Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.

Started by johan3000, 21 July 2010, 05:55:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dukun

Jubah, Mangkuk patta, makanan, tempat tinggal semua itu adalah materi. pisau cukur untuk gundul pun materi.
Everjoy

Indra

Quote from: dukun on 30 July 2010, 01:43:58 PM
Jubah, Mangkuk patta, makanan, tempat tinggal semua itu adalah materi. pisau cukur untuk gundul pun materi.

benar sekali, tapi jenis materi ini tidak ada hubungan dengan kaya atau miskin

K.K.

Quote from: 4DMYN on 30 July 2010, 12:55:56 PM
tentang materi, saya tambahkan sedikit pendapat saja. Saya pernah mendengar seorang fashe di vihara saya (TBSN) berceramah bahwa untuk melatih diri dalam dunia ini dibutuhkan 4 hal:
1. Materi
2. Pengetahuan Dharma
3. Teman Sedharma
4. Tempat dan lingkungan yang memadai.

Memang materi bukan segalanya, tapi untuk mensupport kehidupan seorang sadhaka, harus ada cukup materi.
Mau tanya sedikit.
Orang yang mengatakan materi tidak diperlukan adalah orang yang tidak realistis, terutama di zaman seperti ini. Namun, yang masalah adalah batasan kecukupannya. Misalnya saja dalam Theravada, materi yang dibutuhkan seorang bhikkhu adalah hanya 1 set jubah luar & dalam, serta mangkuk untuk makan. Mereka makan sekali sehari sebelum pukul 12 siang dan makan dari dana umat. Kalau tidak dapat dana atau telat, mereka tidak makan. Dengan materi sedemikian, sudah dianggap berkecukupan dari sisi seorang yang meninggalkan rumah tangga.

Menurut ZFZ, bagaimanakah batas minimal materi yang dimiliki seorang petapa sehingga dikatakan cukup?

dilbert

Quote from: dukun on 30 July 2010, 01:43:58 PM
Jubah, Mangkuk patta, makanan, tempat tinggal semua itu adalah materi. pisau cukur untuk gundul pun materi.

itu kebutuhan paling mendasar...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

ryu

Quote from: Pariahina on 30 July 2010, 11:13:24 AM
http://.blogspot.com/2010/07/ryu-menyamakan-mahaguru-dengan-anjing.html :P

Ikuti terus news dari Pariahina News bersama reporter kesayangan Anda Pariahina! Mari ikuti sepak terjang Ryu yang telah mencoreng nama Umat Buddha (secara umum) dan Forum Dhammacitta (secara khusus).
=)) =)) =)) berarti kalau di bilang anjing itu menghina, berarti anjing itu lebih hina dari batu atau kotoran yak =)) padahal muridnya aja setuju kalau LSY itu di bilang kotoran =)) =))
Quote from: 4DMYN on 29 July 2010, 03:06:54 PM
Quote from: Indra on 29 July 2010, 02:06:31 PM
Quote from: 4DMYN on 29 July 2010, 01:59:27 PM
Quote from: Indra on 29 July 2010, 01:37:46 PM
Quote from: tesla on 29 July 2010, 01:32:50 PM
Quote4. "Mengapa kamu adalah seorang Yang Berharga, seorang Samyaksambuddha? "
"Karena aku menyadari bahwa semua benda adalah sama di dalam Dharmadhatu. "

ini sih mengenai nilai*, seorang Buddha tidak melihat lebih tinggi atau lebih rendah (ataupun sama) sesuatu dalam artian seorang Buddha tidak membeda2kan.
namun dalam pengenalan objek jelas seorang Buddha masih bisa membedakan mana yg Sariputra mana yg Ananda, mana pria mana wanita, mana Sakyamuni, mana Buddha dari kosmos lain.

Bro 4DMYN,
apakah ketika LSY mengaku bahwa "Sakyamuni adalah saya", ia mengatakannya dalam konteks yg sama seperti Manjushri dalam kutipan di atas?
Demikianlah... karena pencapaian ke-Buddha-an itu bukanlah didapatkan dari belajar , bertumbuh/berkembang. Oleh karena tidak ada yang bertumbuh dan berkembang, bagaimana mungkin ada tingkatan- tingkatan dalam pencapaian jalan menuju ke-Buddha-an?.


apakah anda juga setuju jika dikatakan LSY=batu=pohon=kotoran? tentu dalam konteks di atas juga
bagi saya , tidak setuju, karena saya masih memiliki banyak kekotoran batin, jauh dari kesucian.
Tapi bagi sosok yang sudah mencapai Ke-Buddha-an tidak memiliki tingkatan dan pembedaan lagi , jawabnya: setuju.

