Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?

Started by Kokuzo, 17 July 2007, 11:20:21 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Muten Roshi

mohon pencerahan sis metti ,  mohon diposting sutta/sutra-nya ..  :-? :-? :-? jadi bingung deh..
Quote from: sefung on 19 August 2007, 01:40:38 PM
  _/\_ bhante turun tangan ...juga ;D. begini para2 sesepuh...
terkadang ga bgt yakin dgn sutra Buddha, ga yakinnya kenapa ? bukan ga yakin sama Sang Buddha tapi..... takut itu hanya rekayasa tulisan manusia ..
saya pernah baca suatu suatu sutra ttg Manshjuri Bodhisatva di buku tersebut ditulis 5 karma berat tapi salah satunya adalah mengugurkan kandungan  ^-^ ...binggung bgt eke

dan saya ketemu parrita ada tulisaan juga 6 karma berat salah satunya pindah agama lain...
oh my god  ??? ....tolong dicerahkan
[url="http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi"]http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi[/url]

Kokuzo

sefung kok dipanggil Metti?  #-o

yang 6 karma berat itu ga da di sutta, biasanya ada di cetakan buku paritta di vihara tertentu... coba aja baca".................................... kalo ke vihara....

yang Manshjuri gw ga tau...

kok bingung terus Kara? yakini iman sendiri aja... ga usah denger kata orang  :)

bond

#212
Nimbrung ya..sekalian kenalan dengan semuanya.

Sutta ataupun isi kitab2 lainnya tidakalah ada yg cacat,yg cacat adalah bathin kita karena avijja :)

Isi hanyalah isi, oleh karena itu Sang Buddha mengajarkan ehipasiko terhadap ajaran-Nya sendiri.

Isi setiap kitab suci pasti ada distorsi. Oleh karena itu melalui akal sehat dan pengalaman kita bisa tau itu benar atau tidak/asli atau tidak asli.Oleh karena itu praktek Dhamma mutlak diperlukan.

Untuk mengetahui kesahihan isi sutta tidak mungkin 100%, jadi harus diikuti alurnya yg paling mendekati tradisi2 Sang Buddha pada awalnya.Bisa 80 % saja sudah bersyukur ;D

Smoga bermanfaat _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

tesla

QuoteSutta ataupun isi kitab2 lainnya tidakalah ada yg cacat,yg cacat adalah bathin kita karena avijja Smiley

Isi hanyalah isi, oleh karena itu Sang Buddha mengajarkan ehipasiko terhadap ajaran-Nya sendiri.

Isi setiap kitab suci pasti ada distorsi. Oleh karena itu melalui akal sehat dan pengalaman kita bisa tau itu benar atau tidak/asli atau tidak asli.Oleh karena itu praktek Dhamma mutlak diperlukan.

^kata2nya bagus  ^:)^ ^:)^ ^:)^

_/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

GiNong

#214
Quote from: bond on 12 December 2007, 01:16:14 PM

Sutta ataupun isi kitab2 lainnya tidakalah ada yg cacat,yg cacat adalah bathin kita karena avijja :)

Isi hanyalah isi, oleh karena itu Sang Buddha mengajarkan ehipasiko terhadap ajaran-Nya sendiri.

Isi setiap kitab suci pasti ada distorsi. Oleh karena itu melalui akal sehat dan pengalaman kita bisa tau itu benar atau tidak/asli atau tidak asli.Oleh karena itu praktek Dhamma mutlak diperlukan.

Untuk mengetahui kesahihan isi sutta tidak mungkin 100%, jadi harus diikuti alurnya yg paling mendekati tradisi2 Sang Buddha pada awalnya.Bisa 80 % saja sudah bersyukur ;D

Smoga bermanfaat _/\_
setuju
wkkwkwkwk
_/\_
ginong




kwkwkwkwkkwkwk

Kelana

Quote from: bond on 12 December 2007, 01:16:14 PM
Nimbrung ya..sekalian kenalan dengan semuanya.

Sutta ataupun isi kitab2 lainnya tidakalah ada yg cacat,yg cacat adalah bathin kita karena avijja :)

Isi hanyalah isi, oleh karena itu Sang Buddha mengajarkan ehipasiko terhadap ajaran-Nya sendiri.

Isi setiap kitab suci pasti ada distorsi. Oleh karena itu melalui akal sehat dan pengalaman kita bisa tau itu benar atau tidak/asli atau tidak asli.Oleh karena itu praktek Dhamma mutlak diperlukan.

Untuk mengetahui kesahihan isi sutta tidak mungkin 100%, jadi harus diikuti alurnya yg paling mendekati tradisi2 Sang Buddha pada awalnya.Bisa 80 % saja sudah bersyukur ;D

Smoga bermanfaat _/\_

Kalimat yang ditebalkan sepertinya kontradiksi ya :whistle:
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

williamhalim

Quote from: Kelana on 15 December 2007, 11:47:08 AM
Quote from: bond on 12 December 2007, 01:16:14 PM
Nimbrung ya..sekalian kenalan dengan semuanya.

