biksu mahayana melanggar kaga kek gini?

Started by ryu, 28 February 2013, 12:46:51 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dipasena

wah trims bro indra... uda mengingatkan si om sunya. semoga diatas tulisan sy trakhir tuk dia...

ya moge2 jg ga terbebani dgn tulisan2 sy... smpe dia sibuk menanggapi tulisan sy ;D

Indra

Quote from: dato' tono on 01 March 2013, 08:10:51 PM
wah trims bro indra... uda mengingatkan si om sunya. semoga diatas tulisan sy trakhir tuk dia...

ya moge2 jg ga terbebani dgn tulisan2 sy... smpe dia sibuk menanggapi tulisan sy ;D

bahkan orang suci pun masih bisa lupa

Sunya

Quote from: Sunyata on 01 March 2013, 07:04:22 PM
Persepsi oh persepsi... Biar saya jelaskan. Sudah +- 1thn saya di forum ini memanggil orang dengan sebutan om karena memang saya lebih muda. Kalaupun tidak, maka itu hanya panggilan akrab dan sudah sedikit lamanya berlaku disini. Masa, anda dipanggil om saja heboh. Jadi ini semoga jelas.
Sekali lagi persepsi membutakan anda. Sejak awal itu hanyalah sindiran terhadap Om Hadi (lihat tanda '' nya) karena dia merasa tidak terbebani, tapi khawatir.
Biarlah orang yang senang merasa bersalah, merasa bersalah sesukanya.
Saya tidak menyangka anda dapat mengatakan hal2 yang merujuk ke pribadi tertentu seperti ini.

Pertanyaan saya tidak dijawab. Sekali lagi: Apa di dunia nyata Anda juga memilih menggunakan Om daripada Bapak/Ibu/Sdr./Sdri?

Heboh? Saya kira ini hanya persepsi Anda. Saya bertanya dengan tenang, pun berkomentar dan memberi penjelasan dengan tenang. :)

Tidak perlu menyindir Pak Hadi atau siapapun, kita berdiskusi secara terbuka saja. Mengutip tulisan salah satu rekan: Kalau benar katakan benar, kalau salah katakan salah. Kalau menggunakan sindiran, rasanya kurang etis, jika ini sebuah diskusi antar sahabat atau teman. :)

Saya lebih memilih orang yang bisa menyadari kesalahan, daripada orang yang dengan alasan tertentu tidak mau mengakui kesalahan. :)

Kata-kata merujuk pribadi? Apakah Anda merasa? Saya hanya mengatakan orang yang hanya bisa melihat kesalahan orang lain, sulit bisa berkembang. Paling hebat jadi kritikus atau pengamat saja.

Salam persepsi dan sesungguhnya semua makhluk itu berpersepsi, sebab itu adalah kewajaran. :)

_/\_

Sunya

Quote from: Sunyata on 01 March 2013, 07:08:06 PM
[at] Sunya, Padahal saya mengira anda ini 'suci'.

Saya juga mengira Anda suci. Jadi? :)

Sunya

Quote from: dato' tono on 01 March 2013, 08:09:00 PM
kenapa cm masalah suci ga suci aja yg anda bahas ? kenapa masalah terbebani anda lewatkan ato sengaja dilewatkan ? bukan kah anda membuat kesan bahwa anda tidak pernah mennyatakan secara explisit bahwa berkomentar tentang foto = terbebani ?

bukti2 uda saya uraikan diatas, kenapa terkesan di skip ? biar seru, sy copas lg


anda mungkin bs mengatakan "Saya kira jangan-jangan Tono ini maling", atau "Mungkin Tono maling" pasti dengan dasar sesuatu, bs jd dr tingkah laku si Tono.

begitu pula, kenapa muncul dugaan sy dan itu sdh sy nyatakan di postingan sy, mohon di baca lebih seksama

jika seseorang merasa tinggi dr pd orang lain, tentunya ia merasa lebih dr pd orang lain bukan ? jd muncul dugaan dr prilaku anda tersebut dengan dugaan, jgn2 uda merasa mencapai kesucian jg ?

tp anda tidak terbebani dgn pertanyaan itu, dengan simple tinggal anda jawab "saya blom mencapai kesucian" maka selesai koq, kenapa hrs bersikap seperti anak kecil ?

