Jumpa fans Ajahn Brahm TB Gramedia Emporium Pluit 20 Mar 2011

Started by ndrosubiyanto, 13 March 2011, 10:00:14 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

ian chen

Sudah saya tanyakan melalui via fb. Tapi blum datap tangapannya :-?

ryu

nah karena mr wei pasti berkesempatan bertemu langsung dengan AB bijimana kalau nitip pertanyaan langsung ke beliau mengenai hal begini :
ada sesi foto bersama, ada foto2 sama cewe gak?
bagaimana rasanya jadi selebritis dan ada acara tanda tangannya?
kesan dan pesan buat warga DC yang memprotes jumpa fans dan tanda tangan ;D
tru soal biku liat pertujukan gitu apa boleh gak?
dll

oh ya kalau bisa di terjemahkan dulu ke inggris biar bisa di jawab langsung
;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

adi lim

Quote from: blood_demon on 13 March 2011, 10:38:08 AM
masalah pengunaan "KATA" jumpa fans, saya rasa itu adalah ide dari organisasi yg mengurus masalah penandatangan buku tersebut. Jgn dikit dikit dicelah donk. kagak baik.

apanya kagak baik ?
justru di cela karena tidak sesuai dengan apa yang seharusnya

apakah salah satu praktek Dhamma, adalah tanda tangan karya tulis Bhikkhu tsb dan tujuan ....... ?? apakah dengan adanya tanda tangan bisa membuat pembeli/pmbaca karya tulis Bhikkhu tsb bisa cepat dimengerti ??
atau Bhikkhu tsb melakukan nya sesuai dengan situasi kondisi terkini .......... ??

setahu saya seorang Bhikkhu harus sati terus terhadap prilaku sendiri melalui pikiran, ucapan, tindakan (termasuk Vinaya).


semoga bermanfaat


Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

adi lim

Quote from: ryu on 14 March 2011, 09:53:43 AM
nah karena mr wei pasti berkesempatan bertemu langsung dengan AB bijimana kalau nitip pertanyaan langsung ke beliau mengenai hal begini :
ada sesi foto bersama, ada foto2 sama cewe gak?
bagaimana rasanya jadi selebritis dan ada acara tanda tangannya?
kesan dan pesan buat warga DC yang memprotes jumpa fans dan tanda tangan ;D
tru soal biku liat pertujukan gitu apa boleh gak?
dll

oh ya kalau bisa di terjemahkan dulu ke inggris biar bisa di jawab langsung
;D

foto sudah sering !

tanda tangan di buku atau di baju umat !

_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Indra

Quote from: adi lim on 14 March 2011, 09:58:04 AM

apakah dengan adanya tanda tangan bisa membuat pembeli/pmbaca karya tulis Bhikkhu tsb bisa cepat dimengerti ??


tidak penting apakah pembaca dapat mengerti atau tidak, tapi yg jelas tanda tangan ini pasti dapat meningkatkan penjualan buku tsb

morpheus

Quote from: Umat Awam on 13 March 2011, 09:26:43 PM
Mohon kesediaan boz morpheus menjelaskan mengapa tidak ada yang salah dgn kegiatan tersebut?? supaya saya bisa tahu dari sudut pandang Boz Morpheus juga..  ^:)^

Saya pribadi tidak bermaksud mencela kegiatan tersebut, hanya merasa sepertinya kurang pantas aja.. atau hanya masalah bahasa??  ??? bahkan saya hanya memberikan pandangan yg berupa kritik terhadap kegiatan tsb(jumpa fans)..
kalo anda merasa tidak mencela dan bukan fundamentalis, ya berarti anda gak perlu merasa. gampang kan?

tujuan menjadi bhikkhu itu adalah menjadi pertapa, menurut doktrin theravada hanya ada 2: vipassana dhura dan dhamma dhura.

namun tidak bisa dipungkiri juga bhikkhu hidup di masyarakat, tinggal di vihara yang ada di tengah masyarakat, hidup dari makanan yang didanakan umat, juga mengajarkan dan sekaligus belajar dhamma bersama dengan umat. bhikkhu gak bisa mengurung diri di tengah2 kalangan eksklusif bhikkhu saja, atau mungkin hanya bergaul dengan para arahat saja, mereka mau gak mau harus berinteraksi dengan masyarakat, bersosialisasi.

