Merespon Pertanyaan Rekan-rekan

Started by K.K., 18 June 2009, 10:16:52 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

johan3000

Quote from: savana_zhang on 15 July 2009, 03:40:04 PM
Quote from: Mr.Jhonz on 14 July 2009, 09:31:36 PM
Om mau tanya pendapat om lg ni...
Dari tahun ke tahun tingkat kriminalitas semakin tinggi,
sy baru sadar,bahwa kenyataan ini sangat dekat dgn lingkungan sy...
Dulu toko bos hampir dibobol maling pada saat malam hari,dan toko sebelah bosku berhasil dibobol maling,minggu lalu toko yg cuma berjarak -/+ 50meter dr toko bosku di rampok orang pada saat sore hari(jam 6),perampoknya mengunakan senjata api bersama 5orang(kalo ga salah ingat) setelah beraksi kabur mengunakan mobil ..
Sebenarnya dgn kondisi kota tangerang(dekat jakarta) yg lalu lintasnya sangat padat,akan sangat mudah mengejar perampok itu..

*incaran pelaku kejahatan adalah grosir2 sembako dan rokok..

Pertanyaan sy,
sebagai buddhis yg baik,bagaimana menyikapi masalah seperti ini(katakanlah kita sebagai korbannya)
apakah kita harus pasrah?
Apakah kita bijak jika melawan?

          jika tindakkan preventif sudah tidak efektif menurut saya tentu kita harus melawan bila perlu bunuh dia daripada kita yg mati tp harus dilakukan dalam keadaan sangat terpaksa dan tanpa kebencian.karena kita harus berfikir bahwa kalo kita mati bgm dg sanak keluarga kita?bgm anak kita?
          dan klo tidak dilawan penjahat itu akan besar kepala dan makin merajalela,dia akan mengulangi perbuatannya lg dan makin banyak jatuh korban2 yg tidak berdosa

              dr sudut pandang hukum karma kerampokan adalah karma buruk yg menguatkan karma kita untuk mati dibunuh oleh perampok tp kita bisa menumpas kondisi itu dg membunuh perampok dan membikin karma buruk baru lagi(yg diusahakan tidak sekuat karma sebelumnya).karena waktu kita membunuh tidak melibatkan LDM maka karma kita jd tidak lengkap(lihat syarat2 karma lengkap"karma theory by dagpo rinpoce")

              sama dg suatu alasan berperang bila diinvasi


manusia terlalu banyak, lahan, makanan, persediaan tambah sedikit...
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

hatRed

utk yg khawatir dengan maling...

pasang cctv... jadi kalo kemalingan masih bisa mengejar penjahat dan juga dapat mempersempit para penjahat serta juga membuat para penjahat menjadi khawatir utk melakukan aksi jahat...

gak mahal keknya modal 3 jeti juga cukup keknya
i'm just a mammal with troubled soul



Mr.Jhonz

Oot..Bro hatred yg 3juta itu,sudah otomatis merekam blom?
Banyak jenis lho..
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

hatRed

i'm just a mammal with troubled soul



johan3000

Bagaimana pandangan/tanggapan Buddha tentang suatu kesalahan ?
kesalahan yg lakukan oleh orang umum maupun muridnya ?


kalau anak kecil sedang belajar berjalan,
ortu kan tidak pernah berkata oh... ini cara jalannya salah,
atau gimana... tetapi mendukung dan memberi kesempatan
pada anak utk mencoba, dan lebih sering mencoba lagi
sampai bisa berjalan!... (ya itu utk anak kecil sih)
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Mr.Jhonz

Quote from: Kainyn_Kutho on 16 July 2009, 11:36:27 AM
Quote from: Mr.Jhonz on 15 July 2009, 07:10:29 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 15 July 2009, 05:06:14 PM
Quote from: Mr.Jhonz on 15 July 2009, 04:13:08 PM
^
^savana anda membuat statement yg sangat BEDA..
Tapi bagaimana dari sudut pandang buddhist?
Kita tunggu respon om kainy

Seperti saya bilang memang sulit sih, karena kita sendiri masih belum orang suci yang bisa merelakan semuanya.
Tapi saya bilang membunuh, atau merugikan orang lain (walaupun mereka duluan yang mulai) selalu akan menyisakan dendam. Mungkin benar di hidup ini mereka tidak bisa balas, tapi bagaimana dengan kehidupan2 berikutnya?
Sebisa mungkin, sila dipegang teguh, karena itulah yang membawa manfaat.
memang si membunuh melanggar sila..
Thanks dhe om..


Sama2, senang kalau bisa membantu.
Tapi itu pendapat saya lho, sekadar masukan, bukan berarti yang terbaik dan sesuai dengan dhamma. Yang tahu situasinya 'kan anda sendiri, jadi ambillah keputusan yang menurut Mr.Jhonz paling baik.



