak demikian halnya di Indonesia ...

Ngomong-ngomong, mengapa Anda hanya mengritik "Buddha-Thailand" sebagai "barang import"? Kenapa tidak "Buddha-Sri Lanka" sekalian? ... Bukankah paritta-paritta Pali sudah dipakai di Indonesia jauh sebelum Dhammaduta Thai datang ke Indonesia ... yakni sejak Bhante Narada Mahathera dari Sri Lanka datang ke Indonesia pada tahun 1950an? ... (Contoh: paritta "Ettavata" yang dipakai di Indonesia berasal dari Sri Lanka; di Thailand orang tidak pakai "Ettavata", melainkan "Pattidana".) ... Jadi jelas kritikan terhadap "Buddha-Thailand" dari pihak Buddhayana itu bersumber dari tahun 1972, ketika para bhikkhu Theravada Indonesia yang semuanya ditahbiskan di Thailand memisahkan diri dari Sangha pimpinan Bhante Ashin dan membantuk STI.


QuoteHanya sayangnya hingga saat ini kita masih belum bisa menyebut Buddha-Indonesia.. karena memang tidak ada yang bisa menjadi acuannya.. bahkan bukan juga yang sedang di kembangkan oleh Buddhayana.. (masih jauh dari Buddha-indonesia)..

Setuju ... tapi menurut saya itu tidak perlu disayangkan ... Untuk apa kita menggebu-gebu ingin mengembangkan "Buddha-Indonesia" ... mengikuti jejak Thailand dll yang memang sejarah Buddhisme-nya berbeda? ...

BUat saya, justru terputusnya budaya "Buddha-Indonesia" di zaman Majapahit merupakan KELEBIHAN kita di Indonesia dibandingkan negara-negara Buddhis itu sendiri, karena kita tidak dibebani budaya Buddhis yang biasanya memfosil, menjadi kolot, penuh takhyul dan menghambat pembebasan batin sebagaimana diajarkan oleh Sang Buddha sendiri ... Coba lihat bagaimana sulitnya memberantas takhyul-takhyul di dalam masyarakat Buddhis karena sudah berkarat menjadi budaya ...


QuoteSebagai catatan.. Saya yakin romo juga paham.. bahwa paritta Pali yang berkembang di Indonesia tidak sepenuhnya dari Thailand.. Ada pengaruh Srilanka dan juga Burma.. yang dialek dan intonasi pembacaannya pun berbeda2..
Jadi kurang pas.. kalau romo menyatakan bahwa pali = thailand..
Paritta pali memang dipakai juga oleh kelompok Buddhayana.. tapi bukan berarti sama persis dengan Thailand.. saya juga gak pasti itu gado2 juga atau bukan.. hehehe..
salam..
sutra

Paritta-paritta Pali yang dipakai oleh Buddhis Theravada maupun oleh Buddhayana di Indonesia berasal dari kitab suci Tipitaka Pali yang dianut oleh umat Theravada di seluruh dunia. ...

Saya cuma mengatakan bahwa 99% kebaktian Buddhayana berisi paritta-paritta Theravada, yang juga dipakai di Thailand.

Salam,
hudoyo


Edward

QuoteSetuju ... mari kita masing-masing menengok ke dalam diri sendiri, apakah selama ini kita tidak menyadur budaya asing ke dalam sekte/aliran/kelompok kita sendiri ...
Menurut saya, keanekaragaman merupakan trade mark budaya Indonesia.Batik yang diklaim budaya asli Indonesia berkembang dari kebudayaan sutra di China.Mau lihat lebih jelas?Coba saja lihat bentuk mata, warna kulit dan dialek diri sendiri dan orang2 terdekat, sudah beragam juga kan?
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

hudoyo

Yang runyam kalau ada satu pihak mau memaksakan ide sendiri kepada semua pihak lain yang beraneka ragam. ...
Inilah sumber perpecahan sangha dan umat Buddha di Indonesia mulai tahun 1972.

williamhalim

#94
Quote from: aditya on 05 June 2008, 03:20:55 PM

Anyway,
Saya setuju dengan pandangan anda tentang tuhan tuh bukan perlindungan bagi diri kita.


sip, setuju :jempol:

IMO, masing2 majelis bertanggung jawab atas 'pengikisan moha' ini terhadap umatnya masing2.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

aditya

Quote from: willibordus on 06 June 2008, 09:09:49 AM
Quote from: aditya on 05 June 2008, 03:20:55 PM

Anyway,
Saya setuju dengan pandangan anda tentang tuhan tuh bukan perlindungan bagi diri kita.


sip, setuju :jempol:

IMO, masing2 majelis bertanggung jawab atas 'pengikisan moha' ini terhadap umatnya masing2.

