News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu
Menu

Show posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.

Show posts Menu

Messages - Anatta

#1
Quote from: morpheus on 21 August 2009, 07:10:47 AM
sekali lagi ini konteks meditasi, arahnya ke dalam.
pada orang yg over dosis, pelajaran spiritual ke dalam dipake untuk ke luar, menasehati orang lain, nggosip, ngalor ngidul, berandai2...


Konon kabarnya ada Master meditasi sibuk bergerilya untuk berdebat kesana-kemari; menasehati orang-orang; mempromosikan ajarannya, mem-posting testimoni 'murid'nya guna menarik perhatian calon murid baru. Saya jadi ingat akan pepatah lama "sumber mata air mencari gayungnya." Seharusnya gayung-lah yang mencari sumber mata air....hmmm dunia (si Master) memang sudah terjungkir-balik.... :o :o :o
#2
 =))
Quote from: Kainyn_Kutho on 19 August 2009, 09:41:14 AM
Quote from: Anatta on 18 August 2009, 03:11:48 PM
[at]  Ratnakumara: Kalau dia benar2 mengikuti petunjuk di POTALIYA-SUTTA, kenapa dia gak mengecam dirinya sendiri dan memuji kita ya??!... =)) =)) =))

Wah.. anda merasa pantas dipuji yah? Luar biasa. :)

[at]  Kainyn: Wah... anda tidak melihat ini ya: ... =)) =)) =))
Relax man!...Relax!!
#3
Quote from: ratnakumara on 18 August 2009, 02:08:00 PM
Dear Anatta..., ;)

Yah, lihat2 kebutuhan atau kepentingan lah.
Saat ada sutta yang sesuai dengan kebutuhan / kepentingan pribadi ya, sutta itu jadi sarana khan, dan sutta itu akan didukung yang berkepentingan .. "itu adalah salah satu sutta yang memang dikhotbahkan Sang Buddha".
Sepetinya begitu... ;)

[at]  Ratnakumara: Kalau dia benar2 mengikuti petunjuk di POTALIYA-SUTTA, kenapa dia gak mengecam dirinya sendiri dan memuji kita ya??!... =)) =)) =))
#4
DIALOG IMAJINER DENGAN HUDOYO

Anatta: Saya memahami bahwa ada sementara rekan yang tidak suka membaca perdebatan
tentang Dhamma digelar di milis-milis, Bagi teman-teman itu, yah, tidak
ada jalan lain daripada jangan membaca posting-posting saya lagi.

Berikut ini saya sampaikan ulang dialog Sang Buddha dengan petapa kelana
Potaliya. Potaliya berpendapat bahwa 'tidak mengecam apa yang patut
dikecam dan tidak memuji apa yang patut dipuji' adalah sikap yang paling
baik, karena di situ orang berada dalam keadaan upekkha (keseimbangan)
yang tinggi. Apa jawab Sang Buddha? SIlakan simak sutta pendek ini:

*****

POTALIYA-SUTTA (A.ii.97) - Mengecam & memuji

Petapa kelana Potaliya mendapatkan Sang Buddha & bertukar sapa. Sang
Buddha berkata kepadanya:

"Potaliya, ada empat jenis manusia di dunia. Apakah itu?

(1) Ada orang yang mengecam apa yang patut dikecam, tapi tidak memuji apa
yang patut dipuji, secara benar & pada saat yang tepat;

(2) ada orang yang memuji apa yang patut dipuji, tapi tidak mengecam apa
yang patut dikecam, secara benar & pada saat yang tepat;

(3) ada orang yang tidak mengecam apa yang patut dikecam, dan tidak memuji
apa yang patut dipuji, secara benar & pada saat yang tepat;

(4) ada orang yang mengecam apa yang patut dikecam, dan memuji apa yang
patut dipuji, secara benar & pada saat yang tepat.

Potaliya, di antara keempat jenis manusia ini, manakah yang terbaik dan
termulia?"

Jawab Potaliya:

"Gotama yang baik, di antara keempat jenis manusia ini, orang yang tidak
mengecam apa yang patut dikecam, dan tidak memuji apa yang patut dipuji,
secara benar & pada saat yang tepat, adalah yang terbaik dan termulia.
Mengapa begitu? Oleh karena ia telah memiliki keseimbangan batin (upekkha)
yang tinggi."

