Dari BUDHA Hingga YESUS

Started by Mas Tidar, 11 June 2011, 09:09:00 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Mas Tidar


ndak usah beli, baca aja ditempat atau kalu perlu ndak usah baca, dari judulnya aja sudah salah, apa lagi keotentikan isinya.
uang-nya buat dana unt yg lbh bermanfaat ...

Quote from: abud on 18 May 2012, 08:59:45 AM
Nona Ryu, kamu cuma copy paste dari dua bikkhu itu dan kamu udah ambil kesimpulan spt itu, mestinya kamu pake ilmu ehipassiko, datang, beli bukunya dan baca baru kamu buktikan. Kedua bikkhu itu terlalu emosional, tidak melihat objektifitas tujuan penulisan buku termasuk jenis apa?
Justru paling parah itu bikkhu aggacitto kayak orang kesurupan cara berbicaranya.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Mas Tidar

Pendapat kami,
ini hanya masalah porsi kue

yang satu merasa sudah cukup kenyang untuk dirinya kemudian pulan
yang satu merasa masi ada porsi yang bisa diambil, sambil bertanya2: kenapa dia pulang pdhl masi ada banyak kue ? (sambil menyelidiki)


Quote from: Kainyn_Kutho on 18 May 2012, 08:52:33 AM
Nah, ini baru bikin senyum. ;D "Tidak ada pengalaman langsung", jadi hari gini masih ada orang yang pikir Injil itu ditulis langsung oleh Yesus, atau setidaknya jaman Yesus. 

Saya ulangi:
Injil Matius ditulis oleh Matius anak dari salah satu rasul, Alfeus, mantan pemungut cukai.
Injil Markus ditulis oleh Markus yang adalah kemenakan dari Barnabas, muridnya Petrus.
Injil Lukas ditulis oleh Lukas, seorang dokter yang dikonversi oleh Paulus.
Injil Yohanes DIDUGA ditulis oleh Yohanes, murid dari Yesus, tapi ini munculnya belakangan, sekitar tahun 90.

Jadi dari empat itu, sudah jelas ditulis bukan di jaman YK, apalagi oleh YK sendiri. Jadi sebetulnya sama saja semua hasil 'dengar-dengar', tapi kita bisa lihat sikap orang yang jujur dan yang tidak. Orang yang jujur mengakui bahwa itu semua hasil 'dengar-dengar' dengan mencantumkan 'evam me suttam', sedangkan yang tidak jujur... Yah, nilai sendiri deh, 'kan sudah pada dewasa.

------
Saya selalu berpikir hal debat seperti ini tidak perlu terjadi, Buddhis dan Kr1sten bisa jalan masing2 dengan damai. Tapi entah kenapa selalu saja dari pihak Kr1sten, banyak -walaupun tentu saja tidak semua- yang hobby sekali mengusik kepercayaan orang lain.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

ryu

Quote from: Mas Tidar on 18 May 2012, 09:26:57 AM
ndak usah beli, baca aja ditempat atau kalu perlu ndak usah baca, dari judulnya aja sudah salah, apa lagi keotentikan isinya.
uang-nya buat dana unt yg lbh bermanfaat ...

sudah dibutakan oleh iman =)) dibilang copas dari dua biku padahal ada satu lagi tuh =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Che Yong

wah saya ikut menyimak ya..
kok panjang banget referensinya he he ...

seniya

Hmmm... Saya cuma mau menanggapi bagian yg ini:

Quote from: abud on 18 May 2012, 08:24:31 AM
Kalimat "Evam me sutam"( Demikianlah yang kudengar) atau ada yg  menerjemahkan Evam me sutam ekam samayam (Demikianlah yg kudengar saat itu) memberikan kita beberapa petunjuk :

Pertama,  sang penulis dan org yg menjadi sumber info dalam kisah ini TIDAK MEMILIKI pengalaman atau mengalami sendiri kisah yg diceritakan tsb. Dengan demikian ada keraguan, apakah cerita itu memang terjadi demikian atau telah ditambah2 bumbu2 agar kelihatan sangat dramatis? Tak ada yg tahu.

Kedua, kata " sang jalan" hanya menunjukan sebuah kabar dalam kisah itu bahwa sang Buddha memiliki kriteria seperti itu. Jadi masih sekedar "kabarnya" Dalam semua sutta sejauh yg saya tahu, Buddha tidak pernha dengan tegas menyatakan, "Akulah jalan"

Jika ada, mas boleh memberikan referensinya.

