News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

dalam budhis, kategori kitab di sebut suci bagaimana?

Started by ryu, 20 June 2012, 12:09:04 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Mas Tidar


kami bertanya sesuai dengan statemen Anda dan setiap jawaban Anda selalu menimbulkan pertanyaan baru,
apakah pertanyaan berdasarkan statemen tidak boleh dipertanyakan ?

Quote from: Indra on 21 June 2012, 09:42:58 AM
saya sudah menjawab pertanyaan anda sbg bentuk tanggung jawab atas pernyataan yg saya buat yg masih sesuai dgn pertanyaan TS. tapi anda mengulang2 pertanyaan yg sama dgn gaya kekanak2an. hati2 dalam memilih lawan.

apakah kalimat "kalau Anda tidak ingin statemen Anda dipertanyakan, Anda ndak perlu ngeluarin statemen jadi thread ini tetap pada jalur-nya" berarti bahwa saya dilarang berkomentar?
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Indra

Quote from: Mas Tidar on 21 June 2012, 09:55:53 AM
kami bertanya sesuai dengan statemen Anda dan setiap jawaban Anda selalu menimbulkan pertanyaan baru,
apakah pertanyaan berdasarkan statemen tidak boleh dipertanyakan ?


ini adalah komentar terakhir kepada anda untuk thread ini, saya tidak ingin mengacaukan thread yg mungkin penting bagi TS ini. saya masih memberikan kesempatan pada anda untuk membuka thread baru jika anda merasa perlu berdebat atau "mempertanyakan" pernyataan saya. silakan ...

dan jika anda membalas postingan saya ini, tolong sekalian jawab ini:
apakah kalimat "kalau Anda tidak ingin statemen Anda dipertanyakan, Anda ndak perlu ngeluarin statemen jadi thread ini tetap pada jalur-nya" berarti bahwa saya dilarang berkomentar?

sanjiva

Mulai rame...   ::)

Ikutan menyimak aja, kasihan TS nya pasti juga ikut nonton di pinggir   :P
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Indra

udah sepi terlalu lama, mungkin memang udah waktunya rame kembali, tapi bukan asal rame, melainkan rame yg tertib

hendrako

#34
Dari KBBI:

ki·tab n 1 buku: -- bacaan; 2 wahyu Tuhan yg dibukukan; kitab suci: Alquran adalah -- yg harus dijadikan pedoman oleh seluruh umat Islam;

sumber: http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php

Kalo merujuk pada arti kedua (lihat atas), maka dalam konvensi bahasa Indonesia, Tipitaka/Tripitaka memang dapat disebut sebagai kitab suci, yaitu pedoman (suatu agama). Jadi kitab suci disini hanyalah sebutan dalam bahasa Indonesia untuk naskah yang dianggap utama dalam suatu agama yang telah dibuku-kan (bacaan).

Pada masa sekarang kata kitab suci juga tidak jarang digunakan pada konteks di luar keagamaan. Misal, Buku "Success in love" karangan Don Pedros adalah kitab suci si Anu dalam memikat wanita. Yang artinya adalah "pedoman" (yang berupa bacaan).

Dari Dhammapada:
19. (19) Biarpun seseorang banyak membaca kitab suci, tetapi tidak berbuat sesuai ajaran, maka orang lengah itu, sama seperti gembala sapi yang menghitung sapi milik orang lain. Ia tak akan memperoleh, manfaat kehidupan suci.

20. (20) Biarpun seseorang sedikit membaca kitab suci, tetapi berbuat sesuai dengan ajaran, menyingkirkan nafsu indria, kebencian dan ketidaktahuan, memiliki pengetahuan benar, dan batin yang bebas dari nafsu, tidak melekat pada apapun, baik di sini maupun di sana; maka ia akan memperoleh, manfaat kehidupan suci.

Apakah kata dalam naskah aslinya memang benar2 berarti "kitab suci"?, mengingat tipitaka baru di"buku"-kan setelah kurang lebih 500 tahun kemudian?
yaa... gitu deh

Indra

Quote from: hendrako on 21 June 2012, 10:16:00 AM
Dari KBBI:

ki·tab n 1 buku: -- bacaan; 2 wahyu Tuhan yg dibukukan; kitab suci: Alquran adalah -- yg harus dijadikan pedoman oleh seluruh umat Islam;

sumber: http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php

Kalo merujuk pada arti kedua (lihat atas), maka dalam konvensi bahasa Indonesia, Tipitaka/Tripitaka memang dapat disebut sebagai kitab suci, yaitu pedoman (suatu agama). Jadi kitab suci disini hanyalah sebutan dalam bahasa Indonesia untuk naskah yang dianggap utama dalam suatu agama yang telah dibuku-kan (bacaan).