Kata Sang Buddha:

"Potaliya, di antara keempat jenis manusia ini, orang yang mengecam apa
yang patut dikecam, dan memuji apa yang patut dipuji, secara benar & pada
saat yang tepat, adalah yang terbaik dan termulia. Mengapa begitu? Oleh
karena ia tahu apa yang harus dikatakan pada saat yang tepat."

Jawab Potaliya:

"Betapa sempurna, Gotama yang baik, betapa sempurna! Bagaikan menegakkan
kembali apa yang terbalik, mengungkap apa yang tersembunyi, menunjukkan
jalan kepada orang yang tersesat, menyalakan pelita bagi mereka yang
mempunyai mata untuk melihat wujud-wujud. Begitulah Gotama yang baik telah
menjelaskan Dhamma dengan berbagai cara. Saya berlindung pada Sang Bhagava
Gotama, pada Dhamma dan Sangha para bhikkhu. Semoga saya diingat sebagai
orang awam (upasaka) yang telah berlindung, mulai sekarang, sepanjang
hidup."

[Terjemahan: Hudoyo Hupudio]


Hudoyo: Itulah yang diajarkan dalam AGAMA Buddha, dalam Tipitaka Pali yang ditulis
berabad-abad setelah Sang Buddha wafat. Saya tidak percaya itu datang dari
mulut Sang Buddha.* :o :o :o

===================================================================================================



Referensi:
Ucapan-ucapan Hudoyo yang terdokumentasi.
#5
Quote from: Kainyn_Kutho on 14 August 2009, 01:55:32 PM
Quote from: Anatta on 14 August 2009, 01:42:58 PM
Salah satu acuan untuk menentukan suatu ajaran itu Dhamma atau bukan adalah seperti yang kita temukan di Anguttaranikaya IV. 143. Di sutta tersebut ada yang dinamakan DHAMMAVINAYA JANANALAKKHANA, yakni tujuh norma dari Dhamma - Vinaya, yakni:

1. Ekantanibbida: Tidak mudah kecewa dan tabah
2. Viraga: Sikap yang tidak terpengaruh, tenang dan tanpa nafsu
3. Nirodha: kepadaman dari kekotoran batin dan derita
4. Upasama: Ketenangan (ketenangan batin)
5. Abhinna: Pengetahuan tinggi (tenaga batin)
6. Sambodha: Penerangan, mencapai penerangan batin
7. Nibbana: Kebebasan mutlak, berakhir dari derita, terbebas dari kelahiran dan kematian

Menarik. Kalau begitu saya punya pertanyaan.

Apakah kalian yang mengaku "empunya" dhamma sejati tidak terpengaruh, tabah, tenang, ketika berhadapan dengan MMD? 



Ini pertanyaan ditujukan ke siapa nih? Siapa yang mengaku 'empunya' dhamma sejati?? Tuh...sih master kali yang 'empunya' dhamma sejati! =)) =)) =))

#6
Di Maha Parinibbana Sutta, SB menjawab pertanyaan Bhikkhu Ananda ttg siapakah yang akan menjadi guru setelah SB parinibbana. SB menjawab yang kira-kira demikian: "Semua Dhamma dan Vinaya yang sudah saya ajarkan dan babarkan lah yang akan menjadi guru kamu sepeninggalan saya."

Kemudian siapa yang paling berhak meng-interpretasikan Dhamma - Vinaya? Sebenarnya kita masing-masing juga mempunyai hak untuk menginterpretasikan Dhamma - Vinaya, tentunya dengan memakai acuan yang benar, bukannya meng-interpretasikannya semau kita sendiri, seperti misalnya, hanya ada tiga sutta saja yang benar2 ajaran asli dari SB sedangkan yang lainnya adalah bukan ajaran SB.

