Lu Sheng Yen dan Buddhism

Started by indra_ihong, 27 February 2010, 10:52:29 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

andry

apakah LSY masih mempunyai AKU???
apakah AKU masih dipunyai oleh MAHA GURU??
APAKAH ada JAMINAN MUTU MENCARI AKAR GURU LEBIH YAHUD DRPD BIKIN KARMA BAIK?
ketemu kagak,karma baik kagak.... cpd ...
Samma Vayama

indra_ihong

Saya telah menjawab apa itu Anuttara Samyaksamboddhi.

SEbaliknya : Apa itu Anuttara Samyaksamboddhi menurut pandangan Anda ?
Ujian Kehidupan itu adalah menjadi Sempurna. Cukup tau kebenaran. Hindari konflik yang tidak sependapat dengan anda. Hadapi Konflik yang tidak terhindarkan, hanya untuk membuktikan kebenaran di depan mata. Sampai ajal itu tiba dengan kedamaian, dan pikiran yang upeksa.

Tekkss Katsuo

#287
Anuttara Samyak SamBoddhi dalam Versi Mahayana
Anuttara = tertinggi, tiada duanya
SAmyak = Kebenaran
SamBoddhi = Batin yang tercerahkan

so Anuttara Samyak SAmBoddhi adalah Pencerahan kebenaran tertinggi yang tiada duanyaa..
sementara berdasarkan tingkatanya menurut tantrayana : terdiri dari Nirmanakaya, Sambhogakaya, dan Dharmakaya. seperti yang anda jelaskan.............

kalo dr segi pengertian, yg saya berikan, u coba renungkan saja sendiri tanpa saya mengejudge , apakah guru anda bisa disebut mencapai anuttara samyak SamBoddhi jika masih memohon bantuan para dewa (berarti dewanya yg tertinggi donk).. mengunakan fu, mengunakan visualisasi Jhambala sambil membayangkan Jhambala mengeluarkan USD dari mulutnya (ini dr buku yg saya baca, the power of mantra, karya lsy). maaf bukan maksud merendahkan, cuma harus melihat realitanya. semoga kita merenungkan bersama...

indra_ihong

Saya mau akhiri diskusi ini. Saya tidak berminat menulis. Tidak usah memposting dan memberikan pertanyaan

saya. Saya tidak menjawab.

Terima Kasih kepada semua yang memberikan kontribusi dalam topik ini.

Sekian dari saya. Om Mani Padme Hum.
Ujian Kehidupan itu adalah menjadi Sempurna. Cukup tau kebenaran. Hindari konflik yang tidak sependapat dengan anda. Hadapi Konflik yang tidak terhindarkan, hanya untuk membuktikan kebenaran di depan mata. Sampai ajal itu tiba dengan kedamaian, dan pikiran yang upeksa.

Sostradanie

Quote from: indra_ihong on 05 March 2010, 01:27:20 AM
Saya mau akhiri diskusi ini. Saya tidak berminat menulis. Tidak usah memposting dan memberikan pertanyaan

saya. Saya tidak menjawab.

Terima Kasih kepada semua yang memberikan kontribusi dalam topik ini.

Sekian dari saya. Om Mani Padme Hum.

Janji yang keberapa nih?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Tekkss Katsuo

Maaf Bro Ihong saya tdk bermaksud untuk membuat anda meragukan guru anda, cuma saya hanya ingin anda menilai sesuatu bukan berdasarkan pengakuan pribadi semata, tanpa didukung oleh tindakan nyata sebagai praktek apa yg telah dicapainyaa. sekali lagi maaf. Jika anda yakin pada Guru anda, dan dia yg terbaik untuk di ikuti selama itu tdk bertentangan dengan hukum dan moralitas, maka semuanya merupakan pilihan dan kecocokan anda.  _/\_

Sostradanie

LAKKHANA SUTTA
Sumber: Sutta Pitaka Digha Nikaya IV -
Oleh: Team Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha
Diterbitkan : Proyek Sarana keagamaan Buddha Departemen Agama RI Tahun 1993

Bagian I

Demikian yang saya dengar.

   1. Pada suatu ketika Sang Bhagava berada di Jetavana, Anathapindika arama, dekat kota Savatthi. Di sana Sang Bhagava berkata kepada para bhikkhu: "Para bhikkhu." "Ya, Bhante," jawab para bhikkhu. Selanjutnya Sang Bhagava berkata:
      "Para bhikkhu, seorang Manusia Agung (Maha Purisa) memiliki 32 tanda (lakkhana). Bagi Maha Purisa yang memiliki 32 lakkhana ini hanya ada dua kemungkinan cara hidupnya dan tidak ada yang lain. Jika ia hidup sebagai manusia biasa, maka ia akan menjadi raja dunia (cakkavati), raja berdasarkan raja-dhamma, penguasa empat penjuru dunia, penakluk, pelindung rakyat, pemilik tujuh ratna. Tujuh ratna itu adalah: cakka, gajah, kuda, permata, wanita, kepala rumah tangga dan panglima perang. Memiliki banyak anak yang gagah perkasa dan penakluk musuh. Namun ia akan menaklukkan muka bumi bukan dengan pedang tetapi dengan kebenaran. Bilamana ia meninggalkan kehidupan duniawi dan menjadi tanpa berumah tangga (pabbajja), maka ia akan menjadi Arahat Samma Sambuddha.

