comotan dari blog tetangga

Started by bond, 27 July 2009, 11:11:16 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Anatta


bond


Re: Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!

Nanti kalau ditunjukan orang yg sudah melihat ASAVA, akan ada alasan apa lagi
ya....?

--- In samaggiphala [at] yahoogroups.com, "Hudoyo Hupudio" <hudoyo [at] ...> wrote:
>
> Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!
>
> [...]
> FABIAN:
> >Dan seterusnya ajaran Sang Buddha juga mengatakan bahwa penyebab dari semua
kekacauan ini adalah asava
> -----------------------------------
> HUDOYO:
> Ah, Anda cuma BERTEORI! Dalam praktik vipassana Anda, APAKAH ANDA PERNAH
MELIHAT ASAVA? Tidak seorang pun pernah melihat 'asava' (arus kotoran batin)
dalam meditasi vipassana. Yang sesungguhnya dilihat seorang pemeditasi vipassana
adalah DAMPAK dari 'asava', yakni: keinginan, nafsu, kesenangan, kenikmatan &
penderitaan.
>
[...]

Perkedel : Nanti kalau ditunjukan orang yg sudah melihat ASAVA, akan ada alasan apa lagi
ya....?

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Re: Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!


--- In samaggiphala [at] yahoogroups.com, "perkedel8888" <perkedel8888 [at] ...> wrote:
>
> Nanti kalau ditunjukan orang yg sudah melihat ASAVA, akan ada alasan apa lagi
ya...?

>
Hudoyo says:

Cob a tunjukkan, siapa orangnya. Nanti akan saya tunjukkan bahwa yang dilihatnya
bukan asava.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Re: Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!

Pak Hudoyo yang baik,

Benarkah demikian Pak Hud, apakah Anda benar-benar ingin menemuinya dan
membuktikannya tulus demi kebenaran Dhamma? lalu didiskusikan dengan yg
bersangkutan agar informasinya objektif daripada saya..dan kita cukup sebagai
pendengar....

Kalau boleh tau bagaimana cara Anda menunujukkannya , apakah melalui milis dan
forum? kalau melalui milis dan forum, jelas saya tolak, karena tidak merujuk
pada praktek dan saya tidak mau menggunakan pemikiran saya mengenai pengalaman
orang itu langsung.

Yang pasti ia seorang Bhikkhu jadi sangat tidak mungkin ia ikut milis seperti
Bapak.

Ajakan saya ini bukan suatu kewajiban dan bukan untuk konsumsi perdebatan
seperti dimilis tetapi pembuktian nyata, karena yang saya liat Anda sebagai
praktisi merasa yakin dengan apa yg dialami. Memang kita2 masih kurang
pengalaman. Oleh karena itu saya rujuk pada yg berpengalaman juga. Kalau Anda
setuju maka saya akan persiapkan pertemuan itu.Kalau tidak ya tidak mengapa
juga...he.he

Mettacittena
Perkedel
Re: Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!

Willibordus says :
wah deg-deg-an menunggu jawaban...


Gunadipos says:

Dug....dug......dug.....dug.....dug.......dug......
Benar Bro, aku juga lagi nunggu nich....
Jantung terasa berdetak lebih kuencang.....hehehhe...


HUDOYO SAYS :
Kalau mau, ajak beliau datang ke rumah saya.

----------------------------------------------------------------

--- In samaggiphala [at] yahoogroups.com, "perkedel8888" <perkedel8888 [at] ...> wrote:
>
> Pak Hudoyo yg baik,
>
> Yg saya tanya apakah Anda benar-benar ingin menemuinya untuk membuktikan asava
memang bisa dilihat? Bukan bhikkhu itu yg menemui bapak....Karena pembuktian ini
bukan sekedar bicara atau berargumen...Bagi Bhikkhu ini, dia tidak perlu lagi
mencari jawaban, ataupun mempertahankan pendapat. Dan Anda yg sesumbar
mengatakan itu bahwa asava tidak bisa dilihat dan menantang untuk ditunjukkan
orangnya, nah sekarang Saya mau tunjukan dengan mempertemukan kepada dia, bukan
sebaliknya.....saya menunjukan ke dia tentang Pak Hud. Saya cuma mau kasi tau
Bhikkhu ini adalah bhikkhu dhutangga dan jarang orang mengenalnya. Dan adalah
hal yg kurang lazim dan tidak hormat dan saya sendiri sungkan hanya gara2 anda
menantang lalu datang meminta dia kerumah bapak. Kalau Bapak mau berendah hati
silakan. kalau tidak ya tidak apa-apa seperti yg saya katakan sebelumnya, no
obligation. Saya jamin jika anda ingin maka pembuktiannya tertutup dan beberapa
saksi saja, boleh dari pihak MMD dan juga dari pihak yg kontra...Itu saja yg
saya sampaikan...Pembuktian ini adalah bukan sekedar perdebatan. Seperti
perkataan Sang Buddha yaitu EHIPASIKO, datang, lihat dan buktikan. Ini saja yg
bisa saya sampaikan.
>
> sekaligus menjawab saudara suchamda, saya rasa tidak perlu bertemu Pak Hud
sebelum ada komitmen beliau. Kalau Pak Hud bersedia, saya juga pasti mengundang
Anda. Jadi tenang saja.
>
> Salam sejahtera bagi Anda semua.