sebagai resiko hidup sosial itu, ya tentunya wajar saja kalo muncul pengidolaan dan permintaan untuk foto bersama, tanda tangan buku dan ramah tamah. justru sangat kaku kalo bhikkhu menolak permintaan untuk bersosialisasi dan menjadi anti-sosial. dari sisi bhikkhu, tidak ada vinaya yang dilanggar. dari sisi fans, mungkin mereka merasa senang dan merasa mendapat banyak inspirasi. terlepas apa nama acaranya, dalam session ramah tamah itu selama si bhikkhu bisa mengarahkan yg lobha menjadi alobha, yg dosa menjadi adosa dan yg moha menjadi amoha, itu udah sangat bagus...

kita gak bisa mentalibankan dan memaksakan ideal bahwa segala yang berbau lobha, dosa, moha itu harus diharamkan dan tidak boleh disentuh. dengan ide talibanisasi gitu, ntar kalo gitu bhante kotbah di kamar aja, pake kamera dibroadcast ke dhammasala, soalnya ntar bhante bisa keliatan paha cewe putih mulus atau dada busung perawan manis. mungkin para donatur makanan bhante dicela gara2 ngasih makanan lezat, yang bisa membangkitkan lobha dan ego, cukup bubur hambar saja. atau gimana kalo anjali ke bhante dilarang aja sekalian, karena bisa bikin ego gede? gimana kalo cewek ke vihara dibungkus jubah aja? pemadaman nafsu itu ada di dalam, bukan ala taliban yaitu yg di luar bisa membangkitkan nafsu harus dibungkus rapat2 dan dilarang secara fisik.

di sini lagi2 saya merasa ada pemaksaan ideal kepada pihak lain, harus begini, harus begitu dan ini adalah gejala awal fundamentalisme dan pemaksaan kehendak pada orang lain. saat anda berhadapan dengan masyarakat, ideal tidak bisa dipaksakan. masyarakat terbentuk dari individu2 yang majemuk dan kelas pemahaman yg berbeda2. asal ada upaya untuk mengarahkan mereka ke arah yang lebih maju, itu udah cukup....
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

adi lim

Quote from: Indra on 14 March 2011, 10:01:03 AM
tidak penting apakah pembaca dapat mengerti atau tidak, tapi yg jelas tanda tangan ini pasti dapat meningkatkan penjualan buku tsb

dengan peningkatan penjualan buku tentunya bisa meraih KEUNTUNGAN lebih banyak !!
inikah yang namanya mencari keuntungan melalui penyebaran DHAMMA ??  ???

_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

bond

Quote from: adi lim on 14 March 2011, 09:47:37 AM
hidup ini bisa tidak bisa memuaskan semua pihak.
kalau memang kapasitas tidak cukup ! ya udah seadanya !
yang datang belakangan harus terima, mereka terlambat mau pulang, mau duduk diluar, mau tunggu di luar itu terserah masing2, mau kecewa itu juga urusan masing2.


Kalau kapasitas ruangan 1000 yang datang 4000
kalau ujan diluar biarkan saja ya?......apalagi luber ke jalan raya? apakah ini disebut menyadari situasi dan kondisi atau emang kepedulian sosialnya yang kurang dan tidak bernalar yang penting diri gue benar yang lain salah  ^-^


Quote

waktu acara Dhammadesana dengan banyak manusia bolak balik masuk ruangan, apakah hal yang baik ?

Sebaiknya diadakan survey saja kepada orang yang bolak-balik. Kenapa anda bolak -balik  ^-^ Kalau misalnya orang tersebut keluar mau kencing, apakah ia harus ngompol didalam ruangan  :))
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Mr. Wei

Quote from: adi lim on 14 March 2011, 09:47:37 AM
hidup ini bisa tidak bisa memuaskan semua pihak.
kalau memang kapasitas tidak cukup ! ya udah seadanya !
yang datang belakangan harus terima, mereka terlambat mau pulang, mau duduk diluar, mau tunggu di luar itu terserah masing2, mau kecewa itu juga urusan masing2.

waktu acara Dhammadesana dengan banyak manusia bolak balik masuk ruangan, apakah hal yang baik ?
di sutta Tipitaka, menceritakan jika waktu Dhammadesana dibabarkan oleh sang Bhagava, para siswa-i Bhikkhu, para Dewata yang hadir tidak ada yang bersuara dan dengan hening mendengarkan, itu karena penghormatan terhadap DHAMMA
benar2 sangat di AGUNGKAN.

semoga bermanfaat



Ya sudah, berarti pandangan kita beda, terima kasih atas pendapatnya :)