   2. Para bhikkhu, apakah 32 Maha Purisa Lakkhana yang menyebabkan hanya ada dua kemungkinan cara hidupnya dan tidak ada yang lain, jika ia hidup sebagai manusia biasa, maka ia akan menjadi raja dunia (cakkavati), ... maka ia akan menjadi Arahat
      Samma Sambuddha; yaitu:
         1. Telapak kaki rata (suppatitthita-pado). Ini merupakan satu lakkhana dari Maha Purissa.
         2. Pada telapak kakinya terdapat cakra dengan seribu ruji, lingkaran dan pusat dalam bentuk sempurna.
         3. Tumit yang bagus (ayatapanhi).
         4. Jari-jari panjang (digha-anguli)
         5. Tangan dan kaki yang lembut serta halus (mudutaluna).
         6. Tangan dan kaki bagaikan jala (jala-hattha-pado).
         7. Pergelangan kaki yang agak tinggi (ussankha-pado).
         8. Kaki yang bagaikan kaki kijang (enijanghi)
         9. Kedua tangan dapat menyentuh atau menggosok kedua lutut tanpa membungkukkan badan.
        10. Kemaluan terbungkus selaput (kosohitavattha-guyho).
        11. Kulitnya bagaikan perunggu berwarna emas (suvannavanno)
        12. Kulitnya sangat lembut dan halus / sehingga tidak ada debu yang dapat melekat pada kulit
        13. Pada setiap pori kulit ditumbuhi sehelai bulu roma.
        14. Rambut yang tumbuh pada pori-pori berwarna biru-hitam.
        15. Potongan tubuh yang agung (brahmuiu-gatta).
        16. Tujuh tonjolan (sattussado), yaitu pada kedua tangan, kedua kaki, kedua bahu dan badan.
        17. Dada bagaikan dada singa (sihapubbaddha kayo).
        18. Pada kedua bahunya tak ada lekukan (citantaramso).
        19. Tinggi badan sama dengan panjang rentangan kedua tangan, bagaikan pohon (beringin), Nigroda.
        20. Dada yang sama lebarnya (samavattakkhandho).
        21. Indera perasa sangat peka (rasaggasaggi).
        22. Rahang bagaikan rahang singa (siha-banu).
        23. Empat puluh buah gigi (cattarisa-danto).
        24. Gigi-geligi rata (sama-danto).
        25. Antara gigi-gigi tak ada celah (avivara-danto).
        26. Gigi putih bersih (susukka-datho).
        27. Lidah panjang (pahuta-jivha).
        28. Suara bagaikan suara-brahma, seperti suara burung Karavika.
        29. Mata biru (abhinila netto).
        30. Bulu mata lentik, bagaikan bulu mata sapi (gopakhumo).
        31. Di antara alis-alis mata tumbuh sehelai rambut halus, putih bagaikan kapas yang lembut.
        32. Kepala bagaikan berserban (unhisasiso).


PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Sostradanie

  3. Para bhikkhu, inilah 32 Maha Purisa lakkhana, yang hanya ada dua kemungkinan cara hidupnya dan tidak ada yang lain, jika ia hidup sebagai manusia biasa ia akan menjadi raja dunia (cakkavati), ... maka ia akan menjadi Arahat Samma Sambuddha. Maha Purisa lakkhana ini diketahui oleh para pertapa, tetapi mereka tidak tahu karena apa yang menghasilkan Maha Purisa lakkhana itu.
         1. Telapak Kaki Rata (Suppatitthita-pado)

   4. Para bhikkhu, pada kehidupan lampau mana pun, pada kelahiran mana pun atau di mana pun Tathagata berada, telah terlahir sebagai manusia yang melakukan perbuatan-perbuatan besar dengan maksud yang baik; tak tergoncangkan melakukan perbuatan baik melalui jasmani, ucapan dan pikiran, dermawan, disiplin diri, melaksanakan hari uposatha; menghormati orang tua, para pertapa, pendeta dan para pemimpin, serta melakukan perbuatan-perbuatan yang sangat terpuji lainnya. Karena melakukan perbuatan-perbuatan baik seperti itu, menimbun dan mengumpul kamma-kamma baik, setelah ia meninggal dunia, ia terlahir kembali di alam bahagia, di alam surga, hidup melebihi dewa lain dalam sepuluh hal, yaitu: lamanya kehidupan surga, keindahan, kebahagiaan, kemegahan, pengaruh, penglihatan, pendengaran, pembauan, pengecapnya dan sentuhan (kontak). Setelah meninggal di alam surga, ia terlahir kembali di alam ini sebagai manusia dengan memiliki maha purissa lakkhana: (1) Telapak kaki rata (Suppatitthita-pado), sehingga ia menempatkan telapak kakinya rata di tanah, mengangkatnya sama rata, dan menyentuh tanah sama rata dengan semua telapak kakinya.

   5. Dengan memiliki ini, jika ia hidup berumah-tangga ia akan menjadi raja cakkavati ... penakluk bukan dengan tombak atau pedang melainkan dengan kebenaran (dhamma), ia menguasai dunia ini sampai ke batas lautan, kerajaan yang bebas dari penjahat, kuat, sejahtera, bahagia dan bebas dari bencana. Apa manfaat yang didapatnya sebagai raja? Ia tidak akan terganggu oleh kemauan jahat manusia. Bilamana ia meninggalkan kehidupan dunia (sebagai pertapa), ia akan menjadi Samma Sambuddha ... Apa manfaat yang didapatnya sebagai Samma Sambuddha? Ia tidak dapat diganggu oleh: musuh atau gangguan dari dalam maupun luar, keserakahan, kebencian dan kebodohan, pertapa, brahmana, dewa, mara, brahma atau makhluk apa pun di dunia ini. Itulah manfaat-Nya sebagai Buddha. Inilah yang dinyatakan oleh Sang Bhagava.

   6. Mengenai hal ini disebutkan:
      "Kejujuran, kebenaran, jinak dan sepi,
      Murni dan bermoral (sila, melaksanakan uposatha sila)
      Berdana, tak melukai, selalu damai
      Ia melaksanakan tugas maha besar ini
      Pada akhir hidupnya ia ke surga
      Hidup dengan gembira dan bahagia
      Terlahir kembali di bumi
      Dengan telapak kaki rata menyentuh tanah
      Para ahli menyatakan:
      "Bagi dia yang menapak rata di tanah,
      Tak ada gangguan yang dapat menghalangi jalannya,
      Jikalau ia hidup berumah-tangga,
      Atau jikalau ia meninggalkan kehidupan duniawi.
      Inilah tanda yang jelas menunjukkannya
      Sebagai orang biasa, tidak ada halangan,
      Tidak ada lawan yang dapat melawannya.
      Tidak ada kekuatan manusia yang dapat
      Menghilangkan buah kammanya.
      Atau jikalau ia memilih kehidupan tanpa berumah-tangga
      Meninggalkan kehidupan duniawi, dengan pandangan jelas -- ia akan menjadi pemimpin manusia
      Tanpa bandingan, tak akan terlahir kembali:
      Inilah hukum (dhammata) baginya."