Hudoyo says:
Mas Perkedel, Anda ini kok membolak-balik permasalahan. ... Yang mulai
menawarkan kan Anda dulu: "Nanti kalau ditunjukan orang yg sudah melihat ASAVA,
akan ada alasan apa lagi ya....?"

Saya sendiri tidak butuh ketemu Bhikkhu Anda itu, kok.

Salam,
Hudoyo

Mas Perkedel, Anda ini kok membolak-balik permasalahan. ... Yang mulai
menawarkan kan Anda dulu: "Nanti kalau ditunjukan orang yg sudah melihat ASAVA,
akan ada alasan apa lagi ya....?"

Saya sendiri tidak butuh ketemu Bhikkhu Anda itu, kok.

Salam,
Hudoyo



Perkedel says:


Perkedel says : Nanti kalau ditunjukan orang yg sudah melihat ASAVA, akan ada
alasan apa lagi ya

Hudoyo says : "Coba tunjukkan, siapa orangnya. Nanti akan saya tunjukkan
bahwa yang dilihatnya bukan asava.

Baca pernyataan saya baik2 diatas artinya alasan apa lagi yg akan muncul JIKA
memang telah ditunjukan orangnya. Ini artinya saya hanya sekedar mengomentari.
Beda kalau pertanyaan saya " Bapak mau saya tunjukan orang yg sudah melihat
asava?" nah kalau saya bertanya begini maka baru artinya saya menawarkan.
Silakan pemirsa melihat jawaban Pak Hudoyo. Baiklah pak Hud saya pun tidak akan
berpolemik ttg masalah ini dengan Anda, yg pasti sudah jelas bahwa ASAVA bisa
dilihat, kalau Anda mengatakan tidak bisa, tidak masalah. Saya hanya ingin
menegaskan ada suatu perbandingan Nyata dalam Praktek MMD dan praktek meditasi
Vipasanna sesungguhnya. Anda baru taraf merasakan. Tetapi ada yg melihatnya
lebih dari sekedar merasakan asava. Jadi bagi saya adalah wajar jika bapak
mengatakan demikian.

Ok lah kalau Anda tidak butuh..he..he. Jadi saya tidak repot2 lagi.
Biar pemirsa yg menilai. Seorang ilmuwan Dhamma sepatutnya menyelesaikan dilema
sampai tuntas kalau perlu sampai ke nara sumbernya lsg. Memang berbeda orang2
jaman Sang Buddha dan jaman sekarang dalam mengklarifikasi kebenaran Dhamma.

Saya rasa cukup disini saja. diskusi kita. Smoga bapak berbahagia selalu.

-----------------------------------------------------------------
Charles ben:

Anumodana....Bro perkedel8888...

Salam Metta,

Charles Ben...
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Anatta

#392
Quote from: bond on 13 August 2009, 04:03:06 PM

Re: Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!

Nanti kalau ditunjukan orang yg sudah melihat ASAVA, akan ada alasan apa lagi
ya....?

--- In samaggiphala [at] yahoogroups.com, "Hudoyo Hupudio" <hudoyo [at] ...> wrote:
>
> Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!
>
> [...]
> FABIAN:
> >Dan seterusnya ajaran Sang Buddha juga mengatakan bahwa penyebab dari semua
kekacauan ini adalah asava
> -----------------------------------
> HUDOYO:
> Ah, Anda cuma BERTEORI! Dalam praktik vipassana Anda, APAKAH ANDA PERNAH
MELIHAT ASAVA? Tidak seorang pun pernah melihat 'asava' (arus kotoran batin)
dalam meditasi vipassana. Yang sesungguhnya dilihat seorang pemeditasi vipassana
adalah DAMPAK dari 'asava', yakni: keinginan, nafsu, kesenangan, kenikmatan &
penderitaan.
>
[...]

Perkedel : Nanti kalau ditunjukan orang yg sudah melihat ASAVA, akan ada alasan apa lagi
ya....?

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Re: Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!


--- In samaggiphala [at] yahoogroups.com, "perkedel8888" <perkedel8888 [at] ...> wrote:
>
> Nanti kalau ditunjukan orang yg sudah melihat ASAVA, akan ada alasan apa lagi
ya...?

>
Hudoyo says:

Cob a tunjukkan, siapa orangnya. Nanti akan saya tunjukkan bahwa yang dilihatnya
bukan asava.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Re: Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!

Pak Hudoyo yang baik,

Benarkah demikian Pak Hud, apakah Anda benar-benar ingin menemuinya dan
membuktikannya tulus demi kebenaran Dhamma? lalu didiskusikan dengan yg
bersangkutan agar informasinya objektif daripada saya..dan kita cukup sebagai
pendengar....

