biksu mahayana melanggar kaga kek gini?

Started by ryu, 28 February 2013, 12:46:51 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Sunya

Quote from: Indra on 04 March 2013, 11:27:44 AM
saya klarifikasi ya, bukan bermaksud cuci tangan, tapi jika anda adalah target saya, maka sebutan "badut" itu pun menurut saya sudah terlalu mulia buat anda.

"Maaf saya tidak memberi salam pada badut, dan anda bukan pengecualian di sini."--> pengecualian dalam kalimat itu adalah dalam konteks "memberi salam", bukan "badutnya"

jika saya mengatakan "badut" pada anda, itu berarti saya sangat memuji anda, dan itu adalah kebohongan.

Anda tidak bisa menjaga harga diri Anda sendiri. :) Dengan berusaha menjatuhkan orang lain, sebenarnya kita sedang memperlihatkan kualitas dari diri kita sendiri.

Pembelaan Anda sangat lemah, bahkan celahnya sangat diketahui. Masa Anda tidak memberi salam pada siapapun, termasuk orang tua dan orang yang Anda hormati? :)

Indra, Indra... orang yang besar adalah orang yang mau mengakui kekeliruan, bukan berkelit dan membuat argumen Anda malah terlihat konyol.

Saya dan rekan-rekan lain tidak sungkan untuk berkata, "maaf", "mohon koreksi", "mohon bimbingan dan petunjuk", tapi Anda seolah-olah sudah dewa atau bahkan Buddha? Yang secuil kesalahan kecil saja tidak mau diakui sebagai kekeliruan penulisan.

Saya hanya ingin lihat, bagaimana Anda coba berkelit lagi dari klarifikasi Anda di atas.  _/\_

Catatan: Dengan metode berkelit Anda, apakah Anda belut? Saya tidak perlu melabeli Anda macam-macam, seperti Anda melabeli orang lain.

Sunya

Quote from: sanjiva on 04 March 2013, 11:50:21 AM
Disclaimer:
Gw berkomentar ini tidak merasa terbebani lho. :whistle:

Terbebani pun tidak apa-apa, Pak/Bu.

Dalam spiritual itu yang penting kejujuran, ini fondasi dasar.

Dalam diskusi ini juga bukan tentang kalah dan menang, tapi hanya berbagi paradigma dan perspektif.  _/\_

Sunya

Quote from: Indra on 04 March 2013, 12:42:38 PM
saya tidak emosi, dan mari kita lanjutkan diskusinya.

saya tidak tahu soal badut mati itu, bisa tolong informasi yg lebih jelas, apakah badut itu yg sudah matek lebih dari 200 tahun lalu itu punya nama yg cukup bisa diidentifikasikan orangnya?

[at] Sanjiva, sekarang udah mulai diskusi beneran, jadi gak ada hubungan soal ngalah2an

Baik, bolehkah saya minta kejelasan atas tulisan ini sebelumnya:
Quote from: Indra on 04 March 2013, 08:50:36 AM
ya selama ia benar2 memiliki, tapi sangat layak untuk dipermasalahkan jika hal itu adalah kebohongan, apalagi jika bertujuan untuk menjaring pengikut demi mencari kehidupan mewah tanpa bekerja, spt yg dilakukan oleh seorang badut hidup.

Sudah saya tanggapi tapi belum Anda respon kembali:
Quote from: Sunya on 04 March 2013, 10:11:43 AM
Saya kira kurang relevan. Bohong atau tidak bohong setelah ditelusuri baru ditemukan. Sedangkan jika baru sebatas klaim, atau bahkan dugaan, saya rasa kurang layak jika dicemooh, dicela atau ditertawakan.

Jika Anda jujur, menyebut siapa orang yang Anda maksud, maka saya akan ikuti diskusi ini. Tapi jika Anda normatif, beralasan bahwa badut itu adalah badut sirkus biasa (yang saya kira sama sekali tidak menjaring pengikut demi mencari kehidupan mewah tanpa bekerja, seperti argumen Anda di atas), maka saya tidak akan menanggapi topik badut ini lagi.