      2) Telapak kaki terdapat cakra dengan seribu ruji, lingkaran dan pusat dalam bentuk yang sempurna.

   7. Para bhikkhu, pada kehidupan lampau mana pun, pada kelahiran mana pun atau di mana pun Tathagata berada, telah terlahir sebagai manusia yang telah hidup demi kebahagiaan, menghilangkan rasa takut dan teror, memberikan perlindungan dan naungan yang benar serta menyediakan kebutuhan orang banyak. Karena melakukan perbuatan-perbuatan baik seperti itu, ketika ia meninggal, ia terlahir kembali di alam surga ... terlahir kembali di alam ini sebagai manusia dengan memiliki maha purisa lakkhana: (2) Telapak kakinya terdapat cakra dengan seribu ruji, lingkaran dan pusat dalam bentuk yang sempurna.

   8. Dengan memiliki maha purisa lakkhana ini, bila ia hidup berumah-tangga .... Apa manfaat yang didapatnya sebagai raja? Ia memiliki banyak pengikut: brahmana, penduduk, rakyat, bendahara, pengawal, penjaga, menteri, raja-raja lain, tuan tanah dan pelayan. Bila ia .... menjadi Samma Sambuddha .... Ia memiliki pengikut yang banyak: bhikkhu, bhikkhuni, upasaka, upasika, manusia, dewa, asura, naga dan gandhabba. Itulah manfaat-Nya sebagai Buddha. Inilah yang dinyatakan oleh Sang Bhagava.

   9. Mengenai hal ini disebutkan:
      Dalam perjalanan waktu, dalam kehidupan-kehidupan yang lampau,
      Sebagai manusia melakukan banyak perbuatan baik,
      Menghilangkan ketakutan dan kecemasan,
      Ia melaksanakan pekerjaan besar ini,
      Pada akhir hidupnya, ia ke surga,
      Hidup gembira dan bahagia
      Terlahir kembali di bumi, telapak kakinya
      Memiliki tanda lingkaran-lingkaran
      Masing-masing dengan seribu ruji, sempurna
      Melihat banyak tanda pahala ini,
      Para ahli menyatakan:
      "Pengikutnya akan besar,
      Semua lawan ditaklukkannya.
      Ini jelas ditunjukkan oleh tanda lingkaran.
      Jika ia meninggalkan kehidupan duniawi,
      Ia akan memutar Roda dan menguasai dunia.
      Para kesatria akan menjadi pengikutnya.
      Semua pembantu dalam kekuasaannya.
      Tetapi, jikalau ia memilih hidup tanpa berumah tangga:
      Meninggalkan kehidupan dunia dengan pandangan jelas --
      Para manusia, dewa, asura, sakka, raksasa
      Gandhabba, naga, garuda dan
      Binatang berkaki empat akan melayaninya pula,
      Tak tertandingi oleh para dewa dan manusia
      Demikian pula tentang keagungannya."

      3) Tumit yang bagus.
      4) Jari-jari panjang.
      15) Potongan tubuh yang agung.

  10. Para bhikkhu, pada kehidupan lampau mana pun, pada kelahiran mana pun atau di mana pun Tathagata berada, telah terlahir sebagai manusia, menolak melakukan pembunuhan dan pantang melakukannya, meletakkan pemukul dan pedang, hidup dengan baik hati dan kasih sayang, rasa persahabatan dan simpati kepada semua makhluk. Karena telah melakukan perbuatan-perbuatan baik seperti itu, ketika ia meninggal dunia ... di alam surga ... terlahir kembali di alam ini sebagai manusia dengan memiliki maha purisa lakkhana:
      (3) Tumit yang bagus.
      (4) Jari-jari kaki dan tangan yang panjang.
      (15) Potongan tubuh yang agung.

  11. Dengan memiliki maha purissa lakkhana seperti itu, bila ia hidup berumah-tangga .... Apa manfaat yang didapatnya sebagai raja? Ia berusia panjang, selama hidupnya tidak ada orang lain yang dapat membunuhnya ... sebagai Samma Sambuddha ... ia berusia panjang, dan tidak ada lawan pertapa, brahmana, dewa, mara, brahma atau seorang pun yang dapat membunuhnya. Itulah manfaat-Nya sebagai Buddha. Inilah yang dinyatakan oleh Sang Bhagava.

  12. Mengenai hal ini disebutkan:
      Mengetahui dengan baik tentang ketakutan akan kematian
      Ia menolak membunuh makhluk
      Kebaikan ini menyebabkan kelahiran di surga,
      Tempat ia bergembira karena pahala.
      kemudian ia terlahir kembali di bumi
      Pada tubuhnya terdapat tiga tanda:
      Tumitnya penuh dan panjang
      Tubuhnya tegap bagaikan Brahma
      Menarik dilihat, potongan tubuh sempurna
      Jari-jari halus, lembut dan panjang.
      Dengan tiga tanda yang terbaik ini
      Diketahui bahwa anak akan berumur panjang.
      Panjang kehidupannya bila berumah-tangga
      Lebih panjang kehidupannya bila tak berumah-tangga
      Dengan mengembangkan iddhi (iddhi bhavana)
      Demikianlah makna dari tiga tanda."

      16) Tujuh tonjolan, yaitu: pada kedua tangan, kedua kaki, kedua bahu dan pada badan.

  13. Para bhikkhu, pada kehidupan lampau mana pun, pada kelahiran mana pun atau di mana pun Tathagata berada, telah terlahir sebagai manusia pemberi makanan yang baik, enak, nikmat, keras dan lunak, serta minuman. Karena telah berbuat demikian, ketika ia meninggal dunia di surga ... terlahir kembali sebagai manusia di alam ini dengan memiliki maha purisa lakkhana: (16) Tujuh tonjolan, yaitu: Pada kedua tangan, kedua kaki, kedua bahu dan pada badan.

  14. Dengan memiliki maha purisa lakkhana seperti itu, bila ia hidup berumah-tangga ... Apa manfaat yang didapatnya sebagai raja? Ia menerima makanan dan minuman yang baik ... sebagai Samma Sambuddha, beliau menerima yang sama. Itulah manfaat-Nya sebagai Buddha. Inilah yang dinyatakan oleh Sang Bhagava.

PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Sostradanie

  15. Mengenai hal ini disebutkan:
      'Ia pemberi makanan yang enak
      Serta minuman terbaik
      Kebaikan ini menyebabkan kelahiran bahagia,
      Juga lama ia hidup di Nandana (surga).
      Terlahir kembali di bumi, ia memiliki
      Tujuh tonjolan.
      Para ahli menyatakan:
      "Ia akan menikmati makanan dan minuman terbaik:
      Bukan hanya dalam kehidupan berumah-tangga --
      Karena walaupun ia meninggalkan kehidupan duniawi
      Dan memotong kehidupan nafsu indera,
      Makanan baik akan ia terima!"

      5) Tangan dan kaki yang halus dan lembut (manu-taluna-hattha-pado).
      6) Tangan dan kaki bagaikan jala (jala-hattha-pado).

  16. Para bhikkhu, pada kehidupan lampau mana pun, pada kelahiran mana pun atau di mana pun Tathagata berada, telah terlahir sebagai manusia dan dicintai karena empat dasar simpati: dermawan, bicara yang menyenangkan, melakukan perbuatan berguna dan adil.. karena telah melakukan perbuatan baik seperti itu, ketika ia meninggal dunia ... di alam surga ... terlahir kembali di alam ini sebagai manusia dengan memiliki maha purisa lakkhana:
      (5) Tangan dan kakinya halus dan lembut.
      (6) Tangan dan kakinya bagaikan jala.

  17. Dengan memiliki maha purissa lakkhana seperti itu, bila ia hidup berumah-tangga .... Apa manfaat yang didapatnya sebagai raja? Semua pengikutnya: brahmana, penduduk, rakyat ... dan pelayan teratur dengan baik ... sebagai Samma Sambuddha, semua pengikutnya: bhikkhu, bhikkhuni ... dan gandhabba teratur dengan baik. Itulah manfaat-Nya sebagai Buddha. Inilah yang dinyatakan oleh Sang Bhagava.

  18. Mengenai hal ini disebutkan:
      Berdasarkan pada berdana, melakukan pertolongan,
      Kata-kata yang menyenangkan, pikiran yang adil,
      Bermanfaat untuk semua,
      Ketika ia meninggal terlahir kembali di surga.
      Bila ia terlahir kembali di bumi
      Tangan dan kakinya halus lembut,
      Jari kaki dan tangan bagaikan jala
      Begitulah yang dimiliki bayi.
      Sangat menyenangkan melihatnya:
      Ia akan menjadi pemimpin manusia,
      Dikelilingi oleh orang yang yakin.
      Ucapan yang menyenangkan, melakukan perbuatan baik,
      Perbuatan bermoral dan bijaksana.
      Tetapi, jika ia menolak pemuasan nafsu indera,
      Sebagai penakluk, ia akan mengajarkan Jalan,
      Karena gembira pada kata-katanya
      Semua yang mendengarnya akan mengikutinya
      Dalam jalan dhamma yang besar mau pun yang kecil!"

      7) Tumit bulat seperti kerang (ussankha-pado).
      14) Rambut pori-pori berwarna biru-hitam tumbuh keriting ke atas.

  19. Para bhikkhu, pada kehidupan lampau mana pun, pada kelahiran mana pun atau di mana pun Tathagata berada, telah terlahir sebagai manusia yang menjadi guru penerang dhamma dan kesejahteraan untuk banyak orang serta membahagiakan banyak orang, serta pembabar dhamma. Karena telah melakukan perbuatan baik seperti itu, ketika ia meninggal dunia ... di alam surga ... terlahir kembali di alam ini sebagai manusia dengan memiliki maha purisa lakkhana:
      (7) Tumit bulat seperti kerang,
      (14) Rambut pori-pori berwarna biru-hitam tumbuh keriting ke atas.

  20. Dengan memiliki maha purisa lakkhana seperti itu, bila ia hidup berumah-tangga ... Apa manfaat yang didapatnya sebagai raja? Ia menjadi kepala, yang tertinggi, terkemuka, terutama dari semua orang (duniawi) ... sebagai Samma Sambuddha, ia menjadi kepala, yang tertinggi, terkemuka terutama dari semua makhluk. Itulah manfaat-Nya sebagai Buddha. Inilah yang dinyatakan oleh Sang Bhagava.

  21. Mengenai hal ini disebutkan:
      Suatu waktu ia mengatakan semua yang baik
      Dengan nyaring kepada semua manusia
      Membawa berkah kepada semua makhluk,
      Pemberi dhamma yang terbuka.
      Karena tindakan dan perbuatan seperti itu,
      Ia terlahir kembali di surga.
      Terlahir kembali di bumi, ia memiliki dua tanda,
      Tanda-tanda dari kebahagiaan tertinggi:
      Bulu tubuh tumbuh ke atas,
      Pergelangan kaki tinggi di atas kaki
      Dibentuk di bawah kulit dan daging,
      Berbentuk bagus dan indah di atas.
      "Jikalau ia hidup berumah-tangga
      Ia akan menjadi kaya raya dan
      Tak ada orang lain yang lebih daripadanya:
      Karena ia akan menguasai Jambudipa
      Jikalau ia kuat sekali,
      Ia meninggalkan kehidupan duniawi
      Ia akan menjadi pemimpin semua makhluk hidup dan
      Tak ada orang yang melebihinya
      Ia menjadi pemimpin dunia."
      8) Kaki bagaikan kaki kijang (enijanghi).

  22. Para bhikkhu, pada kehidupan lampau mana pun, pada kelahiran mana pun atau di mana pun Tathagata berada, telah terlahir sebagai manusia yang mempunyai: keahlian, tahu cara dan pelaksanaan ilmu pengetahuan, dengan berpikir: "Apa yang dapat saya pelajari dan kuasai dengan cepat serta dapat saya praktekkan dengan cepat, tanpa keletihan?" ... Karena telah melakukan hal seperti itu, ketika ia meninggal dunia ... di alam surga ... terlahir kembali di alam ini sebagai manusia dengan memiliki maha purissa lakkhana:
      (8) Kakinya bagaikan kaki kijang.