Pertama, frase "Demikianlah yang kudengar" berasal dari Bhikkhu Ananda, siswa langsung Sang Buddha, yang mendengar dan melihat sendiri kejadian yang disebutkan dalam sutta tsb.

Kedua, "Sang Jalan" dlm sutta2 tidak sama arti/maknanya dengan "Sang Jalan" dlm Alkitab. "Sang Jalan" dalam Buddhis menunjuk pada Jalan Mulia Berunsur Delapan yang jika dikembangkan akan membawa pada "Buah", yaitu pencapaian tujuan akhir/pencerahan itu sendiri. Telah banyak siswa Sang Buddha baik pada masa Beliau masih hidup maupun masa sesudahnya mengembangkan "Sang Jalan" tsb dan merealisasi hasilnya.

Sang Buddha memang tidak pernah mengatakan "Akulah Sang Jalan", tetapi Beliau mengatakan: "Siapa yang melihat Kebenaran (Dhamma) melihat Aku, siapa yang melihat-Ku melihat Kebenaran." (Vakkali Sutta, Samyutta Nikaya 22.87)

Namun lagi2 "Kebenaran" di sini tidak sama dengan pengertian "Kebenaran" seperti dalam Kekr****nan. Ini adalah kebenaran tentang dukkha, sebab dukkha, lenyapnya dukkha dan jalan menuju lenyapnya dukkha. Tentu saja kebenaran ini juga mencakup kebenaran moral dan budi, bahkan melampaui hal ini karena "'Ini, para bhikkhu, adalah hal-hal mendasar, persoalan kecil dari praktik moral bagi orang-orang biasa untuk memuji Sang Tathāgata.

[Tetapi] ada lagi, para bhikkhu, hal-hal lain, yang mendalam, sulit dilihat, sulit dipahami, damai, luhur, melampaui sekadar pikiran, halus, yang harus dialami oleh para bijaksana, yang Sang Tathāgata, setelah mencapainya dengan pengetahuan-agung-Nya sendiri, menyatakan, dan tentang hal-hal yang diucapkan dengan benar oleh ia yang sungguh-sungguh memuji Sang Tathāgata.
(Brahmajala Sutta, Digha Nikaya 1)

Intinya, masing2 ajaran memiliki definisi dan kriteria sendiri-sendiri tentang jalan dan kebenaran, namun bagaimana mungkin keduanya disamakan/dibandingkan seperti membandingkan keunggulan minyak dan air? Rasanya sia2 saja toh? :)
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

ryu

Why Steve Cioccolanti and Rony Tan Tell Lies



After reading the latest attack on Buddhism by Steve Cioccolanti, I'm wondering why many evangelical church leaders tell lies and slanderous remarks on Buddhism so openly. Aren't they afraid of sinning? Isn't it one of the Ten Commandments is "thou shall not lie"? Aren't they deceiving people with their faith healing acts where the church members pretended to be healed from non-existing illnesses to convert others?

First thing I found out is there is no such commandment. 'Thou shalt not bear false witness against thy neighbor' does not forbids lying but only forbids perjury. So lying may not be a sin, more so if they lie for their God. In the Genesis, God himself told the first lie when he told Adam that he will surely die on the day he eat the forbidden fruit -'In the day that thou eatest thereof thou shalt surely die.'  There are many instances where deceptions and lies are acceptable in the Bible. Read Bible Liars for more information.

No wonder these evangelical pastors are not ashamed and repentant when their lies and deceptions are exposed. 'Sutrapridot' is no doubt one of those evangelical's creation sometimes ago to deceive the Thai people into believing that Buddha prophesied the coming of . Luckily due to the Internet age, each of their lies are exposed and made known to the whole world in no time. Telling lies to bring people to the 'truth' is not unethical in their evangelistic methodology. I've been wrong in thinking that it's unethical in the Christian's perspective. Anyway what is the Christian 'truth' when lying is the path to it.

Dhamma seekers, be aware of Christians lying for their God because they are avowed to do so although it's morally wrong in our eyes.