Kalau boleh tau bagaimana cara Anda menunujukkannya , apakah melalui milis dan
forum? kalau melalui milis dan forum, jelas saya tolak, karena tidak merujuk
pada praktek dan saya tidak mau menggunakan pemikiran saya mengenai pengalaman
orang itu langsung.

Yang pasti ia seorang Bhikkhu jadi sangat tidak mungkin ia ikut milis seperti
Bapak.

Ajakan saya ini bukan suatu kewajiban dan bukan untuk konsumsi perdebatan
seperti dimilis tetapi pembuktian nyata, karena yang saya liat Anda sebagai
praktisi merasa yakin dengan apa yg dialami. Memang kita2 masih kurang
pengalaman. Oleh karena itu saya rujuk pada yg berpengalaman juga. Kalau Anda
setuju maka saya akan persiapkan pertemuan itu.Kalau tidak ya tidak mengapa
juga...he.he

Mettacittena
Perkedel
Re: Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!

Willibordus says :
wah deg-deg-an menunggu jawaban...


Gunadipos says:

Dug....dug......dug.....dug.....dug.......dug......
Benar Bro, aku juga lagi nunggu nich....
Jantung terasa berdetak lebih kuencang.....hehehhe...


HUDOYO SAYS :
Kalau mau, ajak beliau datang ke rumah saya.

----------------------------------------------------------------

--- In samaggiphala [at] yahoogroups.com, "perkedel8888" <perkedel8888 [at] ...> wrote:
>
> Pak Hudoyo yg baik,
>
> Yg saya tanya apakah Anda benar-benar ingin menemuinya untuk membuktikan asava
memang bisa dilihat? Bukan bhikkhu itu yg menemui bapak....Karena pembuktian ini
bukan sekedar bicara atau berargumen...Bagi Bhikkhu ini, dia tidak perlu lagi
mencari jawaban, ataupun mempertahankan pendapat. Dan Anda yg sesumbar
mengatakan itu bahwa asava tidak bisa dilihat dan menantang untuk ditunjukkan
orangnya, nah sekarang Saya mau tunjukan dengan mempertemukan kepada dia, bukan
sebaliknya.....saya menunjukan ke dia tentang Pak Hud. Saya cuma mau kasi tau
Bhikkhu ini adalah bhikkhu dhutangga dan jarang orang mengenalnya. Dan adalah
hal yg kurang lazim dan tidak hormat dan saya sendiri sungkan hanya gara2 anda
menantang lalu datang meminta dia kerumah bapak. Kalau Bapak mau berendah hati
silakan. kalau tidak ya tidak apa-apa seperti yg saya katakan sebelumnya, no
obligation. Saya jamin jika anda ingin maka pembuktiannya tertutup dan beberapa
saksi saja, boleh dari pihak MMD dan juga dari pihak yg kontra...Itu saja yg
saya sampaikan...Pembuktian ini adalah bukan sekedar perdebatan. Seperti
perkataan Sang Buddha yaitu EHIPASIKO, datang, lihat dan buktikan. Ini saja yg
bisa saya sampaikan.
>
> sekaligus menjawab saudara suchamda, saya rasa tidak perlu bertemu Pak Hud
sebelum ada komitmen beliau. Kalau Pak Hud bersedia, saya juga pasti mengundang
Anda. Jadi tenang saja.
>
> Salam sejahtera bagi Anda semua.

Hudoyo says:
Mas Perkedel, Anda ini kok membolak-balik permasalahan. ... Yang mulai
menawarkan kan Anda dulu: "Nanti kalau ditunjukan orang yg sudah melihat ASAVA,
akan ada alasan apa lagi ya....?"

Saya sendiri tidak butuh ketemu Bhikkhu Anda itu, kok.

Salam,
Hudoyo

Mas Perkedel, Anda ini kok membolak-balik permasalahan. ... Yang mulai
menawarkan kan Anda dulu: "Nanti kalau ditunjukan orang yg sudah melihat ASAVA,
akan ada alasan apa lagi ya....?"

Saya sendiri tidak butuh ketemu Bhikkhu Anda itu, kok.

Salam,
Hudoyo



Perkedel says:


Perkedel says : Nanti kalau ditunjukan orang yg sudah melihat ASAVA, akan ada
alasan apa lagi ya

Hudoyo says : "Coba tunjukkan, siapa orangnya. Nanti akan saya tunjukkan
bahwa yang dilihatnya bukan asava.

Baca pernyataan saya baik2 diatas artinya alasan apa lagi yg akan muncul JIKA
memang telah ditunjukan orangnya. Ini artinya saya hanya sekedar mengomentari.
Beda kalau pertanyaan saya " Bapak mau saya tunjukan orang yg sudah melihat
asava?" nah kalau saya bertanya begini maka baru artinya saya menawarkan.
Silakan pemirsa melihat jawaban Pak Hudoyo. Baiklah pak Hud saya pun tidak akan
berpolemik ttg masalah ini dengan Anda, yg pasti sudah jelas bahwa ASAVA bisa
dilihat, kalau Anda mengatakan tidak bisa, tidak masalah. Saya hanya ingin
menegaskan ada suatu perbandingan Nyata dalam Praktek MMD dan praktek meditasi
Vipasanna sesungguhnya. Anda baru taraf merasakan. Tetapi ada yg melihatnya
lebih dari sekedar merasakan asava. Jadi bagi saya adalah wajar jika bapak
mengatakan demikian.

