saya bukan arahat
murid saya ada yang arahat
jika ingin menghormat, hormatilah tulisan saya disini yang membawamu atau mendorongmu mempraktekan dhamma
karena jika anda tidak ada mata dharma akan sulit membuktikan saya siapa
katakan/tuliskan, mana tulisan saya yang membuatmu untuk menjauhi dhamma
katakan/tuliskan, mana tulisan saya yang tidak menghormati dhamma
buddha ada dimana-mana, bahkan di internet ini, di dalam forum ini
karena jika mereka berbicara/menulis dhamma yang sudah di praktekanya
maka anda bertemu dengan buddha, atu setidak-tidaknya dengan calon buddha
saya rada heran di forum terhormat ini, mengapa umat yang sudah merealisasikan dhamma
yang tulisanya tidak menyerang menjadi seolah-olah musuh?
ada apa dengan umat buddha jaman ini?
saya membayangkan jika dijaman ini, seandainya buddha gotama di delay kelahiranya 2500 tahun
entah apa yang terjadi dengan buddha dhamma.
jika ingin bertemu dan membuktikan apakah saya benar seperti yang saya klaim
silahkan PM, semoga yang berjodoh, akibat kamma baik diri sendiri
katakan/tuliskan, mana tulisan saya yang membuatmu untuk menjauhi dhamma
katakan/tuliskan, mana tulisan saya yang tidak menghormati dhamma
Cakup Sdr. Choa, mari saya tunjukkan.
Anda, Sdr. Choa, mengatakan: “Buddha ada dimana-mana …… jika mereka berbicara/menulis dhamma…..”, dengan demikian saya menganggap Buddha yang anda maksud adalah manussa Buddha karena bisa berbicara dan menulis di Internet.
Dalam Dhamma Tathāgata saya pahami, manussa Buddha tidak bisa dikatakan ada dimana-mana. Ketika dikatakan ada dimana-mana itu berarti manussa Buddha ada dalam diri setiap orang, hewan, tumbuhan, kotoran, hingga minuman keras.
Jika manussa Buddha ada dalam sayuran, maka seseorang yang bervegetarian telah membunuh manussa Buddha. Tidak ada yang bisa dimakan. Dengan demikian maka selamanya makhluk hidup yang membutuhkan makan maka ia akan membunuh manussa Buddha, dan makhluk hidup tidak akan lepas dari penderitaan.
Jika manussa Buddha ada dalam minuman keras, maka manussa Buddha yang ada dalam diri seseorang adalah sebanyak minuman keras yang ia teguk. Jika demikian maka seharusnya tidak ada kriminalitas yang muncul setelah seseorang banyak meminum minuman keras yang di dalamnya ada manussa Buddha. Tetapi kenyataannya tidak demikian.
Cukup Sdr. Choa, dengan mengatakan bahwa manussa Buddha ada dimana-mana, maka itu telah menjauhi Dhamma, memutar-balik Dhamma Tathāgata. Dan karena itu cukup Sdr. Choa, bagi saya untuk tidak menyepakati dan mengikuti apa yang anda paparkan dan tidak perlu pembuktian apapun lagi lewat PM.
Thanks