Dean Milman, in his History of Christianity says: "It was admitted and avowed that to deceive into Christianity was so valuable a service as to hallow deceit itself."
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

adi lim

Quote from: abud on 18 May 2012, 08:59:45 AM
Nona Ryu, kamu cuma copy paste dari dua bikkhu itu dan kamu udah ambil kesimpulan spt itu, mestinya kamu pake ilmu ehipassiko, datang, beli bukunya dan baca baru kamu buktikan. Kedua bikkhu itu terlalu emosional, tidak melihat objektifitas tujuan penulisan buku termasuk jenis apa?
Justru paling parah itu bikkhu aggacitto kayak orang kesurupan cara berbicaranya.

kemampuan anda hanya begini  :))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

adi lim

Quote from: Kainyn_Kutho on 18 May 2012, 08:52:33 AM
Nah, ini baru bikin senyum. ;D "Tidak ada pengalaman langsung", jadi hari gini masih ada orang yang pikir Injil itu ditulis langsung oleh Yesus, atau setidaknya jaman Yesus. 

Saya ulangi:
Injil Matius ditulis oleh Matius anak dari salah satu rasul, Alfeus, mantan pemungut cukai.
Injil Markus ditulis oleh Markus yang adalah kemenakan dari Barnabas, muridnya Petrus.
Injil Lukas ditulis oleh Lukas, seorang dokter yang dikonversi oleh Paulus.
Injil Yohanes DIDUGA ditulis oleh Yohanes, murid dari Yesus, tapi ini munculnya belakangan, sekitar tahun 90.

Jadi dari empat itu, sudah jelas ditulis bukan di jaman YK, apalagi oleh YK sendiri. Jadi sebetulnya sama saja semua hasil 'dengar-dengar', tapi kita bisa lihat sikap orang yang jujur dan yang tidak. Orang yang jujur mengakui bahwa itu semua hasil 'dengar-dengar' dengan mencantumkan 'evam me suttam', sedangkan yang tidak jujur... Yah, nilai sendiri deh, 'kan sudah pada dewasa.

------
Saya selalu berpikir hal debat seperti ini tidak perlu terjadi, Buddhis dan Kr1sten bisa jalan masing2 dengan damai. Tapi entah kenapa selalu saja dari pihak Kr1sten, banyak -walaupun tentu saja tidak semua- yang hobby sekali mengusik kepercayaan orang lain.

bold
gue baru tahu tuh
semoga kang ubud juga baru tahu, jadi selanjutnya tidak serampangan berbicara tentang tuhannya, malu ....
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

dipasena

#653
uda beberapa hari ini ngobrol ma josaphat, lucu sih... brani bahas kamma dan cetana, tp ketika ditanya apa kamma itu ? apa cetana itu ? eh malah copas tulisan orang lain, yg parah nya lg tulisan itu berasal dr web buddhist...

kan bertolak belakang dengan klaim dia, bahwa dia adalah mantan buddhist, menguasai ajaran buddhist luar dalam, pokok nya ciamik... baru masalah itu aja ga jelas, kesimpulan sementara, si josaphat tidak terlalu memahami ajaran buddhist, selain cm tau kulit dhamma dan suka utak atik gatuk ajaran buddhist berdasarkan sudut pandang kanesten. salah satu contoh ia mengatakan avijja adalah ketidaktahuan, menurut dia, ketidaktahuan atas tuhan dan sifat2 tuhan... tuinggg... mantap...

eniwei dato' cukup seneng, krn dapat inpo dr josaphat, bahwa mas bro a-su lg di negara lain menjajakan brewok, ketika balik ke indon mau balik debat ma dato', akhir nya si brewok mendengarkan doa dato' untuk ngobrol ma mas bro a-su... dato' sampai saat ini pun masih yakin si josaphat adalah mas bro a-su, dengan pola pikir yg sama, gaya bahasa yg sama. namun tetap masih ada penyangkalan... ;D

tuk si abud, uda byk yg ladeni disini, kesimpulan nya si abud adalah banci dan gay, krn sampai saat ini ia tidak memberikan alamat dia ke dato' ;D

sl99

yohanes
10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
10:12 sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.

Saya: Hanya gembala yang bodoh yang memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.

maaf oot :)
Vaya dhamma sankhara, appamadena sampadetha

dipasena

Quote from: Kainyn_Kutho on 18 May 2012, 08:52:33 AM
Nah, ini baru bikin senyum. ;D "Tidak ada pengalaman langsung", jadi hari gini masih ada orang yang pikir Injil itu ditulis langsung oleh Yesus, atau setidaknya jaman Yesus. 