Ok lah kalau Anda tidak butuh..he..he. Jadi saya tidak repot2 lagi.
Biar pemirsa yg menilai. Seorang ilmuwan Dhamma sepatutnya menyelesaikan dilema
sampai tuntas kalau perlu sampai ke nara sumbernya lsg. Memang berbeda orang2
jaman Sang Buddha dan jaman sekarang dalam mengklarifikasi kebenaran Dhamma.

Saya rasa cukup disini saja. diskusi kita. Smoga bapak berbahagia selalu.

-----------------------------------------------------------------
Charles ben:

Anumodana....Bro perkedel8888...

Salam Metta,

Charles Ben...


[at]  Bond: Anumodana atas postingannya. Kelanjutannya gimana nih? Seperti petir menyambar-nyambar di siang hari bolong, tapi gak ada hujan. PH: darrr...derrr...dorrrr....tapi 'hujan' nya ditunggu-tunggu gak turun-turun juga!

markosprawira

Quote from: morpheus on 13 August 2009, 02:30:24 PM
wah, informasi di sini kurang jujur dan gak seimbang. jawabannya disembunyiin. sampe ad hominem dibawa2.
supaya seimbang, saya copy paste juga ah.

---

--- In samaggiphala [at] yahoogroups.com, MARKOSPRAWIRA <markosprawira [at] ...> wrote:
>
> Saya tidak menghilangkan apapun dari mularipayaya, silahkan lihat kembali
> pernyataan saya dibawah :
>
> Misal pada tanah, tidak menganggap tanah sebagai yg kekal yg kekal
> (eternalis) -> #2,
======================================
HUDOYO:
Haha ... Anda semakin amburadul!
Dalam Mulapariyaya-sutta, langkah #2 tidak bicara tentang 'eternalisme'.

Yang tertulis sebagai langkah #2 dalam Mulapariyaya-sutta adalah:

#2 "Pa.thavi.m na ma~n~nati" - IA TIDAK MENGKONSEPSIKAN TANAH.
(Tidak ada masalah 'eternalisme' di sini.)

***

MARKOSPRAWIRA:
> pun sebaliknya jangan berkonsep tidak ada tanah (nihilisme) -> #3
======================================
HUDOYO:
Hehe ... semakin melenceng Anda!
Dalam Mulapariyaya-sutta, langkah #3 tidak bicara tentang 'nihilisme'.

Yang tertuilis sebagai langkah #3 dalam Mulapariyaya-sutta adalah:

#3 "Pa.thaviyaa na ma~n~nati" - IA TIDAK MENGKONSEPSIKAN [DIRINYA] DI DALAM TANAH.

***

MARKOSPRAWIRA:
> kalau anda mau, saya akan quote yg lengkapnya yaitu :
>
> (3)- berhenti mengkonsepsikan [dirinya sebagai] tanah
> (4)- berhenti mengkognisasikan [dirinya terpisah dari] tanah
> (5)- berhenti menganggap tanah sebagai "milikku"
> (6)- tidak bersukacita di dalam konsepsi tanah
====================================
HUDOYO:
Tetap saja, langkah #2 tidak Anda masukkan!

MARKOSPRAWIRA:
> Disitu jelas bhw saya salah mengetik angka semata dimana seharusnya
> (2) berhenti mengkonsepsikan tanah sebagai tanah
====================================
HUDOYO:
Lho, di atas Anda bicara tentang ETERNALISME:
"Misal pada tanah, tidak menganggap tanah sebagai yg kekal yg kekal
> (eternalis) -> #2,"

Sekarang, Anda mengutip begitu saja langkah #2 dari Mulapariyaya-sutta (entah Anda mengerti atau tidak mengerti maksudnya). Dengan membawa-bawa ETERNALISME dan NIHILISME ke dalam sutta ini, tampak jelas bahwa Anda bukan "salah mengetik angka semata", melainkan ANDA TIDAK MEMAHAMI SAMA SEKALI MAKNA MULAPARIYAYA-SUTTA.

Anda bukan saja tidak memahami makna Mulapariyaya-sutta, tetapi dalam satu posting saja Anda telah mencla-mencle (di atas berkata 'A' di bawah berkata 'B') dan berkeras tidak mengakui ke-MOHA-an Anda!

***

MARKOSPRAWIRA:
>
> sehingga menjadi
> 2. Pathavim Abhinnaya
> berhenti mengkonsepsikan [dirinya sebagai] tanah
> 3. Pathavim Na Mannati
> berhenti mengkognisasikan [dirinya terpisah dari] tanah
> 4. Pathavim Na Meti Mannati
> berhenti menganggap tanah sebagai "milikku"
> 5. Pathavim Na Abhinandati
> tidak bersukacita di dalam konsepsi tanah
>
================================
HUDOYO:
Inilah PUNCAK KEAMBURADULAN pemahaman Anda terhadap Mulapariyaya-sutta!
Urutan nomor langkahnya saja sudah salah-salah, apalagi isinya.