;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D
masa depan memang ga bisa ditebak..baru saja minggu lalu membahasnya..
Sekarang gw udah menjadi saksi mata..
Tapi celakanya aye seakan jadi saksi,tersangka sekaligus korban...
Aye ga tahu mau nangis apa mau tertawa...
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Jerry

 [at]  ^
emang gitu prosedur hukum di indo.. makanya jarang yg maw jadi saksi. soalnya ngga diperlakukan sesuai proporsinya, gw juga pernah jadi saksi tapi perasaan kaya tersangka aja diinterogasi berlebihan. santai aja bro ;)
appamadena sampadetha

Mr.Jhonz

^ kejadiaannya si ga ampe kantor polisi,cuma maling ga ketangkap..aye yg di marahin(seakan2 tersangka).. ;D
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Jerry

Quote from: Mr.Jhonz on 25 July 2009, 02:37:57 PM
^ kejadiaannya si ga ampe kantor polisi,cuma maling ga ketangkap..aye yg di marahin(seakan2 tersangka).. ;D
ooh.. beda kasus lah.. bukan soal kemalingan yg aye mah ;D
appamadena sampadetha

K.K.

Quote from: Mr.Jhonz on 24 July 2009, 07:35:21 PM
;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D
masa depan memang ga bisa ditebak..baru saja minggu lalu membahasnya..
Sekarang gw udah menjadi saksi mata..
Tapi celakanya aye seakan jadi saksi,tersangka sekaligus korban...
Aye ga tahu mau nangis apa mau tertawa...

Dulu saya pernah mengatakan hidup ini adalah komedi yang tragis.
Turut prihatin atas kejadian tersebut.

Mr.Jhonz

Om kainy,mau tahu pendapat om dan teman2 soal ini,

Quote from: rj_tan;45022Tiba2 teringat sebuah cerita yg ku dengar, tapi lupa namanya...
So pakai karang2 aja ya....:D

Di jaman kerajaan Cina dulu ada seorang raja yg mempunyai 2 putera, yg pertama namanya Pangeran A & kedua namanya Pangeran B. Ratu sangat membenci anak pertamanya Pangeran A, karena waktu melahirkan Pangeran A, ratu sakit2an. Setiap hari Ratu hanya mengatakan bertapa rajin, pintar & hebatnya Pangeran B.
Setelah sang Raja meninggal dunia, Raja mengwariskan tahta ke putera pertamanya, Pangeran A. Karena Pangeran B bukanlah seorang yg bijaksana. Lalu sang Ratu meminta pangeran A memberikan sebuah kota yg sangat penting ke Pangeran B. Walau keberatan Pangeran A tetap menuruti permintaan Ibunya.
Pangeran B tidak puas dengan sebuah kota saja, dia memperkuat tentaranya dan merampas kota2 Pangeran A. Karena sangat berbakti kepada ibunya Pangeran A hanya bisa diam2 saja.....
Daerah Kekuasaan Pangeran B semakin lama semakin besar, tentaranya juga semakin banyak.Lalu Sang Ratu menulis sebuah surat kepada Pangeran B, dia menyuruh Pangeran B menyerang ibu kota, tempat tinggalnya Pangeran A, & dia akan membantu dari dalam. Sehingga Pangeran B bisa menjadi Raja.
Berita tersebut sampai ke telinga Pangeran A, Pangeran A cepat2 menyiapkan tentara untuk melawan serangan Pangeran B. Setelah pertempuran yg dasyat, tentara Pangeran A dapat memukul mundur tentara Pangeran B.
Pangeran A memanggil Ibunya, tapi Sang Ratu sama tidak merasa bersalah. Karena sangat marah, Pangeran A mengusir ibunya keluar dari istana dan bilang kita tidak akan bertemu sebelum sampai ke akhirat.
Setelah beberapa waktu, Pangeran A merasa sedih karena telah mengusir ibunya. Tetapi dia tidak bisa berbuat apa2, karena perkataan seoranga raja tak bisa di tarik.
& Para pejabat juga tidak setuju, karena kehadiran Sang Ratu sangat membahayakan negara.

Menurut teman2 berdosakah Pangeran A yg mengusir ibunya????

Saya rasa sih tidak, karena Ibunya sangat keterlaluan. Dia sudah menuruti semua permintaan ibunya, tetapi ibunya mesih tega mau mencelakan dia. Lagipun sebagai seorang Raja tentu dia harus mengutamakan kepentingan negara, Right??

*nb,ini pertanyaan rekan forum sebelah
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

K.K.

