Bagaimanakah Cara Bertanya Tentang Satu Aliran?

Started by ryu, 07 September 2011, 03:18:44 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

GandalfTheElder

Quote from: morpheus on 09 September 2011, 04:48:02 PM
pertanyaan anda mengenai simbol/real sudah dijawab oleh mahayanis:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20755.msg369032#msg369032
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20755.msg369040#msg369040

rasa penasaran anda mengenai kesamaan dengan konsep tuhan udah dijawab oleh mahayanis:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20755.msg368901#msg368901
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20755.msg369032#msg369032

nah sekarang katakanlah anda tidak bisa menerima jawaban2 tersebut, maka tidak ada lagi yg bisa didiskusikan.
tindakan yg paling logis yg bisa anda lakukan adalah menerima bahwa pendapat anda berbeda dan tidak cocok dengan ajaran mahayana, ringkaskan kesimpulan anda dan diskusinya diakhiri cukup sampai di sini saja. bukan kah begitu?


Wahh.. kurang bro... ta tambahin deh:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20755.msg369259#msg369259

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

sobat-dharma

#91
Quote from: ryu on 09 September 2011, 05:46:53 PM
maaf bisa anda jelaskan jawaban dari gandalf itu yang sebenarnya?
jawaban gandalf itu saya rasa masih abu2 dan belum jelas, kalau misalnya jawaban akhir nya yaitu  sebatas kepercayaan ya sudah berarti memang sebatas kepercayaan khan kesimpulannya?

Setelah membaca sutta ini:

Upanisa Sutta (SN XII.23)

Suffering is the condition for faith (saddha);
Faith is the condition for gladness (pamojja);
Gladness is the condition for zest (piti);
Zest is the condition for tranquillity (passaddhi);
Tranquillity is the condition for happiness (sukha);
... Happiness is the condition for concentration (samādhi);
Concentration is the condition for knowledge and vision of reality (yathā,bhuta.ñaa.dassana);
Knowledge and vision of reality is the condition for revulsion [disenchantment] (nibbidā);
Revulsion is the condition for dispassion [letting go of lust] (virāga);
Dispassion is the condition for liberation (vimutti); and
Liberation is the condition for the knowledge of the destruction of the influxes (āsava-k,khaya,ñāna)

Apakah masih merasa bahwa "keyakinan" (faith) hanyalah "sebatas kepercayaan"?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

Quote from: sobat-dharma on 09 September 2011, 09:31:22 PM
Setelah membaca sutta ini:

Upanisa Sutta (SN XII.23)

Suffering is the condition for faith (saddha);
Faith is the condition for gladness (pamojja);
Gladness is the condition for zest (piti);
Zest is the condition for tranquillity (passaddhi);
Tranquillity is the condition for happiness (sukha);
... Happiness is the condition for concentration (samādhi);
Concentration is the condition for knowledge and vision of reality (yathā,bhuta.ñaa.dassana);
Knowledge and vision of reality is the condition for revulsion [disenchantment] (nibbidā);
Revulsion is the condition for dispassion [letting go of lust] (virāga);
Dispassion is the condition for liberation (vimutti); and
Liberation is the condition for the knowledge of the destruction of the influxes (āsava-k,khaya,ñāna)

Apakah masih merasa bahwa "keyakinan" (faith) hanyalah "sebatas kepercayaan"?
menurut anda keyakinan pada sosok2 buda, awalokite, amitaba kepercayaan sampai sebatas mana?

perbedaan kepercayaan dalam budis dan agama lain boleh di jabarkan?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

sobat-dharma

Quote from: ryu on 09 September 2011, 10:08:39 PM
menurut anda keyakinan pada sosok2 buda, awalokite, amitaba kepercayaan sampai sebatas mana?

perbedaan kepercayaan dalam budis dan agama lain boleh di jabarkan?

Sama dengan keyakinan akan Tiratna/Tri Ratna. Bedanya dengan umat agama lain adalah setelah yakin, Umat Buddha menggunakan keyakinannya untuk mencapai kebebasan dari penderitaan dengan praktik Buddhadharma.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

GandalfTheElder

Quotebisa minta link2 sutra nya?

Kalau mau sutranya lengkap, adanya bahasa Chinese. Anda bisa baca?   :-?

_/\_ _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

ryu

Quote from: GandalfTheElder on 10 September 2011, 06:08:47 AM
Kalau mau sutranya lengkap, adanya bahasa Chinese. Anda bisa baca?   :-?