Saya ulangi:
Injil Matius ditulis oleh Matius anak dari salah satu rasul, Alfeus, mantan pemungut cukai.
Injil Markus ditulis oleh Markus yang adalah kemenakan dari Barnabas, muridnya Petrus.
Injil Lukas ditulis oleh Lukas, seorang dokter yang dikonversi oleh Paulus.
Injil Yohanes DIDUGA ditulis oleh Yohanes, murid dari Yesus, tapi ini munculnya belakangan, sekitar tahun 90.

Jadi dari empat itu, sudah jelas ditulis bukan di jaman YK, apalagi oleh YK sendiri. Jadi sebetulnya sama saja semua hasil 'dengar-dengar', tapi kita bisa lihat sikap orang yang jujur dan yang tidak. Orang yang jujur mengakui bahwa itu semua hasil 'dengar-dengar' dengan mencantumkan 'evam me suttam', sedangkan yang tidak jujur... Yah, nilai sendiri deh, 'kan sudah pada dewasa.

------
Saya selalu berpikir hal debat seperti ini tidak perlu terjadi, Buddhis dan Kr1sten bisa jalan masing2 dengan damai. Tapi entah kenapa selalu saja dari pihak Kr1sten, banyak -walaupun tentu saja tidak semua- yang hobby sekali mengusik kepercayaan orang lain.




hehehe... tp klaim muncul sebaliknya, bahwa umat buddhist lah yg selalu mengusik orang kris ten, aneh emang, kenyataan di bolak balik. ga usa jauh2, topik ini pun hangat uda jelas, sumber masalah adalah buku kontroversi, ketika umat buddhist membahas, malah di katakan melecehkan pihak kris ten...

mengenai kitab2 di perjanjian baru. emang lucu klo sampe ada yg mengklaim bahwa kitab2 itu adalah asli dr si yesus ato murid2 nya, sedangkan kitab itu ditulis jauh setelah murid2 yesus berguguran, ups... naik ke surga maksud nya.

ada beberapa hal yg bs di perhatikan, cerita tentang yesus dalam perjanjian baru, antara satu kitab dengan kitab lain tidak sinkron. contoh cerita yesus ketika mendekati ajal nya :

(Matius 27:46) - "Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara   nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku,   mengapa Engkau meninggalkan Aku?"

(Markus 15:34) - "Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara   nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku,   mengapa Engkau meninggalkan Aku?

(Lukas 23:46) - "Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa,   ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia   menyerahkan nyawa-Nya."

(Yohanes 19:30) - "Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah   Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan   nyawa-Nya."

yg mana kah yg benar2 di ucapkan si yesus ? bukan kah di klaim bahwa cerita yesus di saksikan oleh para murid nya dan orang byk, mengapa bisa sampai terjadi perbedaan seperti ini ? mengapa kitab suci yg notabene menyatakan kebenaran bs jd rancu demikian ? (dato' bisa menunjukan puluhan kerancuan cerita yesus antara satu kitab dengan kitab lain nya)

hal kedua, alkitab sendiri mengalami begitu byk revisi ayat2 nya. apakah mungkin suatu kitab suci yg mengandung kebenaran dan merupakan firman tuhan tp bisa di revisi seenak nya ? hehehe...

hal ketiga, alkitab pada awalnya merupakan kitab yg tebal, terdiri dr berbagai kitab2, namun beberapa kitab di keluarkan. contoh nya 7 kitab deuterokanonika di PL, kitab yudas iskariot. apakah mungkin kitab suci dipilah2, mana yg masuk dalam kanonisasi, mana yg harus dikeluarkan.

debat tidak diperlukan, asalkan bisa menghargai keberadaan ajaran masing2. namun debat akan diperlukan ketika suatu agama mengkalim ajaran nya benar dengan cara menjelek2an/menjatuhkan ajaran agama lain. sejarah mencatat bahwa hal tersebut lah yg dilakukan oleh pihak nasrani selama bertahun2 terhadap pengikut ajaran agama lain. salah satu nya bisa dilihat di tulisan berikut : http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,20541.msg400059.html#msg400059 perhatikan saja gaya bahasa dalam menjajakan tuhan nya...

Mas Tidar

#656
Mau2nya jadi domba, bodoh lagi =)) :>- :>- :>- :>- :>-
Sayang ntar, ndak bisa sharing di DC ...