  23. Dengan memiliki maha purissa lakkhana seperti itu, bila ia hidup berumah-tangga ... Apa manfaat yang didapatnya sebagai raja? Ia cepat memiliki potensi-potensinya sebagai raja, yang sesuai dan menyenangkannya ... sebagai Samma Sambuddha, ia akan memiliki hal-hal yang sama. Itulah manfaat-Nya sebagai Buddha. Inilah yang dinyatakan oleh Sang Bhagava.

PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Sostradanie

 24. Mengenai hal ini disebutkan:
      Sastra dan ilmu pengetahuan, cara-cara dan
      Pelaksanaannya, "Dengan senang hati
      Saya pelajari," katanya.
      Keahlian yang tidak mengganggu makhluk hidup
      Dipelajari dengan cepat dan tanpa susah payah.
      Berdasarkan pada perbuatan, keahlian dan kemanisan,
      Maka ia memiliki keagungan dan organ tubuh yang baik
      Rambutnya berputar ke atas
      Dari kulit yang lembut bulu tubuh lurus
      Orang seperti dia berkaki bagaikan kaki kijang:
      Dikatakan: Kekayaan akan segera menjadi miliknya.
      "Setiap bulu membawa keberuntungan,
      Jikalau ia hidup berumah-tangga.
      Tetapi, jikalau ia memilih meninggalkan keduniawian,
      Hidup tak berumah-tangga,
      Dengan mata-jernih, semua hal cepat ia temukan
      Sesuai dengan cara hidup yang lembut."
      12) Kulit sangat licin sehingga debu tak melekat di tubuh.

  25. Para bhikkhu, pada kehidupan lampau mana pun, pada kelahiran mana pun atau di mana pun Tathagata berada, telah terlahir sebagai manusia yang sering mendatangi para pertapa dan brahmana untuk bertanya: "Apakah yang baik dan buruk? Apa yang salah dan benar? Apa perbuatan yang patut diikuti dan yang tak patut diikuti? Bilamana saya melakukan sesuatu, apakah akibatnya penderitaan dan kesedihan atau pahalanya menyenangkan dan membahagiakan? ... Karena telah melakukan hal itu, ketika ia meninggal dunia ... di alam surga ... terlahir kembali di alam ini sebagai manusia dengan memiliki maha purisa lakkhana:
      (12) Kulit sangat halus dan lembut sehingga debu tak melekat ditubuhnya.

  26. Dengan memiliki maha purisa lakkhana seperti itu, bila ia hidup berumah-tangga ... Apa manfaat yang didapatnya sebagai raja? Ia akan menjadi amat bijaksana, di antara orang-orang (duniawi) tidak ada yang sama atau lebih tinggi kebijaksanaannya daripadanya ... sebagai Samma Sambuddha, beliau: akan memiliki kebijaksanaan yang luas, dalam, menyenangkan, tangkas, menembus dan tajam, di antara semua makhluk: tidak ada yang sama atau lebih tinggi kebijaksanaan-nya daripada beliau. Itulah manfaat-Nya sebagai Buddha. Inilah yang dinyatakan oleh Sang Bhagava.

  27. Mengenai hal ini disebutkan:
      Pada waktu yang lampau, pada kelahiran-kelahiran
      Yang lampau, ia ingin mengetahui dan bertanya
      Kepada para pertapa:
      Rajin mengembangkan kebijaksanaan,
      Ia memperhatikan ajaran mereka mengenai tujuan hidup.
      Akibat hal-hal ini bila terlahir kembali sebagai
      Manusia, maka kulitnya halus dan lembut.
      Para ahli menyatakan:
      "Ia akan mengetahui arti yang dalam.
      Jikalau ia tidak meninggalkan kehidupan duniawi,
      Ia akan menjadi raja cakkavatti (maharaja)
      Bijak mengetahui semua yang dalam dan halus,
      Tak ada bandingan atau melampauinya.
      Tetapi, jika ia meninggalkan kehidupan duniawi,
      Hidup sebagai pertapa,
      Kebijaksanaan tertinggi akan dicapainya,
      Penerangan Sempurna dan luas sekali."
      11) Kulitnya bagaikan perunggu berwarna emas.

  28. Para bhikkhu, pada kehidupan lampau mana pun, pada kelahiran mana pun atau di mana pun Tathagata berada, telah terlahir sebagai manusia yang tak pernah marah, tanpa berkerut, begitu pula walaupun banyak kata-kata (jahat) telah ditujukan kepadanya ia tidak menjadi kejam, terhasut, gusar, agresif; tidak mempertunjukkan kemarahan, kebencian dan kejengkelan. Namun ia biasa memberikan barang-barang indah, seperti: permadani yang lunak, jubah, linen halus, kapas, sutera dan bahan wol .... Karena telah bersikap dan melakukan perbuatan seperti itu, ketika ia meninggal dunia ... di alam surga ... terlahir kembali di alam ini sebagai manusia dengan memiliki (11) Kulit bagaikan perunggu berwarna emas.

  29. Dengan memiliki maha purisa lakkhana seperti itu, bila ia hidup berumah tangga ... Apa manfaat yang didapatnya sebagai raja? Ia akan menerima barang-barang yang indah ... sebagai Samma Sambuddha akan menerima seperti itu pula. Itulah manfaat-Nya sebagai Buddha. Inilah yang dinyatakan oleh Sang Bhagava.

  30. Mengenai hal ini disebutkan:
      "Mantap dengan pikiran yang baik, ia memberikan
      Hadiah pakaian yang halus dan bagus.
      Pada kehidupan-kehidupan yang lampau
      Ia memberi seperti itu,
      Bagaikan dewa hujan yang mengguyurkan hujan.
      Kebaikan ini menyebabkan ia terlahir di surga.
      Di sana ia bergembira dalam buah pahalanya.
      Setelah waktu berlalu (ia terlahir kembali di bumi)
      Dengan tubuh bagaikan emas yang bagus
      Segalanya bagaikan para dewa, seperti dewa Sakka.
      'Jikalau ia hidup berumah tangga,
      Ia akan mengurus dunia yang jahat ini,
      Berdasarkan apa yang telah dibuatnya, ia menerima
      Pakaian yang berkwalitas terbaik,
      Permadani dan kain penutup yang terbaik.
      Jikalau ia memilih meninggalkan duniawi,
      Hal-hal seperti itu pula akan diterimanya.
      Pahala perbuatan tidak dapat hilang."
      10) Kemaluan terbungkus oleh selaput (kosohitavatthaguyho).