Mr. Wei

Quote from: ryu on 14 March 2011, 09:53:43 AM
nah karena mr wei pasti berkesempatan bertemu langsung dengan AB bijimana kalau nitip pertanyaan langsung ke beliau mengenai hal begini :
ada sesi foto bersama, ada foto2 sama cewe gak?
bagaimana rasanya jadi selebritis dan ada acara tanda tangannya?
kesan dan pesan buat warga DC yang memprotes jumpa fans dan tanda tangan ;D
tru soal biku liat pertujukan gitu apa boleh gak?
dll

oh ya kalau bisa di terjemahkan dulu ke inggris biar bisa di jawab langsung
;D

Saya gak tahu bisa bertemu langsung atau gak, karena pasti panitia yang lebih senior dari saya pasti pengen ketemu AB juga, dan mau gak mau yang muda ngalah dulu ;D tapi kalau memang ada kesempatan berbicara langsung dengan beliau, saya akan tanyakan dan saya post di sini jawabannya. Tapi kalau tidak bisa berkesempatan berbicara langsung dengan beliau, saya minta maaf...

Quote from: morpheus on 14 March 2011, 10:06:22 AM
kalo anda merasa tidak mencela dan bukan fundamentalis, ya berarti anda gak perlu merasa. gampang kan?

tujuan menjadi bhikkhu itu adalah menjadi pertapa, menurut doktrin theravada hanya ada 2: vipassana dhura dan dhamma dhura.

namun tidak bisa dipungkiri juga bhikkhu hidup di masyarakat, tinggal di vihara yang ada di tengah masyarakat, hidup dari makanan yang didanakan umat, juga mengajarkan dan sekaligus belajar dhamma bersama dengan umat. bhikkhu gak bisa mengurung diri di tengah2 kalangan eksklusif bhikkhu saja, atau mungkin hanya bergaul dengan para arahat saja, mereka mau gak mau harus berinteraksi dengan masyarakat, bersosialisasi.

sebagai resiko hidup sosial itu, ya tentunya wajar saja kalo muncul pengidolaan dan permintaan untuk foto bersama, tanda tangan buku dan ramah tamah. justru sangat kaku kalo bhikkhu menolak permintaan untuk bersosialisasi dan menjadi anti-sosial. dari sisi bhikkhu, tidak ada vinaya yang dilanggar. dari sisi fans, mungkin mereka merasa senang dan merasa mendapat banyak inspirasi. terlepas apa nama acaranya, dalam session ramah tamah itu selama si bhikkhu bisa mengarahkan yg lobha menjadi alobha, yg dosa menjadi adosa dan yg moha menjadi amoha, itu udah sangat bagus...

kita gak bisa mentalibankan dan memaksakan ideal bahwa segala yang berbau lobha, dosa, moha itu harus diharamkan dan tidak boleh disentuh. dengan ide talibanisasi gitu, ntar kalo gitu bhante kotbah di kamar aja, pake kamera dibroadcast ke dhammasala, soalnya ntar bhante bisa keliatan paha cewe putih mulus atau dada busung perawan manis. mungkin para donatur makanan bhante dicela gara2 ngasih makanan lezat, yang bisa membangkitkan lobha dan ego, cukup bubur hambar saja. atau gimana kalo anjali ke bhante dilarang aja sekalian, karena bisa bikin ego gede? gimana kalo cewek ke vihara dibungkus jubah aja? pemadaman nafsu itu ada di dalam, bukan ala taliban yaitu yg di luar bisa membangkitkan nafsu harus dibungkus rapat2 dan dilarang secara fisik.

di sini lagi2 saya merasa ada pemaksaan ideal kepada pihak lain, harus begini, harus begitu dan ini adalah gejala awal fundamentalisme dan pemaksaan kehendak pada orang lain. saat anda berhadapan dengan masyarakat, ideal tidak bisa dipaksakan. masyarakat terbentuk dari individu2 yang majemuk dan kelas pemahaman yg berbeda2. asal ada upaya untuk mengarahkan mereka ke arah yang lebih maju, itu udah cukup....


