Adakah Kecacatan dalam Sutta Buddhist?

Started by Kokuzo, 17 July 2007, 11:20:21 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Upaseno

Quote from: willibordus on 23 July 2007, 09:15:50 PM
QuotePenting banget oiiiii....
Wuah....kok uda menyerah ditengah jalan gara-gara tulisanku....
ayo dilanjutkan....

Nah, karena telah di ssuport oleh Bhante, kita lanjutin aja ya...

Pertama kita sepakati definisi 'kecacatan Sutta' itu terlebih dahulu.

Menurut saya, definisi kecacatan sutta yang dimaksud adalah sbb:
~ Adanya suatu pertentangan / ketidak cocokan diantara sutta-sutta yang ada di dalam Tipitaka.

Jadi, jika ada terdapat suatu Sutta yang bertentangan esensinya dengan sutta yang lain, maka salah satu dari sutta itu 'berkemungkinan' cacat, Nah sutta-sutta yang 'berkemungkinan' cacat inilah yang akan kita diskusikan bersama.

Apakah rekan2 setuju atau ada definisi lainnya....

Metta,
Willibordus
 


Definisi ini kurang pas karena Sang Buddha mengajar dengan banyak cara, tentu cara satu dan lainnya agak kontroversi.  Dan ini dialami oleh guru-guru Buddhisme jaman sekarang juga.  Saya pikir definisi ini kurang cocok untuk menjelaskan "kecacatan dalam sutta."

Coba...tanya definisinya ke Penanya pertama...

Upaseno

Quote from: morpheus on 25 July 2007, 12:19:56 PM
bhante, pertanyaannya tadi, "kok tau itu intinya buddhisme?" blom dijawab...

Perdebatan demi perdebatan telah dilewati selama 2000 tahun lebih oleh pihak Theravada, Mahayana dan Vajrayana tentang apa sih inti Buddhism.
Beberapa tahun lalu, kalo ga salah tahun 50an, Ketiga tradisi tersebut berkumpul di Srilanka untuk membahas inti ajaran Sang Buddha.  Dan mereka dari tiga pihak, menyetujui ajaran-ajaran tersebut adalah inti ajaran Sang Buddha. 

Kalau mau dilihat perbandingannya antara agama2 lain, kita bisa lihat bahwa tidak ada agama lain yang mengajarkan: 1. Dukkha; 2. Sebab Dukkha; 3. Lenyapnya Dukkha ; dan 4. Cara mengatasi Dukkha.  Lalu, ada Paticca Samupada, Kamma, Kelahiran kembali.  Inilah speciality ajaran Sang Buddha.

Puas?

ryu

Ya karena agama lain tdk menganggap bhw hidup sbg penderitaan tp anugerah. Kalau mengenai asal mula kehidupan dlm buddhisme yg ada dlm sutta, apa ada cacatnya tdk Bhante?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Kokuzo

Quote
QuoteMenurut saya, definisi kecacatan sutta yang dimaksud adalah sbb:
~ Adanya suatu pertentangan / ketidak cocokan diantara sutta-sutta yang ada di dalam Tipitaka.
Definisi ini kurang pas karena Sang Buddha mengajar dengan banyak cara, tentu cara satu dan lainnya agak kontroversi.  Dan ini dialami oleh guru-guru Buddhisme jaman sekarang juga.  Saya pikir definisi ini kurang cocok untuk menjelaskan "kecacatan dalam sutta."

Coba...tanya definisinya ke Penanya pertama...

ketidak cocokan yang saya maksud bukan caranya... tetapi intinya... cara Sang Buddha mengajar mungkin bisa berbeda, tapi kan intinya sma bukan?

nah misalnya di sutta ini Sang Buddha bilang ga boleh membunuh...
eh di sutta lain bilang boleh membunuh...
di sutta ini disebutkan karma adalah A, di sutta laen karma adalah B...
nah kaya gini yang maksudnya cacat..

maafkan bahasa orang awamku...  ^:)^

Muten Roshi

bagaimana kalau indikasi logisnya cuma 1% saja.. bisa dikategorikan sebagai membuta tidak???
Quote from: Kelana on 20 July 2007, 05:57:09 PM
Catatan, selama ada indikasi logisnya. Jika tidak, itu sama saja membuta.
"belief" tidak sama dengan percaya (iman)

[url="http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi"]http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi[/url]

Kelana

Quote from: Dharmakara on 25 July 2007, 08:14:36 PM
bagaimana kalau indikasi logisnya cuma 1% saja.. bisa dikategorikan sebagai membuta tidak???
(iman)

99%  ^-^

OT
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Kelana

Quote from: Sumedho on 25 July 2007, 11:37:56 AM
..
kalau di kiri, lihat kanan cacat.
Kalau dikanan, lihat kiri cacat.


