Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.

Started by bond, 08 June 2009, 01:34:35 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

fabian c

Quote from: Thema on 25 December 2010, 01:10:17 PM
5. INDIVIDUALIS/EGOIS (dalam arti manusia adalah makhluk individu dan cenderung mementingkan dirinya sendiri dahulu sebelum orang lain)
6. SOSIALIS/ALTRUIS (dalam arti manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan pertolongan orang lain dalam kehidupannya dan cenderung mementingkan kepentingan orang banyak dibandingkan dirinya sendiri, rela berkorban untuk kepentingan orang banyak)

Bro Thema yang baik, saya hanya mengutip poin 5 yang menurut saya tidak benar.
Sang Buddha membebaskan diri Beliau lebih dahulu, setelah mendapatkan cara pembebasan lalu menolong mahluk lain dengan mengajarkan jalan pembebasan juga.
Ini juga merupakan jalan yang ditempuh para Siswa Ariya, yang berusaha mempelajari jalan pembebasan bagi diri mereka, baru menolong mahluk lain dengan mengajarkan jalan pembebasan yang telah dialami/dipahaminya.

Jika para Siswa Ariya/Sang Buddha mau egois, setelah mendapatkan jalan pembebasan/pencerahan mereka tak perlu repot-repot mengajarkan mahluk lain jalan pembebasan. Sebodo amat, ya kan...?

Apakah sikap tidak egois ditunjukkkan dengan membaca mantra agar mahluk lain selamat/ diselamatkan mahluk lain (Bodhisatta/Buddha) atau secara langsung mengajarkan jalan pembebasan bagi diri mereka...? Sehingga mereka terbebas dan mencapai jalan ke Nibbana...?

Menurut anda manakah yang lebih egois:
- Membaca mantra agar orang lain selamat, agar ditolong Bodhisatta/Buddha, melepas kura-kura burung, tidak makan daging dan lain-lain, atau....
- Mengajarkan dan membimbing mahluk lain bermeditasi Vipassana agar mencapai jalan pembebasan bagi dirinya, hingga mencapai Nibbana...? Dan lebih dari itu mereka yang telah diselamatkan (telah mencapai Nibbana) lalu pada gilirannya juga membimbing mahluk lain yang belum terbebas agar menjadi selamat dan terbebas juga/mencapai Nibbana...?

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Indra

Quote
Theravada cenderung menuduh Mahayana Eternalistik 
Mahayana cenderung menuduh Theravada Nihilistik 

Quote from: Thema on 25 December 2010, 01:10:17 PM
1. NIHILISTIK (setelah mati, batin/kesadaran/roh/jiwa - hilang/lenyap semua)
2. ETERNALISTIK (setelah mati, batin/kesadaran/roh/jiwa - masih ada)

Dengan mengatakan bahwa Theravada menuduh Mahayana dan sebaliknya, tentu yg anda maksudkan adalah ajaran dari kedua aliran tersebut. dalam sutta manakah terdapat tuduhan dari theravada bahwa mahayana menganut eternalistik?

morpheus

Quote from: Indra on 25 December 2010, 04:33:04 PM
Dengan mengatakan bahwa Theravada menuduh Mahayana dan sebaliknya, tentu yg anda maksudkan adalah ajaran dari kedua aliran tersebut. dalam sutta manakah terdapat tuduhan dari theravada bahwa mahayana menganut eternalistik?
kayaknya yg dimaksudkan om thema di atas adalah penganutnya.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Sostradanie

Quote from: Indra on 25 December 2010, 11:09:06 AM
demi kesamaan sudut pandanng, mungkin Sdr. Thema juga perlu menjelaskan terlebih dulu definisi dari beberapa terminologi yg digunakan spt:

1. NIHILISTIK
2. ETERNALISTIK
3. KONSERVATIF
4. LIBERAL
5. INDIVIDUALIS/EGOIS
6. SOSIALIS/ALTRUIS
7. CITTA LOGIS KRITIS
8. HATI MAITRI KARUNA
9. THEIS
10. ATHEIS




Sory OOT...
Akhirnya ada yang memulai diskusi dengan menyamakan dulu sudut pandang.Biasanya yang terjadi dalam membahas 1hal:yang satu bilang biawak dan yang satu bilang kadal.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Sostradanie

Quote from: Thema on 25 December 2010, 09:42:27 AM

DISKUSI # 6 : ANATTA <> MOHA <> DOSA & LOBHA 


Jadi masalahnya bukan terletak pada MELEKATNYA aku, melainkan terletak pada AKU itu sendiri. Masalahnya bukan bagaimana menghilangkan kelekatan, tapi bagaimana aku ini bisa lenyap.