Anda melewatkan banyak postingan saya:
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23894.msg436814.html#msg436814
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23894.msg436881.html#msg436881
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23894.msg436883.html#msg436883

Balasan terakhir saya untuk postingan Anda yang ini:
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23894.msg436917.html#msg436917

Saya hanya mengikuti alur jawaban Anda; mana yang Anda tanggapi, maka saya ikuti saja. Sesuai kata-kata Anda sendiri:
Quote from: dato' tono on 01 March 2013, 05:53:30 PMga usa melebar, kita bahas balasan sy ke anda dulu... clear kan masalah ini.

Soal terbebani justru saya sangat tunggu klarifikasi Anda. Pernyataan dan pertanyaan saya sederhana: Darimana Anda menyimpulkan bahwa saya menyatakan berkomentar=terbebani? Saya sudah mengulang pertanyaan ini setidaknya 3 kali, tapi tidak pernah Anda jawab secara jelas.

Oke, kita perdalam lagi: Kapan saya pernah menyatakan diri lebih tinggi dari yang lain?

Tentang kesucian, itu adalah hak setiap orang untuk tidak menjawab. Kenapa Anda seolah harus memaksakan jawaban tertentu kepada orang lain? Jika saya tidak ikut pola yang Anda rekomendasikan, lalu saya disebut anak kecil? Lagi-lagi pola stigmatisasi dan pemaksaan kehendak. :)

Silakan Anda cek postingan yang sudah saya berikan link di atas, saya tunggu satu persatu jawabannya. Alur menjawab silakan Anda yang tentukan, kita fokus dari satu masalah ke masalah berikutnya. Salam, semoga bahagia dan sejahtera.  _/\_

Indra


will_i_am

yang masih punya persepsi mengatai orang jangan berpersepsi... =))
*ngakak guling-guling*
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Sunyata

Quote from: Sunya on 01 March 2013, 08:39:33 PM
Pertanyaan saya tidak dijawab. Sekali lagi: Apa di dunia nyata Anda juga memilih menggunakan Om daripada Bapak/Ibu/Sdr./Sdri?
Sangat tidak etis menanyakan masalah pribadi seseorang di forum terbuka. Tapi saya kasih bocoran saja kalau saya menggunakannya seseuai situasi dan kondisi.

QuoteHeboh? Saya kira ini hanya persepsi Anda. Saya bertanya dengan tenang, pun berkomentar dan memberi penjelasan dengan tenang. :)
Ya, orang 'suci' memang seharusnya tenang.

QuoteTidak perlu menyindir Pak Hadi atau siapapun, kita berdiskusi secara terbuka saja. Mengutip tulisan salah satu rekan: Kalau benar katakan benar, kalau salah katakan salah. Kalau menggunakan sindiran, rasanya kurang etis, jika ini sebuah diskusi antar sahabat atau teman. :)
Ya, saya minta maaf kepada om hadi. Karena kita'kan rekan.

QuoteSaya lebih memilih orang yang bisa menyadari kesalahan, daripada orang yang dengan alasan tertentu tidak mau mengakui kesalahan. :)
A: Apakah anda mengatakan diri anda sendiri?
B: Apakah anda mengatakan diri anda sendiri?
C: Mungkin memang lebih baik mengatai diri sendiri...

QuoteKata-kata merujuk pribadi? Apakah Anda merasa? Saya hanya mengatakan orang yang hanya bisa melihat kesalahan orang lain, sulit bisa berkembang. Paling hebat jadi kritikus atau pengamat saja.
Saya merasa bahwa anda merujuk pada diri anda sendiri.

QuoteSalam persepsi dan sesungguhnya semua makhluk itu berpersepsi, sebab itu adalah kewajaran. :)

_/\_
Adakah yg mengatakan hanya makhluk tertentu yang mempunyai persepsi? Dari dulu, semua kata persepsi itu hanyalah lelucon yang ditujukan pada anda. Tetapi anda tidak menyadarinya...

Sunyata

Quote from: Sunya on 01 March 2013, 08:40:19 PM
Saya juga mengira Anda suci. Jadi? :)
Jadi marilah kita bersatu dalam perkumpulan yang dianggap dan menganggap orang lain suci.

