Dapatkah kebencian dipadamkan dg kebencian? bagaimana dgn nafsu?

Started by tesla, 20 January 2011, 04:53:13 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

tesla

Quote from: Kainyn_Kutho on 24 January 2011, 08:53:44 AM
Update sedikit, bro morph.
Yang dibicarakan di sutta itu ternyata 'chanda' (keinginan) yang sifatnya netral, bukan 'tanha' (nafsu yang adalah berdasarkan kemelekatan). Jadi kalau dibandingkan dengan 'benci' (vera) dalam dhammapada yang juga berdasarkan kemelekatan, jadi tidak klop.

Sebatas chanda, adalah netral, tidak akan menyebabkan orang terlahir kembali, juga tidak akan menyebabkan orang terbebas dari kelahiran kembali. Tapi dikatakan dalam sutta, adalah mungkin bagi chanda (bukan tanha) untuk berhenti, jika telah mencapai tujuan.

kalau dibaca dg demikian (positif, netral, negatif). maka percakapan pembukaan:
"Brahman, the holy life is lived under the Blessed One with the aim of abandoning desire."
ini pun sudah tidak valid... desire/chanda = sesuatu yg harus ditinggalkan. bukan netral.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

morpheus

Quote from: tesla on 24 January 2011, 09:27:53 AM
kalau dibaca dg demikian (positif, netral, negatif). maka percakapan pembukaan:
"Brahman, the holy life is lived under the Blessed One with the aim of abandoning desire."
ini pun sudah tidak valid... desire/chanda = sesuatu yg harus ditinggalkan. bukan netral.
kalo emang netral, emang janggal jadinya. kenapa harus abandon yg netral?
abis baca di palidict, chanda bisa berarti desire jahat dan desire baik juga.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

K.K.

Quote from: tesla on 24 January 2011, 09:27:53 AM
kalau dibaca dg demikian (positif, netral, negatif). maka percakapan pembukaan:
"Brahman, the holy life is lived under the Blessed One with the aim of abandoning desire."
ini pun sudah tidak valid... desire/chanda = sesuatu yg harus ditinggalkan. bukan netral.
Sorry, mungkin kurang jelas. Dalam konteks yang saya maksudkan, chanda di sini adalah netral dan mencakup keseluruhan (baik/netral/jahat jika disertai akar baik/netral/jahat). Tidak bisa dibandingkan dengan 'kebencian vs kebencian' dalam dhammapada yang adalah pasti berakar 'jahat'.

Apakah seluruh chanda ditinggalkan? Ya, memang benar ditinggalkan. Keinginan baik/netral/jahat, pada akhirnya semua ditinggalkan. (Kalau keinginan baik tetap dilekati, tentu akan terus terlahir kembali.)


Quote from: morpheus on 24 January 2011, 10:12:59 AM
kalo emang netral, emang janggal jadinya. kenapa harus abandon yg netral?
abis baca di palidict, chanda bisa berarti desire jahat dan desire baik juga.
Kembali ke Rathavinita Sutta, sila juga baik, lantas mengapa ditinggalkan? Kemudian terus maju ke kereta berikutnya sampai pemurnian pandangan. Pemurnian pandangan yang adalah hasil dari perjalanan sila-samadhi-panna tersebut. Mengapa bahkan pemurnian pandangan ini juga ditinggalkan? Karena memang semua adalah kereta, bukan untuk dilekati. Buddha mengajarkan tujuan. Tujuan ini tidak dapat dicapai tanpa menggunakan kereta/rakit. Setelah menggunakan kereta/rakit, maka untuk mencapai tujuan, kereta/rakit itu sendiri harus ditinggalkan.


Kembali ke Unnabhabrahmana Sutta, yang dikatakan Ananda adalah Buddha mengajarkan penghentian keinginan , yang mana jalannya dimulai dari pengembangan kekuatan yang didasari keinginan, semangat, pikiran, ... , penyelidikan akan jalan tersebut. Lalu Brahmana Unnabha ini mengatakan jalan menuju penghentian keinginan jika dimulai dengan keinginan, maka tidak akan ada habisnya. Maka Ananda memberi perumpamaan orang yang ingin berjalan ke taman, di mana keinginannya hilang dengan sendirinya ketika ia sampai di taman.

morpheus

kalo boleh usul, diskusinya udah nyampe 1 loop.
pakar2nya udah boleh ngasih kesimpulan dan penutup.
kalo mo terus, silakan juga.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

K.K.

