Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.

Started by johan3000, 21 July 2010, 05:55:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dukun

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 July 2010, 03:17:37 PM
Quote from: johan3000 on 30 July 2010, 03:06:44 PM
bener bro Kainyn_Kutho,

gak semua orang memiliki kemampuan utk MENOLAK begitu disodorin yg waaaaahhhh

trims atas postingnya....KARNA DIA BISA MENOLAK .....


Dalam Tradisi Theravada, diajarkan agar pemberi dana memberikan dana yang sesuai, dengan cara yang sesuai, dan kepada orang yang sesuai menerima dana.

Orang yang sesuai menerima dana adalah mereka yang meninggalkan kehidupan rumah tangga, meninggalkan kemewahan dan kesenangan indriah demi tercapainya kehidupan suci.

Cara yang sesuai adalah dana yang diberikan diperoleh dari pencaharian benar, dan diberikan dengan pikiran benar pada saat sebelum memberikan, sewaktu memberikan, dan setelah memberikan.

Dana yang diberikan adalah untuk menunjang kebutuhan hidup paling dasar, bukan yang cenderung pada membangkitkan keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin.

Dengan alasan itulah para bhikkhu bisa saja menolak suatu dana. Bukan semuanya diterima dengan alasan "menyenangkan pemberi dana".


Itukan aturan Theravada jangan dicampur-campur nanti jadi kek gado2 bro. Jangan mentheravadakan aliran lain, ngak nyambung. jNilai aliran theravada hanya berlaku pada theravada dan tidak berlaku semuanya di aliran lain termasuk mahayana, tantrayana dan zfz. jadi berhenti sebentar nih liamkengnya ha,,ha

Jangan merasa benar sebelum diri anda benar nih baca :

Menurut saya kenapa pelanggaran, ditinjau dari arti kata. Istilah "musavada" terdiri dari 2 kosa kata, yaitu "musa" yang berarti bukan suatu kebenaran dan "vada" yang berarti ucapan. berarti mengatakan hal hal yang tidak benar. so dalam sila musavada mengandung arti, saya bertekad untuk tdk mengatakan hal hal yang tidak benar.
Ucapan dikatakan suatu pendustaan (berbohong) bila 4 faktor yang mendasari terpenuhi:
1. Sesuatu atau hal yang tidak benar (atthama-vatthu)
2. Mempunyai kehendak, pikiran untuk berdusta (visamvadanacittam)
3. Berusaha berdusta (tajjo-vayamo)
4. Orang lain mempercayai kata katanya (parassa-tadatthavijananam)
Ucapan dusta yang menimbulkan kerugian bagi orang lain dapat dikategorikan sebagai akusala-kammapatha, sedang bila tidak ada kerugian yang ditimbulkan dikategotrikan sebagai akusala-kamma.

Sang Buddha, didalam Navanipata, Jataka, telah mengajarkan :
"Diantara akusala-kammapatha, yaitu pembunuhan, pencurian, perzinahan, pemabuk-mabukan mungkin dilakukan oleh seorang bodisatta, namum pendustaan yang menimbulkan kerugian pada pihak lain sama sekali tidak mungkin dilakukan oleh seorang bodhisatta".
Termasuk dalam kategori pendustaan adalah :
1. Ucapan yang dapat menimbulkan cekcok, pertikaian, pertengkaran, perpecahan diantara pihak-pihak yang dahulunya terjalin dalam kerukunan, kesatuan (pisunavaca)
2. Ucapan yang dapat menimbulkan kemarahan, kebenciaan seseorang (pharusavaca)
3. Ucapan yang dapat melenyapkan manfaat dan kebahagiaan (samphappala)
4. Ucapan yang mencerminkan kehendak jahat untuk memiliki barang orang lain secara tidak sah (abhijjha)
5. Ucapan yang mencerminkan itikad jahat (vyapada)
6. Ucapan yang mencerminkan pandangan sesat, pengertian salah (micchaditthi)
1.1 Pisunavaca
Faktor yang melandasi ucapan yang dapat menimbulkan pertikaian, pertengkaran, perpecahan :
- Ada pihak-pihak yang akan dihasut (bhinditabbo)
- Bermaksud memecah belah (bhedapurekkharata)
- Bermaksud agar dirinya dicintai pihak-pihak tertentu (piyakamyata)
- Berusaha untuk menghasut (tajjo-vayamo)
- Ada pihak yang percaya atas hasutan itu (tassa-tadatthavijananam)
1.2 Pharusavaca
Faktor yang mendasari ucapan yang dapat menimbulkan kebenciaan, kemarahan pihak lain :
- Ada orang yang akan dimaki (akkositabbo-paro)
- Mempunyai pikiran yang penuh kemarahan (kupitacittam)
- Mengucapkan kata kata makian (akosana)
1.3 Samphappala
Faktor yang mendasari ucapan yang tak bermanfaat atau menghilangkan kebahagiaan:
- Bermaksud mengucapkan kata-kata yang tidak bermanfaat
(niratthaka-kathapurekkharata)
- Mengucapkan sesuatu yang tak bermanfaat (tatharupi-kathakathanam)
1.4 Abhijjha
Faktor yang mendasari ucapan yang mencerminkan kehendak untuk memiliki barang orang lain secara tidak sah (menipu):
- Ada benda atau barang milik orang lain (parabhandam)
- Bermaksud memiliki barang tersebut secara tidak sah (attano-parinamanam)
Hendaknya kita senantiasa mendasari ucapan kita dengan hasrat yang wajar dan menghindari keserakahan
1.5 Vyapada
Faktor yang mendasari ucapan yang mencerminkan itikad jahat (vyapada) yang dilandasi kemarahan (kodha):
- Ada orang yang menjadi obyek keinginan beritikad jahat (parasatto)
- Bermaksud mencelakakannya (tassa-vinasacinta)
1.6 Micchaditthi
Ucapan ini lebih ditujukan berupa penyangkalan kebenaran suatu ajaran (agama), dan mennafsirkan pemahamannya berdasarkan pandangan pribadi yang sangat subyektif.
Faktor yang mendasari ucapan pandangan sesat ini:
- Memahamani ajaran agama secara salah, menyimpang dari hakikat kebenaran ajararan
agama tersebut (attahaviparitta)
- Memahami, mempercayainya sebagi suatu kebenaran (kasuyatan) ajaran agama yang
salah (tathabavupatthanam)
Pandangan sesat merupakan akusala-kammapatha ialah niyata-micchadithi , yang terdiri dari :
- Pandangan yang menolak atau menyangkal akibat dari semua bentuk perbuatan
(natthika-dithi)
- Pandangan yang menolak atau menyangkal adanya sebab yang melatar belakangi semua perbuatan (kejadiaan) dialam semesta ini (ahetuka-dithi)
- Pandangan yang mengatakan bahwa semua bentuk perbuatan adalah tindakan semata-mata, bukan suatu kebajikan atau kejahatan (akiriya-dithi)
Akibat dari perbuatan musavada :
- Mulut berbau busuk, berbicara tidak jelas
- Perkataannya tidak dipercayai
- Menjadi celaan para bijaksana
- Sering bertikai, hidup jauh dari kerukunan
- Mudah sakit hati atu tersingung oleh ucapan orang lain
- Terjauhkan dari kebenaran, tidak mempunyai kebijaksanaan luhur

