Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!

Started by Peacemind, 20 February 2011, 03:23:34 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

K.K.

Quote from: wang ai lie on 10 March 2011, 02:15:28 PM
memang betul hanya oknum tertentu tapi yang di sayang kan , oknum tersebut kebanyakan dari pembimbing rohaninya (pendeta)
contoh saja papah saya yg meninggal 1 tahun kemaren, saudara saya yg katholik ingin supaya papah saya di doakan secara katholik oleh seorang romo, tapi apa yg terjadi ? bukan romo yg hadir dan mendoakan tapi seorang flater , andai ada pemberitahuan dan alasan yg jelas tidak mungkin kita kecewa, selang tidak lama ada tetangga saya yg meninggal dia orang kaya juga seorang katholik dan walau harus membatalkan acara di suatu tempat , romo itu mau datang ke tempat persemayaman untuk mendoakan . kejadian seperti ini juga pernah di alami teman saya yg beragama kr****n
Supaya tidak kecewa, saya bocorkan dulu. Di kalangan Buddhis juga hal seperti itu adalah umum. Bahkan belum lama ini Suhu (Sumedho) cerita mau adakan upacara pemakaman sudah diberi tarifnya dulu, per bhiksu yang hadir x juta. 

Semua manusia sebetulnya sama saja dengan masing-masing keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathinnya. Hanya saja beda komunitas, beda 'warna' ekspresinya. Seperti umat Kr1sten menyanyikan kebodohan dengan pop, umat Buddha pakai jazz. Tapi intinya kebodohan juga. Jadi kalo boleh saya sarankan, jangan cari 'komunitas'-nya, tapi cari ajarannya.


wang ai lie

Quote from: rooney on 10 March 2011, 02:19:29 PM
Memangnya ada perbedaan didoakan sama romo dengan frater ?  ;D

bagi orang ka****k itu ada perbedaannya, kalo penjabarannya saya tidak tau  ;D maklum cupu

Quote from: rooney on 10 March 2011, 02:19:29 PM
Berarti bisa disimpulkan bro Wang kecewa sama prilaku umat (termasuk pastor, frater, bruder, suster, dll) sepertinya ya... Bagaimana jika bertemu dengan umat Buddha atau bhikku yang tingkah lakunya dipandang buruk ?  :-?
kalo soal kecewa tentang prilaku umat itu tidak pernah saya ucapkan bro rooney, tapi yg saya sebutkan di atas adalah seorang pemimpin (pendeta/romo)
kalo saya ketemu bhikku yang bertingkah lakunya di pandang buruk :) moga2 sih gak ada ya.. hehehe . tapi saat ini pikiran dan cara pandang saya sudah agak terbuka, saya tidak peduli soal oknum2 tertentu yg menggunakan agama untuk kepentingan pribadi. yg saya pedulikan adalah bagaimana saya bisa menjadi orang yg baik , baik itu untuk keluarga,orang tua,kerabat,saudara,teman maupun orang lain dan  yg saya cari adalah kedamaian, mohon di koreksi jika ada kesalahan   _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

wang ai lie

Quote from: Kainyn_Kutho on 10 March 2011, 02:52:08 PM
Supaya tidak kecewa, saya bocorkan dulu. Di kalangan Buddhis juga hal seperti itu adalah umum. Bahkan belum lama ini Suhu (Sumedho) cerita mau adakan upacara pemakaman sudah diberi tarifnya dulu, per bhiksu yang hadir x juta. 

Semua manusia sebetulnya sama saja dengan masing-masing keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathinnya. Hanya saja beda komunitas, beda 'warna' ekspresinya. Seperti umat Kr1sten menyanyikan kebodohan dengan pop, umat Buddha pakai jazz. Tapi intinya kebodohan juga. Jadi kalo boleh saya sarankan, jangan cari 'komunitas'-nya, tapi cari ajarannya.

kalau soal tarif itu memang sudah tau kk :) semua memang seperti itu.