Jadi siapa dan apa badut yang Anda maksud? Kita samakan persepsi dulu, baru bicara lebih jauh.

Nama boleh Anda sensor dan samarkan, demi etika reputasi. Namun definisi badut yang Anda sematkan juga harus jelas, apa maknanya.

Oke, saya tunggu pembahasan badut yang sudah mati lebih dari 2 abad, selama persepsi kita sama (minimal mendekati).

Salam. _/\_

Sunya

Quote from: sanjiva on 04 March 2013, 12:58:44 PM
I'm out now.  Moga2 kuat nih gw, semoga tetap waras.  >:D

Jangan terbebani... santai saja, Sdr/Sdri. Sanjiva.  _/\_

Sunya

Quote from: M14ka on 04 March 2013, 12:59:07 PM
Kl ga masalah np pembahasannya panjang banget yaa....  ^-^  Jadi kl dipanggil om juga uda ga masalah donk ya kk? ;D

Dari awal juga tidak masalah, M14ka... :) Pembahasan panjang bukan soal ada yang keberatan dipanggil Om, tapi lebih ke soal etika dalam berkomunikasi. Kita harus jeli melihat substansi (inti) masalah, bukan terpaku pada isu di permukaan.

Salam.  _/\_


dhammadinna

thread ini bisa difilter dan displit, ga? jadi ada satu thread khusus Indra dan Sunya. Mungkin bisa diberi judul: "Indra & Sunya's Corner" :))

M14ka

Quote from: Sunya on 05 March 2013, 06:46:43 AM
Jangan terbebani... santai saja, Sdr/Sdri. Sanjiva.  _/\_

Sanjiva sdr donk... kan ada gendernya kk....  ^-^

Quote from: Sunya on 05 March 2013, 06:49:52 AM
Dari awal juga tidak masalah, M14ka... :) Pembahasan panjang bukan soal ada yang keberatan dipanggil Om, tapi lebih ke soal etika dalam berkomunikasi. Kita harus jeli melihat substansi (inti) masalah, bukan terpaku pada isu di permukaan.

Salam.  _/\_


ok d....  :backtotopic:

Quote from: dhammadinna on 05 March 2013, 09:38:24 AM
thread ini bisa difilter dan displit, ga? jadi ada satu thread khusus Indra dan Sunya. Mungkin bisa diberi judul: "Indra & Sunya's Corner" :))

Asal jgn di M14ka's corner d...  :))

Indra

Quote from: Sunya on 05 March 2013, 06:24:32 AM
Anda tidak bisa menjaga harga diri Anda sendiri. :) Dengan berusaha menjatuhkan orang lain, sebenarnya kita sedang memperlihatkan kualitas dari diri kita sendiri.
saya selalu terbuka pada siapa pun, saya tidak berlagak suci, selalu tampil apa adanya.

Quote
Pembelaan Anda sangat lemah, bahkan celahnya sangat diketahui. Masa Anda tidak memberi salam pada siapapun, termasuk orang tua dan orang yang Anda hormati? :)


memang benar, kalau andaa bertemu dengan orang tua saya atau orang yg saya hormati, anda boleh bertanya kepada mrk.

Quote
Indra, Indra... orang yang besar adalah orang yang mau mengakui kekeliruan, bukan berkelit dan membuat argumen Anda malah terlihat konyol.


saya memang hanya wong cilik, walaupun saya juga mengakui kekeliruan saya jika benar keliru, dan untuk berkelit itu adalah wilayah belut.