dari pengertian dan penjelasan diatas dapat dimengerti kata kata kasar, fitnahan, gosip termasuk kata kata yg tdk benar (Musavada). jThanks
Everjoy

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 July 2010, 03:17:37 PM
Quote from: johan3000 on 30 July 2010, 03:06:44 PM
bener bro Kainyn_Kutho,

gak semua orang memiliki kemampuan utk MENOLAK begitu disodorin yg waaaaahhhh

trims atas postingnya....KARNA DIA BISA MENOLAK .....


Dalam Tradisi Theravada, diajarkan agar pemberi dana memberikan dana yang sesuai, dengan cara yang sesuai, dan kepada orang yang sesuai menerima dana.

Orang yang sesuai menerima dana adalah mereka yang meninggalkan kehidupan rumah tangga, meninggalkan kemewahan dan kesenangan indriah demi tercapainya kehidupan suci.

Cara yang sesuai adalah dana yang diberikan diperoleh dari pencaharian benar, dan diberikan dengan pikiran benar pada saat sebelum memberikan, sewaktu memberikan, dan setelah memberikan.

Dana yang diberikan adalah untuk menunjang kebutuhan hidup paling dasar, bukan yang cenderung pada membangkitkan keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin.

Dengan alasan itulah para bhikkhu bisa saja menolak suatu dana. Bukan semuanya diterima dengan alasan "menyenangkan pemberi dana".

harusnya dana buat LSY itu yang mobil2an, rumah2an dari kertas yang di bakar tuh (ini sesuai dengan alirannya khan, mahayana)=))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: dukun on 30 July 2010, 03:20:33 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 July 2010, 03:17:37 PM
Quote from: johan3000 on 30 July 2010, 03:06:44 PM
bener bro Kainyn_Kutho,

gak semua orang memiliki kemampuan utk MENOLAK begitu disodorin yg waaaaahhhh

trims atas postingnya....KARNA DIA BISA MENOLAK .....


Dalam Tradisi Theravada, diajarkan agar pemberi dana memberikan dana yang sesuai, dengan cara yang sesuai, dan kepada orang yang sesuai menerima dana.

Orang yang sesuai menerima dana adalah mereka yang meninggalkan kehidupan rumah tangga, meninggalkan kemewahan dan kesenangan indriah demi tercapainya kehidupan suci.

Cara yang sesuai adalah dana yang diberikan diperoleh dari pencaharian benar, dan diberikan dengan pikiran benar pada saat sebelum memberikan, sewaktu memberikan, dan setelah memberikan.

Dana yang diberikan adalah untuk menunjang kebutuhan hidup paling dasar, bukan yang cenderung pada membangkitkan keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin.

Dengan alasan itulah para bhikkhu bisa saja menolak suatu dana. Bukan semuanya diterima dengan alasan "menyenangkan pemberi dana".


Itukan aturan Theravada jangan dicampur-campur nanti jadi kek gado2 bro. Jangan mentheravadakan aliran lain, ngak nyambung. jadi berhenti sebentar nih liamkengnya ha,,ha
Saya tidak berniat men-theravada-kan siapapun. Hanya memberikan perbandingan.

Silahkan kalau ZFZ menyatakan harus menerima semua dana dengan alasan menyenangkan si pemberi dana. Memangnya saya ada menyalahkan? Kembali ke masing-masing saja, bukan?