  31. Para bhikkhu, pada kehidupan lampau mana pun, pada kelahiran mana pun atau di mana pun Tathagata berada, telah terlahir sebagai manusia yang mempersatukan keluarga-keluarga, teman-teman dan orang-orang yang telah lama terpisah; mempersatukan: ibu dengan anak dan sebaliknya, ayah dengan anak dan sebaliknya, saudara laki-laki dengan saudara laki-laki, saudara wanita dengan saudara wanita, yang membuat mereka gembira sekali ... Karena telah melakukan perbuatan seperti itu, ketika ia meninggal dunia ... di alam surga ... terlahir kembali di alam ini sebagai menusia dengan memiliki maha purisa lakkhana: (10) Kemaluan terbungkus oleh selaput.

  32. Dengan memiliki maha purisa lakkhana seperti itu, bila ia hidup berumah tangga ... Apa manfaat yang didapatnya sebagai raja? Ia akan memiliki anak yang banyak, lebih dari seribu anak yang perkasa dan penakluk musuh-musuh ... sebagai Samma Sambuddha, beliau memiliki yang sama. Itulah manfaat-Nya sebagai Buddha. Inilah yang dinyatakan oleh Sang Bhagava.

  33. Mengenai hal ini disebutkan:
      Pada waktu yang lampau, dalam kelahiran-kelahiran
      Yang lampau, teman-teman dan sanak saudara yang telah
      Lama berpisah, dipertemukannya, dipersatukannya,
      Demikianlah persatuan mereka yang menggembirakan.
      Berdasarkan perbuatan baik ini ia lahir di surga,
      Bahagia dan gembira sebagai buah karmanya.
      Ketika ia meninggal dan terlahir kembali di bumi,
      Selaput membungkus kemaluannya.
      Ia akan memiliki banyak anak,
      Lebih dari seribu anak akan ia punyai,
      Kesatria pemenang, penakluk dan penyayang;
      Kegembiraan hidup manusia biasa.
      Jikalau ia meninggalkan kehidupan duniawi,
      Ia tetap akan memiliki banyak 'anak' yaitu:
      Mereka yang tergantung pada kata-katanya.
      Begitulah, apakah ia meninggalkan
      Kehidupan duniawi atau tidak,
      Demikianlah arti dari tanda ini.


PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Wolvie

harus betul2 ehipassiko terhadap aliran2 keagamaan yang tampak menarik, mengkultus individukan seseorang. Mengiming2i kemudahan untuk mencapai goal (apapun itu, surga, Nirwana, Sukhavati, pencerahan dlsb kedok yang bisa dipakai)

Sy pun sempat gabung dengan TBSN, sy awam Tantrayana, karena itu sy membaca serta bertanya pada yang lebih tau.  Sampe suatu saat sy terpikir kenapa ga tanya aja ke webnya H.H. Dalai Lama. Karena di berbagai forum nama Dalai Lama dibawa2 seolah buat legitimasi bahwa aliran itu diakui oleh Tibetan Tantrayana.

Jawaban yang sy terima sudah cukup menguatkan buat sy untuk meninggalkan TBSN. Sebetulnya udah banyak juga orang yang bertanya ke situs tersebut dan menanyakan hal yang serupa, jawabannya selalu sama: Dalai Lama tidak mengakui TBSN.

Sostradanie

Dibawah sedikit info:

Namo Bhagavate Maha Vairocana Tathagata Arhate SamyakSamBuddha
Namo Bhagavate Amitabha Tathagata Arhate SamyakSamBuddha
Namo Bhagavate Padmakumara Tathagata Arhate SamyakSamBuddha
Namo Bhagavate Padma Prabhasvara Tathagata Arhate SamyakSamBuddha
Namo Bhagavate Bodhi Druma Maha Sravaka Arahatto

Om Ah Hum Guru Pei Ahosasa Maha Lian Shen Siddhi Hum
Buku ke 107
Saya Adalah Budha


Seseorang bertanya kepada saya, " Lu Sheng Yen, apakah Engkau Seorang Buddha?" Saya menjawab,"Andalah Seorang Buddha." Jawaban ini mengkonfirmasi sebuah kalimat dalam Sutra Nirvana yang berbunyi, "Semua insan memiliki Sifat Buddha." Sewaktu seorang sadhaka sejati telah mencapai alam "tanpa ego" dan telah membuang kemelekatan pada diri, ia dapat berkata, "Saya adalah Seorang Buddha." "Begitupula anda." Apakah ke 5 Kebijaksanaan Tathagata?

1. Kebijaksanaan Sejernih Cermin.
2. Kebijaksanaan Persamaan. Segala sesuatu pada hakikatnya kosong belaka.
Tak ada baik dan buruk.
3. Kebijaksanaan Membeda-bedakan. Pada mulanya tak ada sesuatupun di
dunia.
4. Kebijaksanaan Melaksanakan Segala Hal. Tak ada yang bertambah, tak ada
yang berkurang. Mencapai tanpa keinginan.
5. Kebijaksanaan Dharmadhatu. Segala sesuatu tak terungkapkan dengan kata-kata. Bahkan bila diungkapkan, maka tidak akan sesuai.

Saya, Lian Shen Rinpoche, telah memiliki ke 5 jenis Kebijaksanaan Tathagata. Saya juga katakan, "Karena saya memiliki semuanya, saya tidak memiliki sesuatupun. Karena saya tidak memiliki sesuatupun, maka saya dapat memiliki segalanya."

Seseorang bertanya kepada saya, "Apakah wujud yang asli?"
Saya menjawab, "Siapa yang tahu?" Jawaban ini tidak masuk diakal tapi sangat cerdik, sempurna, dan langsung kena sasaran. Ini adalah cara Bijaksana Tertinggi untuk menjadi Seorang Buddha. Ini selalu benar kapan saja, dimana saja, dan siapa saja. Lu Sheng Yen sama sekali bukanlah Lu Sheng Yen. Lian Shen Rinpoche sama sekali bukanlah Lian Shen Rinpoche. Dan, "Buddha Sinar Bunga Yang Leluasa" sama sekali bukanlah "Buddha Sinar Bunga Yang Leluasa"
Sewaktu segala sesuatu menjadi "tiada", kita akan dapatkan "wujud yang asli".