Berikut ini adalah kutipan & terjemahan yang betul dari Mulapariyaya-sutta.

(1) "Pa.thavi.m pa.thavito abhijaanaati." ("Ia melihat langsung tanah sebagai tanah.")
(2) "(Pa.thavi.m pa.thavito abhi~n~naaya), pa.thavi.m na ma~n~nati." ("(Setelah melihat langsung tanah sebagai tanah), ia tidak mengkonsepsikan tanah.")
(3) "Pa.thaviya na ma~n~nati." ("Ia tidak mengkonsepsikan dirinya di dalam tanah.")
(4) "Pa.thavito na ma~n~nati." ("Ia tidak mengkonsepsikan dirinya terpisah dari tanah.")
(5) "Pa.thavi.m me' ti na ma~n~nati." ("Ia tidak mengkonsepsikan, 'Tanah untukku'.")
(6) "Pa.thavi.m naabhinandati." ("Ia tidak bersenang hati dengan tanah.")
(terjemahan: Bhikkhu Bodhi)

Jadi, dalam "versi" Mulapariyaya-sutta Anda, langkah #2 itu tetap salah! Seharusnya: "Pa.thavi.m na ma~n~nati" - "IA TIDAK MENGKONSEPSIKAN TANAH." (Di sini tidak ada kaitan sama sekali dengan 'eternalisme' atau 'nihilisme' seperti Anda pahami secara salah!)


MARKOSPRAWIRA:
> Saya tidak menutupi apapun, jadi tolonglah dibaca dulu postingan orang lain
> dengan seksama sebelum menuduh macam2
===============================
HUDOYO;
Anda mungkin tidak menutupi apa pun; Anda hanya tidak mengerti apa yang Anda tulis. :D

*****

MARKOSPRAWIRA:
>
> Sebaliknya anda yg dengan jelas menghilangkan bagian dimana *anda
> menyebutkan CITTA = BATIN.... padahal BATIN = NAMA, sedangkan Citta adalah
> bagian dari NAMA*
==============================
HUDOYO:
Oh, sampai sekarang saya tetap berpegang 'citta' = 'batin'. :) :)

Anda, sebagai "pakar" Abhidhamma, tentu mengikuti pengertian 'citta' sebagai 'bagian dari NAMA' --yang terdiri dari 'citta', 'cetasika' & 'nibbana', kalau tidak salah. Saya sudah lama meninggalkan ajaran Abhidhamma (yang dulu pernah saya hafalkan), karena saya anggap bukan berasal dari Sang Buddha.

Di sini saya menggunakan pengertian 'citta' dari Sutta Pitaka, yang mempunyai pengertian jauh lebih luas daripada 'citta' yang ada di Abhidhamma. Di dalam Sutta Pitaka, 'citta' dimaknai tumpang tindih (overlapping) dengan 'nama', yang berarti 'keadaan batin' secara keseluruhan.

Di dalam Sutta Pitaka, 'citta', 'mano' & 'vinnana' sering digunakan secara tumpang tindih. 'Citta' mengacu pada 'mindset' atau 'keadaan batin' seseorang. 'Citta' digunakan untuk mengacu pada kualitas batin secara keseluruhan. 'Citta' bukanlah suatu entitas atau suatu proses; mungkin itulah alasan mengapa 'citta' bukan termasuk salah satu 'khandha', dan tidak termasuk rumusan paticca-samuppada.

Seseorang mengalami banyak 'keadaan batin' ('citta') yang berbeda; di dalam M.II.27 ditanyakan: "Citta yang mana? Oleh karena citta itu banyak, beraneka ragam, dan berbeda-beda." Secara umum dapat dikatakan, seseorang hidup dengan suatu kumpulan 'mindset' yang berubah-ubah, dan beberapa di antaranya akan terjadi secara teratur.

Mengenai 'kehendak', terdapat kemiripan antara 'vinnana' dan 'citta'; keduanya berkaitan dengan kondisi kualitatif dari seorang manusia. 'Vinnana' memberikan 'kesadaran' (awareness) dan kontinuitas yang dengan itu kita mengetahui kondisi moral kita, dan 'citta' adalah abstraksi yang mewakili kondisi itu. Dengan demikian 'citta' erat kaitannya dengan 'kehendak'; hubungan ini juga tampak secara etimologis, oleh karena 'citta' berasal dari akar verbal yang sama dalam bahasa Pali dengan kata aktif yang berarti "menghendaki" (cetana). 'Citta' juga mencerminkan kondisi/kemajuan kognitif kita.