Mengapa anda gagal liamkeng saya yang disalahkan? Saya diskusi dengan johan3000 kok bukan dengan anda.

ryu

astaga baru dapet PM dari pengikut LSY :
Quote from: ivannlian on 30 July 2010, 03:23:55 PM
BANCIII,,,
LU HANYA BISA BERKOCEH DISINI...
COBA KALO LU MAMPU BERKARYA SEPERTI MAHAGURU MASTER LU SHEN YEN...
BISA NGAK ...?
NGAK TAHU DIRI... BANCIIIIIIIIIIIIIIIII......
BANCI... BANYAK CINCONG....
BBBBBBBBBBBBBBBBAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAANNNNNNNNNNNNNNNNNCCCCCCCCCCCCCCCCCCIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII...
_/\_ :)) :-? :P ;D :o

=)) =)) =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

johan saban

Nagasakti : Satu-satunya penyebab busuknya kebijaksanaan adalah banyak bertanya tapi tidak punya otak.

ryu

Quote from: ryu on 30 July 2010, 03:26:57 PM
astaga baru dapet PM dari pengikut LSY :
Quote from: ivannlian on 30 July 2010, 03:23:55 PM
BANCIII,,,
LU HANYA BISA BERKOCEH DISINI...
COBA KALO LU MAMPU BERKARYA SEPERTI MAHAGURU MASTER LU SHEN YEN...
BISA NGAK ...?
NGAK TAHU DIRI... BANCIIIIIIIIIIIIIIIII......
BANCI... BANYAK CINCONG....
BBBBBBBBBBBBBBBBAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAANNNNNNNNNNNNNNNNNCCCCCCCCCCCCCCCCCCIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII...
_/\_ :)) :-? :P ;D :o

=)) =)) =))
kalau mau berkarya bikin karangan ketemu anu dan ketemu anu sih gw bisa aja, tapi apa manfaatnya, nipu orang? kasihan ckckckckck
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: dukun on 30 July 2010, 03:20:33 PM
Jangan merasa benar sebelum diri anda benar nih baca :

Menurut saya kenapa pelanggaran, ditinjau dari arti kata. Istilah "musavada" terdiri dari 2 kosa kata, yaitu "musa" yang berarti bukan suatu kebenaran dan "vada" yang berarti ucapan. berarti mengatakan hal hal yang tidak benar. so dalam sila musavada mengandung arti, saya bertekad untuk tdk mengatakan hal hal yang tidak benar.
Ucapan dikatakan suatu pendustaan (berbohong) bila 4 faktor yang mendasari terpenuhi:
1. Sesuatu atau hal yang tidak benar (atthama-vatthu)
2. Mempunyai kehendak, pikiran untuk berdusta (visamvadanacittam)
3. Berusaha berdusta (tajjo-vayamo)
4. Orang lain mempercayai kata katanya (parassa-tadatthavijananam)
Ucapan dusta yang menimbulkan kerugian bagi orang lain dapat dikategorikan sebagai akusala-kammapatha, sedang bila tidak ada kerugian yang ditimbulkan dikategotrikan sebagai akusala-kamma.

Sang Buddha, didalam Navanipata, Jataka, telah mengajarkan :
"Diantara akusala-kammapatha, yaitu pembunuhan, pencurian, perzinahan, pemabuk-mabukan mungkin dilakukan oleh seorang bodisatta, namum pendustaan yang menimbulkan kerugian pada pihak lain sama sekali tidak mungkin dilakukan oleh seorang bodhisatta".
Termasuk dalam kategori pendustaan adalah :
1. Ucapan yang dapat menimbulkan cekcok, pertikaian, pertengkaran, perpecahan diantara pihak-pihak yang dahulunya terjalin dalam kerukunan, kesatuan (pisunavaca)
2. Ucapan yang dapat menimbulkan kemarahan, kebenciaan seseorang (pharusavaca)
3. Ucapan yang dapat melenyapkan manfaat dan kebahagiaan (samphappala)
4. Ucapan yang mencerminkan kehendak jahat untuk memiliki barang orang lain secara tidak sah (abhijjha)
5. Ucapan yang mencerminkan itikad jahat (vyapada)
6. Ucapan yang mencerminkan pandangan sesat, pengertian salah (micchaditthi)
1.1 Pisunavaca
Faktor yang melandasi ucapan yang dapat menimbulkan pertikaian, pertengkaran, perpecahan :
- Ada pihak-pihak yang akan dihasut (bhinditabbo)
- Bermaksud memecah belah (bhedapurekkharata)
- Bermaksud agar dirinya dicintai pihak-pihak tertentu (piyakamyata)
- Berusaha untuk menghasut (tajjo-vayamo)
- Ada pihak yang percaya atas hasutan itu (tassa-tadatthavijananam)
1.2 Pharusavaca
Faktor yang mendasari ucapan yang dapat menimbulkan kebenciaan, kemarahan pihak lain :
- Ada orang yang akan dimaki (akkositabbo-paro)
- Mempunyai pikiran yang penuh kemarahan (kupitacittam)
- Mengucapkan kata kata makian (akosana)
1.3 Samphappala
Faktor yang mendasari ucapan yang tak bermanfaat atau menghilangkan kebahagiaan:
- Bermaksud mengucapkan kata-kata yang tidak bermanfaat
(niratthaka-kathapurekkharata)
- Mengucapkan sesuatu yang tak bermanfaat (tatharupi-kathakathanam)
1.4 Abhijjha
Faktor yang mendasari ucapan yang mencerminkan kehendak untuk memiliki barang orang lain secara tidak sah (menipu):
- Ada benda atau barang milik orang lain (parabhandam)
- Bermaksud memiliki barang tersebut secara tidak sah (attano-parinamanam)
Hendaknya kita senantiasa mendasari ucapan kita dengan hasrat yang wajar dan menghindari keserakahan
1.5 Vyapada
Faktor yang mendasari ucapan yang mencerminkan itikad jahat (vyapada) yang dilandasi kemarahan (kodha):
- Ada orang yang menjadi obyek keinginan beritikad jahat (parasatto)
- Bermaksud mencelakakannya (tassa-vinasacinta)
1.6 Micchaditthi
Ucapan ini lebih ditujukan berupa penyangkalan kebenaran suatu ajaran (agama), dan mennafsirkan pemahamannya berdasarkan pandangan pribadi yang sangat subyektif.
Faktor yang mendasari ucapan pandangan sesat ini:
- Memahamani ajaran agama secara salah, menyimpang dari hakikat kebenaran ajararan
agama tersebut (attahaviparitta)
- Memahami, mempercayainya sebagi suatu kebenaran (kasuyatan) ajaran agama yang
salah (tathabavupatthanam)
Pandangan sesat merupakan akusala-kammapatha ialah niyata-micchadithi , yang terdiri dari :
- Pandangan yang menolak atau menyangkal akibat dari semua bentuk perbuatan
(natthika-dithi)
- Pandangan yang menolak atau menyangkal adanya sebab yang melatar belakangi semua perbuatan (kejadiaan) dialam semesta ini (ahetuka-dithi)
- Pandangan yang mengatakan bahwa semua bentuk perbuatan adalah tindakan semata-mata, bukan suatu kebajikan atau kejahatan (akiriya-dithi)
Akibat dari perbuatan musavada :
- Mulut berbau busuk, berbicara tidak jelas
- Perkataannya tidak dipercayai
- Menjadi celaan para bijaksana
- Sering bertikai, hidup jauh dari kerukunan
- Mudah sakit hati atu tersingung oleh ucapan orang lain
- Terjauhkan dari kebenaran, tidak mempunyai kebijaksanaan luhur

