Tapi kalau memang benar seperti yang romo katakan.. STI bersikukuh tidak mau mengakui adanya Tuhan / doktrin Adi Buddha.. kenapa sampai saat ini istilah Tuhan Yang Maha Esa masih sering keluar.. Malah terkadang lebih lucu lagi.. disambung dengan 'Sang Tiratana'..
Tidak ada istilah semacam itu dalam publikasi resmi STI. ... Lihat
www.samaggi-phala.or.id, halaman Sangha Theravada Indonesia:
- dalam
Piagam Sangha Theravada Indonesia sama sekali tidak ada kata-kata pembukaan apa apun;
- dalam
Keputusan-Keputusan STI malah hanya ada pembukaan: "
NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMASAMBUDDHASSA" -
sama sekali tidak disebut-sebut "Tuhan YME".-
Kalau ada bhikkhu atau pandita Theravada mengatakan seperti itu, itu adalah pemahamannya pribadi, yang kurang pas, sehingga menjadi tanggung-jawabnya pribadi ...Seluruh umat Theravada di Indonesia menolak doktrin Adi-Buddha, oleh karena doktrin itu adalah doktrin Kalachakra Tantra, bukan doktrin Theravada.Saya mau tanya ke romo.. selaku pelaku sejarah.. Doktrin Adi Buddha yang (katakanlah) dicetuskan oleh Biku Ashin Jinarakkhita itu memberikan banyak manfaat gak pada waktu itu..
SAMA SEKALI TIDAK. ...
Begitu dicetuskan oleh Bhante Ashin, begitu ditolak oleh STI dan Mapanbudhi ... sama sekali tidak ada dampaknya pada umat Buddha Theravada di Indonesia. ...
Adakah pengaruh singnifikan dari munculnya doktrin itu dengan perkembangan agama Buddha saat itu dan sampai saat ini..
Sejauh menyangkut umat Buddhis Theravada di Indonesia, sama sekali tidak ada pengaruh apa pun. ... Justru dengan terjadinya
kristalisasi umat Buddha di Indonesia--yang pada mulanya hendak dipaksakan masuk wadah tunggal dengan menerima doktrin Adi-Buddha--umat dan vihara-vihara Theravada semakin bebas mengembangkan
Buddha Dhamma berdasarkan kitab suci Tipitaka Pali, bebas dari campuran doktrin-doktrin yang tidak ada dalam ajaran Theravada.
Yang terjadi malah
kemelut yang berkepanjangan, yang sisa-sisanya masih terasa sampai sekarang, di antara kelompok-kelompok yang pro- dan yang kontra- doktrin Adi-Buddha. ... Sehingga pada
bulan Mei tahun 1976 harus diadakan
kongres umat Buddha I di
Yogyakarta yang dihadiri oleh semua sekte/aliran/kelompok Agama Buddha di Indonesia untuk mengatasi kemelut itu. ... Kongres itu akhirnya menghasilkan
kesepakatan untuk saling menghormati eksistensi masing-masing sekte/aliran/kelompok Agama Buddha di Indonesia.
Bhante Ashin pun mau tidak mau ikut menandatangani kesepakatan itu. ... Sayalah yang menyusun draft kesepakatan itu, dan saya pula yang menyodorkan naskah aslinya kepada Bhante Ashin pada peringatan Wesak di Borobudur untuk beliau tandatangani mewakili Sangha Agung Indonesia, beserta para bhikkhu-bhikkhu lain yang mewakili sangha masing-masing dan para romo pandita yang mewakili majelis agama Buddha masing-masing.
Karena saya melihat lebih sebagi upaya yang terampil dari seorang Biku yang cerdas, untuk mecegah punahnya agama Buddha pada waktu itu.. oleh orang2 yang sangat membenci Atheis yang nyerempet ke Buddhism..
Kalau opini Anda memang begitu, silakan saja, saya tidak akan mengutik-ngutik opini Anda.
Tetapi
FAKTA-nya adalah Sangha Theravada Indonesia dan Majelis Pandita Buddha Dhamma [Theravada] Indonesia
lahir begitu doktrin Sanghyang Adi-Buddha diluncurkan oleh Bhante Ashin, dan umat Theravada
sama sekali tidak punah seperti Anda khawatirkan. ... Itulah yang
sering digembar-gemborkan oleh oleh orang-orang yang mendukung doktrin Adi-Buddha pada waktu itu, dan
ternyata Agama Buddha Theravada aman-aman saja TANPA doktrin Adi-Buddha. ... dan
tampaknya Anda pun termakan oleh propaganda itu.
Salam,
hudoyo