Ngomong2 rekan, saya dan anda sudah sangat OOT. Lebih baik saya dan anda menghentikan diskusi yang OOT ini sehingga yang lain bisa BTT. Jika anda mengerti maksud saya...

Sunya

Quote from: Sunyata on 01 March 2013, 10:26:30 PM
Sangat tidak etis menanyakan masalah pribadi seseorang di forum terbuka. Tapi saya kasih bocoran saja kalau saya menggunakannya seseuai situasi dan kondisi.
Ya, orang 'suci' memang seharusnya tenang.
Ya, saya minta maaf kepada om hadi. Karena kita'kan rekan.
A: Apakah anda mengatakan diri anda sendiri?
B: Apakah anda mengatakan diri anda sendiri?
C: Mungkin memang lebih baik mengatai diri sendiri...
Saya merasa bahwa anda merujuk pada diri anda sendiri.
Adakah yg mengatakan hanya makhluk tertentu yang mempunyai persepsi? Dari dulu, semua kata persepsi itu hanyalah lelucon yang ditujukan pada anda. Tetapi anda tidak menyadarinya...

Baik, situasi dan kondisi seperti apa?
Saya kira penggunaan bahasa bukan masalah pribadi. Ini hal yang umum. Dimana letak masalah pribadinya?

Jangan mulai OOT dengan kembali menyoroti masalah kesucian dsb.

A, B, dan C tidak relevan. Saya bilang (saya ulangi kalau Anda kurang jelas: Saya lebih memilih orang yang bisa menyadari kesalahan, daripada orang yang dengan alasan tertentu tidak mau mengakui kesalahan.

Hm, jadi diskusi ini juga berisi lelucon? Kenapa Anda menanggapi sesuatu bersifat lelucon? :)

Saya pribadi selalu menganggap diskusi sebagai sarana tukar pikiran, selain mungkin menambah teman 'seperjalanan' (dalam dharma). Tapi jika sudah beberapa kali Anda menulis, bahwa Anda ada niat menyindir, membuat lelucon tentang orang lain, rasanya bagi saya kurang baik sebagai seorang pengikut Buddhisme yang memegang teguh perkataan/ucapan yang baik dan benar. Kecuali jika Anda Buddhis secara teoritis saja, yang saya duga banyak di forum ini. Kata-katanya banyak berisi ayat sutta (kitab suci) tapi dari kata-katanya sangat bertolak belakang dari yang dia pelajari/tuliskan.

Saya sendiri tidak pernah menjadikan Anda lelucon, atau bahkan ada niat ke arah sana. Jika Anda anggap ini normal dalam pertemanan dan hubungan antar-makhluk, saya kira kita bisa melanjutkan dengan toleransi tertentu (saya bersedia jadi bahan lelucon, jangan khawatir saya akan membalasnya kembali).

Salam cinta kasih dalam dharma. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.  _/\_

Sunya

Quote from: Sunyata on 01 March 2013, 10:34:53 PM
Jadi marilah kita bersatu dalam perkumpulan yang dianggap dan menganggap orang lain suci.

Ngomong2 rekan, saya dan anda sudah sangat OOT. Lebih baik saya dan anda menghentikan diskusi yang OOT ini sehingga yang lain bisa BTT. Jika anda mengerti maksud saya...

Saya tidak merasa memulai sesuatu yang keluar topik. Dalam dua postingan terakhir saja, setidaknya ada 3-4 unsur OOT yang Anda angkat, diantaranya masalah kesucian, sindir-menyindir, memberi pilihan A, B, C yang tidak relevan dengan tulisan sebelumnya, serta bahkan panggilan formal dan etis (umum) yang masih Anda sangkal dan tolak penggunaannya. Apa susahnya mengakui kesalahan dan belajar berbahasa dengan baik? Kita selain pandai secara intelektual dan akademis, bukankah kita juga harus etis dalam berkomunikasi, yang salah satunya menghargai lawan bicara?

Kalau bersosialisasi dengan orang Barat saja, mereka bisa menanyakan, "Seharusnya saya panggil kamu apa? Apakah boleh saya memanggilmu seperti ini? Apakah kamu senang saya panggil begini?"

Apa budaya Timur sedemikian merosotnya hingga menghargai teman komunikasi saja dianggap sebelah mata dan disepelekan?

