Merespon Pertanyaan Rekan-rekan

Started by K.K., 18 June 2009, 10:16:52 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 14 July 2009, 02:26:50 PM
Itu kisah penjelasan dari Vinaya Pitaka, Cv.V.33.3, tentang aturan bhikkhu mengenai "jimat" dan "tanda-tanda".



rewarded, sorry...

K.K.

Quote from: Indra on 14 July 2009, 02:34:48 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 14 July 2009, 02:26:50 PM
Itu kisah penjelasan dari Vinaya Pitaka, Cv.V.33.3, tentang aturan bhikkhu mengenai "jimat" dan "tanda-tanda".



rewarded, sorry...


:)  _/\_

Mr.Jhonz

Om mau tanya pendapat om lg ni...
Dari tahun ke tahun tingkat kriminalitas semakin tinggi,
sy baru sadar,bahwa kenyataan ini sangat dekat dgn lingkungan sy...
Dulu toko bos hampir dibobol maling pada saat malam hari,dan toko sebelah bosku berhasil dibobol maling,minggu lalu toko yg cuma berjarak -/+ 50meter dr toko bosku di rampok orang pada saat sore hari(jam 6),perampoknya mengunakan senjata api bersama 5orang(kalo ga salah ingat) setelah beraksi kabur mengunakan mobil ..
Sebenarnya dgn kondisi kota tangerang(dekat jakarta) yg lalu lintasnya sangat padat,akan sangat mudah mengejar perampok itu..

*incaran pelaku kejahatan adalah grosir2 sembako dan rokok..

Pertanyaan sy,
sebagai buddhis yg baik,bagaimana menyikapi masalah seperti ini(katakanlah kita sebagai korbannya)
apakah kita harus pasrah?
Apakah kita bijak jika melawan?
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

marcedes

Quote from: Mr.Jhonz on 14 July 2009, 09:31:36 PM
Om mau tanya pendapat om lg ni...
Dari tahun ke tahun tingkat kriminalitas semakin tinggi,
sy baru sadar,bahwa kenyataan ini sangat dekat dgn lingkungan sy...
Dulu toko bos hampir dibobol maling pada saat malam hari,dan toko sebelah bosku berhasil dibobol maling,minggu lalu toko yg cuma berjarak -/+ 50meter dr toko bosku di rampok orang pada saat sore hari(jam 6),perampoknya mengunakan senjata api bersama 5orang(kalo ga salah ingat) setelah beraksi kabur mengunakan mobil ..
Sebenarnya dgn kondisi kota tangerang(dekat jakarta) yg lalu lintasnya sangat padat,akan sangat mudah mengejar perampok itu..

*incaran pelaku kejahatan adalah grosir2 sembako dan rokok..

Pertanyaan sy,
sebagai buddhis yg baik,bagaimana menyikapi masalah seperti ini(katakanlah kita sebagai korbannya)
apakah kita harus pasrah?
Apakah kita bijak jika melawan?
kalau saya sih, pertama kita coba menutup semampu kita peluang kesempatan melakukan tindakan kriminal nya, misalkan dengan menambah lapisan pintu,
kemudian tidak terlalu banyak menaruh barang di depan toko, kalau toko kelihatan ramai yah jelas pasti jadi sasaran empuk.

kalau mau yah bisa juga menyewa jasa security seperti satpam atau minta kepada kepolisian setempat sering patrol [ memang pasti ujung-ujung nya biaya ]

sy jadi teringat Anathapdindika yang sering pergi ke kota-kota demi usaha dagang...
dan kadang harus melewati malam di hutan,....
SangBuddha menasehati nya untuk selalu waspada dan sering berpindah-pindah,
jangan menunjukkan kepahlawan palsu.  liat-liat sikon lah...[situasi dan kondisi]
jangan jadi jagoan, malah jadi buntung.

salam metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Mr.Jhonz

Thank om merce atas sarannya..
Quote from: marcedes on 14 July 2009, 11:58:05 PM
kalau saya sih, pertama kita coba menutup semampu kita peluang kesempatan melakukan tindakan kriminal nya, misalkan dengan menambah lapisan pintu,

iya,itu sudah dilakukan dgn 2 lapis pintu.dan ada yg jaga malam..tapi penjaga malam cuma tahu terima gaji saja(ga pernah jaga lg), ;D
Quotekemudian tidak terlalu banyak menaruh barang di depan toko, kalau toko kelihatan ramai yah jelas pasti jadi sasaran empuk.
waduh!!memajang barang di depan toko salah satu jurus marketing om,untuk menarik pelangan..

