Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.

Started by johan3000, 21 July 2010, 05:55:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

K.K.

Quote from: johan saban on 30 July 2010, 02:33:20 PM
Untuk masalah RR sebenarnya termasuk dalam dana sesorang.
Dan dalam hal diatas guru bro pariahana dan admyn tuh ga pernah minta.
Jadi dalam konteks apapun tidak bisa dijadikan bahan tolak ukur.

Sebagai bahan perbandingan, dalam Tradisi Theravada, Buddha Gotama sering kali ditawarkan kekayaan duniawi, yang tidak dibutuhkan seorang petapa. Maka Buddha Gotama menolaknya karena tidak mungkin seorang yang mengajarkan kesederhanaan malah memberi contoh sebaliknya.

Dan sebaliknya, justru hal itu menjadi tolok ukur bagi saya pribadi.

johan3000

Quote from: johan saban on 30 July 2010, 02:33:20 PM
Untuk masalah RR sebenarnya termasuk dalam dana yang diberikan seseorang.
Dan dalam hal diatas guru bro pariahana dan admyn tuh ga pernah minta.
Jadi dalam konteks apapun tidak bisa dijadikan bahan tolak ukur.Itu yang saya cermati.

Lirikan mata mu ....aha aha aha.... semyuman manis mu uhu uhu uhu....
gak usah pakai minta segala... dgn dua yg diatas cukup mampu menjaring harimau...

tolak ukurnya transparansi...(hhahaha )

menurut bro Kenapa orang tsb mau memberikan Rolls Royce tsb ? (selain dia kaya) ?
hayo... tunjukan otak mu.... jangan pakai tafsir menafsir lagi...  :)) :)) :))

seingatnya gw Buddha Gautama gak pernah ditawarin Rolls Royce lho (setara dgn yg zaman dulu)

Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

dukun

Quote from: johan saban on 30 July 2010, 02:33:20 PM
Untuk masalah RR sebenarnya termasuk dalam dana yang diberikan seseorang.
Dan dalam hal diatas guru bro pariahana dan admyn tuh ga pernah minta.
Jadi dalam konteks apapun tidak bisa dijadikan bahan tolak ukur.Itu yang saya cermati.

Betul, terserah pendananya. dialiran lain pun banyak yang dana rumah dan gedung saja banyak dilengkapi fasilitas wah. Sekarang tergantung si LSY mo apakan itu mobil. Jadi jangan sirik gitu lho. Di tradisi theravada bahkan ada yg menyumbangkan mercynya untuk mengantar-ngantar bhante. Masa harus naik sepeda terus ha..ha. Kalau mau sederhan hayo semua bhkkhu berbagai aliran termasuk bhikhu theravada jangan naik kendaraan, jalan kaki seperti jaman SB. Itu baru top markotop. Kalo mo lintas negara pake abinna, jangan pake pesawat.
Everjoy

K.K.

Quote from: johan3000 on 30 July 2010, 02:42:17 PM
Lirikan mata mu ....aha aha aha.... semyuman manis mu uhu uhu uhu....
gak usah pakai minta segala... dgn dua yg diatas cukup mampu menjaring harimau...

tolak ukurnya transparansi...(hhahaha )

menurut bro Kenapa orang tsb mau memberikan Rolls Royce tsb ? (selain dia kaya) ?
hayo... tunjukan otak mu.... jangan pakai tafsir menafsir lagi...  :)) :)) :))

seingatnya gw Buddha Gautama gak pernah ditawarin Rolls Royce lho (setara dgn yg zaman dulu)


Dalam Tradisi Theravada, Bodhisatta Gotama pernah ditawarkan setengah dari Kerajaan Magadha, oleh Raja Bimbisara. Tentu saja Bodhisatta menolaknya karena bukan kehidupan demikian yang ingin dicapai Sang Bodhisatta. Melihat tekad agung dari petapa Gotama, Raja Bimbisara semakin menghormatinya dan meminta agar ketika Bodhisatta berhasil mencapai penerangan, kembali ke Rajagaha untuk memberikan pencerahan.