Mengapa Saya datang ke dunia ini? Mengapa para insan tinggal di dunia Saha ini? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang tidak dipahami banyak orang. Bnayak orang bahkan tidak pernah memikirkan hal-hal itu. Tapi Saya tahu jawabannya. Jawaban dari Saya adalah "Makan dan Tidur".

Sesungguhnya "makan dan tidur" hanyalah fenomena yang palsu. Tugas Saya yang sebenarnya adalah membangun eksistensi supernatural." Tapi, apakah itu "membangun eksistensi supernatural?" Jadi, jawaban ini juga sulit dimengerti karena "eksistensi supernatural" berkaitan dengan "Kekosongan Sejati". Membangun eksistensi supernatural adalah seperti mengikuti alam alam mimpi, mencapai sukses seperti pasir yang mengalir. Membangun eksistensi supernatural adalah memainkan "permainan supernatural".

Apa sih sebenarnya Buddha itu? Sutra Maha Vairocana mengatakan bahwa orang yang telah mencapai Pencerahan disebut Buddha. Samyuktagama mengatakan bahwa orang yang mengetahui kemunculan dan lenyapnya berbagai hal, orang yang telah menjalankan semua latihan yang diperlukan, dan orang yang telah membuang semua yang perlu dibuang, dialah Seorang Buddha. Seorang Buddha di dunia ini adalah bagaikan sebuah Bunga Teratai yang tidak ternoda
oleh kotoran. Ia tinggal di dunia tapi tidak melekat pada dunia ini. Ia telah melepaskan segala jenis kekuatiran dan menyadari bahwa kelahiran dan kematian adalah sama belaka. Sutra Nirvana mengatakan bahwa Buddha adalah seperti Orang yang menemukan pencuri dan menghentikannya dari perbuatan kriminal. Para Buddha dan Mahasattva dapat bertahan dalam menghadapi kekuatiran tanpa henti. Kekuatiran tak lagi dapat mengganggu Mereka. Itu sebabnya Mereka disebut Para Buddha. Sutra Nirvana juga mengatakan bahwa Buddha adalah welas asih dan welas asih adalah Buddha. itu adalah kutipan-kutipan dari berbagai Sutra.

Kata-Kata Dharma Vajra Saya adalah sebagai berikut:

Seorang Buddha adalah Dia yang telah mencapai kekosongan.
Seorang Buddha adalah Dia yang tidak perlu lagi berlatih.
Seorang Buddha adalah Dia yang telah mengatasi tumimbal lahir.
Seorang Buddha adalah Dia yang telah bebas dari kekuatiran.
Seorang Buddha adalah Dia yang mempunyai matri karuna yang tak terhingga.

Penyampaian yang lebih mendalam adalah sebagai berikut:

Orang yang tidak mempunyai loba, dosa, dan moha adalah seorang Buddha. Orang yang menjalankan Sila dan Samadhi serta memiliki Prajna adalah Seorang Buddha. Seperti halnya seorang yang sakit dan seorang yang memakan obat. Di dunia ini, sejak semula tidak ada yang disebut loba, dosa, moha, sila, samadhi, prajna, sakit, atau obat. Orang yang telah mencapai Kesadaran ini dapat dikatakan bahwa Ia telah mencapai Pencerahan Benar Yang Tertinggi. Alam Kesadraan ini adalah Kesadaran yang sempurna dan bebas sepenuhnya.

Seseorang bertanya kepada saya sambil tertawa,"Siapa yang bisa membuktikan bahwa Kau Lian Shen Rinpoche, telah menjadi Buddha?"

Saya menjawab, "Hanya Para Buddha yang dapat mengenali Buddha."

Menurut Sutra Teratai, sangat sulit bagi seorang awam untuk memahami Seorang Buddha. Hanya Para Buddha yang dapat sepenuhnya memahami makna sebenarnya dari berbagai Dharma.

Vairocana Buddha mengenal saya, begitu pula Buddha Locana, dan Padmakumara. Dan, Saya tahu bahwa saya sendiri mengenal saya. Begitu pula dengan Sakyamuni Buddha, Maitreya, dan Padmasambhava. Semua Buddha di 10 penjuru, dari masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang, mengenal Saya. Begitu pula semua Bodhisattva mengenal Saya.

"KeBuddhaan" adalah Harta Pribadi Saya.

Saya Sendiri yang menunjukkan Sifat KeBuddhaan.

Saya dapat memahami keadaan semua Insan. Tujuan Saya menulis Buku Ke 107
ini adalah untuk membuat mereka mencerahkan diri sendiri. Membuat para insan mencerahkan diri sendiri adalah menyelamatkan mereka. Sesungguhnya, yang disebut "menyelamatkan mereka" adalah "tidak menyelamatkan mereka", dan karena "tidak menyelamatkan mereka", maka disebut "menyelamatkan mereka".

Saya adalah Vairocana Buddha, Buddha Locana, dan Padmakumara. Seorang Budha dari masa lampau telah menjelma kembali menjadi manusia biasa, Lu Sheng Yen. Saya tidak mau jauh dari para insan. Saya telah terlahir banyak kali, kali ini sebagai Guru Akar dari aliran SatyaBuddha.

Orang yang bisa berenang dapat mengajarkan orang lain cara berenang. Orang yang bisa baca tulis bisa mengajarkan orang lain cara menulis. Orang yang bisa seni dapat mengajarkan orang lain cara melukis. Orang yang bisa memahat dapat mengajarkan orang lain cara memahat.

Saya adalah Seorang Buddha. Jadi, saya dapat mengajar orang lain menjadi Buddha. Di jaman sekarang ini ada banyak orang yang menyebut diri sebagai Acarya Acarya Budhis namun mereka tidak menunjukkan sifat Buddha sama sekali dan tidak memiliki Kebajikan. Apa yang mereka lakukan adalah berusaha meninggikan diri sendiri diatas orang-orang lain dengan mengatas-namakan Dharma Buddha dan dengan menggunakan nama yang enak di dengar seperti "Ajaran Yang Lurus". Mereka hanya menipu diri mereka sendiri dan juga orang lain.