Demikianlah, aku tidak mungkin melenyapkan kelekatan dan penolakan, yang adalah dirinya sendiri! Agar kelekatan lenyap, aku harus berakhir.
Kalau begitu untuk pak hudoyo harus capek-capek mengajarkan meditasi??Kalau ingin AKU berakhir bisa dengan minum baygon,atau minta disuntik mati,atau gantung diri dan banyak lainnya.Maka lenyaplah AKU yang ada sekarang.


PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

pannadevi

Quote
Sory OOT...
Akhirnya ada yang memulai diskusi dengan menyamakan dulu sudut pandang.Biasanya yang terjadi dalam membahas 1hal:yang satu bilang biawak dan yang satu bilang kadal.

Quote
Kalau begitu untuk pak hudoyo harus capek-capek mengajarkan meditasi??Kalau ingin AKU berakhir bisa dengan minum baygon,atau minta disuntik mati,atau gantung diri dan banyak lainnya.Maka lenyaplah AKU yang ada sekarang.

sorry OOT juga, setelah sekian lama tidak pernah online ke DC hari ini baca postingan sis jadi kepengin ketawa.

mettacittena,

johan3000

Quote from: pannadevi on 25 December 2010, 10:55:19 PM
sorry OOT juga, setelah sekian lama tidak pernah online ke DC hari ini baca postingan sis jadi kepengin ketawa.

mettacittena,

Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

adi lim

Jika mau mengerti Buddha Dhamma, referensi Tipitaka  ^:)^
kalau cuma membandingkan pendapat pribadi2 tentunya tidak akan ketemu, malah bingung ???

Saya yakin jika sering membaca, membahas di 'alam DC' baik pendapat pribadi maupun Sutta2, buku2 Dhamma online sudah banyak, tentunya akan banyak mengerti, seperti saya juga sudah mengalaminya tapi tetap dipengaruhi parami dan batin masing2 orang berbeda.

(maaf bukan iklan DC) :))

_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Thema

Quote from: Indra on 25 December 2010, 01:17:41 PM
dengan mengatakan bahwa MAHAYANA cenderung LIBERAL apakah anda memiliki bukti kecerobohan mahayana dan aturan apa yg telah diubah oleh mahayana?
saya bilang CENDERUNG ceroboh dan itupun kadang-kadang jadi tidak selalu ceroboh dan ini terkait dengan sikap liberalnya. contohnya adalah mengenai meditasi yang kadang tidak mengikuti aturan tertentu yang sistematis seperti Theravada yang dapat dibaca dari perdebatan antara marcedes dan sobat-dharma, atau berani mengganti meditasi dengan nianfo dan lain-lain.
Quote
bukankah Theravada juga mengajarkan 10 Parami? dan dalam perjalanan Bodhisatta selama 4 assankheyya + 100 ribu kappa, bukankah Sang Bhodisatta bahkan rela mengorbankan nyawanya demi menolong makhluk lain? egoiskah ini?
Saya bilang CENDERUNG egois bukan 100% egois tapi egois dalam bentuk YANG SANGAT HALUS (ABHI). Saya beri contoh misalnya mengenai konsep sammasambuddha dalam satu masa, bukankah itu egoisme dalam bentuk yang sangat halus? Ibaratnya begitu banyak orang harus ngantri jadi Buddha selama ajaran Buddha itu belum lenyap, yang mungkin lenyapnya ribuan, jutaan atau milyaran tahun lagi. Buddha jadi kayak raja diraja atau God of the gods. Dan Buddha GOTAMA terkesan sangat egois dengan mengangkangi gelar itu sendirian dan tidak mau orang lain menerima gelar yang sama. Apa bedanya dengan Allah SWT yang super egois dengan kalimat Tiada Tuhan Lain Selain Aku, Hanya aku yang harus kalian puja dan sembah?  Karena itu dalam Tantrayana kemudian dikenal banyak sammasambuddha bahkan dalam satu masa sekalipun untuk melawan kecenderungan egoistik ini.
Think most :?? Talk more ;D

pannadevi

Quote from: pannadevi on 25 December 2010, 10:55:19 PM
sorry OOT juga, setelah sekian lama tidak pernah online ke DC hari ini baca postingan sis jadi kepengin ketawa.

mettacittena,

Quote from: johan3000 on 26 December 2010, 12:20:26 AM


thanks kiriman nya bro, boleh dipake ngga? (***jangan salah, mau nya buat ngetok yg krm***), hehehe...