betul sekali kata kk kainyn_kutho kalo kita tidak mencari komunitas tapi ajarannya lah yg di cari, thx atas masukannya  _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

williamhalim

Quote from: Kainyn_Kutho on 10 March 2011, 02:52:08 PM
Supaya tidak kecewa, saya bocorkan dulu. Di kalangan Buddhis juga hal seperti itu adalah umum. Bahkan belum lama ini Suhu (Sumedho) cerita mau adakan upacara pemakaman sudah diberi tarifnya dulu, per bhiksu yang hadir x juta. 

grrr... kalau ketemu bhikkhu begini, tak gundulin dia  :ngomel:

Quote
Semua manusia sebetulnya sama saja dengan masing-masing keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathinnya. Hanya saja beda komunitas, beda 'warna' ekspresinya. Seperti umat Kr1sten menyanyikan kebodohan dengan pop, umat Buddha pakai jazz. Tapi intinya kebodohan juga. Jadi kalo boleh saya sarankan, jangan cari 'komunitas'-nya, tapi cari ajarannya.

Saya setuju dengan Bro Kai...

Pertama kali mengenal Buddhisme, saya juga mencari 'komunitas' (ini wajar kali ya? sama seperti pertama kali hobby sepedaan, akan segera mencari rekan2 sesama bikers  ;D  untuk saling asah-asih -asuh). Akhirnya kecewa juga krn komunitas yg sy temui hanya sibuk dengan kegiatan muda-mudi dan aktivitas2 lainnya -sama sekali ga pernah memahas dhamma- .... yah, jadinya single-fighter aja... dan lonesome cowboy begini ternyata lumayan juga-lah, jadi berangsur2 nggak bandel lagi seperti dulu  :P

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: williamhalim on 10 March 2011, 03:43:58 PM
grrr... kalau ketemu bhikkhu begini, tak gundulin dia  :ngomel:
Lha, 'kan memang sudah gundul. :D


QuoteSaya setuju dengan Bro Kai...

Pertama kali mengenal Buddhisme, saya juga mencari 'komunitas' (ini wajar kali ya? sama seperti pertama kali hobby sepedaan, akan segera mencari rekan2 sesama bikers  ;D  untuk saling asah-asih -asuh). Akhirnya kecewa juga krn komunitas yg sy temui hanya sibuk dengan kegiatan muda-mudi dan aktivitas2 lainnya -sama sekali ga pernah memahas dhamma- .... yah, jadinya single-fighter aja... dan lonesome cowboy begini ternyata lumayan juga-lah, jadi berangsur2 nggak bandel lagi seperti dulu  :P

::
Wah, kita senasib, mirip-mirip. Waktu ketemu DC, ngelihat banyak Buddhis yang minimal tahu Tipitaka, baru saya pikir cocok untuk 'bertengger' di sini.

wang ai lie

Quote from: williamhalim on 10 March 2011, 03:43:58 PM
grrr... kalau ketemu bhikkhu begini, tak gundulin dia  :ngomel:
gimana mo ngengundulinnya yak ...  :-? bhikku kan emang gundul.. :)) ^:)^ ^:)^

Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

Yang gundul kan kepalanya aja. Masih banyak rambut di bagian tubuh yang mungkin aja masih lebat.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

wang ai lie

Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 10 March 2011, 09:38:39 PM
Yang gundul kan kepalanya aja. Masih banyak rambut di bagian tubuh yang mungkin aja masih lebat.

maksudnya bulu ketek ya kk =))   ^:)^ ^:)^ just kidding
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

ryu

Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 10 March 2011, 09:38:39 PM
Yang gundul kan kepalanya aja. Masih banyak rambut di bagian tubuh yang mungkin aja masih lebat.
secara namanya gundul khan rambut, kalau bulu yang lain ga tau tuh namanya =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

williamhalim

Quote from: ryu on 11 March 2011, 06:56:54 AM
secara namanya gundul khan rambut, kalau bulu yang lain ga tau tuh namanya =))

:)) benar, tapi 'yg lain' itu sy upahin orang lain aja yg gundulin, ogah ente nge-gundulin 'yg lain' itu  :-&

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

yudiboy

Gundul inilah yang menyebabkan Agama keresten bisa berkacak pinggang....

tau sebabnya ???