'Citta' sebagai 'mindset' bisa 'mengkerut' (artinya tidak bisa berfungsi), "teralihkan", "menjadi besar", "tenang", atau kebalikan dari sifat-sifat itu (M.I.59). 'Citta' dapat didominasi oleh emosi tertentu, sehingga bisa merasa "takut", "terpukau", atau "tenang". 'Citta' dapat dikuasai oleh kesan-kesan yang enak maupun tak enak (M.I.423). Sejumlah keadaan yang dipenuhi emosi negatif dapat berkaitan dengan 'citta', atau 'citta' bisa bebas dari keadaan-keadaan itu, jadi penting untuk mengembangkan atau memurnikan citta. "Untuk waktu lama citta ini telah terkotori oleh kelekatan, kebencian, dan delusi. Karena cittanya terkotori, maka makhluk-makhluk terkotori; karena cittanya bersih, makhluk-makhluk bersih." (S.III.152).

Di dalam Anguttara Nikaya dikatakan: "Citta ini cemerlang, tetapi ia terkotori oleh kekotoran dari luar." (A.I.8-10) Ini tidak dimaksud menyatakan adanya "kemurnian asali"; oleh karena keadaan batin kita adalah suatu abstraksi, ada suatu kebastrakan di mana citta kita bisa dipandang sebagai murni pada prinsipnya. Seperti sebuah kolam air dapat dibayangkan pada prinsipnya mempunyai permukaan tenang yang kemudian menunjukkan riak-riak dan kekeruhan, begitu pula keadaan batin kita dapat dibayangkan pada prinsipnya cemerlang (seperti di dalam jhana) tetapi menunjukkan semua kegiatan batiniah.

Mencapai 'citta' yang murni sama artinya dengan mencapai pencerahan yang membebaskan. Ini menunjukkan bahwa keadaan batin orang yang bebas tidak memantulkan kegelapan atau kekotoran. Oleh karena hal-hal itu mewakili keterbelengguan, ketiadaannya digambarkan sebagai kebebasan.
[Diringkas dari: Wikipedia]

Dari uraian panjang lebar tentang pemakaian kata 'citta' di dalam Sutta Pitaka ini, tidak salahlah kalau saya menerjemahkan 'citta' dengan 'batin'. Pengertian ini jauh lebih luas daripada pengertian 'citta' di dalam Abhidhamma.

Para bhikkhu hutan di Thailand Utara, mereka sering menggunakan kata 'citta' untuk mengacu pada 'batin' secara keseluruhan (bukan 'citta' dari Abhidhamma, yang bersifat sangat teknis, berbeda dengan cetasika, dengan nibbana dsb). Ini dapat dilihat dalam khotbah-khotbah Ajahn Mahabuwa, Ajahn Man dsb. Sering kali mereka menggambarkan 'citta' yang "murni", "cemerlang" dan "abadi", sehingga Ajahn Mahabuwa, misalnya, sering dikritik mengajarkan 'eternalisme'. Padahal yang beliau ajarkan adalah pengalaman meditasi, yang sudah dipaparkan oleh Sang Buddha dalam Udana 8.3.

Demikianlah Sdr Markosprawira, silakan saja kalau Anda mau membatasi pemahaman Anda tentang citta pada pengertian dalam Abhidhamma, tapi sadarilah bahwa 'citta' mempunyai pengertian yang jauh lebih luas dalam Sutta Pitaka!

*****

MARKOSPRAWIRA:
>
> Apalagi dengan pernyataan anda : *Yang penting JANGAN BERBUAT KARMA BARU
> --entah karma baik entah karma buruk-- SEKARANG.*
> yang notabene justru sangat berlawanan sekali dengan *Ovada PAtimokkha dan
> Mapadana Sutta*, yang notabene merupakan *inti ajaran SEMUA Buddha*,
> dari *Buddha
> Vipasi sampai Buddha Gautama*
===============================
HUDOYO:
Di sini terlihat bahwa Anda mempertentangkan DUA KONTEKS dari ajaran Sang Buddha.

Ovada-patimokkha .("Jangan berbuat kejahatan: Perbanyak kebaikan: Sucikan hati & pikiran") adalah ajaran di LEVEL PIKIRAN, di mana terdapat DUALITAS (baik/buruk, boleh/tidak boleh dsb), dan tersirat adanya DIRI, yang harus membuat pilihan moralistik di dalam meniti hidupnya, yang hasilnya akan diterimanya sesuai dengan HUKUM KARMA.

Di lain pihak, ajaran VIPASSANA, sebagaimana terkandung dalam Mulapariyaya-sutta & Bahiya-sutta, MENGATASI LEVEL PIKIRAN, sehingga dengan demikian MENGATASI DUALITAS baik/buruk, kusala/akusala, dab, dan MENGATASI DIRI & MENGATASI HUKUM KARMA. Ini jelas dengan ajaran Sang Buddha "Ketika mencerap apa saja 'yang dikenal' (vinnatam), jangan sampai muncul konsepsi tentang 'yang dikenal', jangan sampai timbul aku, yang ingin memiliki 'yang dikenal' & bersenang hati dengan 'yang dikenal'. " (Mulapariyaya-sutta) "Kalau kamu bisa berada di situ, maka KAMU TIDAK ADA LAGI. Itulah, hanya itulah, akhir dukkha (nibbana)." (Bahiya-sutta)

:"Kesenangan adalah akar dari penderitaan." ("Nandi dukkhassa muulan'ti") [Buddha Gotama dalam Mulapariyaya-sutta]

Kebenaran vipassana ini tidak mungkin dipahami oleh Markosprawira kalau ia bukan pemeditasi vipassana!