Quote from: sl99 on 19 May 2012, 09:43:36 PM
yohanes
10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
10:12 sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.

Saya: Hanya gembala yang bodoh yang memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.

maaf oot :)
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

will_i_am

Quote from: dato' tono on 19 May 2012, 09:50:54 PM
hal ketiga, alkitab pada awalnya merupakan kitab yg tebal, terdiri dr berbagai kitab2, namun beberapa kitab di keluarkan. contoh nya 7 kitab deuterokanonika di PL, kitab yudas iskariot. apakah mungkin kitab suci dipilah2, mana yg masuk dalam kanonisasi, mana yg harus dikeluarkan.
ada kitab yang suci, yang agak suci, setengah suci, kurang suci, dan tidak suci..
makanya perlu ada pemilahan...  ;D ;D ;D

Quote from: sl99 on 19 May 2012, 09:43:36 PM

Saya: Hanya gembala yang bodoh yang memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.

maaf oot :)
anda masih jadi domba lho, bukan gembala...  :P
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

dipasena

#658
ini sedikit inpo dari tetangga ;D - bagian I


Ada empat Injil yang diterima dan digunakan oleh umat kris ten saat ini yaitu  : 
  1. Injil Matius
  2. Injil  Markus
  3. Injil Lukas
  4. Injil Yohanes
Sebelumnya, pada masa-masa awal perkembangan kris ten, Injil tidak   hanya berjumlah empat tersebut di atas, melainkan puluhan bahkan   ratusan, karena pada saat itu sudah terdapat banyak sekte-sekte kris ten  dan setiap sekte memiliki Injil yang berbeda dengan Injil sekte-sekte kris ten lainnya.

Setiap sekte mengklaim Injilnya lah yang sesuai dengan ajaran sejati   Yesus, namun tidak ada satu injilpun yang betul-betul mencatat ajaran   Yesus secara akurat dan pasti, tidak ada satu Injilpun yang berisi secara pasti apa saja yang disabdakan oleh Yesus, semua telah bercampur   dengan penafsiran dan dugaan.

Hal di atas bukan pendapat seorang Muslim semata yang ingin menyampaikan bahwa Injil-Injil yang ada sekarang ini hanyalah berupa tafsiran atas ajaran Yesus dan kisah Yesus, namun hal tersebut di atas telah diakui oleh pihak intelektual kris ten sendiri seperti  :
Washington  Gladden, dalam bukunya Who Wrote the Bible, page 248 :
"Tidak seorangpun di bumi yang tahu, atau akan tahu, apa kata-kata  sebenarnya yang diucap-kan oleh Yesus dalam khutbahnya di atas bukit, dalam  pembicaraannya di pinggir mata air, dalam pesan-pesan terakhirnya kepada para muridnya?..dst...dst."

Atau seperti pengakuan blak-blakan seorang  Professor bernama J. Volkert dari St. mary's Theolohical College  :
"Harus diakui bahwa kadang-kadang para penulis Injil  menambahkan penafsiran theologis mereka sendiri kepada ucapan Yesus. Jelas bahwa  kita tidak bisa berharap ucapan Yesus dihasilkan kata demi kata?kita tidak bisa berharap reproduksi ajaib kata-kata yang pasti dari nabi kita yang suci. Selain itu, kita tidak memiliki kata-kata-nya sebagaimana yang diucapkan-nya dalam bahasa Ibunya."

Oleh karena banyak Injil yang terdapat dalam masyarakat kris ten pada   masa-masa awal perkembangannya, dan oleh karena masing-masing sekte mengklaim Injilnya paling sesuai dengan ajaran Yesus, maka hal ini dipandang akan mengakibatkan perpecahan dalam tubuh kris ten itu sendiri yang pada akhirnya dapat menghambat perkembangan agama kris ten, maka diputuskan  untuk memberlakukan Injil-Injil tertentu saja namun yang dapat mengakomodasi  semua sekte.

Singkat cerita, diputuskanlah empat injil yang diterima kanon- oleh gereja yang diharapkan dapat mengakomodasi semua sekte yang ada,    walaupun hal tersebut masih jauh dari harapan sekte-sekte yang Injil-nya   ditolak  -apokrif-, namun gereja yang berkuasa akhirnya berhasil menjadikan semua umat  kris ten menggunakan empat Injil yang telah ditentukan untuk digunakan secara  bersama-sama.