Jangan katakan OOT, tapi berusahalah untuk berdiskusi yang baik. Tanpa bahasa benar dan kesantunan, apa yang mau Anda diskusikan?

_/\_

GandalfTheElder

Wahhh, topiknya ttg bikshu Mahayana.. tapi ada foto bhikkhu Theravada:



Anw topik ini nggak penting banget ya, sudah jelas" melanggar, masih ditanyakan...... freak!
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Shasika

Quote from: GandalfTheElder on 02 March 2013, 05:02:09 AM
Wahhh, topiknya ttg bikshu Mahayana.. tapi ada foto bhikkhu Theravada:



Anw topik ini nggak penting banget ya, sudah jelas" melanggar, masih ditanyakan...... freak!

menilik warna jubahnya seperti BUKAN di negara kita itu...:)

mungkin di negara tsb boleh dan TIDAK MELANGGAR ....:'(
I'm an ordinary human only

Sunyata

Quote from: Sunya on 02 March 2013, 04:36:19 AM
Baik, situasi dan kondisi seperti apa?
Saya kira penggunaan bahasa bukan masalah pribadi. Ini hal yang umum. Dimana letak masalah pribadinya?
Itu menurut rekan.

QuoteJangan mulai OOT dengan kembali menyoroti masalah kesucian dsb.

A, B, dan C tidak relevan. Saya bilang (saya ulangi kalau Anda kurang jelas: Saya lebih memilih orang yang bisa menyadari kesalahan, daripada orang yang dengan alasan tertentu tidak mau mengakui kesalahan.
Saya rasa sebelum ngomongin orang lain kita harus ngaca terlebih dahulu.

QuoteHm, jadi diskusi ini juga berisi lelucon? Kenapa Anda menanggapi sesuatu bersifat lelucon? :)

Saya pribadi selalu menganggap diskusi sebagai sarana tukar pikiran, selain mungkin menambah teman 'seperjalanan' (dalam dharma). Tapi jika sudah beberapa kali Anda menulis, bahwa Anda ada niat menyindir, membuat lelucon tentang orang lain, rasanya bagi saya kurang baik sebagai seorang pengikut Buddhisme yang memegang teguh perkataan/ucapan yang baik dan benar. Kecuali jika Anda Buddhis secara teoritis saja, yang saya duga banyak di forum ini. Kata-katanya banyak berisi ayat sutta (kitab suci) tapi dari kata-katanya sangat bertolak belakang dari yang dia pelajari/tuliskan.

Saya sendiri tidak pernah menjadikan Anda lelucon, atau bahkan ada niat ke arah sana. Jika Anda anggap ini normal dalam pertemanan dan hubungan antar-makhluk, saya kira kita bisa melanjutkan dengan toleransi tertentu (saya bersedia jadi bahan lelucon, jangan khawatir saya akan membalasnya kembali).
Apakah rekan menyimpan rasa tidak senang terhadap member di forum ini? Ataupun Buddhis teoritis di forum ini? Kalau memang anda tidak suka dengan lelucon anda bisa skip. Fine?

QuoteSalam cinta kasih dalam dharma. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.  _/\_
Ya, semoga saya hidup berbahagia. Terima kasih.

Hadisantoso

#134
Quote from: Indra on 01 March 2013, 01:43:13 PM
IMO, jika ada pernyataan seorang member yg terkesan menjelekkan, dan bahwa pernyataan itu tidak benar, maka bagi yg memahami seharusnya mengklarifikasi, misalnya "begini loh, dalam ajaran Mahayana ada aturan tidak boleh begini begitu, jadi oknum2 di atas berperilaku tidak sesuai ajaran Mahayana, jadi bukan salah mahayananya." dengan begini pembaca akan lebih menghargai dan juga anda telah berkontribusi dalam memberikan pembelajaran kepada pembaca.
terima kasih telah diingatkan,tapi karena saya bukan umat Mahayana jadi saya tidak tahu aturan Mahayana itu tidak boleh begini atau begitu.
maaf,bahkan saya masih belum layak disebut sebagai umat Buddhist ----dari sisi teori ilmu saya belum pernah baca kitab apapun----dari sisi tingkah laku saya masih sering emosi dan kuat ego.
maka berilah saya kesempatan untuk belajar di forum ini.
terima kasih
salam Hadi