Quote from: Mr.Jhonz on 29 July 2009, 09:03:46 PM
Om kainy,mau tahu pendapat om dan teman2 soal ini,

Quote from: rj_tan;45022Tiba2 teringat sebuah cerita yg ku dengar, tapi lupa namanya...
So pakai karang2 aja ya....:D

Di jaman kerajaan Cina dulu ada seorang raja yg mempunyai 2 putera, yg pertama namanya Pangeran A & kedua namanya Pangeran B. Ratu sangat membenci anak pertamanya Pangeran A, karena waktu melahirkan Pangeran A, ratu sakit2an. Setiap hari Ratu hanya mengatakan bertapa rajin, pintar & hebatnya Pangeran B.
Setelah sang Raja meninggal dunia, Raja mengwariskan tahta ke putera pertamanya, Pangeran A. Karena Pangeran B bukanlah seorang yg bijaksana. Lalu sang Ratu meminta pangeran A memberikan sebuah kota yg sangat penting ke Pangeran B. Walau keberatan Pangeran A tetap menuruti permintaan Ibunya.
Pangeran B tidak puas dengan sebuah kota saja, dia memperkuat tentaranya dan merampas kota2 Pangeran A. Karena sangat berbakti kepada ibunya Pangeran A hanya bisa diam2 saja.....
Daerah Kekuasaan Pangeran B semakin lama semakin besar, tentaranya juga semakin banyak.Lalu Sang Ratu menulis sebuah surat kepada Pangeran B, dia menyuruh Pangeran B menyerang ibu kota, tempat tinggalnya Pangeran A, & dia akan membantu dari dalam. Sehingga Pangeran B bisa menjadi Raja.
Berita tersebut sampai ke telinga Pangeran A, Pangeran A cepat2 menyiapkan tentara untuk melawan serangan Pangeran B. Setelah pertempuran yg dasyat, tentara Pangeran A dapat memukul mundur tentara Pangeran B.
Pangeran A memanggil Ibunya, tapi Sang Ratu sama tidak merasa bersalah. Karena sangat marah, Pangeran A mengusir ibunya keluar dari istana dan bilang kita tidak akan bertemu sebelum sampai ke akhirat.
Setelah beberapa waktu, Pangeran A merasa sedih karena telah mengusir ibunya. Tetapi dia tidak bisa berbuat apa2, karena perkataan seoranga raja tak bisa di tarik.
& Para pejabat juga tidak setuju, karena kehadiran Sang Ratu sangat membahayakan negara.

Menurut teman2 berdosakah Pangeran A yg mengusir ibunya????

Saya rasa sih tidak, karena Ibunya sangat keterlaluan. Dia sudah menuruti semua permintaan ibunya, tetapi ibunya mesih tega mau mencelakan dia. Lagipun sebagai seorang Raja tentu dia harus mengutamakan kepentingan negara, Right??

*nb,ini pertanyaan rekan forum sebelah

Kalau dalam Buddhisme, yang menentukan suatu hal "salah" adalah pikiran dan niat, bukan tindakan. Kalau ia mengusir ibunya demi keselamatan diri dan negaranya, bukan karena memang ingin mencelakai ibunya, saya rasa merupakan hal yang wajar.
Kerugian tindakan tersebut adalah ia tidak punya kesempatan membahagiakan dan membimbing ibunya.


Mr.Jhonz

Thank jawabannya,
sy pikir masalah ini tidak ada pemecahannya,ternyata om kainy mengemasnya dgn sederhana,
mohon izin,sy sampaikan sebelah ;D
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

K.K.

Quote from: Mr.Jhonz on 30 July 2009, 10:28:42 AM
Thank jawabannya,
sy pikir masalah ini tidak ada pemecahannya,ternyata om kainy mengemasnya dgn sederhana,
mohon izin,sy sampaikan sebelah ;D

Silahkan. Sekali lagi, hanya pendapat yah, bukan kebenaran.

HokBen

#164
Quote from: Kainyn_Kutho on 30 July 2009, 09:38:31 AM
Kalau dalam Buddhisme, yang menentukan suatu hal "salah" adalah pikiran dan niat, bukan tindakan. Kalau ia mengusir ibunya demi keselamatan diri dan negaranya, bukan karena memang ingin mencelakai ibunya, saya rasa merupakan hal yang wajar.
Kerugian tindakan tersebut adalah ia tidak punya kesempatan membahagiakan dan membimbing ibunya.

Bagaimana dengan kasus terpaksa aborsi demi menyelamatkan nyama sang Ibu?
Dan juga berbohong demi kebaikan?

sama aja yah berarti? kalo didasari dengan niat menyelamatkan nyawa sang ibu atau boongnya untuk menyelamatkan orang lain, itu bisa dianggap "tidak salah" ?