Salah satu acuan untuk menentukan suatu ajaran itu Dhamma atau bukan adalah seperti yang kita temukan di Anguttaranikaya IV. 143. Di sutta tersebut ada yang dinamakan DHAMMAVINAYA JANANALAKKHANA, yakni tujuh norma dari Dhamma - Vinaya, yakni:

1. Ekantanibbida: Tidak mudah kecewa dan tabah
2. Viraga: Sikap yang tidak terpengaruh, tenang dan tanpa nafsu
3. Nirodha: kepadaman dari kekotoran batin dan derita
4. Upasama: Ketenangan (ketenangan batin)
5. Abhinna: Pengetahuan tinggi (tenaga batin)
6. Sambodha: Penerangan, mencapai penerangan batin
7. Nibbana: Kebebasan mutlak, berakhir dari derita, terbebas dari kelahiran dan kematian

Jadi kalau kita mempelajari Dhamma - Vinaya, kemudian bathin kita mengalami apa yang telah disebutkan diatas, maka Dhamma - Vinaya tsb adalah ajaran SB.

Semoga uraian ini membantu untuk memahami permasalahan 'Narasumber Dhamma'

Semoga semua mahluk berbahagia. ^:)^ ^:)^ ^:)^
#7
[at]  Morpheus:
...(bang anatta, penilaian menyesatkan atau tidak itu adalah opini dan opini itu sifatnya subjektif...
nyatanya ada pembaca yg menilai tulisan pak hudoyo itu biasa2 aja...
)...Opini akan bersifat subjektif kalau kita berlandaskan dengan pendapat pribadi kita masing-masing. Tetapi kita ini kan mempunyai Tipitaka yang bisa dijadikan bahan rujukan? Apakah dengan merujuk kepada Tipitaka anda katakan subjektif??

...(setahu saya pak hudoyo ngomong dia adalah pengajar vipassana, bukan pengajar agama buddha...
gak bener tuh yg anda bilang. pintu terbuka lebar untuk menolak apa yg dia tulis...
)...Kata yang saya pakai adalah 'dhamma'. Vipassana adalah dhamma. Tidak bisa dipisahkan.

...("informasi benar" itu subjektif. bagi sebagian orang bisa saja dianggap informasi benar, sebagian lain merasa ini gak benar.
perbedaan pendapat adalah hal yg wajar. yg gak wajar itu gara2 berbeda pendapat lalu melakukan penyerangan pribadi dan ad hominem.
bisakah kita membiarkan pembaca yg menilai sendiri tanpa memakai penyerangan pribadi?
)...Saya merasa seolah-olah Hudoyo sendiri yang mengucapkan kata tersebut. Bung, acuan kita disini adalah Tipitaka. Jangan diputar-putar terus lahh...

...(tadinya forum ini adem ayem kok, sampai ada copas yg dibawa ke forum ini... padahal orangnya gak ada.
kalo dibilang seimbang sih, jelas ngaco. coba itung jumlah member yg kontra berapa biji... tanpa pembelaan diri dari yg bersangkutan.
)...Lho??? Emangnya sekarang nggak adem ayem?? Anda merasa gerah?? Seperti yang sudah saya bilang bahwa kita disini mempunyai kepentingan yang lebih besar dari pada sekedar menyadarkan Hudoyo. Kita ingin tempat ini bisa menjadi acuan buat mereka yang ingin mengerti perbedaan antara ajaran Buddha dan ajaran Hudoyo.

..(agak salah alamat kalo anda menulis di sini. mendingan langsung ke samaggi phala. orangnya di sana.)...Anda masih nggak percaya kalau Hudoyo itu punya hobby ngintip ya?

Akhir kata, mudah-mudahan anda tidak berkata:"dalam hal ini persepsi kita berbeda jauh. gak bisa diteruskan."...

Semoga anda berbahagia.   ^:)^


#8
Quote from: williamhalim on 14 August 2009, 08:43:36 AM
Mengenai tanggapan Bro Morphesu atas postingan saya (mungkin juga thp postingan2 rekan yg lain) bahwa jangan kita menilai Pak Hudoyo dari tulisannya doang krn belum tentu dia begitu....

berikut postingan Bro Morph:

Quote from: morpheus on 13 August 2009, 03:46:33 PM
berulang kali di sini dibicarakan mengenai perilaku, sikap ataupun perbuatan (dalam hal ini tulisan).

sadarkah kita bahwa kita gak akan bisa mengetahui isi hati sesungguhnya hanya dengan membaca tulisan?
.......bisakah menilai ego seseorang engan melihat perbuatan saja ?

sebuah fakta bahwa di forum ini ada impresi yg berbeda terhadap tulisan yg sama.

bicara masalah ribut. apa itu yg sedang ribut?
tulisannya yg ribut, penulisnya ribut ataukah batin pembacanya yg ribut?