K.K.

Quote from: dukun on 30 July 2010, 02:43:19 PM
Quote from: johan saban on 30 July 2010, 02:33:20 PM
Untuk masalah RR sebenarnya termasuk dalam dana yang diberikan seseorang.
Dan dalam hal diatas guru bro pariahana dan admyn tuh ga pernah minta.
Jadi dalam konteks apapun tidak bisa dijadikan bahan tolak ukur.Itu yang saya cermati.

Betul, terserah pendananya. dialiran lain pun banyak yang dana rumah dan gedung saja banyak dilengkapi fasilitas wah. Sekarang tergantung si LSY mo apakan itu mobil. Jadi jangan sirik gitu lho. Di tradisi theravada bahkan ada yg menyumbangkan mercynya untuk mengantar-ngantar bhante. Masa harus naik sepeda terus ha..ha. Kalau mau sederhan hayo semua bhkkhu berbagai aliran termasuk bhikhu theravada jangan naik kendaraan, jalan kaki seperti jaman SB. Itu baru top markotop. Kalo mo lintas negara pake abinna, jangan pake pesawat.

Mobil ataupun fasilitas yang digunakan untuk para bhikkhu Theravada BUKANLAH MILIK PRIBADI BHIKKHU. Itu perbedaannya.

johan saban

Iya bisa saya pahami.Namun dahulu Sang Buddha masih menggunakan kuda ketika meninggalkan kerajaanya untuk mencari kebenarn. Yang pada akhirnya dia tinggalkan.

Dalam hal ini ,gurunya bro pariahana dan admyn,
Menerima dana tsb ,karena tidak ingin mengecewakan hati pemberi dana.
Namun setelah dana itu diterima,dana tsb didanakan lagi ke yayasannya. Entah sudah diuangkan atau apa,karena itu urusan pihak yayasan.jika mohon transparansinya seperti kehendak johan3000 hendaknya lsg ke pihak bersangkutan.
Selama ini pihak yayasan tsb sering melakukan bentuk sosialnya,terbukti ketika banyak bencana melanda China dan Taiwan dan tempat lainnya.Bukti bisa kroscek lsg.Yayasannya kalau tidak salah Lotus Light Charity Society,namanya bisa dicari di page2 awal

Inti yang saya cermati dalam hal ini adalah adanya kehendak dari guru pariahana dan admyn untuk menggandakan pahala dari pemberi dana.

Back to topic: :)
Nagasakti : Satu-satunya penyebab busuknya kebijaksanaan adalah banyak bertanya tapi tidak punya otak.

dukun

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 July 2010, 02:48:23 PM
Quote from: dukun on 30 July 2010, 02:43:19 PM
Quote from: johan saban on 30 July 2010, 02:33:20 PM
Untuk masalah RR sebenarnya termasuk dalam dana yang diberikan seseorang.
Dan dalam hal diatas guru bro pariahana dan admyn tuh ga pernah minta.
Jadi dalam konteks apapun tidak bisa dijadikan bahan tolak ukur.Itu yang saya cermati.

Betul, terserah pendananya. dialiran lain pun banyak yang dana rumah dan gedung saja banyak dilengkapi fasilitas wah. Sekarang tergantung si LSY mo apakan itu mobil. Jadi jangan sirik gitu lho. Di tradisi theravada bahkan ada yg menyumbangkan mercynya untuk mengantar-ngantar bhante. Masa harus naik sepeda terus ha..ha. Kalau mau sederhan hayo semua bhkkhu berbagai aliran termasuk bhikhu theravada jangan naik kendaraan, jalan kaki seperti jaman SB. Itu baru top markotop. Kalo mo lintas negara pake abinna, jangan pake pesawat.