*****
MARKOSPRAWIRA:
>
> Dengan 2 kekeliruan fatal diatas, saya tidak akan melanjutkan diskusi dengan
> anda
================================
HUDOYO:
Kekeliruan fatal? ... Fatal buat siapa? ... Buat Anda, kali. :D

Demikianlah sdr Markosprawira, semoga posting ini menyadarkan Anda akan adanya Dhamma yang jauh lebih luas daripada yang Anda pelajari dalam lingkungan tembok sempit Abhidhamma Pitaka.

Salam,
Hudoyo

Ini sekalian saya lengkapi, bro.......... biar jelas juntrungannya kaya apa...... buat yg meragukan bisa lihat di tanggalnya bhw saya reply tgl 12 utk postingan PG tgl 11

Berikut email yg terakhir saya post tapi ga dimasukkan oleh bro morpheus........  :))

QuoteOn 8/12/09, markos prawira <markosprawira [at] gmail.com> wrote:

Pak Hud ini sungguh lucu.... Sekarang anda menyebut diri berpegang pada Sutta Pitaka.... semakin lucu saja karena bukankah seharusnya anda "tidak ada konsep"?

Apalagi dengan menyebut kehendak yg berbeda pada vinnana dan citta padahal sesungguhnya 2 hal itu sudah jelas merupakan hal yg sama secara Khandha

Anda tanya ke anak sekolahan saja, mereka sudah tahu bhw vinnana khandha yg notabene merupakan citta, itu adalah bagian dari Nama atau batin, bukan bagian yg terpisah

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Seseorang mengalami banyak 'keadaan batin' ('citta') yang berbeda; di dalam M.II.27 ditanyakan: "Citta yang mana? Oleh karena citta itu banyak, beraneka ragam, dan berbeda-beda." Secara umum dapat dikatakan, seseorang hidup dengan suatu kumpulan 'mindset' yang berubah-ubah, dan beberapa di antaranya akan terjadi secara teratur.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pernyataan diatas sudah jelas merujuk pada Kicca Citta atau Fungsi Citta yg berjumlah 14, tapi bukan berarti ada citta yang berbeda, hanya FUNGSInya saja

Wajar kesalah pahaman anda muncul seperti merujuk Vitakka sebagai salah satu jenis pikiran yg notabene merupakan cetasika atau faktor pembentuk batin

Dan wajar juga anda menolak Abhidhamma, karena ternyata apa yg menjadi konsep anda, yg dirujuk dari Jiddu runtuh saat dipadukan dengan teori abhidhamma

Bahkan dengan sutta saja seperti Ovada Patimokha dan Mahapadana Sutta, yg berisikan INTI ajaran Buddha,  menurut anda mempunyai  konteks yang berbeda dengan vipassana (versi anda tentunya)
Padahal hasil dari sucikan batin tentunya adalah batin yg suci, yaitu para ariya puggala, TIDAK ADA PERTENTANGAN satu dengan lainnya
Hal ini bisa kita lihat dari berbagai sayadaw, ahli meditasi yang berdasar pengalaman mereka, justru semakin menguatkan kesesuaian antara berbagai pitaka dalam Tipitaka, bukannya justru menolaknya

Silahkan Anda menyebut saya Moha, yg mana saya akui bhw saya masih banyak moha, namun untuk pernyataan diatas, sangat jelas menunjukkan apa yg anda sebut Krishnamurti - Vipassana anda tidak selaras dengan Tipitaka secara keseluruhan
Bahkan merujuk pada wikipedia padahal pengertian citta sudah jelas jika kita kembali pada Tipitaka secara keseluruhan, bukan cuma mengambil sebagian sutta saja

Kalau pengertian anda mengenai Pikiran itu saja campur aduk dari berbagai sumber, sangat wajar jika anda banyak mempertanyakan sutta
Yang lebih aneh lagi, anda tidak mempertanyakan Wikipedia dan sebaliknya malahan mempertanyakan sutta dan abhidhamma?

Sungguh aneh

End of discussion


Ini udah komentar terakhir loh........cukup fair utk bro morpheus?  :D

markosprawira

Quote from: morpheus on 13 August 2009, 03:46:33 PM
berulang kali di sini dibicarakan mengenai perilaku, sikap ataupun perbuatan (dalam hal ini tulisan).

sadarkah kita bahwa kita gak akan bisa mengetahui isi hati sesungguhnya hanya dengan membaca tulisan?
kalo sekadar menilai perbuatan / kata dari satu dimensi saja, seorang dokter bedah yg membelah perut terlihat sama dengan seorang pembunuh serial yg juga membelah perut. bisakah kita menilai niat seseorang dari satu dimensi perbuatan saja? bisakah menilai ego seseorang dengan melihat perbuatan saja?

sebuah fakta bahwa di forum ini ada impresi yg berbeda terhadap tulisan yg sama.
sadarkah kita kenapa sebuah tulisan bisa memberikan impresi yg berbeda pada pembaca2nya?
ada pembaca yg merasa biasa2 aja, ada yg merasa ini tingkah laku edan dan ada yg mendapat manfaat...
pernahkah terpikir, mungkin bukan tulisannya, melainkan kondisi batin pembacanya...

bicara masalah ribut. apa itu yg sedang ribut?
tulisannya yg ribut, penulisnya ribut ataukah batin pembacanya yg ribut?


