umat awam yg mencapai arahat

Started by tania, 25 June 2010, 02:24:56 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

sukuhong

#30
Quote from: upasaka on 26 June 2010, 11:08:35 AM
Quote from: tania on 25 June 2010, 11:01:06 PM
saya hanya ingin memastikan bahwa millinda panha merupakan sutta yg layak dibaca .. karna itu bukan merupakan sutta dari masa hidup sang buddha ..
Sekadar informasi... Kitab Milinda Panha hanya diakui oleh Aliran Theravada di Myanmar sebagai bagian dari Khuddaka Nikaya - Sutta Pitaka. Sedangkan Aliran Theravada di Thailand, Sri Lanka, Indonesia, dll. hanya mengakui Kitab Milinda Panha sebagai salah satu Kitab Komentar.

tidaklah penting bagi kita, Milinda Panha bagian Kitab komentar atau Khuddaka Nikaya toh semuanya berada dalam wadah Tipitaka.
yang penting sutta tersebut jika dipraktekan dapat membuat ketenangan batin dan tidak merugikan makhluk lain, itulah yang diperlukan.
kamsia

Nevada

Quote from: sukuhong on 26 June 2010, 11:34:28 AM
tidaklah penting bagi kita, Kitab komentar atau Khuddaka Nikaya, toh semuanya berada dalam wadah Tipitaka.
yang penting, sutta tersebut jika dipraktekan dapat membuat ketenangan batin dan tidak merugikan makhluk lain, itulah yang diperlukan.
kamsia
Benar. Saya tidak bermaksud membedakan mana yang lebih penting antara Sutta Pitaka atau Kitab Komentar. Saya hanya menyediakan sedikit informasi yang saya ketahui.

tesla

Quote from: upasaka on 25 June 2010, 06:05:08 PM
1) Sotapatti sampai Arahanta adalah yang disebut sebagai Ariya Sangha, bukan terpaku pada status bhikkhu atau umat awamnya.
oleh karena itu, jika masuk sangha yg dimaksud pada milinda panha adalah ariya sangha, maka hal itu tidak perlu dibicarakan lagi, namun yg dibicarakan oleh nagasena adalah sangha yg lainnya.

Quote
2) Bhikkhu yang disuruh menyebar hanya 60 bhikkhu Arahanta pertama, karena tujuannya untuk menyebar-luaskan Dhamma. Ketika Dhamma sudah dikenal luas, Sang Buddha tidak pernah menyuruh bhikkhu untuk menyebar lagi. Malah Sang Buddha bersama para bhikkhu sering tinggal bersama dan berkelompok di suatu vihara.
pointnya adalah mereka tidak parinibbana, termasuk Buddha sendiri. ketika ia tercerahkan, mau ke sangha mana dia? paling nyata adalah bahkan setelah tercerahkan Buddha masih berhari2 sendiri.

Quote
3) Dalam satu masa, bisa muncul beberapa Pacceka Buddha sekaligus. Mereka cenderung akan saling berkunjung, dan ada "tradisi" para Pacceka Buddha untuk berkumpul bersama dan menguraikan pencapaian Nibbana oleh masing-masing. Bahkan dalam kisah Jataka, sering diceritakan ada serombongan Pacceka Buddha yang sedang berpindapata.
kalau tidak salah ada cerita lain di Jataka bahwa Pacceka Buddha hidup menyendiri.
mereka berkumpul justru ketika sudah dekat parinibbana...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

tesla

Quote from: tania on 25 June 2010, 11:01:06 PM
Quote from: ryu on 25 June 2010, 08:04:52 PM
biarkanlah hal itu menjadi misteri, andapun belum tentu bisa mencapai arahat pada kehidupan sekarang, jawaban2 yang diberikan belum tuntu memuaskan keinginan and, sebaik nya berlatih lah sehingga anda bisa mencapai tujuan.

saya hanya ingin memastikan bahwa millinda panha merupakan sutta yg layak dibaca .. karna itu bukan merupakan sutta dari masa hidup sang buddha ..

menurut saya sutta ini layak dibaca.
tentunya dibaca dg kritis.

permasalahannya bukan kitab ini dari jaman Buddha atau bukan, melainkan isinya, apakah memberi kebijaksanaan atau secercah pencerahan pada pembacanya. menurut saya beberapa isi Milinda Panha dapat bermanfaat walau di sisi lain ada yg menyesatkan...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Nevada

#34
Quote from: teslaoleh karena itu, jika masuk sangha yg dimaksud pada milinda panha adalah ariya sangha, maka hal itu tidak perlu dibicarakan lagi, namun yg dibicarakan oleh nagasena adalah sangha yg lainnya.
Yang dimaksudkan oleh Bhikkhu Nagasena adalah "memasuki persamuhan bhikkhu". Yang disampaikan beliau adalah: "bila umat awam Arahanta tidak menjadi bhikkhu, maka ia akan meninggal dunia pada hari itu juga".