Ke-4  Injil kanonik tersebut adalah Injil yang "dikarang" oleh Matius, Markus, Lukas  dan Yohanes, dikatakan "dikarang" karena  mereka tidak menulis Injil berdasarkan kata-kata Yesus kata-demi-kata  atau sebagai saksi langsung, melainkan terinspirasi oleh kisah-kisah Yesus yang beredar di masyarakat pada saat itu baik berupa tulisan maupun lisan. Seperti yang ditulis oleh seorang  pengarang Injil yang bernama Lukas dalam Injil karangannya :

Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu. Injil Lukas 1:1-3.

Menurut Lukas sendiri, bahwa Injil karangannya adalah berdasarkan berita-berita yang beredar di masyarakat yang sampai kepada dirinya dan diselidikinya dengan seksama lalu diklaimnya sebagai suatu kebenaran.
Dari pernyataan Lukas sendiri dalam Injilnya  1:1-3 yang menyatakan "seperti yang disampaikan kepada kita oleh  mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman",  menunjukkan bahwa dia bukanlah murid Yesus dan bukan saksi langsung atas ajaran  Yesus, dia hanya menerima berita dari orang-orang yang menerima berita dari saksi mata dan murid-murid Yesus.

Namun, orang-orang kris ten awam  mengklaim, bahwa ke-4 pengarang   Injil adalah saksi mata kisah-kisah Yesus sekaligus sebagai murid-murid   Yesus. Orang kris ten awam menyatakan bahwa penulisan Injil adalah atas dasar bimbingan Roh Kudus sehingga akan terjamin kebenarannya, padahal para pengarang Injil sendiri tidak pernah menyatakan bahwa  Injilnya dikarang atas bimbingan Roh Kudus.

Mengapa perlu menyatakan bahwa ke-4 Injil kanonik yang sekarang ini ada ditulis oleh  empat orang murid Yesus dan atas  bimbingan Roh Kudus ?
Jawabannya adalah untuk memberikan pemahaman kepada umat kris ten bahwa Injil-Injil yang dulu berjumlah banyak selain yang empat adalah Injil-Injil yang tidak dikarang oleh murid-murid Yesus atau saksi saksi langsung dan bukan atas bimbingan Roh Kudus sehingga Injil-Injil tersebut selain yang empat tidak dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya.

Jawaban yang lain adalah agar ke-4  Injil yang ditentukan oleh gereja   untuk dikanon ? diterima – diyakini sebagai  Injil-Injil yang   merepresentasikan ajaran Yesus secara akurat.

Kita sebagai muslim yang awam terhadap sejarah Injil-Injil kanonik   "diterima- dan  Injil-Injil apokrif" ditolak- sebetulnya dapat menguji   dengan cara yang awam  pula yaitu dengan mengkritisi bukti-bukti yang ada dalam ke-4 Injil yang selalu  mereka dakwahkan kepada umat Islam dengan  pertanyaan awal "apa benar Injil-Injil yang didakwahkan kepada kita oleh para misionaris adalah Injil-Injil yang  ditulis oleh para murid   Yesus dan atas bimbingan Roh Kudus ??.

Di dalam  Injil karangan Yohanes, terdapat ayat yang sangat penting, sangat  menentukan keselamatan seorang kris ten yang mengaku sebagai pengikut Yesus dan sekaligus sebagai jaminan nyata dari Yesus untuk mencapai kese-lamatan, ayat  tersebut adalah :
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Injil Yohanes 14:6

Ayat tersebut mengisahkan, bahwa Yesus di hadapan murid-muridnya   -secara konteks Yudas tidak ada- menyampaikan bahwa dirinya adalah   jalan dan kebenaran, dan tidak ada seorangpun yang dapat  selamat sampai kepada Bapa/sorga kecuali melaui dirinya.

Tentu saja ayat  ini pantas jikalau dikatakan sebagai ayat yang MAHA  penting dan sebagai ayat emas bagi umat  Kristiani, karena tidak ada yang MAHA penting bagi manusia kecuali keselamatan hingga dapat mencapai sorga.

Tetapi sesuatu yang MAHA penting tersebut, ternyata tidak ditulis oleh ke-3 pengarang Injil yang lain yaitu  Matius, Markus dan Lukas. Bukankah telah diklaim bahwa  semua penulis Injil adalah murid-murid Yesus dan bukankah semua murid Yesus ada  dalam wejangan Yesus tersebut ?