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: ryu on 30 July 2010, 01:54:54 PM
=)) =)) =)) berarti kalau di bilang anjing itu menghina, berarti anjing itu lebih hina dari batu atau kotoran yak =)) padahal muridnya aja setuju kalau LSY itu di bilang kotoran =)) =))

Ini juga saya kurang tangkap maknanya. Bukankah kalau dari sudut pandang tertentu, LSY Buddha, semua makhluk juga Buddha, berarti Anjing juga adalah Buddha? Berarti seharusnya sah-sah saja, atau bagaimana yah?

dukun

Quote from: Indra on 30 July 2010, 01:51:17 PM
Quote from: dukun on 30 July 2010, 01:43:58 PM
Jubah, Mangkuk patta, makanan, tempat tinggal semua itu adalah materi. pisau cukur untuk gundul pun materi.

benar sekali, tapi jenis materi ini tidak ada hubungan dengan kaya atau miskin

lalu apa barometernya kaya dan miskin?
mangkok patta dari emas ? or tembaga? kaya or miskin.
Jubah dari sutra? apakah termasuk kaya or miskin

Materi adalah materi. lalu materi  jenis mana yang berhubungan dengan  kaya dan miskin jika materi diatas tidak ada hubungannya?. Kaya dan miskin pikiran yang menilai dan norma masyarakat.

Yang tepat Buddha tidak meninggalkan materi tetapi benar meninggalkan keduniawian.
Everjoy

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 July 2010, 01:59:36 PM
Quote from: ryu on 30 July 2010, 01:54:54 PM
=)) =)) =)) berarti kalau di bilang anjing itu menghina, berarti anjing itu lebih hina dari batu atau kotoran yak =)) padahal muridnya aja setuju kalau LSY itu di bilang kotoran =)) =))

Ini juga saya kurang tangkap maknanya. Bukankah kalau dari sudut pandang tertentu, LSY Buddha, semua makhluk juga Buddha, berarti Anjing juga adalah Buddha? Berarti seharusnya sah-sah saja, atau bagaimana yah?

entahlah, ajaran LSY itu plin plan, mungkin karena mereka mengenal roh/atta maka mereka mengenal namanya terhina =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Indra

Quote from: dukun on 30 July 2010, 02:01:04 PM
Quote from: Indra on 30 July 2010, 01:51:17 PM
Quote from: dukun on 30 July 2010, 01:43:58 PM
Jubah, Mangkuk patta, makanan, tempat tinggal semua itu adalah materi. pisau cukur untuk gundul pun materi.

benar sekali, tapi jenis materi ini tidak ada hubungan dengan kaya atau miskin

lalu apa barometernya kaya dan miskin?
mangkok patta dari emas ? or tembaga? kaya or miskin.
Jubah dari sutra? apakah termasuk kaya or miskin

Materi adalah materi. Bagaimana materi ada jenis berhubungan kaya dan miskin. Kaya dan miskin pikiran yang menilai dan norma masyarakat.

Yang tepat Buddha tidak meninggalkan materi tetapi benar meninggalkan keduniawian.


yah kalo tiba2 nimbrung memang begini Bro, sebaiknya baca dulu dari awal thread, sebelum nimbrung

dukun

Quote from: Indra on 30 July 2010, 02:07:06 PM
Quote from: dukun on 30 July 2010, 02:01:04 PM
Quote from: Indra on 30 July 2010, 01:51:17 PM
Quote from: dukun on 30 July 2010, 01:43:58 PM
Jubah, Mangkuk patta, makanan, tempat tinggal semua itu adalah materi. pisau cukur untuk gundul pun materi.

benar sekali, tapi jenis materi ini tidak ada hubungan dengan kaya atau miskin

lalu apa barometernya kaya dan miskin?
mangkok patta dari emas ? or tembaga? kaya or miskin.
Jubah dari sutra? apakah termasuk kaya or miskin

Materi adalah materi. Bagaimana materi ada jenis berhubungan kaya dan miskin. Kaya dan miskin pikiran yang menilai dan norma masyarakat.

Yang tepat Buddha tidak meninggalkan materi tetapi benar meninggalkan keduniawian.


yah kalo tiba2 nimbrung memang begini Bro, sebaiknya baca dulu dari awal thread, sebelum nimbrung

emangnya lu aja yg bisa nimbrung :)) makanya jangan buat statement ngaco-ngaco sih bro, uda ah nambah akusala aja.:)) silakan bershit ria
Everjoy

4DMYN

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 July 2010, 01:53:18 PM
Quote from: 4DMYN on 30 July 2010, 12:55:56 PM
tentang materi, saya tambahkan sedikit pendapat saja. Saya pernah mendengar seorang fashe di vihara saya (TBSN) berceramah bahwa untuk melatih diri dalam dunia ini dibutuhkan 4 hal:
1. Materi
2. Pengetahuan Dharma
3. Teman Sedharma
4. Tempat dan lingkungan yang memadai.