_/\_ _/\_
The Siddha Wanderer
kagak :'(

tahu sejarah dibuatnya sutra2 itu gak? apakah bisa dipercaya keotentikannya?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

Quote from: sobat-dharma on 09 September 2011, 10:17:39 PM
Sama dengan keyakinan akan Tiratna/Tri Ratna. Bedanya dengan umat agama lain adalah setelah yakin, Umat Buddha menggunakan keyakinannya untuk mencapai kebebasan dari penderitaan dengan praktik Buddhadharma.
i see, jadi dalam buda :
percaya amitaba, masuk surga sukawati, mencapai kebebasan

dalam kr****n :
percaya tuhan, masuk surga, end

apabila ada yang salah kepercayaannya, maka salah satu bisa terperosok ke surga yang salah.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

morpheus

Quote from: ryu on 09 September 2011, 05:46:53 PM
maaf bisa anda jelaskan jawaban dari gandalf itu yang sebenarnya?
jawaban gandalf itu saya rasa masih abu2 dan belum jelas, kalau misalnya jawaban akhir nya yaitu sebatas kepercayaan ya sudah berarti memang sebatas kepercayaan khan kesimpulannya?
walaupun saya bisa jawab sebagai orang luar, sebaiknya ditanyakan langsung ke orangnya di thread itu.
mengenai kesimpulan anda, ya terserah anda sendiri, bebas seperti halnya saya dan om gandalf punya kesimpulan masing2.
sisanya terserah pembaca.

yg jelas anda gak perlu buka thread baru lagi atau singgung sutra mahayana lagi dan lagi diberbagai thread.

ps: lucunya lagi thread yg saya postkan, pertama2 jawabannya merupakan copy-paste dari thread lain. rupanya mahayanis di forum ini perlu minum enervon-c agar cukup stamina mengulang2 penjelasan....
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

ryu

Quote from: morpheus on 10 September 2011, 07:23:17 AM
walaupun saya bisa jawab sebagai orang luar, sebaiknya ditanyakan langsung ke orangnya di thread itu.
mengenai kesimpulan anda, ya terserah anda sendiri, bebas seperti halnya saya dan om gandalf punya kesimpulan masing2.
sisanya terserah pembaca.

yg jelas anda gak perlu buka thread baru lagi atau singgung sutra mahayana lagi dan lagi diberbagai thread.

ps: lucunya lagi thread yg saya postkan, pertama2 jawabannya merupakan copy-paste dari thread lain. rupanya mahayanis di forum ini perlu minum enervon-c agar cukup stamina mengulang2 penjelasan....
memang benar, semua terserah masing2, dan apabila aye masih belum puas bukankah terserah aye buat thread baru yang lebih spesifik khan?
menurut anda sudah ada blum thread perbandingan tuhan dengan buda2 dalam sutra mahayana?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

GandalfTheElder

Quotetahu sejarah dibuatnya sutra2 itu gak? apakah bisa dipercaya keotentikannya?

Ia otentik. Sutra" itu nggak termasuk (atau dimasukkan oleh para peneliti dalam) bagian "spurious" atau "yang dipertanyakan" dalam Taisho Tripitaka kok. Jadinya ya otentik.

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

ryu

Quote from: GandalfTheElder on 10 September 2011, 08:23:43 AM
Ia otentik. Sutra" itu nggak termasuk (atau dimasukkan oleh para peneliti dalam) bagian "spurious" atau "yang dipertanyakan" dalam Taisho Tripitaka kok. Jadinya ya otentik.

_/\_
The Siddha Wanderer
pembuatan sutra2 itu dibuat sekitar tahun berapa?

seperti sutra2 amitaba, baisajya, dll itu juga tahun berapa? apakah di india juga?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

GandalfTheElder

Quotepembuatan sutra2 itu dibuat sekitar tahun berapa?

seperti sutra2 amitaba, baisajya, dll itu juga tahun berapa? apakah di india juga?

Tentu ada di daerah" yg dulu India pada zaman kuno, naskah Sanskritnya masih ketemu di tanah kelahiran Pangeran Siddharta, Nepal. Temuan paling awal yaitu naskah Sanskrit Saddharmapundarika Sutra dan Astasahasrika Prajnaparamita Sutra, lebih tua daripada naskah tertua Pali. Amitabha juga ada sutra Sanskritnya di Nepal, Bhaisajyaguru Sutra juga ada ketemu di Pakistan.

Manjusri Parinirvana Sutra diterjemahkan Nie Daozhen pada abad ke-3 M, dan menurut standar sejarawan.... sutra itu sudah ada di India 100 tahun sebelum diterjemahkan. Berarti pada abad 2 M, tidak jauh dari Pali.

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

ryu

Quote from: GandalfTheElder on 10 September 2011, 08:41:42 AM
Tentu ada di daerah" yg dulu India pada zaman kuno, naskah Sanskritnya masih ketemu di tanah kelahiran Pangeran Siddharta, Nepal. Temuan paling awal yaitu naskah Sanskrit Saddharmapundarika Sutra dan Astasahasrika Prajnaparamita Sutra, lebih tua daripada naskah tertua Pali. Amitabha juga ada sutra Sanskritnya di Nepal, Bhaisajyaguru Sutra juga ada ketemu di Pakistan.

Manjusri Parinirvana Sutra diterjemahkan Nie Daozhen pada abad ke-3 M, dan menurut standar sejarawan.... sutra itu sudah ada di India 100 tahun sebelum diterjemahkan. Berarti pada abad 2 M, tidak jauh dari Pali.

_/\_
The Siddha Wanderer
dapat sumber2nya dari mana om? ada linknya?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

GandalfTheElder

Quotedapat sumber2nya dari mana om? ada linknya?

Aduh banyak banget pencar". Nanya aja sama om google... gampang dan banyak kok

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.