Ya tentu saja BISA Bro Morph...
Berikut, Bro telah melakukannya.. menilai emosi seseorang hanya dari tulisannya..

Quote from: morpheus on 13 August 2009, 11:10:59 PM
Quote from: markosprawira on 13 August 2009, 05:59:24 PM
Lalu?
jadi kalau meditator boleh memaki2, boleh bilang ini dhamma tapi itu bukan dhamma?
...

jangan esmosi dulu bang...


Terbukti bahwa kita bisa menilai seseorang dari perkataan dan perbuatannya (tulisannya)
Terbukti bahwa wajar dan sah2 saja bagi kita untuk menilai sikap batin (emosi) seseorang dalam berdiskusi.

Jika ada seorang yg berani mengaku MASTER dan berani MENGKRITIK AJARAN BESAR. Ya, wajar dan sah2 saja orang-orang akan menyerbu beliau dgn berbagai macam pertanyaan, pengetesan, perdebatan atas TEORI yg ditawarkannya. Jika TEORInya lemah, pasti akan terjadi silat lidah yg tidak sehat seperti: Kalian melakukan penyerangan terhadap saya, Jangan menilai pribadi saya, dsbnya.... Justru, Seorang MASTER SPIRITUAL HARUS DINILAI DARI PERILAKUNYA, BUKAN HANYA DARI TEORINYA.

Jika ia berani menunjukkan suatu teori dan mendobrak tradisi lama, maka ia harus dapat menunjukkan bahwa teori dia tsb memang ampuh, paling tidak pada dirinya sendiri...

::



Anumodana utk rekan Williamhalim atas penjelasannya. Memang Hudoyo dan 'fans' nya sering memakai 'standard ganda' yang demikian itu. Melarang sesuatu tapi melakukannya sendiri. Berkata A tapi bertindak B. Menganjurkan PIKIRAN BERHENTI tapi selalu mengajak PIKIRANNYA SENDIRI BERJUMPALITAN KESANA KEMARI. Ini adalah salah satu ciri 'mental-disorder!'.

Untuk menunjukkan kesimpang siuran cara berpikir master MMD, saya copas kan omongan Hudoyo di salah satu FB : "If You Meet the Buddha on the Road, Kill Him!" tertanggal 30 Juli 2009.

Hudoyo HupudioItulah maksud dari "Bunuh Buddha" yang dilontarkan oleh Master Zen itu, dan dijelaskan oleh Andikha Rama Wiputra.

Jangan pernah punya perasaan bahwa pengetahuan Anda tentang Buddha, Dhamma & Sangha sudah benar, SELAMA ANDA MASIH PUTHUJJANA. Apalagi lalu mencap orang lain yang berbeda pendapat dengan Anda sebagai 'SALAH/MENYIMPANG". Kalau begitu, jelas Andalah yang salah!Karena di dalam setiap pikiran kita selalu ada aku yang ingin memiliki atau menolak apa yang kita cerap.
TIDAK ADA SAMMA-DITTHI dalam batin seorang puthujjana. Camkan itu. Kalau sudah ada samma-ditthi, maka ia sudah menjadi ariya.
July 30 at 3:56pm

Hudoyo HupudioNamanya juga ARIYA-atthangika-magga!
July 30 at 3:59pm
=========================================================================================================
....(Jangan pernah punya perasaan bahwa pengetahuan Anda tentang Buddha, Dhamma & Sangha sudah benar, SELAMA ANDA MASIH PUTHUJJANA. Apalagi lalu mencap orang lain yang berbeda pendapat dengan Anda sebagai 'SALAH/MENYIMPANG". Kalau begitu, jelas Andalah yang salah!)....Nah, Hudoyo ini memposisikan dirinya sebagai apa? Kalau dia Puthujjana (karena saya yakin kalau dia itu  bukan Ariya. Salah satu ciri ariya adalah bahwa dia mempunyai keyakinan yang teguh terhadap Tiratana, sedangkan kita semua tahu bahwa Hudoyo tidak mempunyai itu!) kenapa dia ngotot dan begitu keras kepalanya bekoar-koar bahwa ajaran dan pemahaman dia tentang Tisutta itu sudah benar?? Lebih lanjut lagi, dia  tidak menyetujui sikap saling menyalahkan, tetapi kenyataannya dia sendiri juga menyalahkan orang........CAPEK DEHHHHH..... =)) =)) =))

[at]  Johan3000: Pertanyaan anda sudah dijawab dengan panjang lebar oleh rekan-rekan di thread ini. Silakan cari postingan-postingan sebelumnya. Jadi saya tidak perlu mengulanginya lagi.