Pendapat yang sangat segar _/\_

Quote from: bond on 14 March 2011, 10:25:12 AM
Kalau kapasitas ruangan 1000 yang datang 4000
kalau ujan diluar biarkan saja ya?......apalagi luber ke jalan raya? apakah ini disebut menyadari situasi dan kondisi atau emang kepedulian sosialnya yang kurang dan tidak bernalar yang penting diri gue benar yang lain salah  ^-^


Sebaiknya diadakan survey saja kepada orang yang bolak-balik. Kenapa anda bolak -balik  ^-^ Kalau misalnya orang tersebut keluar mau kencing, apakah ia harus ngompol didalam ruangan  :))

Papa Bond, lama tak jumpa, salam untuk anda _/\_

bond

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

whatthe

ikut gabung, yg lebih parah, yg tidak dapat tiket, ga boleh masuk, saya ga dapat tiket nya, jadi ga boleh masuk, kok denger ceramah bhikkhu ga boleh masuk? wah kayak konser aja
What is the world mean? It's unlimited, unrecognized. So why you stucking here?

stephen chow

Quote from: Mr. Wei on 14 March 2011, 09:32:43 AM
Saya setuju bahwa memang idealnya Dhammadesana dilakukan di vihara. Saya sangat setuju dengan pemikiran ini. Tapi pertimbangan kami adalah, dengan pembicara setenar AB, kapasitas 1500 orang tentu tidak akan mencukupi, gak mungkin kan karena tempatnya penuh, kami memulangkan umat2 yang datang belakangan? Bisa2 mereka kecewa. Maka itu kami mencoba untuk menggunakan ballroom Central Park dengan kapasitas 4000++ orang agar bisa mencukupi kebutuhan umat.
Perlu dilihat, masalah itu terjadi karena umat kebanyakan atau faktor lainnya, misal sound system yang suaranya kurang jernih, kurang keras; atau suhu ruangannya kurang nyaman. Kami di VPDS (baik di vihara maupun untuk acara AB nanti) selalu memerhatikan sound system dan AC secara khusus, bahkan di VPDS dulu kami membuka 'kursus gak resmi' dalam mengoperasikan sound system bagi para pengurus yang berminat, karena sound system itu faktor yang sangat penting.
Kami juga dalam setiap kebaktian selalu menghimbau agar umat menghindari ngobrol selama kebaktian dan menghimbau untuk menonaktifkan atau mensilentkan hape. Bagi yang ingin menelepon, kami himbau untuk keluar dulu teleponnya agar tidak mengganggu orang lain.
Saya lumayan setuju jika di vihara saja.. Kalo soal kapasitas sedikit dan takut ada yg datang terus tidak dapat tempat karena penuh.. Ya jauh2 hari ya buat undangan saja, buat pengumunan ada yg ceramah dan jika berminat datang langsung ke vihara tersebut ambil undangan, kalo perlu jika yg datang 1 orang di batasi berapa undangan ambilnya, kalo lebih perlu lagi 1 orang yg datang ya 1 undangan saja boleh ambil, jika orang2 berminat sekali ya pasti datang langsung walaupun ada halangan.. Hal ini baru saya tahu karena hari jumat 11 maret 2011 saya pertama kali ke Vihara Dharma Suci PIK dengar ceramah Y.M Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera.. Saya melihat ada poster di tempat lain ada penceramah di suatu vihara makanya saya ada minat walaupun saya tidak kenal yg ceramah siapa.. Jujur saya sangat berminat sekali jika mendengar ceramah karena bisa mendapatkan manfaat yg sangat bagus sekali kadang kala.. Saya ambil undangan 1 minggu sebelumnya cuma ambil 1 undangan, walaupun pas tiba hari H ternyata masuk tidak perlu undangan. Hahahahaha.. Mungkin kapasitas masih memadai makanya tidak perlu tunjukin undangan..
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Mr. Wei

Bro whatthe, untuk acara yang kapan? Tangggal 27 Maret yang diadakan oleh VPDS bukan? Kalau iya, bro telepon 66605358, minta tiket AB yang kecil. Karena ternyata kursi sejumlah 4000 orang pun masih belum cukup untuk mengakomodasi umat, kami menggunakan ruang pre-function room bagi orang ke 4001 dst. Bedanya, di sana bro bisa melihat AB melalui layar proyektor yang terhubung dengan ballroom (ruangan utama untuk Dhammatalk nanti), tapi seperti biasa, tetap GRATIS :)

bond

Quote from: whatthe on 14 March 2011, 10:38:20 AM
ikut gabung, yg lebih parah, yg tidak dapat tiket, ga boleh masuk, saya ga dapat tiket nya, jadi ga boleh masuk, kok denger ceramah bhikkhu ga boleh masuk? wah kayak konser aja

Supaya tidak seperti konser lain kali  anda yang menjadi ketua panitia dan menjadi penyelenggaranya saja agar acaranya sesuai yang anda harapkan. Ditunggu kesediaanya...
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada