Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?

Started by Kokuzo, 17 July 2007, 11:20:21 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Tan

Quote from: ryu on 19 July 2007, 09:08:16 PM
Ya harusnya kt bhs juga kecacatan komunikasi dlm penyebaran buddha dharma. Karena bayangkan saja , ortu sy aja seumur hidup ke vihara tp blm mengerti benar ajaran sang buddha, yg di perparah jg viharanya kekurangan yg bs memberikan ceramah spt suhu/bhante, yg jadinya hanya melakukan puja bakti tanpa tau artinya, ikut san pu li pai tiap tahun, ikut baca liam keng, yg hanya sebagai kegiatan saja tanpa mengerti benar. Sehingga banyak umat yg sgt sedikit mengenal dhamma ini mudah di pengaruhi dan di ajak oleh pihak lain yg menawarkan kemudahan dan iming2 surganya.

TAN:

Ya memang ini menyedihkan banyak orang yang belum paham Buddhadhamma. Sekedar sharing pengalaman, kawan saya pernah mengajak orang untuk belajar Dhamma. Dia menjawab, "untuk apa belajar Dhamma lha saya sembahyang gini saja permintaan saya sudah banyak yang dikabulkan kok." Kalau berbicara masalah kecacatan dalam menyebarkan Dhamma mungkin kita perlu membahas dulu, bagaimana "pintu masuk"nya, dalam artian kita mengawali penyebaran Dhamma bagi orang-orang yang hanya tahu sembahyang saja. Biasanya mereka adalah orang-orang yang sudah lanjut usia. Umumnya orang yang lanjut usia akan berkata, "Ah, kamu anak muda. Tahu apa?" Mungkin rekan2 punya ide.

Metta,

Tan

Sumedho

QuoteOh ya kenapa ga disusun perbagian2 misalnya yg sdh lengkap menjadi satu buku.
Ada beberapa calonnya, harap bersabar yah :)
There is no place like 127.0.0.1

ryu

Justru kebanyakan org tua yg paling ingin mendengarkan dhamma. Ortu sy aja kalau ada dharmma clas (sangat jarang di adakan) dia begitu semangat ikut. Kalau ada buku dhamma yg di bagikan (walau bkn ajaran buddha spt ajaran liao fan kl tdk slh) antusias sekali trus dia berikan ke anaknya (kk sy dia k) dan kk sy menolaknya karena bukan dr agama dia (jd sedih dah ortu gw, udah ngegedein anak eh balesannya kaya gt). Juga karena jrg mendapat dhamma sang buddha jd dia ambil dah ajaran lain yg di tv. campur aduklah pemahaman dhammanya, dan kalau di tanya tentang agama buddha otomatis hanya bisa menjawab lupa lagi atau ga tau. Berbeda dgn anak muda yg msh bs mencari sendiri dgn teknologi sekarang dan lebih bs mengerti sedikitnya ajaran dr sang Buddha.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

 [at] guru . Ok aku kan setia menanti.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Tan

RYU

antusias sekali trus dia berikan ke anaknya (kk sy dia k) dan kk sy menolaknya karena bukan dr agama dia (jd sedih dah ortu gw, udah ngegedein anak eh balesannya kaya gt).

TAN:

Hai Bro! Mohon maaf, saya punya pendapat lain. Menurut saya, kalau dia seorang K. mendingan jangan diberikan buku Buddhis. Kalau kita ingin memberi dia hadiah, maka dapat dipilihkan buku K. yang sekiranya bagus dan bermanfaat untuk dia. Jadi menurut saya, tidak ada salahnya bila dia menolak. Bila orang memberikan saya buku K. atau agama lain tentu saja saya akan menolak.

Metta,

Tan

ryu

Justru bukan Buddhist tp ajaran supaya bgmn sikap seorang anak thd ortunya. Tp dia ketakutan sekali spt lihat buku setan saja.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Forte

Quote from: ryu on 19 July 2007, 10:06:04 PM
Justru bukan Buddhist tp ajaran supaya bgmn sikap seorang anak thd ortunya. Tp dia ketakutan sekali spt lihat buku setan saja.
Tapi saya rasa ada benarnya juga. Bagaimana pun kan orang tua yang memberi.
Walau kita gak suka kan, apa salahnya diterima agar tidak menyinggung perasaan orang tua..
Toh selama ini kan orang tua telah besarkan dengan susah payah..
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Kokuzo

iya seh... fenomena ini agak menganggu saya juga...

tar saya pikirin lagi. kalo melihat lebih banyak lagi, dibikinin topiknya...  ;D

Sukma Kemenyan

Perlu diwaspadai...
cacat ataupun tidaknya,
adakah manfaat (faedah)-nya untuk kemajuan dhamma kita sendiri ?

ryu

Ada bang bukannya dalan sigalovada sutta tertulis betapa besar karma baik kita apabila bisa memberikan dhamma kepada ortu kita.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Sukma Kemenyan

Berapa besar Karma ?
Memang ada "Satuan" pengukurnya ?

Menanam Sebab dengan mengharapkan Akibat,
Hanya membuat putaran Roda tidak pernah berhenti

Tan

Quote from: ryu on 19 July 2007, 10:06:04 PM
Justru bukan Buddhist tp ajaran supaya bgmn sikap seorang anak thd ortunya. Tp dia ketakutan sekali spt lihat buku setan saja.

TAN:

Anda benar juga. Kadang-kadang kalau teman memberikan sesuatu yang saya sebenarnya ga butuh, saya "pura-pura" senang agar dia juga senang. Memang kalau dipikir apa salahnya menyenangkan orang lain. Cuma ya itu, sebagai pihak pemberi kita juga mesti bijaksana. Apakah barang yang kita berikan sesungguhnya bermanfaat atau tepat bagi orang itu.

Metta,

Tan

Kelana

Quote from: Tan on 19 July 2007, 06:42:49 PM

Benar sekali Sdr. Kelana. Saya setuju dengan pendapat Anda. Tidak ada paksaan bagi seseorang untuk meyakini bahwa apa yang terkandung dalam Tipitaka/ Tripitaka itu pasti tergolong dalam Dhammakhanda. Demikian pula, tidak pada larangan bagi seseorang untuk meyakini bahwa apa yang terkandung dalam Tipitaka/ Tripitaka itu termasuk ke dalam Dhammakhanda, bukan? Akhirnya balik lagi "belief" yang menentukan, bukan?
Memang inilah bagusnya Buddhadhamma. Sangat fleksibel. Semuanya dipulangkan pada masing2 individu.

Catatan, selama ada indikasi logisnya. Jika tidak, itu sama saja membuta.
"belief" tidak sama dengan percaya (iman)
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Kokuzo

silahkan senior" berpendapat... nubi duduk diem memperhatikan...  :-?  ~o)

ryu

Bhante nya blm dateng ya (uring uring an), gimane nich udah byk yg dateng. Gmn nich (help help).
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))