News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

3 x 8 = 23

Started by hemayanti, 11 March 2011, 07:39:38 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

hemayanti

Quote from: Kainyn_Kutho on 28 January 2012, 09:49:37 AM
[at]  Hema

Hanya membandingkan saja. Walaupun suatu perkataan menyenangkan, tapi bukan kebenaran, tidak akan dikatakan oleh Tathagata.

Dalam kisah ini, Confucius memang menyelamatkan nyawa si bodoh, tapi ia jelas 'memerkosa' hak jabatan si Yan Hui. Ini adalah tindakan yang tidak adil. Kita boleh menyelamatkan orang lain dengan usaha kita, atau bahkan mengorbankan diri kita, namun kita tidak berhak mengorbankan orang lain untuk menyelamatkan orang lain lagi.

[spoiler]Waktu Dhammasakaccha di Siripada, pernah keluar topik tentang penjaga rel yang melihat kereta akan menabrak 10 orang dan dia punya pilihan untuk mengubah jalur kereta sehingga hanya menabrak 1 orang. Saya katakan bahwa 1 orang itu memang punya hak hidup, jadi tidak pantas kita mengorbankan dia karena kesalahan (tempat) 10 orang lain.[/spoiler]

Sementara untuk kisah2 berikutnya (petir & hampir bunuh orang) sebetulnya adalah kasus yang berbeda sama sekali untuk 'menggiring opini' bahwa Confucius ini bijak & 'mahatahu' sehingga tindakannya tidak mungkin keliru, pasti untuk kebaikan semua orang.
Confucius jelas tidak ada apa2nya dibandingkan Tathagata. ;D
dalam kasus kereta api diatas, apakah lebih baik membiarkan saja keretanya menabrak 10 orang yang salah tempat, om kainyn?
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

cumi polos

Quote from: wang ai lie on 28 January 2012, 03:42:41 PM
example please , jika anda bijak tolong jabarkan lebih lanjut jika ada hal seperti itu :)

maka kedua kepala batu pun menghadap,

syaratnya udah tentu hrs lucutin senjata sebelum mendptkan jawaban..
dan mereka diadu tinju2an..serta diberi pelajaran..............
dan kakinya diikat dgn ranti besi... supaya gak kemana-mana...

8x3 dpt dibuktikan....
dgn mereka merasakan tinju2an bisa sakit lhooo
merryXmas n happyNewYYYY 2018

hemayanti

Quote from: cumi polos on 28 January 2012, 09:31:50 PM
maka kedua kepala batu pun menghadap,

syaratnya udah tentu hrs lucutin senjata sebelum mendptkan jawaban..
dan mereka diadu tinju2an..serta diberi pelajaran..............
dan kakinya diikat dgn ranti besi... supaya gak kemana-mana...

8x3 dpt dibuktikan....
dgn mereka merasakan tinju2an bisa sakit lhooo
loh, malah jadi tinju2an.. ???
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

will_i_am

Quote from: hemayanti on 28 January 2012, 05:46:15 PM
Confucius jelas tidak ada apa2nya dibandingkan Tathagata. ;D
yang ini perlu disensor nih cc... ;D ;D ;D
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

hemayanti

Quote from: will_i_am on 29 January 2012, 09:41:14 AM
yang ini perlu disensor nih cc... ;D ;D ;D
tapi memang benar begitu kan. :)
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

will_i_am

Quote from: hemayanti on 29 January 2012, 08:31:29 PM
tapi memang benar begitu kan. :)
kalau menurut kita emang benar begitu..
tapi kalau menurut penganut kong hu cu, ya beda lagi dong cc..   :)
nanti kalau kebetulan ada umat tetangga yang baca kan bisa mengundang masalah.. ;D ;D
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

K.K.

Quote from: hemayanti on 28 January 2012, 05:46:15 PM
Confucius jelas tidak ada apa2nya dibandingkan Tathagata. ;D
dalam kasus kereta api diatas, apakah lebih baik membiarkan saja keretanya menabrak 10 orang yang salah tempat, om kainyn?
Untuk yang itu, saya bilang kita boleh mengusahakan apapun untuk menyelamatkan 10 orang yang salah tempat, bahkan kalau perlu, mengorbankan diri pun silahkan. Tapi dalam prosesnya, tidak boleh mengorbankan orang lain yang tidak bersalah.

Jika sudah dilakukan usaha penyelamatan namun 10 orang tetap mati, maka perbuatan baik (usaha menyelamatkan) telah terjadi, walaupun tidak berhasil mengurangi/menghilangakan buah kamma buruk 10 orang itu (yang tetap mati). Jika kita mengorbankan yang 1 itu, maka itu adalah pembunuhan.


Rico Tsiau

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 January 2012, 09:28:17 AM
Untuk yang itu, saya bilang kita boleh mengusahakan apapun untuk menyelamatkan 10 orang yang salah tempat, bahkan kalau perlu, mengorbankan diri pun silahkan. Tapi dalam prosesnya, tidak boleh mengorbankan orang lain yang tidak bersalah.

Jika sudah dilakukan usaha penyelamatan namun 10 orang tetap mati, maka perbuatan baik (usaha menyelamatkan) telah terjadi, walaupun tidak berhasil mengurangi/menghilangakan buah kamma buruk 10 orang itu (yang tetap mati). Jika kita mengorbankan yang 1 itu, maka itu adalah pembunuhan.

setuju sama ini

wang ai lie

#23
Quote from: cumi polos on 28 January 2012, 09:31:50 PM
maka kedua kepala batu pun menghadap,

syaratnya udah tentu hrs lucutin senjata sebelum mendptkan jawaban..
dan mereka diadu tinju2an..serta diberi pelajaran..............
dan kakinya diikat dgn ranti besi... supaya gak kemana-mana...