Quote from: morpheus on 24 January 2011, 12:33:15 PM
kalo boleh usul, diskusinya udah nyampe 1 loop.
pakar[newbie]2nya udah boleh ngasih kesimpulan dan penutup.
kalo mo terus, silakan juga.
Kalau gitu saya (newbie II) mulai dulu deh.

1. Sebagaimana kebencian tidak dihentikan dengan kebencian, maka nafsu juga tidak dihentikan dengan nafsu.

2. Dalam sutta ini yang disinggung Ananda sebagai 'terhentinya keinginan' adalah chanda secara menyeluruh (bukan hanya yang jelek-jelek seperti kamachanda).

3. Namun menurut saya pribadi, yang dikatakan untuk dikembangkan (chandasamādhippadhānasaṅkhārasamannāgataṃ iddhipādaṃ bhāveti/pengembangan kekuatan yang berasal dari konsentrasi dengan disertai unsur pengerahan keinginan) adalah chanda dalam artian yang positif, yang mengarah pada terhentinya keinginan, bukan termasuk yang jelek-jelek seperti kamachanda.

3. Yang ditanyakan Unnabha adalah perjalanan dimulai dengan keinginan,
tidak akan mencapai akhir dari keinginan. Tapi Ananda mengatakan bahwa setelah mencapai tujuan, keinginan itu berhenti dengan sendirinya seperti orang yang 'ingin' berjalan ke taman, keinginannya tidak ada lagi setelah sampai di taman.

4. Konteksnya tidak mencakup pemuasan keinginan negatif, tidak mengarah pada terhentinya nafsu.

Sekian.  _/\_

ryu

penutup dari nubi 3 ;D

ada jalan/nafsu yang menuju ke nibana

ada jalan/nafsu yang menjauhi ke nibana

misalnya ada jalan yang kalau dilaksanakan menjauhi nibana yaitu LDM

ada jalan yang kalau dilaksanakan mendekati nibana yaitu aLDM

tinggal pilih ;D

sekian dari nubi 3
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

seniya

Hmmm, ini bukan kesimpulan tetapi sekedar sharing aja: banyak yg mengira ajaran Buddha menentang adanya keinginan shg menimbulkan kesalahpahaman bhw umat Buddha tdk seharusnya berkeinginan/bercita2 utk maju. Padahal utk mencapai tujuan akhir setidaknya diawali dg keinginan jg spt yg dikatakan dlm sutta ini. Keinginan yg baik lah yg harus dikembangkan utk melenyapkan keinginan yg tdk baik. Pd akhirnya semua keinginan apakah yg baik maupun yg tdk baik akan padam semua.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

morpheus

* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

tesla

rangkuman:

Dapatkah nafsu/keinginan/hasrat dipadamkan dg nafsu/keinginan/hasrat?
ini opini2nya:

1. tidak dapat, kecuali nafsu utk pencerahan sendiri, akan padam setelah tercapai. jadi sutta ini tidak salah...

2. tidak dapat, namun sutta ini membahas tentang perjalanan, bukan pada titik akhir. pada perjalanan kita membutuhkan nafsu/hasrat/keinginan utk maju. dan jika sudah mendekati akhir barulah kesemua ini ditinggalkan.

3. tidak dapat. nafsu hanya padam jika nafsu itu sendiri berhenti. semua nafsu termasuk nafsu demi padamnya nafsu tidak akan padam dg ditambahkannya nafsu lain. nafsu jika diikuti akan menjadi lebih besar (berubah bentuk), namun tidak padam.



opini 2 & 3 menunjukan bahwa perumpamaan yg diberikan Ananda adalah salah. pada opini ke 2, nafsu satu bisa mengarahkan nafsu lain, namun mengarah pada jalan tak berujung seperti pertanyaan brahmana tsb. utk dapat melihat sutta tsb benar, maka perlu dipersempit ruang lingkupnya... sedang opini ke3 ya mengatakan bahwa "Ananda kurang bijaksana dalam memberikan pengajaran shg memberi perumpamaan yg salah".
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~