Quotekalau mau yah bisa juga menyewa jasa security seperti satpam atau minta kepada kepolisian setempat sering patrol [ memang pasti ujung-ujung nya biaya ]

kalo siang securitynya kami para karyawan... ;D

Quote
sy jadi teringat Anathapdindika yang sering pergi ke kota-kota demi usaha dagang...
dan kadang harus melewati malam di hutan,....
SangBuddha menasehati nya untuk selalu waspada dan sering berpindah-pindah,
jangan menunjukkan kepahlawan palsu.  liat-liat sikon lah...[situasi dan kondisi]
jangan jadi jagoan, malah jadi buntung.

salam metta.
maksud 'melawan' disini bukan sekonyong-konyong ketika ditodong senjata langsung melawan(bukan keluarin jurus kungfu panda) tapi mencari kesempatan untuk mencari bantuan(berteriak)

tapi kalo melawan(baca;berteriak) kemungkinan terjadi hanya ada 3,
1.pelaku kejahatan yg celaka
2.korban(kita) yg celaka

apakah mencelakai(resiko terbesar mati di amuk masa) perampok disini termasuk karma buruk?
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

7 Tails

baru kemaren kemalingan :(
kayaknya maling sekarang pada cangih deh, jangan pakai gembok abal2. mendingan beli yg mahal sekalian
gembok rumah pada hilang , waspadalah
korban keganasan

K.K.

Quote from: Mr.Jhonz on 14 July 2009, 09:31:36 PM
Om mau tanya pendapat om lg ni...
Dari tahun ke tahun tingkat kriminalitas semakin tinggi,
sy baru sadar,bahwa kenyataan ini sangat dekat dgn lingkungan sy...
Dulu toko bos hampir dibobol maling pada saat malam hari,dan toko sebelah bosku berhasil dibobol maling,minggu lalu toko yg cuma berjarak -/+ 50meter dr toko bosku di rampok orang pada saat sore hari(jam 6),perampoknya mengunakan senjata api bersama 5orang(kalo ga salah ingat) setelah beraksi kabur mengunakan mobil ..
Sebenarnya dgn kondisi kota tangerang(dekat jakarta) yg lalu lintasnya sangat padat,akan sangat mudah mengejar perampok itu..

*incaran pelaku kejahatan adalah grosir2 sembako dan rokok..

Pertanyaan sy,
sebagai buddhis yg baik,bagaimana menyikapi masalah seperti ini(katakanlah kita sebagai korbannya)
apakah kita harus pasrah?
Apakah kita bijak jika melawan?

Kalau menurut saya, kita perlu mengusahakan sesuatu, jadi bukan "pasrah".
Dilihat dari ceritanya, berarti banyak juga toko yang jadi korban. Mungkin bisa bekerja sama dengan mereka untuk menyewa tenaga keamanan di sana. Biasanya pelaku kejahatan memilih tempat yang "empuk" untuk dijadikan mangsa. Cobalah untuk mengubah kondisi di sana agar kesan "empuk"-nya berubah. Kadang keberadaan seekor anjing (garang) saja bisa mengubah persepsi "empuk" seseorang.

Jika meninggalkan toko, mungkin bisa disarankan agar sebagian barang2 yang paling berharga juga dibawa pulang. Perampok tidak mungkin membawa seisi toko, tetapi hanya mencari yang paling berharga. Jika hasil yang mereka dapatkan kurang "setimpal" dengan risiko yang mereka hadapi, maka mereka cenderung enggan.