Quote
Saya dan rekan-rekan lain tidak sungkan untuk berkata, "maaf", "mohon koreksi", "mohon bimbingan dan petunjuk", tapi Anda seolah-olah sudah dewa atau bahkan Buddha? Yang secuil kesalahan kecil saja tidak mau diakui sebagai kekeliruan penulisan.
rekan2 mana yg anda maksudkan? apakah anda bertindak sebagai juru bicara dari rekan2 itu? tolong sebutkan siapa yg anda wakili

Quote
Saya hanya ingin lihat, bagaimana Anda coba berkelit lagi dari klarifikasi Anda di atas.  _/\_

klarifikasi sudah diberikan
Quote
Catatan: Dengan metode berkelit Anda, apakah Anda belut? Saya tidak perlu melabeli Anda macam-macam, seperti Anda melabeli orang lain.

bukan, anda hanya berusaha untuk mencari spesies sejenis anda, tapi anad harus mencobanya pada orang lain, jangan ke saya.

Indra

Quote from: Sunya on 05 March 2013, 06:43:35 AM
Baik, bolehkah saya minta kejelasan atas tulisan ini sebelumnya:
Sudah saya tanggapi tapi belum Anda respon kembali:
Jika Anda jujur, menyebut siapa orang yang Anda maksud, maka saya akan ikuti diskusi ini. Tapi jika Anda normatif, beralasan bahwa badut itu adalah badut sirkus biasa (yang saya kira sama sekali tidak menjaring pengikut demi mencari kehidupan mewah tanpa bekerja, seperti argumen Anda di atas), maka saya tidak akan menanggapi topik badut ini lagi.

Jadi siapa dan apa badut yang Anda maksud? Kita samakan persepsi dulu, baru bicara lebih jauh.

Nama boleh Anda sensor dan samarkan, demi etika reputasi. Namun definisi badut yang Anda sematkan juga harus jelas, apa maknanya.

Oke, saya tunggu pembahasan badut yang sudah mati lebih dari 2 abad, selama persepsi kita sama (minimal mendekati).

Salam. _/\_

Demi melanjutkan topik ini saya akan blak2an dengan anda, dan tidak perlu sensor2an, Badut yg saya maksudkan adalah yg ramai dibahas di sini http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17326.0.html

setelah saya memenuhi tuntutan anda, bisakah anda menjawab pertanyaan saya itu sekarang? atau anda ingin bergeliat lagi?

Indra

Quote from: Sunya on 05 March 2013, 06:49:52 AM
Dari awal juga tidak masalah, M14ka... :) Pembahasan panjang bukan soal ada yang keberatan dipanggil Om, tapi lebih ke soal etika dalam berkomunikasi. Kita harus jeli melihat substansi (inti) masalah, bukan terpaku pada isu di permukaan.

Salam.  _/\_



penonton bisa melihat sendiri bagaimana anda bergeliat-geliut, banyak yg menyaksikan bahwa memang panggilan "OM" lah yg menjadi sumber permasalahan

morpheus

Quote from: dhammadinna on 05 March 2013, 09:38:24 AM
thread ini bisa difilter dan displit, ga? jadi ada satu thread khusus Indra dan Sunya. Mungkin bisa diberi judul: "Indra & Sunya's Corner" :))
semoga diakhir diskusi oot ini kedua2nya mencapai tingkat kesucian sotapanna dan bumi berguncang enam kali, halilintar menggelegar, dewa2 menghujani bumi dengan bunga2 aneka warna dan berseru sadhu 3x.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Indra

Quote from: morpheus on 05 March 2013, 10:16:11 AM
semoga diakhir diskusi oot ini kedua2nya mencapai tingkat kesucian sotapanna dan bumi berguncang enam kali, halilintar menggelegar, dewa2 menghujani bumi dengan bunga2 aneka warna dan berseru sadhu 3x.


saya sih terserah pihak berwajib aja, mau digusur ke thread tersendiri, monggo, kalo gak ada tindakan itu berarti ya di sini aja

Sunya

Quote from: Indra on 05 March 2013, 10:00:48 AM
saya selalu terbuka pada siapa pun, saya tidak berlagak suci, selalu tampil apa adanya.

memang benar, kalau andaa bertemu dengan orang tua saya atau orang yg saya hormati, anda boleh bertanya kepada mrk.

saya memang hanya wong cilik, walaupun saya juga mengakui kekeliruan saya jika benar keliru, dan untuk berkelit itu adalah wilayah belut.
rekan2 mana yg anda maksudkan? apakah anda bertindak sebagai juru bicara dari rekan2 itu? tolong sebutkan siapa yg anda wakili

klarifikasi sudah diberikan
bukan, anda hanya berusaha untuk mencari spesies sejenis anda, tapi anad harus mencobanya pada orang lain, jangan ke saya.