Semoga semua mahluk berbahagia.  ^:)^ ^:)^ ^:)^
#9
 :lotus:
Quote from: morpheus on 13 August 2009, 11:24:09 PM
Quote from: Anatta on 13 August 2009, 08:43:18 PM
HUDOYO SAYS :
Kalau mau, ajak beliau datang ke rumah saya.
saya ngeliatnya begini:
ada christian yg bilang ke atheis bilang bahwa tuhan itu ada. atheis gak percaya dan minta si christian menunjukkan siapa yg pernah ngeliat tuhan. si christian bilang pendetanya bisa liat. si atheis minta pendetanya diajak datang ke rumah.

dalam hal ini yg berkepentingan adalah si christian yg pengen meyakinkan si atheis.
masa si atheis yg harus ke tempat si christian?
kalo dianalogikan begini, sounds fair enough?


[at]  Morpheus: Anda memakai contoh pertentangan yg terjadi antara Christian dan non-Christian (si atheis). Nah, kasus Hudoyo ini lain bung! Dia ini 'mengaku' umat Buddha tapi mengajarkan ajaran yang menyesatkan umat Buddha. Karena dia ini memang umat Buddha maka tepatlah apa yg dikatakan oleh rekan Upasaka bahwa non-pertapa harus mendatangi bhikkhu.

Permasalahan akan selesai kalau dia ini bukan umat Buddha. Kita tentunya tidak akan mempermasalahkan dia lagi kalau dia menyatakan bahwa dia bukan umat Buddha. (Dalam hal ini, seperti kata anda, maka fair enough utk meminta bhikkhu mendatangi Hudoyo si 'atheis').

Tetapi yang terjadi adalah bahwa kemana-mana dia berkoar-koar 'mengajarkan 'dhamma' yang pada kenyataannya hanyalah menyesatkan banyak orang. Untuk itulah kita, umat buddha, membutuhkan kawan-kawan yang bisa memberikan informasi yang benar ttg apa itu Dhamma; yg bisa menunjukkan 'penyimpangan2' ajaran Hudoyo. Nah, disinilah letak pentingnya forum DC ini. Makanya saya minta thread ini, demi kepentingan umat Buddha, jangan ditutup. Kita berharap teman2 disini akan selalu membahas pendapat2 Hudoyo, sehingga buat umat2 Buddha yg masih 'hijau' bisa mengerti apa sesungguhnya ajaran Buddha seperti yg ada si Tipitaka (bukannya Tisutta seperti yang Hudoyo ajarkan!)

Kalau dibilang forum ini gak seimbang..., saya rasa gak betul juga. Karena pada kenyataannya kita disini membahas pendapat2 yg dilontarkan Hudoyo, meskipun dalam bentuk copas saja. Terlebih lagi, seperti kata rekan Ryu, Hudoyo itu sering ngintip2 kesini (dan blog2 yang lain) kok. Jadi biarlah komunikasi kita dg Hudoyo terjadi dengan model yang begini. Karena forum ini mempunyai tugas yang jauh lebih penting daripada hanya menyadarkan seorang Hudoyo, yaitu ingin memberikan pengertian yang benar kepada anggotanya.

Jadi bung Morpheus, kita umat Buddha ini sudah mempunyai 'mainstream' tersendiri, yakni tipitaka. Memang benar bahwa SB mengajarkan Kalama Sutta, tetapi -- kepada Hudoyo -- tolong pelajari sutta itu dengan baik, dari awal sampai akhir sutta, termasuk latar belakang diajarkannya sutta tersebut.