SAYA ADALAH SEORANG BUDDHA, SEORANG BUDDHA SEJATI.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

andrew

Quote from: sriyeklina on 05 March 2010, 03:58:25 AM
Om Ah Hum Guru Pei Ahosasa Maha Lian Shen Siddhi Hum
Buku ke 107
Saya Adalah Budha


Seseorang bertanya kepada saya, " Lu Sheng Yen, apakah Engkau Seorang Buddha?" Saya menjawab,"Andalah Seorang Buddha." Jawaban ini mengkonfirmasi sebuah kalimat dalam Sutra Nirvana yang berbunyi, "Semua insan memiliki Sifat Buddha."

didalam mahayana dan tantra biasa menyebutkan istilah setiap insan memiliki benih buddha

ini berbeda dengan kata kata LSY setiap insan memilik sifat Buddha,

Buddha  memiliki sifat murah hati...
bila seorang pembohong memiliki sifat murah hati... apakah berarti pembohong itu seorang buddha ?


Quote from: sriyeklina on 05 March 2010, 03:58:25 AM

Sewaktu seorang sadhaka sejati telah mencapai alam "tanpa ego" dan telah membuang kemelekatan pada diri, ia dapat berkata, "Saya adalah Seorang Buddha." "Begitupula anda."

ketika tanpa ego ... bagaimana masih ada SAYA ? 


Quote from: sriyeklina on 05 March 2010, 03:58:25 AM

Vairocana Buddha mengenal saya, begitu pula Buddha Locana, dan Padmakumara. Dan, Saya tahu bahwa saya sendiri mengenal saya. Begitu pula dengan Sakyamuni Buddha, Maitreya, dan Padmasambhava. Semua Buddha di 10 penjuru, dari masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang, mengenal Saya. Begitu pula semua Bodhisattva mengenal Saya.


bila tanpa SAYA  bagaimana SAYA bisa dikenali ?

pahamnya cenderung ke paham ATTA bukan ANATA

Quote from: sriyeklina on 05 March 2010, 03:58:25 AM


Saya dapat memahami keadaan semua Insan. Tujuan Saya menulis Buku Ke 107
ini adalah untuk membuat mereka mencerahkan diri sendiri. Membuat para insan mencerahkan diri sendiri adalah menyelamatkan mereka. Sesungguhnya, yang disebut "menyelamatkan mereka" adalah "tidak menyelamatkan mereka", dan karena "tidak menyelamatkan mereka", maka disebut "menyelamatkan mereka".

cuma membolak balik kalimat

bila anda memahami keadaan semua insan...
insan yang mana yang tercerahkan dengan kata kata bolak balik ini?




Quote from: sriyeklina on 05 March 2010, 03:58:25 AM

Saya adalah Vairocana Buddha, Buddha Locana, dan Padmakumara. Seorang Budha dari masa lampau telah menjelma kembali menjadi manusia biasa, Lu Sheng Yen. Saya tidak mau jauh dari para insan. Saya telah terlahir banyak kali, kali ini sebagai Guru Akar dari aliran SatyaBuddha.


Quote from: sriyeklina on 05 March 2010, 03:58:25 AM

Di jaman sekarang ini ada banyak orang yang menyebut diri sebagai Acarya Acarya Budhis

yaa....  setuju... yang lebih heboh...  ada yang menyatakan dirinya sebagai BUDDHA HIDUP

Quote from: sriyeklina on 05 March 2010, 03:58:25 AM
namun mereka tidak menunjukkan sifat Buddha sama sekali dan tidak memiliki Kebajikan.

iyaaa... yang keliatan bukan sifat BUDDHA nya... tapi sifat buaya nya...   ;D




Quote from: sriyeklina on 05 March 2010, 03:58:25 AM


Apa yang mereka lakukan adalah berusaha meninggikan diri sendiri diatas orang-orang lain dengan mengatas-namakan Dharma Buddha

iyaaa... gw juga sampe bosen baca tulisan orang yang suka ninggiin dirinya sendiri...

tau ... ngga  loe... ada tuh orang yang sampe nulis ratusan buku... untuk ninggiin dirinya sendiri...

ninggiin dirinya buddha lah...  ngopi bareng buddhaa lah.... dll    orang seperti itu kali ya yang loe maksud... ya ngga sih...?

Quote from: sriyeklina on 05 March 2010, 03:58:25 AM

dan dengan menggunakan nama yang enak di dengar seperti "Ajaran Yang Lurus". Mereka hanya menipu diri mereka sendiri dan juga orang lain.

masa sih  ...?  emangnya mereka yang pake nama "AJARAN YANG LURUS " itu sedang menipu diri sendiri dan orang lain ya?

maksud loe TRUE BUDDHA SCHOOL ya???



Quote from: sriyeklina on 05 March 2010, 03:58:25 AM
SAYA ADALAH SEORANG BUDDHA, SEORANG BUDDHA SEJATI.


aduuuuh.... :hammer:     lagi ... lagi ... ada yang suka meninggikan diri sendiri nih ....
buat muntah aja.... :)) hehehe...


_/\_

SegelasAirPutih

Apa saudara Ihong pernah membaca link ini? kasus pelecehan seksual oleh LSY + beliau mengajar orang lain utk mensantet? - sampai orangnya mati dengan sadis?  Coba tolong selidiki mengapa? dan apakah hal ini benar terjadi?
http://www.shcstory.com/mystory.html

coba scroll lagi sampai di bawah ada tulisan berwarna merah:

He (Sheng-Yen Lu) gives a speech to the members present on how to kill a
person:


The only way to treat a stubborn or a hopeless person is to kill. If you love
someone and have mercy and want to send one to heaven, you must first take
his life and then expiate the sins of the dead. This is the 2nd greatest charm of
the religion. He continue saying;- if there is no other way that could assist one,
then the only way is to kill. Giving mercy or influence or wisdom and still not
way out, then the only way is to kil
l..... dan seterusnya

Saya tidak tahu ini benar atau tidak, tapi kalau benar, ini lebih berbahaya daripada sekedar pelecehan seksual. Sebab kalau  benar berarti dia mengajarkan mensantet pada orang banyak

Ceramah tersebut diadakan 11 Maret 2000... mohon diteliti kebenarannya

terima kasih

Om Mani Padme Hum