News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Memahami Sutta Menggunakan Logika

Started by Satria, 25 May 2011, 02:02:51 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dipasena

Quote from: bond on 27 May 2011, 11:47:44 AM
Mkasud satria peninggit , alam ajaib= kantong doraemon  :P

yah... jgn lsng di vonis dulu, kita liat apa jawaban dari bapak satria... ntar kan keliatan apa yg dia maksud... ;D

williamhalim

Quote from: Uncle Rain on 27 May 2011, 12:01:56 PM
Maksudnya punya pribadi ganda gitu lohhh...

temen uncle gimana nih,

meditasi samatha, vipassana, lalu imaginasikan nafas masuk dan berkumpul dengan kebencian dironga dada lalu dihembuskan ke alam semesta...

ini meditasi gado2 namanya...  :))

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Uncle Rain

Quote from: williamhalim on 27 May 2011, 12:06:16 PM
temen uncle gimana nih,

meditasi samatha, vipassana, lalu imaginasikan nafas masuk dan berkumpul dengan kebencian dironga dada lalu dihembuskan ke alam semesta...

ini meditasi gado2 namanya...  :))

::
tak kirain dia memisahkan diri jadi 2 biji. trs yg 1 medit samatha dan 1 biji lagi medit vipassana.

fran

Sy sebenarnya sdh mulai menyukai cara berpikir bro Satria yg menguasai Logika..
Akan tetapi setelah baca posting2nya yg terakhir2 di thread ini, sepertinya kog Perasaan lbh dominan daripada Logikanya.. Piye toh ?
Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?

Satria

dengan meneguhkan tekad, kita harus mengembangkan perhatian terhadap nafas. lalu mengabaikan semua, selain dari nafas itu. pertahankan ini dalam jangka waktu lama. konsentrasi akan berkembang. seiring dengan berkembangnya konsentrasi, ketenanganpun berkembang. bila ketengan kita berkembang, thread yang hot ini akan berubah menjadi "tenang", setenang semilir angin yang berhembus dengan lembutnya. mari kita lihat, thread ini akan dipenuhi dengan ketenangan. setelah itu, keindahan akan terlihat.

No Pain No Gain

Quote from: Satria on 27 May 2011, 01:27:01 PM
dengan meneguhkan tekad, kita harus mengembangkan perhatian terhadap nafas. lalu mengabaikan semua, selain dari nafas itu. pertahankan ini dalam jangka waktu lama. konsentrasi akan berkembang. seiring dengan berkembangnya konsentrasi, ketenanganpun berkembang. bila ketengan kita berkembang, thread yang hot ini akan berubah menjadi "tenang", setenang semilir angin yang berhembus dengan lembutnya. mari kita lihat, thread ini akan dipenuhi dengan ketenangan. setelah itu, keindahan akan terlihat.

lebih tenang lagi kalo tdk ada tukang bual ;)
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Satria

dari kesakitan yang kita alami, dari penderitaan yang terjadi, dari sanalah kita harus memulai bermeditasi, menuju alam yang tenang dan bahagia.

tetapi, sebagaimana anda ketahui bahwa yang mengganggu kita untuk bisa mencapai samadhi adalah pikiran yang terus menerus berpikir. selama akar kebencian dan keserakahan belum tercabut, proses berpikir itu sulit sekali meredanya. maka perhatikanlah, sebenarnya apa yang telah kita benci, dan apa yang kita lekati?

Satria

Quote from: No Pain No Gain on 27 May 2011, 01:30:03 PM
lebih tenang lagi kalo tdk ada tukang bual ;)

mari kita perhatikan, dan mari kita buktikan, bila nyawa saya tidak terlalu cepat dicabut, kata-kata yang kotor akan tercabut pula dari thread ini, dan anda tidak akan memiliki kekuatan lagi untuk mengeluarkan kata-kata buruk dan menghina.karena thread ini akan dihiasi ketenangan dan kedamaian.  mari kita buktikan!

Satria

segala kata-kata buruk yang kita ucapkan, apakah akan berbuah kebaikan? mari kita melihat di dalam meditasi kita, buah karma dari setiap kata yang kita ucapkan. adakah yang bisa melihatnya?