::
Menurut sy akan lebih tepat kalo diubah menjadi....masing2 individu yang paling bertanggung-jawab atas 'pengikisan moha' ini terhadap dirinya masing2. :)
Ntar biar ga majelis-nya selalu jadi kambing hitam kalo diri sendiri masih banyak moha-nya hehehe

Mr. Wei

Neh topik menarik banget, saya hanya bisa numpang baca y, tidak bisa memberikan pendapat maupun informasi.

_/\_

williamhalim

Quote from: Wei on 06 June 2008, 04:30:52 PM
Neh topik menarik banget, saya hanya bisa numpang baca y, tidak bisa memberikan pendapat maupun informasi.

_/\_

Setahu saya pengungkapan fakta ini cuma ada di Forum Dhammacitta ini aja. 
Obok2 deh situs lain, nggak bakalan ketemu stori beginian.

Untung Pak Hud mewariskan cerita ini sehingga benang merah sejarah tidak hilang dimakan zaman.


::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

hudoyo

Iya ... tapi gara-gara terjadi sedikit debat panas ... saya dapet reputasi -1   :))

Kelana

Quote from: hudoyo on 06 June 2008, 07:43:55 PM
Iya ... tapi gara-gara terjadi sedikit debat panas ... saya dapet reputasi -1   :))

ya beginilah dunia Pak Hud  ;D
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

hudoyo


Mr. Wei

Pak Hudoyo, sebagai orang yang pernah bertemu langsung dengan Bhante Ashin, saya ingin bertanya... apa benar Bhante Ashin memiliki hubungan dengan Lu Sheng Yen? Saya dulu pernah baca postingan seseorang, yang pernah melihat foto Bhante Ashin sedang menyambut Lu Sheng Yen.

_/\_

ryu

Quote from: Wei on 06 June 2008, 08:40:45 PM
Pak Hudoyo, sebagai orang yang pernah bertemu langsung dengan Bhante Ashin, saya ingin bertanya... apa benar Bhante Ashin memiliki hubungan dengan Lu Sheng Yen? Saya dulu pernah baca postingan seseorang, yang pernah melihat foto Bhante Ashin sedang menyambut Lu Sheng Yen.

_/\_

keknya bener tuh, aye punya buku lu sheng yen, yang buat pengantar Bhante Ashin, trus ada fotona, judul bukunya kalo gak salah menyingkap rahasia dewata ato ilmu meramal yah , lupa lagi.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Mr. Wei

Quote from: ryu on 06 June 2008, 09:28:19 PM
Quote from: Wei on 06 June 2008, 08:40:45 PM
Pak Hudoyo, sebagai orang yang pernah bertemu langsung dengan Bhante Ashin, saya ingin bertanya... apa benar Bhante Ashin memiliki hubungan dengan Lu Sheng Yen? Saya dulu pernah baca postingan seseorang, yang pernah melihat foto Bhante Ashin sedang menyambut Lu Sheng Yen.

_/\_

keknya bener tuh, aye punya buku lu sheng yen, yang buat pengantar Bhante Ashin, trus ada fotona, judul bukunya kalo gak salah menyingkap rahasia dewata ato ilmu meramal yah , lupa lagi.

Gimana neh Pak Hud??? Ap Bhante Ashin punya hubungan dengan Lu Sheng Yen???
*Pak Hud lagi off lagheee...*

Adhitthana

menurut ... Pak Hudoyo, apakah perkembangan agama Buddha di Indonesia, diawal-awal perkembangan sampe dgn sekarang telah terjadi saling tarik-menarik / menanam pengaruh dalam vihara2/sekolah2 Buddhist?

Waktu skull (Buddhist) dulu, saya merasa ada 2 kubu .......  :))

topik/cerita ini menarik.......  _/\_
ada suatu kejadian dihari Kathina (dulu wktu smp) ketika itu saya sama sekali gak mengerti, tapi setelah membaca topik ini, saya bisa menyimpulkan.......

didalam topik ini kok .... gak ada cerita Bhante Pannavaro yah??..... apa beliau generasi berikutnya?

topik ini seperti membuka memori .....  ;D

_/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....