dari pengertian dan penjelasan diatas dapat dimengerti kata kata kasar, fitnahan, gosip termasuk kata kata yg tdk benar (Musavada). jThanks
Boleh ditunjukkan saya melanggar yang mana?

dukun

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 July 2010, 03:25:18 PM
Quote from: dukun on 30 July 2010, 03:20:33 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 July 2010, 03:17:37 PM
Quote from: johan3000 on 30 July 2010, 03:06:44 PM
bener bro Kainyn_Kutho,

gak semua orang memiliki kemampuan utk MENOLAK begitu disodorin yg waaaaahhhh

trims atas postingnya....KARNA DIA BISA MENOLAK .....


Dalam Tradisi Theravada, diajarkan agar pemberi dana memberikan dana yang sesuai, dengan cara yang sesuai, dan kepada orang yang sesuai menerima dana.

Orang yang sesuai menerima dana adalah mereka yang meninggalkan kehidupan rumah tangga, meninggalkan kemewahan dan kesenangan indriah demi tercapainya kehidupan suci.

Cara yang sesuai adalah dana yang diberikan diperoleh dari pencaharian benar, dan diberikan dengan pikiran benar pada saat sebelum memberikan, sewaktu memberikan, dan setelah memberikan.

Dana yang diberikan adalah untuk menunjang kebutuhan hidup paling dasar, bukan yang cenderung pada membangkitkan keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin.

Dengan alasan itulah para bhikkhu bisa saja menolak suatu dana. Bukan semuanya diterima dengan alasan "menyenangkan pemberi dana".


Itukan aturan Theravada jangan dicampur-campur nanti jadi kek gado2 bro. Jangan mentheravadakan aliran lain, ngak nyambung. jadi berhenti sebentar nih liamkengnya ha,,ha
Saya tidak berniat men-theravada-kan siapapun. Hanya memberikan perbandingan.

Silahkan kalau ZFZ menyatakan harus menerima semua dana dengan alasan menyenangkan si pemberi dana. Memangnya saya ada menyalahkan? Kembali ke masing-masing saja, bukan?

Mengapa anda gagal liamkeng saya yang disalahkan? Saya diskusi dengan johan3000 kok bukan dengan anda.


Kalo begitu kenapa barusan jawab dan ngequote tulisan saya. Saya tidak bilang anda ganggu liamkeng saya koq weks....hati2 bicarany bro nanti attanya kena lagi ha..ha. Contoh2 ajaran guru benar ha..ha
Everjoy

K.K.

Quote from: dukun on 30 July 2010, 03:28:28 PM
Kalo begitu kenapa barusan jawab dan ngequote tulisan saya. Saya tidak bilang anda ganggu liamkeng saya koq weks....hati2 bicarany bro nanti attanya kena lagi ha..ha. Contoh2 ajaran guru benar ha..ha
Wah, berkelit lagi yah? Sudah jelas anda quote saya dulu. Untuk apa anda liamkeng kalau hatinya seperti itu?


Quote from: dukun on 30 July 2010, 03:20:33 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 July 2010, 03:17:37 PM
Quote from: johan3000 on 30 July 2010, 03:06:44 PM
bener bro Kainyn_Kutho,

gak semua orang memiliki kemampuan utk MENOLAK begitu disodorin yg waaaaahhhh

trims atas postingnya....KARNA DIA BISA MENOLAK .....


Dalam Tradisi Theravada, diajarkan agar pemberi dana memberikan dana yang sesuai, dengan cara yang sesuai, dan kepada orang yang sesuai menerima dana.

Orang yang sesuai menerima dana adalah mereka yang meninggalkan kehidupan rumah tangga, meninggalkan kemewahan dan kesenangan indriah demi tercapainya kehidupan suci.

Cara yang sesuai adalah dana yang diberikan diperoleh dari pencaharian benar, dan diberikan dengan pikiran benar pada saat sebelum memberikan, sewaktu memberikan, dan setelah memberikan.

Dana yang diberikan adalah untuk menunjang kebutuhan hidup paling dasar, bukan yang cenderung pada membangkitkan keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin.

Dengan alasan itulah para bhikkhu bisa saja menolak suatu dana. Bukan semuanya diterima dengan alasan "menyenangkan pemberi dana".