Pada masa sekarang kata kitab suci juga tidak jarang digunakan pada konteks di luar keagamaan. Misal, Buku "Success in love" karangan Don Pedros adalah kitab suci si Anu dalam memikat wanita. Yang artinya adalah "pedoman" (yang berupa bacaan).

Dari Dhammapada:
19. (19) Biarpun seseorang banyak membaca kitab suci, tetapi tidak berbuat sesuai ajaran, maka orang lengah itu, sama seperti gembala sapi yang menghitung sapi milik orang lain. Ia tak akan memperoleh, manfaat kehidupan suci.

20. (20) Biarpun seseorang sedikit membaca kitab suci, tetapi berbuat sesuai dengan ajaran, menyingkirkan nafsu indria, kebencian dan ketidaktahuan, memiliki pengetahuan benar, dan batin yang bebas dari nafsu, tidak melekat pada apapun, baik di sini maupun di sana; maka ia akan memperoleh, manfaat kehidupan suci.

Apakah kata dalam naskah aslinya memang benar2 berarti "kitab suci"?, mengingat tipitaka baru di"buku"-kan setelah kurang lebih 500 tahun kemudian?

untuk Teks Dhammapada di atas, versi english:

-----------Versi Thanissaro
If he recites many teachings, but
   — heedless man —
doesn't do what they say,
like a cowherd counting the cattle of
          others,
he has no share in the contemplative life.

If he recites next to nothing
but follows the Dhamma
in line with the Dhamma;
   abandoning passion,
      aversion, delusion;
   alert,
   his mind well-released,
      not clinging
   either here or hereafter:
he has his share in the contemplative life.

------------------- versi Buddharakkhita
19. Much though he recites the sacred texts, but acts not accordingly, that heedless man is like a cowherd who only counts the cows of others — he does not partake of the blessings of the holy life.

20. Little though he recites the sacred texts, but puts the Teaching into practice, forsaking lust, hatred, and delusion, with true wisdom and emancipated mind, clinging to nothing of this or any other world — he indeed partakes of the blessings of a holy life.

http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/kn/dhp/index.html

hendrako

Quote from: Indra on 21 June 2012, 10:24:57 AM
untuk Teks Dhammapada di atas, versi english:

-----------Versi Thanissaro
If he recites many teachings, but
   — heedless man —
doesn't do what they say,
like a cowherd counting the cattle of
          others,
he has no share in the contemplative life.

If he recites next to nothing
but follows the Dhamma
in line with the Dhamma;
   abandoning passion,
      aversion, delusion;
   alert,
   his mind well-released,
      not clinging
   either here or hereafter:
he has his share in the contemplative life.

------------------- versi Buddharakkhita
19. Much though he recites the sacred texts, but acts not accordingly, that heedless man is like a cowherd who only counts the cows of others — he does not partake of the blessings of the holy life.

20. Little though he recites the sacred texts, but puts the Teaching into practice, forsaking lust, hatred, and delusion, with true wisdom and emancipated mind, clinging to nothing of this or any other world — he indeed partakes of the blessings of a holy life.

http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/kn/dhp/index.html

Sip. Keknya artinya lebih ke "ajaran"?
yaa... gitu deh

Indra

Quote from: hendrako on 21 June 2012, 10:29:15 AM
Sip. Keknya artinya lebih ke "ajaran"?

sepertinya versi Indonesia itu diterjemahkan dari versi Buddharakhita dan menerjemahkan "sacred texts" sebagai "kitab suci"

hendrako

Quote from: Indra on 21 June 2012, 10:34:34 AM
sepertinya versi Indonesia itu diterjemahkan dari versi Buddharakhita dan menerjemahkan "sacred texts" sebagai "kitab suci"

Keknya begitu, saya tidak terlalu ahli dalam bahasa inggris, mungkin "texts" artinya tidak hanya kalimat tertulis tapi juga kalimat lisan? hmm... tapi ada kata sacred-nya juga ya?