Kalau tidak berlagak suci, kenapa Anda seolah menempatkan diri lebih dari orang lain? Kata-kata Anda banyak yang merendahkan, seolah Anda lebih paham dan sempurna, bahkan sebutan badut saja Anda sebut terlalu mulia untuk orang lain. Bagaimana dengan belut? Apakah ini standar Anda dalam memanggil sesama manusia? Jika demikian saya bisa berasumsi mungkin Anda bukan manusia lagi, entah dewa atau bahkan Buddha?

Bisa saya minta alamat rumah dan vihara Anda? Saya mau bertanya pada orang tua dan bhante pembimbing Anda.

Saya tidak mewakili siapa-siapa, jika Anda memang pengikut forum ini, atau juga cukup banyak bersosialisasi, Anda akan tahu bahwa maaf dan permintaan koreksi adalah sebuah kewajaran. Jika Anda masih menanyakan siapa, apakah cukup sulit bagi Anda menemukan rekan-rekan yang rendah hati dan berkata maaf jika salah, dan minta koreksi jika sedang berdiskusi? Jika memang Anda sulit, saya bantu carikan. Setelah saya berikan, sudikah Anda meneladani perilaku mereka, dengan meminta maaf, mengakui kesalahan, serta berjanji akan memposting tulisan yang tidak arogan dan membuka pintu koreksi bagi para anggota forum?

Jika Anda sanggupi itu, saya akan bantu carikan.

Maaf, saya manusia dan saya yakin Anda juga manusia. Jika Anda menganggap orang adalah belut, itu adalah urusan batin Anda pribadi. Salam cinta kasih dan persaudaraan.  _/\_

Sunya

Quote from: Indra on 05 March 2013, 10:03:58 AM
Demi melanjutkan topik ini saya akan blak2an dengan anda, dan tidak perlu sensor2an, Badut yg saya maksudkan adalah yg ramai dibahas di sini http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17326.0.html

setelah saya memenuhi tuntutan anda, bisakah anda menjawab pertanyaan saya itu sekarang? atau anda ingin bergeliat lagi?

Nah, begitu baru laki-laki. Kenapa butuh sedemikian lama untuk blak-blakan? Seharusnya sudah dari beberapa bulan lalu. :) Saya tunggu juga pengakuan Anda tentang memberi salam pada badut itu, jika memang Anda bisa bersikap ksatria seperti ini. Berani berkata berani bertanggung jawab, ini yang penting.

Baik, apa alasan Anda menyebutnya badut? Pertanyaan ini sudah saya tanyakan tapi belum dijawab:
Quote from: Sunya on 05 March 2013, 06:43:35 AM
Namun definisi badut yang Anda sematkan juga harus jelas, apa maknanya.

Setelah jelas alasannya, kita bahas bersama badut masa kini maupun badut lebih dari dua abad lalu.

Salam badut, eh maaf, salam cinta kasih dan semoga semua makhluk berbahagia (termasuk badut, eh maaf, salah lagi)^-^

_/\_

Sunya

Quote from: Indra on 05 March 2013, 10:15:23 AM
penonton bisa melihat sendiri bagaimana anda bergeliat-geliut, banyak yg menyaksikan bahwa memang panggilan "OM" lah yg menjadi sumber permasalahan

Sudahlah, jangan cari pendukung dengan mewakili penonton dan jadi juru bicaranya.  ^-^

_/\_