Itukan aturan Theravada jangan dicampur-campur nanti jadi kek gado2 bro. Jangan mentheravadakan aliran lain, ngak nyambung. jNilai aliran theravada hanya berlaku pada theravada dan tidak berlaku semuanya di aliran lain termasuk mahayana, tantrayana dan zfz. jadi berhenti sebentar nih liamkengnya ha,,ha

Jangan merasa benar sebelum diri anda benar nih baca :

Menurut saya kenapa pelanggaran, ditinjau dari arti kata. Istilah "musavada" terdiri dari 2 kosa kata, yaitu "musa" yang berarti bukan suatu kebenaran dan "vada" yang berarti ucapan. berarti mengatakan hal hal yang tidak benar. so dalam sila musavada mengandung arti, saya bertekad untuk tdk mengatakan hal hal yang tidak benar.
Ucapan dikatakan suatu pendustaan (berbohong) bila 4 faktor yang mendasari terpenuhi:
1. Sesuatu atau hal yang tidak benar (atthama-vatthu)
2. Mempunyai kehendak, pikiran untuk berdusta (visamvadanacittam)
3. Berusaha berdusta (tajjo-vayamo)
4. Orang lain mempercayai kata katanya (parassa-tadatthavijananam)
Ucapan dusta yang menimbulkan kerugian bagi orang lain dapat dikategorikan sebagai akusala-kammapatha, sedang bila tidak ada kerugian yang ditimbulkan dikategotrikan sebagai akusala-kamma.

Sang Buddha, didalam Navanipata, Jataka, telah mengajarkan :
"Diantara akusala-kammapatha, yaitu pembunuhan, pencurian, perzinahan, pemabuk-mabukan mungkin dilakukan oleh seorang bodisatta, namum pendustaan yang menimbulkan kerugian pada pihak lain sama sekali tidak mungkin dilakukan oleh seorang bodhisatta".
Termasuk dalam kategori pendustaan adalah :
1. Ucapan yang dapat menimbulkan cekcok, pertikaian, pertengkaran, perpecahan diantara pihak-pihak yang dahulunya terjalin dalam kerukunan, kesatuan (pisunavaca)
2. Ucapan yang dapat menimbulkan kemarahan, kebenciaan seseorang (pharusavaca)
3. Ucapan yang dapat melenyapkan manfaat dan kebahagiaan (samphappala)
4. Ucapan yang mencerminkan kehendak jahat untuk memiliki barang orang lain secara tidak sah (abhijjha)
5. Ucapan yang mencerminkan itikad jahat (vyapada)
6. Ucapan yang mencerminkan pandangan sesat, pengertian salah (micchaditthi)
1.1 Pisunavaca
Faktor yang melandasi ucapan yang dapat menimbulkan pertikaian, pertengkaran, perpecahan :
- Ada pihak-pihak yang akan dihasut (bhinditabbo)
- Bermaksud memecah belah (bhedapurekkharata)
- Bermaksud agar dirinya dicintai pihak-pihak tertentu (piyakamyata)
- Berusaha untuk menghasut (tajjo-vayamo)
- Ada pihak yang percaya atas hasutan itu (tassa-tadatthavijananam)
1.2 Pharusavaca
Faktor yang mendasari ucapan yang dapat menimbulkan kebenciaan, kemarahan pihak lain :
- Ada orang yang akan dimaki (akkositabbo-paro)
- Mempunyai pikiran yang penuh kemarahan (kupitacittam)
- Mengucapkan kata kata makian (akosana)
1.3 Samphappala
Faktor yang mendasari ucapan yang tak bermanfaat atau menghilangkan kebahagiaan:
- Bermaksud mengucapkan kata-kata yang tidak bermanfaat
(niratthaka-kathapurekkharata)
- Mengucapkan sesuatu yang tak bermanfaat (tatharupi-kathakathanam)
1.4 Abhijjha
Faktor yang mendasari ucapan yang mencerminkan kehendak untuk memiliki barang orang lain secara tidak sah (menipu):
- Ada benda atau barang milik orang lain (parabhandam)
- Bermaksud memiliki barang tersebut secara tidak sah (attano-parinamanam)
Hendaknya kita senantiasa mendasari ucapan kita dengan hasrat yang wajar dan menghindari keserakahan
1.5 Vyapada
Faktor yang mendasari ucapan yang mencerminkan itikad jahat (vyapada) yang dilandasi kemarahan (kodha):
- Ada orang yang menjadi obyek keinginan beritikad jahat (parasatto)
- Bermaksud mencelakakannya (tassa-vinasacinta)
1.6 Micchaditthi
Ucapan ini lebih ditujukan berupa penyangkalan kebenaran suatu ajaran (agama), dan mennafsirkan pemahamannya berdasarkan pandangan pribadi yang sangat subyektif.
Faktor yang mendasari ucapan pandangan sesat ini:
- Memahamani ajaran agama secara salah, menyimpang dari hakikat kebenaran ajararan
agama tersebut (attahaviparitta)
- Memahami, mempercayainya sebagi suatu kebenaran (kasuyatan) ajaran agama yang
salah (tathabavupatthanam)
Pandangan sesat merupakan akusala-kammapatha ialah niyata-micchadithi , yang terdiri dari :
- Pandangan yang menolak atau menyangkal akibat dari semua bentuk perbuatan
(natthika-dithi)
- Pandangan yang menolak atau menyangkal adanya sebab yang melatar belakangi semua perbuatan (kejadiaan) dialam semesta ini (ahetuka-dithi)
- Pandangan yang mengatakan bahwa semua bentuk perbuatan adalah tindakan semata-mata, bukan suatu kebajikan atau kejahatan (akiriya-dithi)
Akibat dari perbuatan musavada :
- Mulut berbau busuk, berbicara tidak jelas
- Perkataannya tidak dipercayai
- Menjadi celaan para bijaksana
- Sering bertikai, hidup jauh dari kerukunan
- Mudah sakit hati atu tersingung oleh ucapan orang lain
- Terjauhkan dari kebenaran, tidak mempunyai kebijaksanaan luhur

dari pengertian dan penjelasan diatas dapat dimengerti kata kata kasar, fitnahan, gosip termasuk kata kata yg tdk benar (Musavada). jThanks

ryu

Quote from: dukun on 30 July 2010, 03:28:28 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 July 2010, 03:25:18 PM
Quote from: dukun on 30 July 2010, 03:20:33 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 July 2010, 03:17:37 PM
Quote from: johan3000 on 30 July 2010, 03:06:44 PM
bener bro Kainyn_Kutho,

gak semua orang memiliki kemampuan utk MENOLAK begitu disodorin yg waaaaahhhh

trims atas postingnya....KARNA DIA BISA MENOLAK .....