Musti merujuk ke bahasa pali......
yaa... gitu deh

Alucard Lloyd

At om indra apa perbedaan tipitaka dengan tripitaka? Mengapa bagi anda tipitaka meragukan dan tripitaka tidak? Mohon pencerahannya?
Back to topik apakah kitab suci boleh dibakar diduduki atau dibawah ke toilet atau juga ke tempat kotor ( tempat judi dan sebagainya)  dan kalau tidak mengapa? Dan kalau boleh mengapa? Tx
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Indra

Quote from: ak.agus on 21 June 2012, 10:52:04 AM
At om indra apa perbedaan tipitaka dengan tripitaka? Mengapa bagi anda tipitaka meragukan dan tripitaka tidak? Mohon pencerahannya?

Tipitaka adalah kumpulan teks Pali yg menjadi rujukan utama ajaran Theravada, sedangkan Tripitaka bukan rujukan bagi ajaran Theravada.

dari mana anda menyimpulkan bahwa saya meragukan tipitaka dan tidak meragukan tripitaka?
saya mempelajari tipitaka jadi saya berani berkomentar tentang tipitaka tapi saya tidak mempelajari tripitaka (walaupun saya ada membaca satu dua sutra), jadi tidak bisa berkomentar.

Quote
Back to topik apakah kitab suci boleh dibakar diduduki atau dibawah ke toilet atau juga ke tempat kotor ( tempat judi dan sebagainya)  dan kalau tidak mengapa? Dan kalau boleh mengapa? Tx

untuk menjawab ini, kita harus memastikan bahwa kitab itu suci atau tidak. sejauh ini saya belum menemukan bukti bahwa ada kitab yg suci.

Mas Tidar


kami ndak perlu mendebat Anda sebagai member senior disini dan kami ndak mempunyai selera untuk berdebat.

ini jawaban kami:
Anda bisa cari aturan di DC ini tentang "apakah ada larangan untuk mengeluarkan statemen dan tidak boleh dipertanyakan oleh member lain?"
kalau ada, berarti tulisan yang Anda lakukan diatas sudah selayaknya dipatuhi oleh semua member.
kalau tidak ada, berarti DC forum ini memiliki kebebasan bertanya tentang suatu statemen dari member lain.


Quote from: Indra on 21 June 2012, 10:10:16 AM
ini adalah komentar terakhir kepada anda untuk thread ini, saya tidak ingin mengacaukan thread yg mungkin penting bagi TS ini. saya masih memberikan kesempatan pada anda untuk membuka thread baru jika anda merasa perlu berdebat atau "mempertanyakan" pernyataan saya. silakan ...

dan jika anda membalas postingan saya ini, tolong sekalian jawab ini:
apakah kalimat "kalau Anda tidak ingin statemen Anda dipertanyakan, Anda ndak perlu ngeluarin statemen jadi thread ini tetap pada jalur-nya" berarti bahwa saya dilarang berkomentar?
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Indra

Quote from: hendrako on 21 June 2012, 10:40:13 AM
Keknya begitu, saya tidak terlalu ahli dalam bahasa inggris, mungkin "texts" artinya tidak hanya kalimat tertulis tapi juga kalimat lisan? hmm... tapi ada kata sacred-nya juga ya?

Musti merujuk ke bahasa pali......

Definition of SACRED

1
a : dedicated or set apart for the service or worship of a deity <a tree sacred to the gods>
b : devoted exclusively to one service or use (as of a person or purpose) <a fund sacred to charity>
2
a : worthy of religious veneration : holy
b : entitled to reverence and respect
3
: of or relating to religion : not secular or profane <sacred music>
4
archaic : accursed
5
a : unassailable, inviolable
b : highly valued and important <a sacred responsibility>
— sa·cred·ly adverb
— sa·cred·ness noun

teks Pali
Quote
19.
Bahumpi ce saṃhita bhāsamāno, na takkaro hoti naro pamatto;
Gopova gāvo gaṇayaṃ paresaṃ, na bhāgavā sāmaññassa hoti.

20.
Appampi ce saṃhita bhāsamāno, dhammassa hoti anudhammacārī;
Rāgañca dosañca pahāya mohaṃ, sammappajāno suvimuttacitto;
Anupādiyāno idha vā huraṃ vā, sa bhāgavā sāmaññassa hoti.