Semoga semua mahluk berbahagia. :lotus:
#10
HUDOYO:
Pada zaman sekarang ini TIDAK ADA LAGI NARASUMBER DHAMMA. Seseorang yang
berjubah kuning, yang terlihat bermeditasi, tidak serta merta menjadi narasumber
Dhamma, seberapa hebat pun meditasinya.
==========================================================================================
Hampir sulit dipercaya bahwa ucapan tsb. diatas keluar dari mulut seorang Pandita Buddhis. Inilah hasil nyata dari MMD (Mempertebal Moha dan Dosa). Eh, apakah yang memberi gelar Pandita ke dia tidak mengikuti sepak terjang Hudoyo ya?
Mohon kepada pengasuh forum DC untuk tidak menutup thread ini. Biarlah thread ini menjadi saksi sejarah buat generasi mendatang bahwa masih banyak umat-umat buddha yang berusaha menyadarkan Hudoyo. [-X [-X [-X
#11
Re: Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!

Pak Hudoyo yang baik,

Benarkah demikian Pak Hud, apakah Anda benar-benar ingin menemuinya dan
membuktikannya tulus demi kebenaran Dhamma? lalu didiskusikan dengan yg
bersangkutan agar informasinya objektif daripada saya..dan kita cukup sebagai
pendengar....

Kalau boleh tau bagaimana cara Anda menunujukkannya , apakah melalui milis dan
forum? kalau melalui milis dan forum, jelas saya tolak, karena tidak merujuk
pada praktek dan saya tidak mau menggunakan pemikiran saya mengenai pengalaman
orang itu langsung.

Yang pasti ia seorang Bhikkhu jadi sangat tidak mungkin ia ikut milis seperti
Bapak.

Ajakan saya ini bukan suatu kewajiban dan bukan untuk konsumsi perdebatan
seperti dimilis tetapi pembuktian nyata, karena yang saya liat Anda sebagai
praktisi merasa yakin dengan apa yg dialami. Memang kita2 masih kurang
pengalaman. Oleh karena itu saya rujuk pada yg berpengalaman juga. Kalau Anda
setuju maka saya akan persiapkan pertemuan itu.Kalau tidak ya tidak mengapa
juga...he.he

Mettacittena
Perkedel
Re: Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!

Willibordus says :
wah deg-deg-an menunggu jawaban...


Gunadipos says:

Dug....dug......dug.....dug.....dug.......dug......
Benar Bro, aku juga lagi nunggu nich....
Jantung terasa berdetak lebih kuencang.....hehehhe...


HUDOYO SAYS :
Kalau mau, ajak beliau datang ke rumah saya.
=========================================================================================

Kalau saya menjadi Hudoyo, tentunya saya sebagai umat yang akan menemui anggota Sangha. Bukannya malah meminta anggota sangha untuk menemui saya........Hmmm dunia memang sudah jungkir balik! Eh dia umat Buddha gak sih?

Saya jadi teringat masa kanak-kanak, setiap kali ribut ama teman, saya akan selalu bilang: "Hey kamu, kalau  berani kesini!"....lalu teman saya juga bilang:"Kamu kalau emang berani kesini!"........Dasar dunia kanak-kanak. Hanya darrr...derrrr...dorrr saja, tapi gak ada 'realisasi'nya....Jaman emang udah berubah. Kakek-kakek pun menjadi seperti kanak-kanak. =)) =)) =))

Anumodana utk rekan Bond atas posting lamjutannya.
#12
Quote from: bond on 13 August 2009, 04:03:06 PM

Re: Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!

Nanti kalau ditunjukan orang yg sudah melihat ASAVA, akan ada alasan apa lagi
ya....?

--- In samaggiphala [at] yahoogroups.com, "Hudoyo Hupudio" <hudoyo [at] ...> wrote:
>
> Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!
>
> [...]
> FABIAN:
> >Dan seterusnya ajaran Sang Buddha juga mengatakan bahwa penyebab dari semua
kekacauan ini adalah asava
> -----------------------------------
> HUDOYO:
> Ah, Anda cuma BERTEORI! Dalam praktik vipassana Anda, APAKAH ANDA PERNAH
MELIHAT ASAVA? Tidak seorang pun pernah melihat 'asava' (arus kotoran batin)
dalam meditasi vipassana. Yang sesungguhnya dilihat seorang pemeditasi vipassana
adalah DAMPAK dari 'asava', yakni: keinginan, nafsu, kesenangan, kenikmatan &
penderitaan.
>
[...]