Memang materi bukan segalanya, tapi untuk mensupport kehidupan seorang sadhaka, harus ada cukup materi.
Mau tanya sedikit.
Orang yang mengatakan materi tidak diperlukan adalah orang yang tidak realistis, terutama di zaman seperti ini. Namun, yang masalah adalah batasan kecukupannya. Misalnya saja dalam Theravada, materi yang dibutuhkan seorang bhikkhu adalah hanya 1 set jubah luar & dalam, serta mangkuk untuk makan. Mereka makan sekali sehari sebelum pukul 12 siang dan makan dari dana umat. Kalau tidak dapat dana atau telat, mereka tidak makan. Dengan materi sedemikian, sudah dianggap berkecukupan dari sisi seorang yang meninggalkan rumah tangga.

Menurut ZFZ, bagaimanakah batas minimal materi yang dimiliki seorang petapa sehingga dikatakan cukup?

gue kira gue sudah menjelaskan bahwa dalam ceramahnya itu dia menjelaskan dalam konteks sebagai umat awam, bukan sebagai bhiksu.

Indra

Quote from: dukun on 30 July 2010, 02:13:29 PM
Quote from: Indra on 30 July 2010, 02:07:06 PM
Quote from: dukun on 30 July 2010, 02:01:04 PM
Quote from: Indra on 30 July 2010, 01:51:17 PM
Quote from: dukun on 30 July 2010, 01:43:58 PM
Jubah, Mangkuk patta, makanan, tempat tinggal semua itu adalah materi. pisau cukur untuk gundul pun materi.

benar sekali, tapi jenis materi ini tidak ada hubungan dengan kaya atau miskin

lalu apa barometernya kaya dan miskin?
mangkok patta dari emas ? or tembaga? kaya or miskin.
Jubah dari sutra? apakah termasuk kaya or miskin

Materi adalah materi. Bagaimana materi ada jenis berhubungan kaya dan miskin. Kaya dan miskin pikiran yang menilai dan norma masyarakat.

Yang tepat Buddha tidak meninggalkan materi tetapi benar meninggalkan keduniawian.


yah kalo tiba2 nimbrung memang begini Bro, sebaiknya baca dulu dari awal thread, sebelum nimbrung

emangnya lu aja yg bisa nimbrung :)) makanya jangan buat statement ngaco-ngaco sih bro, uda ah nambah akusala aja.:)) silakan bers**t ria

saya mengikuti thread ini sejak awal Bro. dan saya bukan nimbrung, tapi salah satu peserta diskusi yg aktif di thread ini.

K.K.

Quote from: 4DMYN on 30 July 2010, 02:15:38 PM
gue kira gue sudah menjelaskan bahwa dalam ceramahnya itu dia menjelaskan dalam konteks sebagai umat awam, bukan sebagai bhiksu.

Betul, tapi yang sekarang saya tanyakan adalah sebagai bhiksu (petapa). Saya mau tahu menurut ZFZ apa saja kecukupannya.

Indra

Quote from: 4DMYN on 30 July 2010, 02:15:38 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 July 2010, 01:53:18 PM
Quote from: 4DMYN on 30 July 2010, 12:55:56 PM
tentang materi, saya tambahkan sedikit pendapat saja. Saya pernah mendengar seorang fashe di vihara saya (TBSN) berceramah bahwa untuk melatih diri dalam dunia ini dibutuhkan 4 hal:
1. Materi
2. Pengetahuan Dharma
3. Teman Sedharma
4. Tempat dan lingkungan yang memadai.

Memang materi bukan segalanya, tapi untuk mensupport kehidupan seorang sadhaka, harus ada cukup materi.
Mau tanya sedikit.
Orang yang mengatakan materi tidak diperlukan adalah orang yang tidak realistis, terutama di zaman seperti ini. Namun, yang masalah adalah batasan kecukupannya. Misalnya saja dalam Theravada, materi yang dibutuhkan seorang bhikkhu adalah hanya 1 set jubah luar & dalam, serta mangkuk untuk makan. Mereka makan sekali sehari sebelum pukul 12 siang dan makan dari dana umat. Kalau tidak dapat dana atau telat, mereka tidak makan. Dengan materi sedemikian, sudah dianggap berkecukupan dari sisi seorang yang meninggalkan rumah tangga.

Menurut ZFZ, bagaimanakah batas minimal materi yang dimiliki seorang petapa sehingga dikatakan cukup?

gue kira gue sudah menjelaskan bahwa dalam ceramahnya itu dia menjelaskan dalam konteks sebagai umat awam, bukan sebagai bhiksu.


statement itu bisa diterima, tapi pertanyaan dari Bro Kainyn sptnya juga cukup penting dijelaskan.

Menurut ZFZ, bagaimanakah batas minimal materi yang dimiliki seorang petapa Buddha sehingga dikatakan cukup?

mungkin RR termasuk dalam jawabannya

johan saban

Untuk masalah RR sebenarnya termasuk dalam dana yang diberikan seseorang.
Dan dalam hal diatas guru bro pariahana dan admyn tuh ga pernah minta.
Jadi dalam konteks apapun tidak bisa dijadikan bahan tolak ukur.Itu yang saya cermati.
Nagasakti : Satu-satunya penyebab busuknya kebijaksanaan adalah banyak bertanya tapi tidak punya otak.