Quote from: teslapointnya adalah mereka tidak parinibbana, termasuk Buddha sendiri. ketika ia tercerahkan, mau ke sangha mana dia? paling nyata adalah bahkan setelah tercerahkan Buddha masih berhari2 sendiri.
Sammasambuddha tentu tidak "tunduk" pada fenomena seperti itu, sebab Beliau sendiri yang justru mendirikan Sangha. Sedangkan pancavaggiya, Yasa dan 54 temannya juga segera menjadi bhikkhu sebelum melewati satu malam pencapaian mereka.


Quote from: teslakalau tidak salah ada cerita lain di Jataka bahwa Pacceka Buddha hidup menyendiri.
mereka berkumpul justru ketika sudah dekat parinibbana...
Dalam hal ini, saya tidak mengetahui secara pasti. Mungkin argumen saya sebelumnya benar. Mungkin argumen Bro tesla ini juga benar. Karena itu, saya menilai mungkin saja para Pacceka Buddha menjalani hidup bersama ketika ada satu keperluan; dan bila tidak ada keperluan bersama, mereka akan menjalani hidup-Nya sendiri-sendiri.

tesla

Quote from: upasaka on 26 June 2010, 11:58:29 AM
Sammasambuddha tentu tidak "tunduk" pada fenomena seperti itu, sebab Beliau sendiri yang justru mendirikan Sangha. Sedangkan pancavaggiya, Yasa dan 54 temannya juga segera menjadi bhikkhu sebelum melewati satu malam pencapaian mereka.

jika demikian, jadi bukan harus masuk ke Sangha, melainkan harus menjadi bhikkhu :)
dg demikian pembahasan malah bergeser menjadi siapa yg pantas disebut bhikkhu (ada dibahas sutta)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

hendrako

Kalo saya membayangkan .......... seorang Sotapana saja sudah cukup sulit untuk hidup di tengah masyarakat karena pandangannya yang sangat berbeda dengan umat awam pada umumnya. Apalagi Arya puggala tingkat berikutnya. Bayangkan tentang mata pencaharian, keluarga, masyarakat......karena mau tidak mau bersinggungan dengan kekotoran batin orang-orang di sekitarnya. Kemudian Arahat, kemungkinan sebelum menjadi Arahat bisa jadi memiliki musuh, musuh tersebut bisa saja melakukan hal2 yang tidak pantas, seperti menghina, melukai, atau bahkan membunuh, sementara melakukan hal tadi kepada seorang Arya akan membawa akibat buruk yang besar.

Jadi menjadi Arahat di tengah awam justru bisa berbahaya bagi orang disekitarnya yang memiliki niat buruk.

Pacceka Buddha kemungkinan besar berstatus sebagai pertapa bukan umat awam.
yaa... gitu deh

Nevada

Quote from: tesla on 26 June 2010, 12:07:30 PM
jika demikian, jadi bukan harus masuk ke Sangha, melainkan harus menjadi bhikkhu :)
dg demikian pembahasan malah bergeser menjadi siapa yg pantas disebut bhikkhu (ada dibahas sutta)
Tentu saja di masa Buddhasasana masih eksis seperti ini, "menjadi bhikkhu" artinya sama dengan "masuk Sangha". Dan ada nilai eksklusifitas di sini. Menjadi bhikkhu secara tidak langsung harus menjadi bhikkhu (murid) Buddha Gotama.

Nevada

Quote from: hendrako on 26 June 2010, 12:11:00 PM
Kalo saya membayangkan .......... seorang Sotapana saja sudah cukup sulit untuk hidup di tengah masyarakat karena pandangannya yang sangat berbeda dengan umat awam pada umumnya. Apalagi Arya puggala tingkat berikutnya. Bayangkan tentang mata pencaharian, keluarga, masyarakat......karena mau tidak mau bersinggungan dengan kekotoran batin orang-orang di sekitarnya. Kemudian Arahat, kemungkinan sebelum menjadi Arahat bisa jadi memiliki musuh, musuh tersebut bisa saja melakukan hal2 yang tidak pantas, seperti menghina, melukai, atau bahkan membunuh, sementara melakukan hal tadi kepada seorang Arya akan membawa akibat buruk yang besar.

Jadi menjadi Arahat di tengah awam justru bisa berbahaya bagi orang disekitarnya yang memiliki niat buruk.

Pacceka Buddha kemungkinan besar berstatus sebagai pertapa bukan umat awam.
Di zaman Sang Buddha, banyak rakyat Sakya yang sudah mencapai tataran Sotapatti-Anagami dan masih hidup sebagai umat awam. Yang ditekankan Bhikkhu Nagasena bukanlah seorang Ariya Puggala susah hidup di masyarakat duniawi. Tetapi seorang Arahanta yang belum ditahbiskan menjadi bhikkhu, bisa meninggal dunia pada hari itu juga. Artinya ini berkenaan dengan kondisi Arahat dengan penahbisan, bukan berkenaan dengan kondisi Ariya dengan kehidupan sosial di masyarakat.