Perkedel : Nanti kalau ditunjukan orang yg sudah melihat ASAVA, akan ada alasan apa lagi
ya....?

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Re: Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!


--- In samaggiphala [at] yahoogroups.com, "perkedel8888" <perkedel8888 [at] ...> wrote:
>
> Nanti kalau ditunjukan orang yg sudah melihat ASAVA, akan ada alasan apa lagi
ya...?

>
Hudoyo says:

Cob a tunjukkan, siapa orangnya. Nanti akan saya tunjukkan bahwa yang dilihatnya
bukan asava.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Re: Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!

Pak Hudoyo yang baik,

Benarkah demikian Pak Hud, apakah Anda benar-benar ingin menemuinya dan
membuktikannya tulus demi kebenaran Dhamma? lalu didiskusikan dengan yg
bersangkutan agar informasinya objektif daripada saya..dan kita cukup sebagai
pendengar....

Kalau boleh tau bagaimana cara Anda menunujukkannya , apakah melalui milis dan
forum? kalau melalui milis dan forum, jelas saya tolak, karena tidak merujuk
pada praktek dan saya tidak mau menggunakan pemikiran saya mengenai pengalaman
orang itu langsung.

Yang pasti ia seorang Bhikkhu jadi sangat tidak mungkin ia ikut milis seperti
Bapak.

Ajakan saya ini bukan suatu kewajiban dan bukan untuk konsumsi perdebatan
seperti dimilis tetapi pembuktian nyata, karena yang saya liat Anda sebagai
praktisi merasa yakin dengan apa yg dialami. Memang kita2 masih kurang
pengalaman. Oleh karena itu saya rujuk pada yg berpengalaman juga. Kalau Anda
setuju maka saya akan persiapkan pertemuan itu.Kalau tidak ya tidak mengapa
juga...he.he

Mettacittena
Perkedel
Re: Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!

Willibordus says :
wah deg-deg-an menunggu jawaban...


Gunadipos says:

Dug....dug......dug.....dug.....dug.......dug......
Benar Bro, aku juga lagi nunggu nich....
Jantung terasa berdetak lebih kuencang.....hehehhe...


HUDOYO SAYS :
Kalau mau, ajak beliau datang ke rumah saya.

----------------------------------------------------------------

--- In samaggiphala [at] yahoogroups.com, "perkedel8888" <perkedel8888 [at] ...> wrote:
>
> Pak Hudoyo yg baik,
>
> Yg saya tanya apakah Anda benar-benar ingin menemuinya untuk membuktikan asava
memang bisa dilihat? Bukan bhikkhu itu yg menemui bapak....Karena pembuktian ini
bukan sekedar bicara atau berargumen...Bagi Bhikkhu ini, dia tidak perlu lagi
mencari jawaban, ataupun mempertahankan pendapat. Dan Anda yg sesumbar
mengatakan itu bahwa asava tidak bisa dilihat dan menantang untuk ditunjukkan
orangnya, nah sekarang Saya mau tunjukan dengan mempertemukan kepada dia, bukan
sebaliknya.....saya menunjukan ke dia tentang Pak Hud. Saya cuma mau kasi tau
Bhikkhu ini adalah bhikkhu dhutangga dan jarang orang mengenalnya. Dan adalah
hal yg kurang lazim dan tidak hormat dan saya sendiri sungkan hanya gara2 anda
menantang lalu datang meminta dia kerumah bapak. Kalau Bapak mau berendah hati
silakan. kalau tidak ya tidak apa-apa seperti yg saya katakan sebelumnya, no
obligation. Saya jamin jika anda ingin maka pembuktiannya tertutup dan beberapa
saksi saja, boleh dari pihak MMD dan juga dari pihak yg kontra...Itu saja yg
saya sampaikan...Pembuktian ini adalah bukan sekedar perdebatan. Seperti
perkataan Sang Buddha yaitu EHIPASIKO, datang, lihat dan buktikan. Ini saja yg
bisa saya sampaikan.
>
> sekaligus menjawab saudara suchamda, saya rasa tidak perlu bertemu Pak Hud
sebelum ada komitmen beliau. Kalau Pak Hud bersedia, saya juga pasti mengundang
Anda. Jadi tenang saja.
>
> Salam sejahtera bagi Anda semua.

