Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?

Started by Kokuzo, 17 July 2007, 11:20:21 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

davit_c

Quote from: Sumedho on 25 July 2007, 09:40:51 PM
Kalo K mah bukan kacamata kuda tapi merem.
Kaca mata kuda kan yg arah pandangan ke tengah saja, tidak bisa lirik kiri dan kanan :P

yah plesetan2x bisa banyak arti nih... bahaya  :whistle:

btw, nice avatar
Kalau menurut saya kacamata hitam dan putih... :P model tv jaman dulu... :)


Upaseno

Quote from: 7th on 26 July 2007, 10:06:57 AM
QuoteIntinya sama.
Perlu diingat juga background Siddharta adalah kasta Ksatria dan dia juga dibimbing oleh orang2 Brahmana yang berbahasa puitis dan bersastra tinggi.  Ya kadang memang beliau memakai bermacam2 bahasa untuk menjelaskan Dhamma kepada orang yang berbeda2 kasta.  Kalau begini, apa bisa diomong cacat

ya tidak Bhante...
hanya caranya yang berbeda bukan...
kalo di DKV ini ya cuma tone & manner yang disesuaikan dengan target audience  ^-^

nah yang saya maksud cacat seperti yang dibilang Willi... Bukan hanya caranya yang berbeda, tapi intinya juga berbeda, bertolak belakang malah...
Coba kasi beberapa contoh tentang inti ajaran Buddha yang bertolak belakang...pleaseee... [-o<

Upaseno

Quote from: ryu on 25 July 2007, 12:48:07 PM
Ya karena agama lain tdk menganggap bhw hidup sbg penderitaan tp anugerah. Kalau mengenai asal mula kehidupan dlm buddhisme yg ada dlm sutta, apa ada cacatnya tdk Bhante?
wuah ga tau. Tetapi, Sang Buddha kadang menjelaskan seperti yang ada di Aganya sutta dan diwaktu lain, beliau ga menjawab pertanyaan2 yang begituan.  Dan di lain waktu, beliau juga mengatakan bahwa memikirkan hal2 (asal mula kehidupan) begitu bisa membuat kita menjadi gila.

Kokuzo

justru itu Bhante, saya nanya apakah ada yang demikian??
nah, jika ada, baru dibahas... begitu...

misalnya Sang Buddha diceritakan punya cinta kasih yang tinggi... di laen cerita dia nampar orang dengan kebencian... nah yang kaya gitu"lah...

Bhante dan Senior" disini yang udah banyak baca Sutta lebih tau daripada Saya... Saya disini sih cuma memantau dan belajar aja   ^:)^


ryu

Kalau menurut Bhante kenapa sang Buddha menerangkan tentang asal usul kehidupan padahal beliau mengetahui itu tdk penting, dan apakah setiap cerita2 atau mengenai dhamma bs di pertanggung jawabkan kebenarannya?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Upaseno

Quote from: 7th on 26 July 2007, 11:47:44 AM
justru itu Bhante, saya nanya apakah ada yang demikian??
nah, jika ada, baru dibahas... begitu...

misalnya Sang Buddha diceritakan punya cinta kasih yang tinggi... di laen cerita dia nampar orang dengan kebencian... nah yang kaya gitu"lah...

Bhante dan Senior" disini yang udah banyak baca Sutta lebih tau daripada Saya... Saya disini sih cuma memantau dan belajar aja   ^:)^

Sorry...baru dong...hahaha...beberapa hari ini memang jadi dodol. :??

Kalo begituan mah banyak, mas.  Dan itu bukannya cacat.  Itu cuma beda cara aja, tergantung pendengarnya.

Sorry...i juga jarang baca sutta...hahaha...so, cuma bisa kasi sudut pandang yang lain aja.

Upaseno

Quote from: ryu on 26 July 2007, 11:57:37 AM
Kalau menurut Bhante kenapa sang Buddha menerangkan tentang asal usul kehidupan padahal beliau mengetahui itu tdk penting, dan apakah setiap cerita2 atau mengenai dhamma bs di pertanggung jawabkan kebenarannya?
Mungkin penting untuk beberapa orang untuk merealisasi Dhamma, dan mungkin ga penting untuk beberapa orang lain. 
Cerita2 di Tipitaka apa bisa dipertanggungjawakan?  Ehm...kalau bisa mengurangi keserakahan, kebencian, kebodohan, mengapa tidak?  Cerita model apa aja yang bisa untuk menyebabkan jelek menjadi baik...kan no problem. 
Siapa yang mau menuntut pertanggungjawabannya?   :-w

ryu

Misalkan ada penambahan atau pengurangan dlm penyusunan sutta untuk menghilangkan yg bisa di pandang merugikan ajaran beliau ada tidak indikasi itu?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Muten Roshi

saya rasa yang cacat bukan sutta nya .. tapi yang mbaca sutta nya deh.. haahhaah.. :D :D :D ..
orang yang bilang sutta itu cacat bagaikan melihat wajah sendiri buruk di cermin, lalu cermin dibelah dua....
[url="http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi"]http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi[/url]

davit_c

Jgnkan membandingkan isi sutta yang berbeda... dalam menafsirkan sebuah sutta saja bisa berbeda-beda... :)

Forte

Quote from: Dharmakara on 26 July 2007, 12:54:19 PM
saya rasa yang cacat bukan sutta nya .. tapi yang mbaca sutta nya deh.. haahhaah.. :D :D :D ..
orang yang bilang sutta itu cacat bagaikan melihat wajah sendiri buruk di cermin, lalu cermin dibelah dua....
Who do you mean ?

markosprawira

Quote from: Upaseno on 26 July 2007, 12:04:34 PM
Quote from: ryu on 26 July 2007, 11:57:37 AM
Kalau menurut Bhante kenapa sang Buddha menerangkan tentang asal usul kehidupan padahal beliau mengetahui itu tdk penting, dan apakah setiap cerita2 atau mengenai dhamma bs di pertanggung jawabkan kebenarannya?
Mungkin penting untuk beberapa orang untuk merealisasi Dhamma, dan mungkin ga penting untuk beberapa orang lain. 
Cerita2 di Tipitaka apa bisa dipertanggungjawakan?  Ehm...kalau bisa mengurangi keserakahan, kebencian, kebodohan, mengapa tidak?  Cerita model apa aja yang bisa untuk menyebabkan jelek menjadi baik...kan no problem. 
Siapa yang mau menuntut pertanggungjawabannya?   :-w

tul banget....... saya setuju banget dengan pengikisan lobha, dosa  dan moha itu....

soal cerita, ga usah terlalu dipertentangkan....... buat apa meributkan konsep???

Kokuzo

maklum orang desain.. konsep itu penting...  =))

ryu

OOT dikit. Ajarin dong konsep design...
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

williamhalim

Quotetul banget....... saya setuju banget dengan pengikisan lobha, dosa  dan moha itu....
soal cerita, ga usah terlalu dipertentangkan....... buat apa meributkan konsep???

Seperti cerita pemburu yg kena panah beracun itu kan Bro?

tapi gimana dong, dengan semangat dari Bhante ini:

QuotePenting banget oiiiii....
Wuah....kok uda menyerah ditengah jalan gara-gara tulisanku....
ayo dilanjutkan....

nah gimana hayoooo...   

:whistle:
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)