Benar, Bro. Pacceka Buddha adalah petapa (bhikkhu).

hendrako

Quote from: tesla on 26 June 2010, 12:07:30 PM
Quote from: upasaka on 26 June 2010, 11:58:29 AM
Sammasambuddha tentu tidak "tunduk" pada fenomena seperti itu, sebab Beliau sendiri yang justru mendirikan Sangha. Sedangkan pancavaggiya, Yasa dan 54 temannya juga segera menjadi bhikkhu sebelum melewati satu malam pencapaian mereka.

jika demikian, jadi bukan harus masuk ke Sangha, melainkan harus menjadi bhikkhu :)
dg demikian pembahasan malah bergeser menjadi siapa yg pantas disebut bhikkhu (ada dibahas sutta)

Sebelum menjadi Sammasambuddha, status Siddhatta adalah seorang pertapa, bukan umat awam.

Pentahbisan Bhikku lengkap dengan atributnya pada dasarnya memang tidak perlu. Namun karena hidup di tengah umat awam, maka formalitas menjadi kebutuhan.
yaa... gitu deh

hendrako

Quote from: tania on 25 June 2010, 02:50:53 PM
dalam kasus Bahiya, beliau mencapai arahat setelah mendengar kotbah sang Buddha, dan kemudian meninggal karena diserang sapi dan anaknya (http://dhammacitta.org/tipitaka/kn/ud/ud.1.10.than.html) .. jadi bahiya meninggal karena karma buruknya berbuah atau karena mencapai arahat namun tidak ditahbiskan pada hari itu juga?
_/\_


kalau menurut saya Bahiya meninggal lebih dikarenakan karmanya bebuah karena Bahiya statusnya pada saat itu adalah seorang pertapa, bukan umat awam.
yaa... gitu deh

hendrako

#41
Quote from: upasaka on 26 June 2010, 12:18:06 PM
Quote from: hendrako on 26 June 2010, 12:11:00 PM
Kalo saya membayangkan .......... seorang Sotapana saja sudah cukup sulit untuk hidup di tengah masyarakat karena pandangannya yang sangat berbeda dengan umat awam pada umumnya. Apalagi Arya puggala tingkat berikutnya. Bayangkan tentang mata pencaharian, keluarga, masyarakat......karena mau tidak mau bersinggungan dengan kekotoran batin orang-orang di sekitarnya. Kemudian Arahat, kemungkinan sebelum menjadi Arahat bisa jadi memiliki musuh, musuh tersebut bisa saja melakukan hal2 yang tidak pantas, seperti menghina, melukai, atau bahkan membunuh, sementara melakukan hal tadi kepada seorang Arya akan membawa akibat buruk yang besar.

Jadi menjadi Arahat di tengah awam justru bisa berbahaya bagi orang disekitarnya yang memiliki niat buruk.

Pacceka Buddha kemungkinan besar berstatus sebagai pertapa bukan umat awam.
Di zaman Sang Buddha, banyak rakyat Sakya yang sudah mencapai tataran Sotapatti-Anagami dan masih hidup sebagai umat awam. Yang ditekankan Bhikkhu Nagasena bukanlah seorang Ariya Puggala susah hidup di masyarakat duniawi. Tetapi seorang Arahanta yang belum ditahbiskan menjadi bhikkhu, bisa meninggal dunia pada hari itu juga. Artinya ini berkenaan dengan kondisi Arahat dengan penahbisan, bukan berkenaan dengan kondisi Ariya dengan kehidupan sosial di masyarakat.

Benar, Bro. Pacceka Buddha adalah petapa (bhikkhu).

Justru itulah saya berspekulasi demikian, keberadaan seorang Arahat yang berstatus umat awam lebih banyak membawa hal tidak baik bagi orang disekitarnya. Harus dilekatkan status yang mulia pada orang yang mulia dikarenakan bukan untuk Arahat itu sendiri melainkan untuk orang2 awam disekitarnya.
yaa... gitu deh

tesla

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

pemula


sukuhong

#44
Quote from: hendrako on 26 June 2010, 12:11:00 PM
Kalo saya membayangkan .......... seorang Sotapana saja sudah cukup sulit untuk hidup di tengah masyarakat karena pandangannya yang sangat berbeda dengan umat awam pada umumnya. Apalagi Arya puggala tingkat berikutnya. Bayangkan tentang mata pencaharian, keluarga, masyarakat......karena mau tidak mau bersinggungan dengan kekotoran batin orang-orang di sekitarnya. Kemudian Arahat, kemungkinan sebelum menjadi Arahat bisa jadi memiliki musuh, musuh tersebut bisa saja melakukan hal2 yang tidak pantas, seperti menghina, melukai, atau bahkan membunuh, sementara melakukan hal tadi kepada seorang Arya akan membawa akibat buruk yang besar.

Jadi menjadi Arahat di tengah awam justru bisa berbahaya bagi orang disekitarnya yang memiliki niat buruk.

Pacceka Buddha kemungkinan besar berstatus sebagai pertapa bukan umat awam.
Bold biru
Tidak juga bang hendrako
Ibu Visakha mencapai Sotapana pada usia muda (kalau tidak salah 16 tahun), kemudian Beliau menikah dan hidup panjang umur serta mempunyai anak dan cucu yang banyak. Sesudah meninggal Beliau lahir di alam Nimmanarati.
kamsia.