Dalam Tradisi Theravada, diajarkan agar pemberi dana memberikan dana yang sesuai, dengan cara yang sesuai, dan kepada orang yang sesuai menerima dana.

Orang yang sesuai menerima dana adalah mereka yang meninggalkan kehidupan rumah tangga, meninggalkan kemewahan dan kesenangan indriah demi tercapainya kehidupan suci.

Cara yang sesuai adalah dana yang diberikan diperoleh dari pencaharian benar, dan diberikan dengan pikiran benar pada saat sebelum memberikan, sewaktu memberikan, dan setelah memberikan.

Dana yang diberikan adalah untuk menunjang kebutuhan hidup paling dasar, bukan yang cenderung pada membangkitkan keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin.

Dengan alasan itulah para bhikkhu bisa saja menolak suatu dana. Bukan semuanya diterima dengan alasan "menyenangkan pemberi dana".


Itukan aturan Theravada jangan dicampur-campur nanti jadi kek gado2 bro. Jangan mentheravadakan aliran lain, ngak nyambung. jadi berhenti sebentar nih liamkengnya ha,,ha
Saya tidak berniat men-theravada-kan siapapun. Hanya memberikan perbandingan.

Silahkan kalau ZFZ menyatakan harus menerima semua dana dengan alasan menyenangkan si pemberi dana. Memangnya saya ada menyalahkan? Kembali ke masing-masing saja, bukan?

Mengapa anda gagal liamkeng saya yang disalahkan? Saya diskusi dengan johan3000 kok bukan dengan anda.


Kalo begitu kenapa barusan jawab dan ngequote tulisan saya. Saya tidak bilang anda ganggu liamkeng saya koq weks....hati2 bicarany bro nanti attanya kena lagi ha..ha. Contoh2 ajaran guru benar ha..ha
wahh, kata2nya mirip pariahina, klonengan elo yak =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

dukun

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 July 2010, 03:28:11 PM
Quote from: dukun on 30 July 2010, 03:20:33 PM
Jangan merasa benar sebelum diri anda benar nih baca :

Menurut saya kenapa pelanggaran, ditinjau dari arti kata. Istilah "musavada" terdiri dari 2 kosa kata, yaitu "musa" yang berarti bukan suatu kebenaran dan "vada" yang berarti ucapan. berarti mengatakan hal hal yang tidak benar. so dalam sila musavada mengandung arti, saya bertekad untuk tdk mengatakan hal hal yang tidak benar.
Ucapan dikatakan suatu pendustaan (berbohong) bila 4 faktor yang mendasari terpenuhi:
1. Sesuatu atau hal yang tidak benar (atthama-vatthu)
2. Mempunyai kehendak, pikiran untuk berdusta (visamvadanacittam)
3. Berusaha berdusta (tajjo-vayamo)
4. Orang lain mempercayai kata katanya (parassa-tadatthavijananam)
Ucapan dusta yang menimbulkan kerugian bagi orang lain dapat dikategorikan sebagai akusala-kammapatha, sedang bila tidak ada kerugian yang ditimbulkan dikategotrikan sebagai akusala-kamma.