Sutta ataupun isi kitab2 lainnya tidakalah ada yg cacat,yg cacat adalah bathin kita karena avijja :)

Isi hanyalah isi, oleh karena itu Sang Buddha mengajarkan ehipasiko terhadap ajaran-Nya sendiri.

Isi setiap kitab suci pasti ada distorsi. Oleh karena itu melalui akal sehat dan pengalaman kita bisa tau itu benar atau tidak/asli atau tidak asli.Oleh karena itu praktek Dhamma mutlak diperlukan.

Untuk mengetahui kesahihan isi sutta tidak mungkin 100%, jadi harus diikuti alurnya yg paling mendekati tradisi2 Sang Buddha pada awalnya.Bisa 80 % saja sudah bersyukur ;D

Smoga bermanfaat _/\_

Kalimat yang ditebalkan sepertinya kontradiksi ya :whistle:

yach, itu kontradiksi.

IMO:
kecacatan suatu sutta / ajaran: jika ada hal2 yg bertentangan dalam suatu kitab suci, sedangkan kebenaran (isi) ajaran tidak bisa dikomplain, tergantung dari pemahaman masing2....

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

bond

#217
Sekilas terlihat kontradiksi,

Distorsi adalah lebih bersifat sejarah, pengumpulan data2 secara ilmiah. Tetapi isi dalam arti dalam kitab suci tidaklah cacat sama sekali. Bukankah yg sering menyalahkan arti karena penafsiran saja. Banyak alasan karena isi kitab2 suci atau sutta ditambahkan atau ada yg hilang dalam konteks data, lalu dikatakan cacat atau tidak asli. Bahkan ada yg berpendapat diragukan kesahihannya.

Nah sudut pandang mana kita lihat, kalau untuk kemajuan bathin kita. seharusnya batin kita yg bermasalah bukan tulisan2nya yg tidak lengkap.

Jadi suatu kalimat hendaklah dilihat secara keseluruhan dan pengertian yg terkandung didalamnya dan tidak melulu diartikan secara harafiah

Perhatikan sutta2 Buddha, contoh, Sang Buddha mengatakan ehipasiko, dilain pihak dikatakan dirinyalah paling terang guru manusia dan para dewa.Pasti muncul pertanyaan, kalau paling terang, ngapain juga dipertanyakan(ehipasiko) kontradiksikah?

Smoga bermanfaat. :) _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Kelana

Quote from: bond on 15 December 2007, 01:10:41 PM
Sekilas terlihat kontradiksi,

Distorsi adalah lebih bersifat sejarah, pengumpulan data2 secara ilmiah. Tetapi isi dalam arti dalam kitab suci tidaklah cacat sama sekali. Bukankah yg sering menyalahkan arti karena penafsiran saja. Banyak alasan karena isi kitab2 suci atau sutta ditambahkan atau ada yg hilang dalam konteks data, lalu dikatakan cacat atau tidak asli. Bahkan ada yg berpendapat diragukan kesahihannya.

Nah sudut pandang mana kita lihat, kalau untuk kemajuan bathin kita. seharusnya batin kita yg bermasalah bukan tulisan2nya yg tidak lengkap.

Jadi suatu kalimat hendaklah dilihat secara keseluruhan dan pengertian yg terkandung didalamnya dan tidak melulu diartikan secara harafiah

Bagi saya terlihat kontradiksi, Sdr. Bond, sorry. Mungkin ini karena anda salah paham dengan yang dimaksud.

Apabila suatu sutta itu tulisannya tidak lengkap, maka tentu saja ia tidak bisa dijadikan bahan perbandingan dengan sutta yang sejajar lainnya. Distorsi seperti ini tidaklah termasuk dalam pembahasan konteks asli atau tidak asli. Kita bisa melakukan pembahasan asli atau tidak asli jika tulisannya utuh dan dimengerti. Kemudian kita baru melihat apakah ada perkataan yang kontradiksi atau tidak. Kecacatan suatu sutta adalah jika ada hal-hal yg bertentangan antara satu sutta dengan sutta lain yang sejajar. Nah pertanyaannya adakah kecacatan dalam sutta?

QuotePerhatikan sutta2 Buddha, contoh, Sang Buddha mengatakan ehipasiko, dilain pihak dikatakan dirinyalah paling terang guru manusia dan para dewa.Pasti muncul pertanyaan, kalau paling terang, ngapain juga dipertanyakan(ehipasiko) kontradiksikah?

Smoga bermanfaat. :) _/\_

Tidak kontradiksi bagi saya.
Ajaran Ehipassiko, dimana termasuk Kalama Sutta adalah ajaran untuk membuktikan kebenaran dan penghindaran terhadap kerpercayaan membuta.
Sedangkan pernyataan Sang Buddha atas diriNya sebagai guru manusia dan para dewa, adalah suatu Pernyataan Kebenaran. Dan dalam Pernyataan Kebenaran ini Sang Buddha tidak mengatakan, menyuruh, mengharuskan, mewajibkan seseorang untuk mengikuti diriNya, menjadi siswaNya. Jika Ia mengatakan: "kamu harus mengikuti Aku agar kamu terbebas" atau "jangan ragu dan berpaling dariku karena aku adalah guru para dewa dan manusia, paling terang, maka kau terbebas", barulah ini kontradiksi dengan Ehipassiko.

evam
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Tan

Semuanya kembali pada kemajuan batin. Apakah sesuatu itu dapat menimbulkan kemajuan spiritual. Ini seharusnya pertanyaan yang lebih penting.