Satria

kata-kata yang buruk, yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain, sebenarnya menyakiti diri sendiri, sebelum orang lain itu tersakiti. dan dirinya akan lebih sakit akibat kata-katanya sendiri, ketika melihat orang yang hendak disakitinya tak tersentuh sedikitpun. tujuannya untuk menyakiti tidak tercapai. di sini munculah penderitaan akibat tidak terpenuhinya harapan. setelah memahami ini, masihkan kita ingin menyakiti orang lain?

williamhalim

Quote from: Satria on 27 May 2011, 01:27:01 PM
dengan meneguhkan tekad, kita harus mengembangkan perhatian terhadap nafas. lalu mengabaikan semua, selain dari nafas itu. pertahankan ini dalam jangka waktu lama. konsentrasi akan berkembang. seiring dengan berkembangnya konsentrasi, ketenanganpun berkembang. bila ketengan kita berkembang, thread yang hot ini akan berubah menjadi "tenang", setenang semilir angin yang berhembus dengan lembutnya. mari kita lihat, thread ini akan dipenuhi dengan ketenangan. setelah itu, keindahan akan terlihat.

ini namanya bukan meditasi bersama, tapi usaha untuk mengirimkan 'sugesti' + 'getaran2 pikiran positif' ke lawan diskusi...

Memang akan ada effectnya, tapi itu jika ada yg benci kpd Bro Satria.. Kenyataannya, jika postingan yg bernada keras selama ini dimotivasi bukan krn benci, yah tetap saja akan berjalan seperti biasa...

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Satria

orang bijak tidak memilih kata-kata buruk untuk diucapkan. hanya kata-kata yang baik yang mereka pilih. semoga kita bisa mengikuti apa yang dipilih oleh orang-orang yang bijaksana.

Uncle Rain

Quote from: fran on 27 May 2011, 12:45:55 PM
Sy sebenarnya sdh mulai menyukai cara berpikir bro Satria yg menguasai Logika..
Akan tetapi setelah baca posting2nya yg terakhir2 di thread ini, sepertinya kog Perasaan lbh dominan daripada Logikanya.. Piye toh ?
Jangan jangan, ini nih yg katanya fans SATRIA "BAJA HITAM"via pm ?  :-?

Satria

kejujuran merupakan "modal utama" untuk bisa mencapai pencerahan vipasana. bila hati kita marah, katakan saja "marah", bila hati benci, katakan saja "benci", bila merasa jengekal, katakan saja "saya memang merasa jengkel", bila hati merasa kagum, katakan pula dengan jujur "saya merasa kagum". pengingkaran terhadap diri sendiri dapat membuat seseorang hidup di dalam ilusi, karena dia telah membohongi dirinya sendiri. maka, janganlah kita malu mengakui segala sesuatunya secara jujur kepada diri kita sendiri. bil saja kita tidak sanggup untuk berkata jujur, maka diam itu lebih baik dari pada berbohong.

lihatlah bagaimana saya membangun kemarahan pada diri anda semua, dan bagaimana kini saya merobohkannya kembali!

Satria

tidak perlu mencari "orang tolol" untuk membuat kita benci dan marah. bila saja kita mau memejamkan mata serta mengamati segala apa yang terjadi, maka kita bisa menemukan segala hal yang membencikan dan yang bisa membuat marah ada di dalam diri kita sendiri, termasuk "ketololan" itu. bila orang bijaksana menyebut tolol pada orang lain, maka akan di akhiri dengan perkataan "seperti halnya diriku". tapi orang tolol, bila menyebut tolol pada orang lain akan diakhiri dengan kalimat "tidak seperti halnya diriku", karena orang tolol tidak bisa melihat ketololan di dalam dirinya. hanya orang bijaksana yang melihat ketololan di dalam dirinya. masalahnya, bila di dalam diri orang bijak itu adalah ketololan, maka sebenarnya dia itu tolol atau bijaksana? renungkanlah itu, jika kalian berakal.