Jes*s membelah laut...Bhikku ada yang bisa
Jes*s Membelah gunung...Bhikku juga bisa
jes*s bisa terbang...banyak Bhikku yang bisa...
Soal ngilang kalau jes*s bisa....Bhikku pun bisa....
Apa yang jes*s bisa...Bhikku Pun bisa

Cuma satu hal....Jes*s rambutnya bisa Belah tengah....Bhikku gak bisa....hehhehehhe

Lucu gak....kalau gak lucu..gpp
saya bertekad mau menjadi orang baik....tidak selingkuh...menopang orang tua...menjadi ayah yang baik...dan bermanfaat bagi orang banyak

K.K.

Quote from: yudiboy on 11 March 2011, 10:54:47 AM
Gundul inilah yang menyebabkan Agama keresten bisa berkacak pinggang....

tau sebabnya ???

Jes*s membelah laut...Bhikku ada yang bisa
Jes*s Membelah gunung...Bhikku juga bisa
jes*s bisa terbang...banyak Bhikku yang bisa...
Soal ngilang kalau jes*s bisa....Bhikku pun bisa....
Apa yang jes*s bisa...Bhikku Pun bisa

Cuma satu hal....Jes*s rambutnya bisa Belah tengah....Bhikku gak bisa....hehhehehhe

Lucu gak....kalau gak lucu..gpp

Koreksi: JC ga pernah belah laut, itu Moses. Belah gunung juga tidak, cuma dibilang kalo punya iman bisa pindahin gunung. Terbang juga tidak pernah, hanya dikisahkan sekali waktu 'diangkat' ke sorga. Itu pun di kitab yang ditambahkan belakangan. Menghilang juga tidak pernah, yang dikisahkan itu sudah bangkit dan pergi dari kubur sehingga kuburnya kosong.

Dan lagi-lagi, JC tidak pernah dibilang belah tengah. Penggambarannya dengan jubah merah-biru, rambut panjang dan berjenggot pun sebetulnya hanya reka-reka saja. Dulu digambarkan matanya biru (karena artisnya mungkin orang kaukasia), belakangan sudah mulai dikoreksi jadi coklat lagi. Yang pasti, JC tidak punya rumah, tidak bawa kepemilikian/uang, mengajar dan 'terima dana' dari umat. Kalau digambarkan kepalanya plontos + jubahnya kuning, akan mirip dengan 'sesuatu'.

williamhalim

Quote from: Kainyn_Kutho on 11 March 2011, 11:07:59 AM

Dan lagi-lagi, JC tidak pernah dibilang belah tengah. Penggambarannya dengan jubah merah-biru, rambut panjang dan berjenggot pun sebetulnya hanya reka-reka saja. Dulu digambarkan matanya biru (karena artisnya mungkin orang kaukasia), belakangan sudah mulai dikoreksi jadi coklat lagi. Yang pasti, JC tidak punya rumah, tidak bawa kepemilikian/uang, mengajar dan 'terima dana' dari umat. Kalau digambarkan kepalanya plontos + jubahnya kuning, akan mirip dengan 'sesuatu'.

...itu artinya...???
- JC sesungguhnya tdk pernah benar2 ada, melainkan sosok SB yg 'diplintir' menjadi kaukasian-look?
- JC benar ada, tapi sesungguhnya beliau 'orang india' yg melanglang ke timur tengah? (seperti YM. Bodhidharma melanglang ke China?)

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

K.K.

Quote from: williamhalim on 11 March 2011, 11:53:59 AM
...itu artinya...???
- JC sesungguhnya tdk pernah benar2 ada, melainkan sosok SB yg 'diplintir' menjadi kaukasian-look?
- JC benar ada, tapi sesungguhnya beliau 'orang india' yg melanglang ke timur tengah? (seperti YM. Bodhidharma melanglang ke China?)

::

Kalau menurut saya, memang sebetulnya cara hidup, cara pandang dari JC ini ada terpengaruh dari pola pikir Hindu-Buddha, maka juga sangat bertentangan sekali dengan masyarakat sana. Tapi apakah sosoknya benar ada atau tidak, kita tidak tahu. Seperti Buddha juga, kita tidak tahu secara pasti keberadaannya.
Penggambarannya mungkin sengaja berbeda untuk tujuan-tujuan tertentu.