8x3 dpt dibuktikan....
dgn mereka merasakan tinju2an bisa sakit lhooo

apakah tindakan bijaksana menyuruh mereka berkelahi?  ???


kenapa tidak di beri jawaban yg sebenarnya saja sambil memberi masukan serta penjelasan dan menjadi penengah agar muridnya tidak memenggal kepala orang tersebut, dan si murid pastinya tidak akan emosi atau melakukan pembunuhan
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

hemayanti

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 January 2012, 09:28:17 AM
Untuk yang itu, saya bilang kita boleh mengusahakan apapun untuk menyelamatkan 10 orang yang salah tempat, bahkan kalau perlu, mengorbankan diri pun silahkan. Tapi dalam prosesnya, tidak boleh mengorbankan orang lain yang tidak bersalah.

Jika sudah dilakukan usaha penyelamatan namun 10 orang tetap mati, maka perbuatan baik (usaha menyelamatkan) telah terjadi, walaupun tidak berhasil mengurangi/menghilangakan buah kamma buruk 10 orang itu (yang tetap mati). Jika kita mengorbankan yang 1 itu, maka itu adalah pembunuhan.
tanya lagi ya om kainyn ;D
seandainya om kainyn ada diposisi si penjaga rel, apa yang akan om kainyn lakukan?
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

K.K.

Quote from: hemayanti on 30 January 2012, 06:29:32 PM
tanya lagi ya om kainyn ;D
seandainya om kainyn ada diposisi si penjaga rel, apa yang akan om kainyn lakukan?
Mengusahakan agar 10 orang bodoh itu tahu selekasnya bahwa di ada di tempat yang salah.

M14ka

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 January 2012, 09:28:17 AM
Untuk yang itu, saya bilang kita boleh mengusahakan apapun untuk menyelamatkan 10 orang yang salah tempat, bahkan kalau perlu, mengorbankan diri pun silahkan. Tapi dalam prosesnya, tidak boleh mengorbankan orang lain yang tidak bersalah.

Jika sudah dilakukan usaha penyelamatan namun 10 orang tetap mati, maka perbuatan baik (usaha menyelamatkan) telah terjadi, walaupun tidak berhasil mengurangi/menghilangakan buah kamma buruk 10 orang itu (yang tetap mati). Jika kita mengorbankan yang 1 itu, maka itu adalah pembunuhan.

apakah usaha menyelamatkan 10 orang itu gak berbuah baik sehingga dapat menutupi kamma buruk dari pembunuhan?

K.K.

Quote from: M14ka on 31 January 2012, 09:36:11 AM
apakah usaha menyelamatkan 10 orang itu gak berbuah baik sehingga dapat menutupi kamma buruk dari pembunuhan?
Daripada tamak akan karma baik, lebih baik menghentikan semua jenis kejahatan, termasuk membunuh. Tidak dapat karma baik tidak akan membuat kita celaka, namun membunuh akan membuat kita celaka.

Saya kasih contoh ekstrem lagi, 100 (jangan 10) orang sedang mabuk-mabukan jadi berjalan di rel yang salah. Di antara mereka habis mencuri dan menipu untuk mendapat uang, lalu sebagian lagi sambil mabuk juga berpesta seks.

Di rel lain, ada seorang Arahat yang mengetahui rel tersebut tidak ada keretanya, lalu sedang meditasi jalan mondar-mandir dengan penuh kesadaran. Lalu ada kereta yang akan melintas, Sis Terwelu jadi tukang jaga relnya. Dengan 'matematika karma', membunuh 1 orang, bisakah lepas dari akibat buruknya karena telah menyelamatkan 100 orang?

M14ka

Quote from: Kainyn_Kutho on 31 January 2012, 10:57:08 AM
Daripada tamak akan karma baik, lebih baik menghentikan semua jenis kejahatan, termasuk membunuh. Tidak dapat karma baik tidak akan membuat kita celaka, namun membunuh akan membuat kita celaka.

Saya kasih contoh ekstrem lagi, 100 (jangan 10) orang sedang mabuk-mabukan jadi berjalan di rel yang salah. Di antara mereka habis mencuri dan menipu untuk mendapat uang, lalu sebagian lagi sambil mabuk juga berpesta seks.

Di rel lain, ada seorang Arahat yang mengetahui rel tersebut tidak ada keretanya, lalu sedang meditasi jalan mondar-mandir dengan penuh kesadaran. Lalu ada kereta yang akan melintas, Sis Terwelu jadi tukang jaga relnya. Dengan 'matematika karma', membunuh 1 orang, bisakah lepas dari akibat buruknya karena telah menyelamatkan 100 orang?

bkn objek itu netral ya kk?  :P kt kan ga kenal sama org itu.. gmn kalo atasan yg menyuruh ganti rel? apakah ttp mengorbankan 10 org demi 1 org kk?

K.K.

Quote from: M14ka on 31 January 2012, 11:03:34 AM
bkn objek itu netral ya kk?  :P kt kan ga kenal sama org itu.. gmn kalo atasan yg menyuruh ganti rel? apakah ttp mengorbankan 10 org demi 1 org kk?
Objek itu netral, tapi setiap objek memang berbeda. Misalnya Sis Terwelu pegang ember dan setrika panas, walaupun objeknya netral, kalau dipegang hasilnya beda.

Begitu juga objek dari kamma, walaupun niatnya sama, jika dilakukan terhadap orang yang memiliki moralitas tinggi, perbuatan baik maupun buruk, menghasilkan lebih banyak. Menurut teori kamma begitu.