Rasanya kalau orang sudah nekat merampok, tidak segan-segan melukai dan membunuh korban, jadi sebisa mungkin, jangan sampai terjadi perlawanan. Saya lebih memilih tindakan pencegahan seperti di atas.
Namun kenyataan memang tidak selalu semanis itu. Kalau memang terpaksa melawan, lawanlah dengan bijak. Kalau golok dapur Vs senjata api, tentu saja tidak bijak. Kalau punya kenalan aparat, mungkin juga bisa minta bantuan jika ada hal-hal yang mencurigakan. (Urusan aparat ini juga harus hati-hati, karena sering kali orang bilang "hilang ayam + lapor polisi = hilang kambing".)


savana_zhang

Quote from: Mr.Jhonz on 14 July 2009, 09:31:36 PM
Om mau tanya pendapat om lg ni...
Dari tahun ke tahun tingkat kriminalitas semakin tinggi,
sy baru sadar,bahwa kenyataan ini sangat dekat dgn lingkungan sy...
Dulu toko bos hampir dibobol maling pada saat malam hari,dan toko sebelah bosku berhasil dibobol maling,minggu lalu toko yg cuma berjarak -/+ 50meter dr toko bosku di rampok orang pada saat sore hari(jam 6),perampoknya mengunakan senjata api bersama 5orang(kalo ga salah ingat) setelah beraksi kabur mengunakan mobil ..
Sebenarnya dgn kondisi kota tangerang(dekat jakarta) yg lalu lintasnya sangat padat,akan sangat mudah mengejar perampok itu..

*incaran pelaku kejahatan adalah grosir2 sembako dan rokok..

Pertanyaan sy,
sebagai buddhis yg baik,bagaimana menyikapi masalah seperti ini(katakanlah kita sebagai korbannya)
apakah kita harus pasrah?
Apakah kita bijak jika melawan?

          jika tindakkan preventif sudah tidak efektif menurut saya tentu kita harus melawan bila perlu bunuh dia daripada kita yg mati tp harus dilakukan dalam keadaan sangat terpaksa dan tanpa kebencian.karena kita harus berfikir bahwa kalo kita mati bgm dg sanak keluarga kita?bgm anak kita?
          dan klo tidak dilawan penjahat itu akan besar kepala dan makin merajalela,dia akan mengulangi perbuatannya lg dan makin banyak jatuh korban2 yg tidak berdosa

              dr sudut pandang hukum karma kerampokan adalah karma buruk yg menguatkan karma kita untuk mati dibunuh oleh perampok tp kita bisa menumpas kondisi itu dg membunuh perampok dan membikin karma buruk baru lagi(yg diusahakan tidak sekuat karma sebelumnya).karena waktu kita membunuh tidak melibatkan LDM maka karma kita jd tidak lengkap(lihat syarat2 karma lengkap"karma theory by dagpo rinpoce")

              sama dg suatu alasan berperang bila diinvasi

Mr.Jhonz

^
^savana anda membuat statement yg sangat BEDA..
Tapi bagaimana dari sudut pandang buddhist?
Kita tunggu respon om kainy
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

markosprawira

Jika kondisi batin kita akusala, akan mengkondisikan munculnya akusala vipaka juga

demikian juga sebaliknya, kondisi batin yg kusala, akan mengkondisikan munculnya kusala vipaka

Secara citta, sebenarnya proses ini sudah dapat terlihat hanya saja, jarang buddhist yg mau melihat kedalam diri sendiri

ryu

Quote from: savana_zhang on 15 July 2009, 03:40:04 PM
Quote from: Mr.Jhonz on 14 July 2009, 09:31:36 PM
Om mau tanya pendapat om lg ni...
Dari tahun ke tahun tingkat kriminalitas semakin tinggi,
sy baru sadar,bahwa kenyataan ini sangat dekat dgn lingkungan sy...
Dulu toko bos hampir dibobol maling pada saat malam hari,dan toko sebelah bosku berhasil dibobol maling,minggu lalu toko yg cuma berjarak -/+ 50meter dr toko bosku di rampok orang pada saat sore hari(jam 6),perampoknya mengunakan senjata api bersama 5orang(kalo ga salah ingat) setelah beraksi kabur mengunakan mobil ..
Sebenarnya dgn kondisi kota tangerang(dekat jakarta) yg lalu lintasnya sangat padat,akan sangat mudah mengejar perampok itu..

*incaran pelaku kejahatan adalah grosir2 sembako dan rokok..