Kelana

Ini menarik...

QuoteDISKUSI # 1 : ANATTA = AKU PADAM/LENYAP

HUDOYO:
Penderitaan ADALAH aku, bukan 'Aku yang mengalami penderitaan'. Jadi "membebaskan diri dari penderitaan" berarti membebaskan diri dari aku. Itu jelas mustahil, karena aku tidak mungkin membebaskan diri dari aku.


DISKUSI # 2 : LOGIKA BISA PAHAMI DHAMMA ??

HUDOYO:
Kebenaran ajaran Sang Buddha yang dipahami dengan logika semata-mata sama sekali tidak membebaskan. Sang Buddha mencapai kebenarannya bukan dengan intelek, dengan perenungan/logika, melainkan dengan mengamati secara pasif dan melihat langsung gerak-gerik pikiran/aku ini!


Jika kita mencap, menilai diri yang tidak kekal ini sebagai sesuatu yang sangat buruk, yang hitam tanpa putih, tidak berguna sama sekali, "aku tidak mungkin membebaskan diri dari aku", yang perlu dimusnahkan, lalu siapa atau apa yang mengamati secara pasif dan melihat langsung gerak-gerik pikiran/aku ini agar mencapai kebenaran?

Semoga siswa-siswa MMD bisa menjawab pertanyaan ini.
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

pannadevi

Quote
Quote from: Thema on 26 December 2010, 07:18:09 AM
Quote from: Indra on Yesterday at 01:17:41 PM

    dengan mengatakan bahwa MAHAYANA cenderung LIBERAL apakah anda memiliki bukti kecerobohan mahayana dan aturan apa yg telah diubah oleh mahayana?
Quote
saya bilang CENDERUNG ceroboh dan itupun kadang-kadang jadi tidak selalu ceroboh dan ini terkait dengan sikap liberalnya. contohnya adalah mengenai meditasi yang kadang tidak mengikuti aturan tertentu yang sistematis seperti Theravada yang dapat dibaca dari perdebatan antara marcedes dan sobat-dharma, atau berani mengganti meditasi dengan nianfo dan lain-lain.

Quote
    bukankah Theravada juga mengajarkan 10 Parami? dan dalam perjalanan Bodhisatta selama 4 assankheyya + 100 ribu kappa, bukankah Sang Bhodisatta bahkan rela mengorbankan nyawanya demi menolong makhluk lain? egoiskah ini?
Quote
Saya bilang CENDERUNG egois bukan 100% egois tapi egois dalam bentuk YANG SANGAT HALUS (ABHI). Saya beri contoh misalnya mengenai konsep sammasambuddha dalam satu masa, bukankah itu egoisme dalam bentuk yang sangat halus? Ibaratnya begitu banyak orang harus ngantri jadi Buddha selama ajaran Buddha itu belum lenyap, yang mungkin lenyapnya ribuan, jutaan atau milyaran tahun lagi. Buddha jadi kayak raja diraja atau God of the gods. Dan Buddha GOTAMA terkesan sangat egois dengan mengangkangi gelar itu sendirian dan tidak mau orang lain menerima gelar yang sama. Apa bedanya dengan Allah SWT yang super egois dengan kalimat Tiada Tuhan Lain Selain Aku, Hanya aku yang harus kalian puja dan sembah?  Karena itu dalam Tantrayana kemudian dikenal banyak sammasambuddha bahkan dalam satu masa sekalipun untuk melawan kecenderungan egoistik ini.

bro Thema yg baik,
- apakah sesuatu yg tidak sesuai dengan textual bisa dibilang liberal/ceroboh?
- apakah sesuatu yg amat sulit dilakukan dlm hal ini pengumpulan parami, dikarenakan kemampuan seorang puthujjana mengumpulkan parami utk menjadi sammasambuddha teramat sulit sekali dikatakan egois?

mettacittena,


Kelana

Quote from: Thema on 26 December 2010, 07:18:09 AM

Saya bilang CENDERUNG egois bukan 100% egois tapi egois dalam bentuk YANG SANGAT HALUS (ABHI). Saya beri contoh misalnya mengenai konsep sammasambuddha dalam satu masa, bukankah itu egoisme dalam bentuk yang sangat halus? Ibaratnya begitu banyak orang harus ngantri jadi Buddha selama ajaran Buddha itu belum lenyap, yang mungkin lenyapnya ribuan, jutaan atau milyaran tahun lagi. Buddha jadi kayak raja diraja atau God of the gods. Dan Buddha GOTAMA terkesan sangat egois dengan mengangkangi gelar itu sendirian dan tidak mau orang lain menerima gelar yang sama. Apa bedanya dengan Allah SWT yang super egois dengan kalimat Tiada Tuhan Lain Selain Aku, Hanya aku yang harus kalian puja dan sembah?  Karena itu dalam Tantrayana kemudian dikenal banyak sammasambuddha bahkan dalam satu masa sekalipun untuk melawan kecenderungan egoistik ini.