Penjelasan yg saya peroleh adalah sbb:

Quote
Explanatory Translation (Verse 19)
pamatto naro sahitaṃ bahuṃ bhāsamāno api cetakkaro na hoti paresaṃ gāvo ganayaṃ gopo ivasāmaññassa bhāgavā na hoti.
pamatto: slothful; naro: person; sahitaṃ: the Buddha'sword; bahuṃ: extensively; bhāsamāno: recites; api: though;ce: yet; takkaro: behaving accordingly; na hoti: does notbecome; paresaṃ: of others; gāvo: cattle; ganayaṃ: protecting; gopo iva: cowherd like; sāmaññassa: the renouncedlife; bhāgavā na hoti: does not partake of.
Some persons may know the word of the Buddha extensivelyand can repeat it all. But through utter neglect they live not upto it. In consequence they do not reach any religious attainments. He enjoys not the fruits of recluse life. This is exactlylike the way of life of a cowherd who looks after another's cattle. The cowherd takes the cattle to the pasture in the morning, and in the evening he brings them back to the owner'shouse. He gets only the wages.
Explanatory Translation (Verse 20)
sahitaṃ appaṃ api bhāsamāno ce dhammassaanudhammacārī hoti rāgaṃ ca dosaṃ ca mohaṃca pahāya so sammappajāno suvimuttacitto idha
vā huraṃ vā anupādiyāno sāmaññassa bhāgavā hoti.
sahitaṃ: the word of the Buddha; appaṃ api: even a little;bhāsamāno: repeating; ce: if; dhammassa: of the teaching;anudhammacārī hoti: lives in accordance with the teaching;rāgaṃ ca: passion; dosaṃ ca: ill-will; mohaṃ ca: delusion;
-----------

Practice of Dhamma, with less of recital, totally unattached, qualifies one for recluseship .
20.
Appaṃ pi ce sahitaṃ bhāsamāno
dhammassa hoti anudhammacārī

Though few the sacred texts he chants


rāgaṃ ca dosañ ca pahāya mohaṃ
in Dhamma does practice run,


sammappajāno suvimuttacitto
clear of delusion, lust and hate,


anupādiyāno idha va huraṃ vā
sa bhāgava sāmaññassa hoti. (1:20)
wisdom perfected, with heart well-freed .

pahāya: giving up; so: he; sammappajāno: possessingpenetrative understanding; suvimuttacitto: freed fromemotions; idha vā: either here; huraṃ vā: or the nextworld; anupādiyāno: not clinging to; sāmaññassa: of therenounced life; bhāgavā hoti: does partake of.
A true seeker of truth though he may speak only little of theBuddha's word. He may not be able to recite extensively fromreligious texts. But, if he belongs to the teaching of the Buddhaassiduously, lives in accordance with the teachings of theBuddha, if he has got rid of passion, ill-will and delusion, hehas well penetrated experience and is free from clinging toworldly things, he is a partaker of the life of a renunciate.
Commentary
sahitaṃ: literally this means any literature. But in this instance, thereference is specifically to the Buddhist literature. The Word of theBuddha is enshrined in the Three Baskets (pitakas). This stanza empha-sizes the fact that the mere reciting of the word of the Buddha is notgoing to make much of a difference in the religious life of a person ifthe truth-seeker is not prepared to practice what is being recited. Thefulfillment of religious life is ensured only if the person organizes hislife according to what has been said by the Buddha. The effort of theperson who merely recites the word of the Buddha is as futile as theactivity of the cowherd who takes the trouble to count others' cattlewhile the dairy products are enjoyed by someone else – the owner.The stanza refers to a person who was very much learned in the litera-ture of Buddhism, but had not practiced what was said in it.
suvimutta citto: freed from emotions. An individual who has freedhimself from clinging and grasping attains the total emotional freedom.
anupādiyāno: An individual who has ended the habit of clinging and grasping to this world and the next.

sumber: http://tipitakamyanmar2.blogspot.com/2012/01/chapter-1.html

Alucard Lloyd

Quote from: Indra on 21 June 2012, 07:37:14 AM
saya sendiri juga tidak percaya seluruh yg tertulis dalam tipitaka, kalau tripitaka sih lain lagi. tapi sejauh yg bisa dan sudah saya buktikan, saya tidak membantah Kebenarannya.

Mungkin salah saya yang mengartikan maksud tulisan anda ?
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Indra

Quote from: ak.agus on 21 June 2012, 11:44:58 AM
Mungkin salah saya yang mengartikan maksud tulisan anda ?

ya saya pikir anda memang salah paham, di atas saya mengatakan bahwa saya tidak 100% percaya pada tipitaka, tapi saya tidak mengomentari tripitaka. lawan dari "tidak 100% percaya", bisa berarti "100% percaya" atau "100% tidak percaya".