Kaya bunglon donk  ^-^
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Sumedho

Quote from: Kelana on 25 July 2007, 08:42:08 PM
Quote from: Sumedho on 25 July 2007, 11:37:56 AM
..
kalau di kiri, lihat kanan cacat.
Kalau dikanan, lihat kiri cacat.


Kaya bunglon donk  ^-^

wah cape ganti2x, mending ditengah pake kaca mata kuda biar nga terpengaruh kiri sama kanan  ^-^
There is no place like 127.0.0.1

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Sumedho

Kalo K mah bukan kacamata kuda tapi merem.
Kaca mata kuda kan yg arah pandangan ke tengah saja, tidak bisa lirik kiri dan kanan :P

yah plesetan2x bisa banyak arti nih... bahaya  :whistle:

btw, nice avatar
There is no place like 127.0.0.1

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Forte

Besok2 kita semoga ada member namanya Ken dan pasang avatar Ken lagi.. hahahaha..


Upaseno

Quote from: 7th on 25 July 2007, 03:53:05 PM
Quote
QuoteMenurut saya, definisi kecacatan sutta yang dimaksud adalah sbb:
~ Adanya suatu pertentangan / ketidak cocokan diantara sutta-sutta yang ada di dalam Tipitaka.
Definisi ini kurang pas karena Sang Buddha mengajar dengan banyak cara, tentu cara satu dan lainnya agak kontroversi.  Dan ini dialami oleh guru-guru Buddhisme jaman sekarang juga.  Saya pikir definisi ini kurang cocok untuk menjelaskan "kecacatan dalam sutta."

Coba...tanya definisinya ke Penanya pertama...

ketidak cocokan yang saya maksud bukan caranya... tetapi intinya... cara Sang Buddha mengajar mungkin bisa berbeda, tapi kan intinya sma bukan?

nah misalnya di sutta ini Sang Buddha bilang ga boleh membunuh...
eh di sutta lain bilang boleh membunuh...
di sutta ini disebutkan karma adalah A, di sutta laen karma adalah B...
nah kaya gini yang maksudnya cacat..

maafkan bahasa orang awamku...  ^:)^

Intinya sama. 
Perlu diingat juga background Siddharta adalah kasta Ksatria dan dia juga dibimbing oleh orang2 Brahmana yang berbahasa puitis dan bersastra tinggi.  Ya kadang memang beliau memakai bermacam2 bahasa untuk menjelaskan Dhamma kepada orang yang berbeda2 kasta.  Kalau begini, apa bisa diomong cacat?

williamhalim

Quoteketidak cocokan yang saya maksud bukan caranya... tetapi intinya... cara Sang Buddha mengajar mungkin bisa berbeda, tapi kan intinya sma bukan?

nah misalnya di sutta ini Sang Buddha bilang ga boleh membunuh...
eh di sutta lain bilang boleh membunuh...
di sutta ini disebutkan karma adalah A, di sutta laen karma adalah B...
nah kaya gini yang maksudnya cacat

klop!
ini juga yg saya maksud (maafkan juga bahasa awamku  ;D)

kita ambil contoh agama K, ada beberapa ajarannya yg menurut sy cacat, satu contoh (ada di alkitab, namun sy tidak rincikan ayatnya, repot nyari2  ;D):
~ di K diajarkan tuhan itu maha pengasih dan penyayang, namun dijelaskan juga tuhan juga pemurka dan pencemburu, juga penghukum yg sadis

Nah, itukan sudah bertentangan. Diajarin cinta kasih dan memaafkan musuhmu, kok tuhan malah mengamuk di bait allah dan juga menenggelamkan pasukan mesir.

Ini jelas sudah cacat hukum, he he he, maksudnya "cacat karena tidak konsisten".

Untuk ajaran Buddha, ajaran2 dan cerita2 yg bertentangan seperti ini masih belum sy temukan s/d sekarang.

Karena itu, sy masih berkesimpulan tidak ada kecacatan dalam Sutta2 Buddhist.

_/\_







Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Kokuzo

QuoteIntinya sama.
Perlu diingat juga background Siddharta adalah kasta Ksatria dan dia juga dibimbing oleh orang2 Brahmana yang berbahasa puitis dan bersastra tinggi.  Ya kadang memang beliau memakai bermacam2 bahasa untuk menjelaskan Dhamma kepada orang yang berbeda2 kasta.  Kalau begini, apa bisa diomong cacat

ya tidak Bhante...
hanya caranya yang berbeda bukan...
kalo di DKV ini ya cuma tone & manner yang disesuaikan dengan target audience  ^-^

nah yang saya maksud cacat seperti yang dibilang Willi... Bukan hanya caranya yang berbeda, tapi intinya juga berbeda, bertolak belakang malah...