Pertanyaan sy,
sebagai buddhis yg baik,bagaimana menyikapi masalah seperti ini(katakanlah kita sebagai korbannya)
apakah kita harus pasrah?
Apakah kita bijak jika melawan?

         jika tindakkan preventif sudah tidak efektif menurut saya tentu kita harus melawan bila perlu bunuh dia daripada kita yg mati tp harus dilakukan dalam keadaan sangat terpaksa dan tanpa kebencian.karena kita harus berfikir bahwa kalo kita mati bgm dg sanak keluarga kita?bgm anak kita?
         dan klo tidak dilawan penjahat itu akan besar kepala dan makin merajalela,dia akan mengulangi perbuatannya lg dan makin banyak jatuh korban2 yg tidak berdosa

             dr sudut pandang hukum karma kerampokan adalah karma buruk yg menguatkan karma kita untuk mati dibunuh oleh perampok tp kita bisa menumpas kondisi itu dg membunuh perampok dan membikin karma buruk baru lagi(yg diusahakan tidak sekuat karma sebelumnya).karena waktu kita membunuh tidak melibatkan LDM maka karma kita jd tidak lengkap(lihat syarat2 karma lengkap"karma theory by dagpo rinpoce")

             sama dg suatu alasan berperang bila diinvasi

Yang namanya membunuh itu tidak dibenarkan, mau alasan apapun tetap yang namanya membunuh itu salah.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: Mr.Jhonz on 15 July 2009, 04:13:08 PM
^
^savana anda membuat statement yg sangat BEDA..
Tapi bagaimana dari sudut pandang buddhist?
Kita tunggu respon om kainy

Seperti saya bilang memang sulit sih, karena kita sendiri masih belum orang suci yang bisa merelakan semuanya.
Tapi saya bilang membunuh, atau merugikan orang lain (walaupun mereka duluan yang mulai) selalu akan menyisakan dendam. Mungkin benar di hidup ini mereka tidak bisa balas, tapi bagaimana dengan kehidupan2 berikutnya?
Sebisa mungkin, sila dipegang teguh, karena itulah yang membawa manfaat.

andry

Samma Vayama

Mr.Jhonz

Quote from: Kainyn_Kutho on 15 July 2009, 05:06:14 PM
Quote from: Mr.Jhonz on 15 July 2009, 04:13:08 PM
^
^savana anda membuat statement yg sangat BEDA..
Tapi bagaimana dari sudut pandang buddhist?
Kita tunggu respon om kainy

Seperti saya bilang memang sulit sih, karena kita sendiri masih belum orang suci yang bisa merelakan semuanya.
Tapi saya bilang membunuh, atau merugikan orang lain (walaupun mereka duluan yang mulai) selalu akan menyisakan dendam. Mungkin benar di hidup ini mereka tidak bisa balas, tapi bagaimana dengan kehidupan2 berikutnya?
Sebisa mungkin, sila dipegang teguh, karena itulah yang membawa manfaat.
memang si membunuh melanggar sila..
Thanks dhe om..
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

K.K.

Quote from: Mr.Jhonz on 15 July 2009, 07:10:29 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 15 July 2009, 05:06:14 PM
Quote from: Mr.Jhonz on 15 July 2009, 04:13:08 PM
^
^savana anda membuat statement yg sangat BEDA..
Tapi bagaimana dari sudut pandang buddhist?
Kita tunggu respon om kainy

Seperti saya bilang memang sulit sih, karena kita sendiri masih belum orang suci yang bisa merelakan semuanya.
Tapi saya bilang membunuh, atau merugikan orang lain (walaupun mereka duluan yang mulai) selalu akan menyisakan dendam. Mungkin benar di hidup ini mereka tidak bisa balas, tapi bagaimana dengan kehidupan2 berikutnya?
Sebisa mungkin, sila dipegang teguh, karena itulah yang membawa manfaat.
memang si membunuh melanggar sila..
Thanks dhe om..


Sama2, senang kalau bisa membantu.
Tapi itu pendapat saya lho, sekadar masukan, bukan berarti yang terbaik dan sesuai dengan dhamma. Yang tahu situasinya 'kan anda sendiri, jadi ambillah keputusan yang menurut Mr.Jhonz paling baik.