Metta,

Tan

loui

Apa sih arti dari benar dan salah?

Kita saja masih tidak bisa mengartikannya... so bagaimana kita membahas masalah ini?

Selama itu menghasilkan kebajikan... go for it !!!  _/\_

Jujur saja, saya tidak pernah mempelajari ajaran budhis sama sekali.  :P
Saya menjalani hidup berdasarkan pemikiran yg saya anggap sesuai... seiring berjalannya waktu... saya baru sadar kalau pemikiran saya cenderung ke ajaran "Budhis"
Tapi bkn berarti seluruh ajaran yg ada sekarang ini saya terima mentah2...

Ajaran budhis punya sejarah yg panjang, dan dalam kurun waktu itu... tidak heran apabila ajaran tersebut ditambah bumbu2. Begitu juga dgn agama lain tanpa terkecuali. Apakah itu salah? Menurut saya itu manusiawi...

Sikap kita yg menentukan, bagaimana kita menanggapinya. Dan semoga saya bisa menjalani seperti apa yg ditulis dalam kalama suta.  _/\_

williamhalim

Quote from: loui on 11 April 2008, 01:48:30 PM
Apa sih arti dari benar dan salah?

Kita saja masih tidak bisa mengartikannya... so bagaimana kita membahas masalah ini?


Saya punya pendapat tersendiri soal "benar" dan "salah" ini.

Jika kita mempunyai suatu tujuan dan menjalankan cara yg mendekatkan kita ke tujuan tsb, maka itu adalah "benar", tapi jika kita menjalankan cara yg menjauhkan kita dari tujuan kita maka itu adalah "salah".

contoh:
~ kita ingin mati, dan kita meloncat dari lantai 20, maka cara yg kita lakukan sudah benar, karena tujuan kita (mati) akan tercapai.
~ kita ingin bahagia, dan kita berpikir bahwa kaya raya adalah jalannya, maka kita korupsi supaya kaya. Cara kita ini jelas salah, karena tujuan kita ingin bahagia tidak tercapai, yg timbul adalah perasaan tamak dan tidak puas, sehingga kita tidak pernah tidur nyenyak, belum lagi resiko tertangkap.

Saya memandang "benar" dan "salah" dari pemikiran tersebut.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

loui

#222
Semoga dengan pandangan itu, william bisa berbuat kebajikan _/\_

Forte

Quote from: willibordus on 11 April 2008, 03:39:06 PM
Quote from: loui on 11 April 2008, 01:48:30 PM
Apa sih arti dari benar dan salah?

Kita saja masih tidak bisa mengartikannya... so bagaimana kita membahas masalah ini?


Saya punya pendapat tersendiri soal "benar" dan "salah" ini.

Jika kita mempunyai suatu tujuan dan menjalankan cara yg mendekatkan kita ke tujuan tsb, maka itu adalah "benar", tapi jika kita menjalankan cara yg menjauhkan kita dari tujuan kita maka itu adalah "salah".

contoh:
~ kita ingin mati, dan kita meloncat dari lantai 20, maka cara yg kita lakukan sudah benar, karena tujuan kita (mati) akan tercapai.
~ kita ingin bahagia, dan kita berpikir bahwa kaya raya adalah jalannya, maka kita korupsi supaya kaya. Cara kita ini jelas salah, karena tujuan kita ingin bahagia tidak tercapai, yg timbul adalah perasaan tamak dan tidak puas, sehingga kita tidak pernah tidur nyenyak, belum lagi resiko tertangkap.

Saya memandang "benar" dan "salah" dari pemikiran tersebut.

::
Pola pikir yang cukup unik dan menarik..

willyyandi

sutta mungkin ada cacatny.

tidak penting ada atau tidak.
coba buktikan dengan praktik (kata 'praktek' tidak baku. mohon diperhatikan. mari kita kembangkan cinta Indonesia dengan mengerti bahasa yang baku dan tidak  :))

lagian kalau ada yang salah dalam nerjemahin sutta gmn??
yang paling penting memang selama sutta tersebut tidak mengajarkan sesuatu yang mendorong kebencian, keserakahan, dan tidak sesuai dengan realitas, tidak merugikan makhluk apa pun sutta itu dapat dianggap benar (dharma).

pendapat pribadi saya, ada kontradiksi dalam tipitaka.
namun jika kita melihat dari sudut pandang yang lain (kasus tertentu) , kontradiksi tersebut akan hilang dan tidak ada yang namanya sutta lagi.

Catatan:
kata tidak baku mohon dimiringkan.
sebaiknya cari padanan dalam bahasa Indonesia jika ada padanannya. contoh: unduh=download,dsb.
terima kasih.
marilah kita hargai bangsa ini dengan memulai dari menghargai bahasa kita.