Hudoyo says:
Mas Perkedel, Anda ini kok membolak-balik permasalahan. ... Yang mulai
menawarkan kan Anda dulu: "Nanti kalau ditunjukan orang yg sudah melihat ASAVA,
akan ada alasan apa lagi ya....?"

Saya sendiri tidak butuh ketemu Bhikkhu Anda itu, kok.

Salam,
Hudoyo

Mas Perkedel, Anda ini kok membolak-balik permasalahan. ... Yang mulai
menawarkan kan Anda dulu: "Nanti kalau ditunjukan orang yg sudah melihat ASAVA,
akan ada alasan apa lagi ya....?"

Saya sendiri tidak butuh ketemu Bhikkhu Anda itu, kok.

Salam,
Hudoyo



Perkedel says:


Perkedel says : Nanti kalau ditunjukan orang yg sudah melihat ASAVA, akan ada
alasan apa lagi ya

Hudoyo says : "Coba tunjukkan, siapa orangnya. Nanti akan saya tunjukkan
bahwa yang dilihatnya bukan asava.

Baca pernyataan saya baik2 diatas artinya alasan apa lagi yg akan muncul JIKA
memang telah ditunjukan orangnya. Ini artinya saya hanya sekedar mengomentari.
Beda kalau pertanyaan saya " Bapak mau saya tunjukan orang yg sudah melihat
asava?" nah kalau saya bertanya begini maka baru artinya saya menawarkan.
Silakan pemirsa melihat jawaban Pak Hudoyo. Baiklah pak Hud saya pun tidak akan
berpolemik ttg masalah ini dengan Anda, yg pasti sudah jelas bahwa ASAVA bisa
dilihat, kalau Anda mengatakan tidak bisa, tidak masalah. Saya hanya ingin
menegaskan ada suatu perbandingan Nyata dalam Praktek MMD dan praktek meditasi
Vipasanna sesungguhnya. Anda baru taraf merasakan. Tetapi ada yg melihatnya
lebih dari sekedar merasakan asava. Jadi bagi saya adalah wajar jika bapak
mengatakan demikian.

Ok lah kalau Anda tidak butuh..he..he. Jadi saya tidak repot2 lagi.
Biar pemirsa yg menilai. Seorang ilmuwan Dhamma sepatutnya menyelesaikan dilema
sampai tuntas kalau perlu sampai ke nara sumbernya lsg. Memang berbeda orang2
jaman Sang Buddha dan jaman sekarang dalam mengklarifikasi kebenaran Dhamma.

Saya rasa cukup disini saja. diskusi kita. Smoga bapak berbahagia selalu.

-----------------------------------------------------------------
Charles ben:

Anumodana....Bro perkedel8888...

Salam Metta,

Charles Ben...


[at]  Bond: Anumodana atas postingannya. Kelanjutannya gimana nih? Seperti petir menyambar-nyambar di siang hari bolong, tapi gak ada hujan. PH: darrr...derrr...dorrrr....tapi 'hujan' nya ditunggu-tunggu gak turun-turun juga!
#13
Meningkatkan Moha dan Dosa  :o
#14
<http://www.facebook.com/fiona.hartanto1>  [at] wirajhana: ucapan anda itu adalah hasil pikiran anda... dan maaf, kata2 anda kotor, pak wira benar juga kan, kata teman2 saya yang non-buddhis bahwa kesan umat
buddha di Indonesia pada umumnya "tidak berpendidikan", lah wong gaya bicaranya kebanyakan kayak wirajhana gini... malu2in nih

[at] Fiona: Teman-teman anda yang non-buddhis mempunyai kesan bahwa umat buddha 'tidak berpendidikan', mungkin teman-teman anda itu hanya melihat Hudoyo saja kalee...Masih banyak umat buddha yang sopan dan santun. Eh itu Hudoyo juga ngomong kotor, kenapa Fiona gak komentar ya?

[at] Markosprawira: anumodana untuk segala postingan anda. Itu Hudoyo dari dulu ampe sekarang ribuuuutt aja, kapan meditasinya ya? Kalau kita mengikuti Tipitaka hasilnya jelas! Kalau kita mengikuti MMD?? Hasilnya yaa paling banter seperti Hudoyo lah, ngomongnya muter-muter doang...!