Sdr. Thema, menyatakan kehadiran Sammasambuddha yang jarang dan terbatas sebagai  suatu CENDERUNG egois, tidak dapat diterima oleh pemikiran saya. Hal ini sama dengan mengatakan seorang guru Wali Kelas SD adalah cenderung egosi karena di dalam kelasnya hanya ada 1 orang murid yang pandai dan ranking 1. Padahal keberadaan hanya 1 orang murid yang pandai dan ranking satu bukan kehendak si Wali Kelas, tetapi karena kondisi murid-muridnya seperti itu.

Begitu juga kondisi makhluk dari satu tata surya yang hanya memungkinkan satu Sammasambuddha dalam satu masa tertentu.

Jika dalam Theravada dikatakan Buddha Gotama terkesan sangat egosi sama seperti agama tetangga, maka seharusnya tidak ada kisah Buddha Kassapa sebagai Buddha masa lampau dan juga tidak ada kisah Metteyya sebagai Buddha yang akan datang. Jika egosi maka hanya ada 1 Buddha dari masa ke masa yaitu hanya Buddha Gotama. Tapi nyatanya tidak demikian dalam literatur Theravada.
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Indra

Quote from: Thema on 26 December 2010, 07:18:09 AM
saya bilang CENDERUNG ceroboh dan itupun kadang-kadang jadi tidak selalu ceroboh dan ini terkait dengan sikap liberalnya. contohnya adalah mengenai meditasi yang kadang tidak mengikuti aturan tertentu yang sistematis seperti Theravada yang dapat dibaca dari perdebatan antara marcedes dan sobat-dharma, atau berani mengganti meditasi dengan nianfo dan lain-lain.
saya kira tidak bijaksana untuk membandingkan theravada vs mahayana dengan berpatokan bahwa theravada adalah versi yg benar dan mahayana adalah versi turunan. menurut kaum mahayanis, cara meditasi nianfo juga diajarkan oleh Sang Buddha. jadi tidak ada perubahan dalam hal meditasi, jika mengikuti pandangan Mahayana.

Quote
Saya bilang CENDERUNG egois bukan 100% egois tapi egois dalam bentuk YANG SANGAT HALUS (ABHI). Saya beri contoh misalnya mengenai konsep sammasambuddha dalam satu masa, bukankah itu egoisme dalam bentuk yang sangat halus? Ibaratnya begitu banyak orang harus ngantri jadi Buddha selama ajaran Buddha itu belum lenyap, yang mungkin lenyapnya ribuan, jutaan atau milyaran tahun lagi. Buddha jadi kayak raja diraja atau God of the gods. Dan Buddha GOTAMA terkesan sangat egois dengan mengangkangi gelar itu sendirian dan tidak mau orang lain menerima gelar yang sama. Apa bedanya dengan Allah SWT yang super egois dengan kalimat Tiada Tuhan Lain Selain Aku, Hanya aku yang harus kalian puja dan sembah?  Karena itu dalam Tantrayana kemudian dikenal banyak sammasambuddha bahkan dalam satu masa sekalipun untuk melawan kecenderungan egoistik ini.
menurut pandangan Theravada, hal itu adalah kebenaran (berbeda dengan egois). dalam Tantrayana memang dikenal banyak Buddha, misalnya BADUT HIDUP LSY, tapi badut ini bukan Buddha dalam pandangan Theravada. ada beberapa hal yg diajarkan oleh Sang Buddha yg terkesan egois, tapi kalau dipelajari lebih jauh ternyata cukup masuk akal, beralasan, dan sama sekali tidak egois. "egois" hanyalah kata yg digunakan oleh aliran lain untuk mendebat Theravada.

Thema

Hoooooiiii, satu satu ya. Harap ngantri. :))

Ada bagusnya saya diam dulu, sebab pertanyaan banyak, dan nggak ada rekan-rekan Mahayana yang nimbrung di sini.
saya harap bro Gandalf, bro Tan, bro sobat-dharma, bisa comment.

saya ga online terus, dan ga bisa online setiap hari. sabar ya. _/\_
Think most :?? Talk more ;D