Sang Buddha, didalam Navanipata, Jataka, telah mengajarkan :
"Diantara akusala-kammapatha, yaitu pembunuhan, pencurian, perzinahan, pemabuk-mabukan mungkin dilakukan oleh seorang bodisatta, namum pendustaan yang menimbulkan kerugian pada pihak lain sama sekali tidak mungkin dilakukan oleh seorang bodhisatta".
Termasuk dalam kategori pendustaan adalah :
1. Ucapan yang dapat menimbulkan cekcok, pertikaian, pertengkaran, perpecahan diantara pihak-pihak yang dahulunya terjalin dalam kerukunan, kesatuan (pisunavaca)
2. Ucapan yang dapat menimbulkan kemarahan, kebenciaan seseorang (pharusavaca)
3. Ucapan yang dapat melenyapkan manfaat dan kebahagiaan (samphappala)
4. Ucapan yang mencerminkan kehendak jahat untuk memiliki barang orang lain secara tidak sah (abhijjha)
5. Ucapan yang mencerminkan itikad jahat (vyapada)
6. Ucapan yang mencerminkan pandangan sesat, pengertian salah (micchaditthi)
1.1 Pisunavaca
Faktor yang melandasi ucapan yang dapat menimbulkan pertikaian, pertengkaran, perpecahan :
- Ada pihak-pihak yang akan dihasut (bhinditabbo)
- Bermaksud memecah belah (bhedapurekkharata)
- Bermaksud agar dirinya dicintai pihak-pihak tertentu (piyakamyata)
- Berusaha untuk menghasut (tajjo-vayamo)
- Ada pihak yang percaya atas hasutan itu (tassa-tadatthavijananam)
1.2 Pharusavaca
Faktor yang mendasari ucapan yang dapat menimbulkan kebenciaan, kemarahan pihak lain :
- Ada orang yang akan dimaki (akkositabbo-paro)
- Mempunyai pikiran yang penuh kemarahan (kupitacittam)
- Mengucapkan kata kata makian (akosana)
1.3 Samphappala
Faktor yang mendasari ucapan yang tak bermanfaat atau menghilangkan kebahagiaan:
- Bermaksud mengucapkan kata-kata yang tidak bermanfaat
(niratthaka-kathapurekkharata)
- Mengucapkan sesuatu yang tak bermanfaat (tatharupi-kathakathanam)
1.4 Abhijjha
Faktor yang mendasari ucapan yang mencerminkan kehendak untuk memiliki barang orang lain secara tidak sah (menipu):
- Ada benda atau barang milik orang lain (parabhandam)
- Bermaksud memiliki barang tersebut secara tidak sah (attano-parinamanam)
Hendaknya kita senantiasa mendasari ucapan kita dengan hasrat yang wajar dan menghindari keserakahan
1.5 Vyapada
Faktor yang mendasari ucapan yang mencerminkan itikad jahat (vyapada) yang dilandasi kemarahan (kodha):
- Ada orang yang menjadi obyek keinginan beritikad jahat (parasatto)
- Bermaksud mencelakakannya (tassa-vinasacinta)
1.6 Micchaditthi
Ucapan ini lebih ditujukan berupa penyangkalan kebenaran suatu ajaran (agama), dan mennafsirkan pemahamannya berdasarkan pandangan pribadi yang sangat subyektif.
Faktor yang mendasari ucapan pandangan sesat ini:
- Memahamani ajaran agama secara salah, menyimpang dari hakikat kebenaran ajararan
agama tersebut (attahaviparitta)
- Memahami, mempercayainya sebagi suatu kebenaran (kasuyatan) ajaran agama yang
salah (tathabavupatthanam)
Pandangan sesat merupakan akusala-kammapatha ialah niyata-micchadithi , yang terdiri dari :
- Pandangan yang menolak atau menyangkal akibat dari semua bentuk perbuatan
(natthika-dithi)
- Pandangan yang menolak atau menyangkal adanya sebab yang melatar belakangi semua perbuatan (kejadiaan) dialam semesta ini (ahetuka-dithi)
- Pandangan yang mengatakan bahwa semua bentuk perbuatan adalah tindakan semata-mata, bukan suatu kebajikan atau kejahatan (akiriya-dithi)
Akibat dari perbuatan musavada :
- Mulut berbau busuk, berbicara tidak jelas
- Perkataannya tidak dipercayai
- Menjadi celaan para bijaksana
- Sering bertikai, hidup jauh dari kerukunan
- Mudah sakit hati atu tersingung oleh ucapan orang lain
- Terjauhkan dari kebenaran, tidak mempunyai kebijaksanaan luhur

dari pengertian dan penjelasan diatas dapat dimengerti kata kata kasar, fitnahan, gosip termasuk kata kata yg tdk benar (Musavada). jThanks
Boleh ditunjukkan saya melanggar yang mana?


Katanya ngak mau diskusi sama saya koq masih nanya ha...ha. Saya cuma bilang nih baca dan kata2 mutiara "jangan merasa benar sebelum diri anda benar" kok sensi sih bro ha...ha. Ok deh cu all
Everjoy

ryu

Quote from: dukun on 30 July 2010, 03:31:27 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 July 2010, 03:28:11 PM
Quote from: dukun on 30 July 2010, 03:20:33 PM
Jangan merasa benar sebelum diri anda benar nih baca :

Menurut saya kenapa pelanggaran, ditinjau dari arti kata. Istilah "musavada" terdiri dari 2 kosa kata, yaitu "musa" yang berarti bukan suatu kebenaran dan "vada" yang berarti ucapan. berarti mengatakan hal hal yang tidak benar. so dalam sila musavada mengandung arti, saya bertekad untuk tdk mengatakan hal hal yang tidak benar.
Ucapan dikatakan suatu pendustaan (berbohong) bila 4 faktor yang mendasari terpenuhi:
1. Sesuatu atau hal yang tidak benar (atthama-vatthu)
2. Mempunyai kehendak, pikiran untuk berdusta (visamvadanacittam)
3. Berusaha berdusta (tajjo-vayamo)
4. Orang lain mempercayai kata katanya (parassa-tadatthavijananam)
Ucapan dusta yang menimbulkan kerugian bagi orang lain dapat dikategorikan sebagai akusala-kammapatha, sedang bila tidak ada kerugian yang ditimbulkan dikategotrikan sebagai akusala-kamma.