Mobil ataupun fasilitas yang digunakan untuk para bhikkhu Theravada BUKANLAH MILIK PRIBADI BHIKKHU. Itu perbedaannya.

Bro uda tanya LSY, hey LSY, itu RR punya siapa....trus cek juga SIM dan STNKnya bro baru ngomong. TBS juga bisa bilang, lho mobil itu milik umat yang didanakan  ke vihara bukan milik pribadi. Sama saja kan ha...ha. Apa ente tau kalo RRnya dipake rame-rame wkakakaka.
Everjoy

johan saban

Hei saceng,u kalo mau nganggu orang diskusi kan dah g buat thread khusus...masih aj ngebandelnya.... ???
Nagasakti : Satu-satunya penyebab busuknya kebijaksanaan adalah banyak bertanya tapi tidak punya otak.

ryu

Quote from: johan saban on 30 July 2010, 02:53:12 PM
Hei saceng,u kalo mau nganggu orang diskusi kan dah g buat thread khusus...masih aj ngebandelnya.... ???
diangkat jadi moderator udah lama, kok ngatur2 nya sekarang sih? =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

johan saban

Quote from: ryu on 30 July 2010, 02:56:08 PM
Quote from: johan saban on 30 July 2010, 02:53:12 PM
Hei saceng,u kalo mau nganggu orang diskusi kan dah g buat thread khusus...masih aj ngebandelnya.... ???
diangkat jadi moderator udah lama, kok ngatur2 nya sekarang sih? =))

Brisik aja
Nagasakti : Satu-satunya penyebab busuknya kebijaksanaan adalah banyak bertanya tapi tidak punya otak.

johan3000

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 July 2010, 02:47:16 PM
Quote from: johan3000 on 30 July 2010, 02:42:17 PM
Lirikan mata mu ....aha aha aha.... semyuman manis mu uhu uhu uhu....
gak usah pakai minta segala... dgn dua yg diatas cukup mampu menjaring harimau...

tolak ukurnya transparansi...(hhahaha )

menurut bro Kenapa orang tsb mau memberikan Rolls Royce tsb ? (selain dia kaya) ?
hayo... tunjukan otak mu.... jangan pakai tafsir menafsir lagi...  :)) :)) :))

seingatnya gw Buddha Gautama gak pernah ditawarin Rolls Royce lho (setara dgn yg zaman dulu)


Dalam Tradisi Theravada, Bodhisatta Gotama pernah ditawarkan setengah dari Kerajaan Magadha, oleh Raja Bimbisara. Tentu saja Bodhisatta menolaknya karena bukan kehidupan demikian yang ingin dicapai Sang Bodhisatta. Melihat tekad agung dari petapa Gotama, Raja Bimbisara semakin menghormatinya dan meminta agar ketika Bodhisatta berhasil mencapai penerangan, kembali ke Rajagaha untuk memberikan pencerahan.


bener bro Kainyn_Kutho,

gak semua orang memiliki kemampuan utk MENOLAK begitu disodorin yg waaaaahhhh

trims atas postingnya....KARNA DIA BISA MENOLAK .....

nice posting....



QuoteMobil ataupun fasilitas yang digunakan untuk para bhikkhu Theravada BUKANLAH MILIK PRIBADI BHIKKHU. Itu perbedaannya.
Alamak ada orang gak mampu melihat perbedaan dan cuma bisa sanbanDel... =))
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

K.K.

Quote from: johan saban on 30 July 2010, 02:49:49 PM
Iya bisa saya pahami.Namun dahulu Sang Buddha masih menggunakan kuda ketika meninggalkan kerajaanya untuk mencari kebenarn. Yang pada akhirnya dia tinggalkan.
Yang menggunakan kuda meninggalkan kerajaannya adalah Pangeran Siddhata, bukan Buddha. Di tengah jalan, setelah merasa cukup jauh untuk dikejar, ia meninggalkan kudanya. Dia juga meninggalkan semua aksesoris kerajaan dan hidup sebagai petapa dengan hanya jubah & mangkuk saja. 