Tentu saja hal ini mengundang pertanyaan yang sangat logis, benarkah para penulis Injil tersebut murid-murid Yesus dan atas bimbingan Roh Kudus dalam mengarang Injilnya  ?.

Apakah ke-3 penulis Injil yang lain lupa bahwa Yesus penah menyampaikan hal yang maha penting tersebut ? bukankah telah diklaim mereka mendapat bimbingan Roh Kudus dalam mengarang Injilnya ? apakah   mungkin  Roh Kudus yang alpha dalam membimbing sehingga lupa tentang wejangan Yesus yang  maha penting tersebut ?.

Atau jangan-jangan klaim yang mengatakan mereka sebagai murid-murid   Yesus dan atas bimbingan Roh Kudus adalah klaim kosong agar  mereka   meyakini saja akan kebenaran dan keabsahan ke-4 Injil tersebut di atas    ?.

Atau jangan-jangan Yohanes hanya mengarang ayat yang diatasnamakan  sebagai sabda Yesus agar manusia mengikuti ajaran Yesus dan tidak mengikuti ajaran yang lain ?

Dan masih banyak pertanyaan yang sangat logis dan kitabiah tentang   ayat tersebut, dan apabila dijawab hanya akan melahirkan pertanyaan-pertanyaan baru yang pada akhirnya tidak akan bisa dijawab kecuali  dengan doktrin.

Pertanyaan pertayaan tersebut adalah sangat wajar dan bahkan harus   dipertanyakan untuk menguji kebenaran sebuah ajaran, apakah ajaran    tersebut benar-benar dari ajaran Yesus atau hanya berupa tafsiran atas   berita yang berkembang di masyarakat atau hanya sekedar ajaran Yohanes belaka. Apalagi  Injil Yohanes dikarang setelah Yohanes berumur 90   tahun.

Mari kita  simpulkan sementara informasi-informasi seputar ayat tersebut :
  - Ditulis oleh Yohanes saja
  - Ayat tersebut MAHA penting
  - Ke-3 pengarang  yang lain alpha
  - Ke-4 pengarang diklaim murid Yesus
  - Ke-4 Injil dikarang  atas bimbingan Roh Kudus
  - Ayat tersebut MAHA penting
  - Ayat tersebut  disampaikan kepada semua murid

Kesimpulan sementara, adalah mustahil ke-4  penulis Injil adalah murid-murid Yesus dan saksi langsung serta mendapat bimbingan Roh Kudus dalam mengarang Injilnya.

ryu

Quote from: dato' tono on 19 May 2012, 09:13:29 PM
uda beberapa hari ini ngobrol ma josaphat, lucu sih... brani bahas kamma dan cetana, tp ketika ditanya apa kamma itu ? apa cetana itu ? eh malah copas tulisan orang lain, yg parah nya lg tulisan itu berasal dr web buddhist...

kan bertolak belakang dengan klaim dia, bahwa dia adalah mantan buddhist, menguasai ajaran buddhist luar dalam, pokok nya ciamik... baru masalah itu aja ga jelas, kesimpulan sementara, si josaphat tidak terlalu memahami ajaran buddhist, selain cm tau kulit dhamma dan suka utak atik gatuk ajaran buddhist berdasarkan sudut pandang kanesten. salah satu contoh ia mengatakan avijja adalah ketidaktahuan, menurut dia, ketidaktahuan atas tuhan dan sifat2 tuhan... tuinggg... mantap...

eniwei dato' cukup seneng, krn dapat inpo dr josaphat, bahwa mas bro a-su lg di negara lain menjajakan brewok, ketika balik ke indon mau balik debat ma dato', akhir nya si brewok mendengarkan doa dato' untuk ngobrol ma mas bro a-su... dato' sampai saat ini pun masih yakin si josaphat adalah mas bro a-su, dengan pola pikir yg sama, gaya bahasa yg sama. namun tetap masih ada penyangkalan... ;D

tuk si abud, uda byk yg ladeni disini, kesimpulan nya si abud adalah banci dan gay, krn sampai saat ini ia tidak memberikan alamat dia ke dato' ;D
soal pola pikir sama ya itu sudah pasti karena dari ajaran yang sama, bahkan si pengarang bukunya pun punya pola pikir yang sama.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))