Sang Buddha, didalam Navanipata, Jataka, telah mengajarkan :
"Diantara akusala-kammapatha, yaitu pembunuhan, pencurian, perzinahan, pemabuk-mabukan mungkin dilakukan oleh seorang bodisatta, namum pendustaan yang menimbulkan kerugian pada pihak lain sama sekali tidak mungkin dilakukan oleh seorang bodhisatta".
Termasuk dalam kategori pendustaan adalah :
1. Ucapan yang dapat menimbulkan cekcok, pertikaian, pertengkaran, perpecahan diantara pihak-pihak yang dahulunya terjalin dalam kerukunan, kesatuan (pisunavaca)
2. Ucapan yang dapat menimbulkan kemarahan, kebenciaan seseorang (pharusavaca)
3. Ucapan yang dapat melenyapkan manfaat dan kebahagiaan (samphappala)
4. Ucapan yang mencerminkan kehendak jahat untuk memiliki barang orang lain secara tidak sah (abhijjha)
5. Ucapan yang mencerminkan itikad jahat (vyapada)
6. Ucapan yang mencerminkan pandangan sesat, pengertian salah (micchaditthi)
1.1 Pisunavaca
Faktor yang melandasi ucapan yang dapat menimbulkan pertikaian, pertengkaran, perpecahan :
- Ada pihak-pihak yang akan dihasut (bhinditabbo)
- Bermaksud memecah belah (bhedapurekkharata)
- Bermaksud agar dirinya dicintai pihak-pihak tertentu (piyakamyata)
- Berusaha untuk menghasut (tajjo-vayamo)
- Ada pihak yang percaya atas hasutan itu (tassa-tadatthavijananam)
1.2 Pharusavaca
Faktor yang mendasari ucapan yang dapat menimbulkan kebenciaan, kemarahan pihak lain :
- Ada orang yang akan dimaki (akkositabbo-paro)
- Mempunyai pikiran yang penuh kemarahan (kupitacittam)
- Mengucapkan kata kata makian (akosana)
1.3 Samphappala
Faktor yang mendasari ucapan yang tak bermanfaat atau menghilangkan kebahagiaan:
- Bermaksud mengucapkan kata-kata yang tidak bermanfaat
(niratthaka-kathapurekkharata)
- Mengucapkan sesuatu yang tak bermanfaat (tatharupi-kathakathanam)
1.4 Abhijjha
Faktor yang mendasari ucapan yang mencerminkan kehendak untuk memiliki barang orang lain secara tidak sah (menipu):
- Ada benda atau barang milik orang lain (parabhandam)
- Bermaksud memiliki barang tersebut secara tidak sah (attano-parinamanam)
Hendaknya kita senantiasa mendasari ucapan kita dengan hasrat yang wajar dan menghindari keserakahan
1.5 Vyapada
Faktor yang mendasari ucapan yang mencerminkan itikad jahat (vyapada) yang dilandasi kemarahan (kodha):
- Ada orang yang menjadi obyek keinginan beritikad jahat (parasatto)
- Bermaksud mencelakakannya (tassa-vinasacinta)
1.6 Micchaditthi
Ucapan ini lebih ditujukan berupa penyangkalan kebenaran suatu ajaran (agama), dan mennafsirkan pemahamannya berdasarkan pandangan pribadi yang sangat subyektif.
Faktor yang mendasari ucapan pandangan sesat ini:
- Memahamani ajaran agama secara salah, menyimpang dari hakikat kebenaran ajararan
agama tersebut (attahaviparitta)
- Memahami, mempercayainya sebagi suatu kebenaran (kasuyatan) ajaran agama yang
salah (tathabavupatthanam)
Pandangan sesat merupakan akusala-kammapatha ialah niyata-micchadithi , yang terdiri dari :
- Pandangan yang menolak atau menyangkal akibat dari semua bentuk perbuatan
(natthika-dithi)
- Pandangan yang menolak atau menyangkal adanya sebab yang melatar belakangi semua perbuatan (kejadiaan) dialam semesta ini (ahetuka-dithi)
- Pandangan yang mengatakan bahwa semua bentuk perbuatan adalah tindakan semata-mata, bukan suatu kebajikan atau kejahatan (akiriya-dithi)
Akibat dari perbuatan musavada :
- Mulut berbau busuk, berbicara tidak jelas
- Perkataannya tidak dipercayai
- Menjadi celaan para bijaksana
- Sering bertikai, hidup jauh dari kerukunan
- Mudah sakit hati atu tersingung oleh ucapan orang lain
- Terjauhkan dari kebenaran, tidak mempunyai kebijaksanaan luhur

dari pengertian dan penjelasan diatas dapat dimengerti kata kata kasar, fitnahan, gosip termasuk kata kata yg tdk benar (Musavada). jThanks
Boleh ditunjukkan saya melanggar yang mana?


Katanya ngak mau diskusi sama saya koq masih nanya ha...ha. Saya cuma bilang nih baca dan kata2 mutiara "jangan merasa benar sebelum diri anda benar" kok sensi sih bro ha...ha. Ok deh cu all
dadah...

mau ganti id jadi pariahina yak =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Bro 4DMYN, masih mau diteruskan diskusinya? Dari pihak ZFZ, saya hanya menghargai anda seorang yang bisa diskusi dengan baik, dengan perilaku normal juga. Kalau tidak ada lagi yang ingin anda sampaikan ke saya, saya berhenti dari diskusi ini.


ivannlian

SAUDARA RYU..
BOLE SAYA TANYA GK?
SAUDARA RYU JENIS KELAMINNYA PRIA... TAPI KOK GAMBARNYA WANITA...?
GMN SIH ITU...? MACHO DONK SEDIKIT...
APA SAUDARA RYU JENIS KELAMINNYA GANDA...? ALIAS WARIA? ATAU BANCI?
INI SEMUA ADA PENJELASANNYA...? MAU DIJELASKAN?

ryu

Quote from: ivannlian on 30 July 2010, 03:42:50 PM
SAUDARA RYU..
BOLE SAYA TANYA GK?
SAUDARA RYU JENIS KELAMINNYA PRIA... TAPI KOK GAMBARNYA WANITA...?
GMN SIH ITU...? MACHO DONK SEDIKIT...
APA SAUDARA RYU JENIS KELAMINNYA GANDA...? ALIAS WARIA? ATAU BANCI?
INI SEMUA ADA PENJELASANNYA...? MAU DIJELASKAN?
pakai ilmu tafsir tingkat tinggi =)) :
loh wajarlah sebagai lelaki menyukai gambar wanita cantik, bahkan guru anda saja mejeng dengan cewe2 berbikini itu lebih mantap, sayang nya karma saya kurang bagus sehingga tidak mempunyai kesempatan seperti guru anda =)) =)) =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))