QuoteDalam hal ini ,gurunya bro pariahana dan admyn,
Menerima dana tsb ,karena tidak ingin mengecewakan hati pemberi dana.
Namun setelah dana itu diterima,dana tsb didanakan lagi ke yayasannya. Entah sudah diuangkan atau apa,karena itu urusan pihak yayasan.jika mohon transparansinya seperti kehendak johan3000 hendaknya lsg ke pihak bersangkutan.
Selama ini pihak yayasan tsb sering melakukan bentuk sosialnya,terbukti ketika banyak bencana melanda China dan Taiwan dan tempat lainnya.Bukti bisa kroscek lsg.Yayasannya kalau tidak salah Lotus Light Charity Society,namanya bisa dicari di page2 awal
Saya memang tidak tahu masalah RR. Tetapi di Wikipedia dikatakan itu adalah kendaraannya. Saya juga tidak peduli transparansi sampai sejauh itu.

Dan kembali ke topik, yang saya tanyakan adalah apa saja kecukupan seorang petapa, menurut ZFZ.


K.K.

Quote from: dukun on 30 July 2010, 02:51:58 PM
Bro uda tanya LSY, hey LSY, itu RR punya siapa....trus cek juga SIM dan STNKnya bro baru ngomong. TBS juga bisa bilang, lho mobil itu milik umat yang didanakan  ke vihara bukan milik pribadi. Sama saja kan ha...ha. Apa ente tau kalo RRnya dipake rame-rame wkakakaka.

"Lu has also gained attention for his opulent lifestyle, with his vehicle being a Rolls Royce."

""The Buddha as a Grand Master"". New Delhi: Tibetan Review. March 1997. pp. 16.

Dari Wikipedia.

dukun

Quote"Lu has also gained attention for his opulent lifestyle, with his vehicle being a Rolls Royce."

""The Buddha as a Grand Master"". New Delhi: Tibetan Review. March 1997. pp. 16.

Dari Wikipedia.



Kek ngak tau infotainment aja bro. Cek langsung ke yang bersangkutan. kalo merasa tidak perlu bearti memang kebanyakan suka dengar gosip dan infotainment dari media, media kebanyakan cuma cari sensasi biar laku ha..ha. Nanti ada infotainment bhikhu theravada jadi dukun. Lalu umat lain bilang oh ternyata bhikkhu2 itu profesinya dukun toh. Apalagi sumbernya wikipedia banyak ngawurnya . Nah pikirkan baik-baik. Ok guys, mo liamkeng dulu. cu
Everjoy

K.K.

Quote from: johan3000 on 30 July 2010, 03:06:44 PM
bener bro Kainyn_Kutho,

gak semua orang memiliki kemampuan utk MENOLAK begitu disodorin yg waaaaahhhh

trims atas postingnya....KARNA DIA BISA MENOLAK .....


Dalam Tradisi Theravada, diajarkan agar pemberi dana memberikan dana yang sesuai, dengan cara yang sesuai, dan kepada orang yang sesuai menerima dana.

Orang yang sesuai menerima dana adalah mereka yang meninggalkan kehidupan rumah tangga, meninggalkan kemewahan dan kesenangan indriah demi tercapainya kehidupan suci.

Cara yang sesuai adalah dana yang diberikan diperoleh dari pencaharian benar, dan diberikan dengan pikiran benar pada saat sebelum memberikan, sewaktu memberikan, dan setelah memberikan.

Dana yang diberikan adalah untuk menunjang kebutuhan hidup paling dasar, bukan yang cenderung pada membangkitkan keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin.

Dengan alasan itulah para bhikkhu bisa saja menolak suatu dana. Bukan semuanya diterima dengan alasan "menyenangkan pemberi dana".