Lalu?

jadi kalau meditator boleh memaki2, boleh bilang ini dhamma tapi itu bukan dhamma?

Tapi kalau member disini, menyindir aja udah dikomentarin macem2?
bahkan sampai ad hominem segala? tapi kalau si meditator yg memaki MOHA, itu menjadi benar?

Terus kalo si meditator meng-cut sesuai kemauan, itu oke aja
tapi kalau member yg mengcut, dibilang informasi disini kurang jujur?

Pls liat juga lah, kalau identitas disindir aja, beliau langsung bilang mendiskreditkan
tapi jadi sah2 aja kalau itu dilakukan beliau

please be fair lah bro........

ryu

QuoteKalau pengertian anda mengenai Pikiran itu saja campur aduk dari berbagai sumber, sangat wajar jika anda banyak mempertanyakan sutta
Yang lebih aneh lagi, anda tidak mempertanyakan Wikipedia dan sebaliknya malahan mempertanyakan sutta dan abhidhamma?

Sungguh aneh
karena wiki lebih hebat dari tipitaka kakakakakakak =)) =)) =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

Quote from: markosprawira on 13 August 2009, 05:59:24 PM
Quote from: morpheus on 13 August 2009, 03:46:33 PM
berulang kali di sini dibicarakan mengenai perilaku, sikap ataupun perbuatan (dalam hal ini tulisan).

sadarkah kita bahwa kita gak akan bisa mengetahui isi hati sesungguhnya hanya dengan membaca tulisan?
kalo sekadar menilai perbuatan / kata dari satu dimensi saja, seorang dokter bedah yg membelah perut terlihat sama dengan seorang pembunuh serial yg juga membelah perut. bisakah kita menilai niat seseorang dari satu dimensi perbuatan saja? bisakah menilai ego seseorang dengan melihat perbuatan saja?

sebuah fakta bahwa di forum ini ada impresi yg berbeda terhadap tulisan yg sama.
sadarkah kita kenapa sebuah tulisan bisa memberikan impresi yg berbeda pada pembaca2nya?
ada pembaca yg merasa biasa2 aja, ada yg merasa ini tingkah laku edan dan ada yg mendapat manfaat...
pernahkah terpikir, mungkin bukan tulisannya, melainkan kondisi batin pembacanya...

bicara masalah ribut. apa itu yg sedang ribut?
tulisannya yg ribut, penulisnya ribut ataukah batin pembacanya yg ribut?


Lalu?

jadi kalau meditator boleh memaki2, boleh bilang ini dhamma tapi itu bukan dhamma?

Tapi kalau member disini, menyindir aja udah dikomentarin macem2?
bahkan sampai ad hominem segala? tapi kalau si meditator yg memaki MOHA, itu menjadi benar?

Terus kalo si meditator meng-cut sesuai kemauan, itu oke aja
tapi kalau member yg mengcut, dibilang informasi disini kurang jujur?

Pls liat juga lah, kalau identitas disindir aja, beliau langsung bilang mendiskreditkan
tapi jadi sah2 aja kalau itu dilakukan beliau

please be fair lah bro........
sebenarnya karena ada AKU/PIKIRAN yang tidak berhenti =)) =)) =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

J.W

Quote from: ryu on 13 August 2009, 06:03:54 PM
QuoteKalau pengertian anda mengenai Pikiran itu saja campur aduk dari berbagai sumber, sangat wajar jika anda banyak mempertanyakan sutta
Yang lebih aneh lagi, anda tidak mempertanyakan Wikipedia dan sebaliknya malahan mempertanyakan sutta dan abhidhamma?


Sungguh aneh
karena wiki lebih hebat dari tipitaka kakakakakakak =)) =)) =))

:o

Tuh statement dari siapa bro ???

bond

#398
Quote
HUDOYO:
Sekali lagi, yang merasa bisa melihat ASAVA hanyalah melihat bentukan
pikirannya sendiri.

***
perkedel says:
> Ok lah kalau Anda tidak butuh..he..he. Jadi saya tidak repot2 lagi.
> Biar pemirsa yg menilai. Seorang ilmuwan Dhamma sepatutnya
menyelesaikan dilema sampai tuntas kalau perlu sampai ke nara sumbernya lsg.
Memang berbeda orang2 jaman Sang Buddha dan jaman sekarang dalam mengklarifikasi
kebenaran Dhamma.
================================
HUDOYO:
Pada zaman sekarang ini TIDAK ADA LAGI NARASUMBER DHAMMA. Seseorang yang
berjubah kuning, yang terlihat bermeditasi, tidak serta merta menjadi narasumber
Dhamma, seberapa hebat pun meditasinya.

Sang Buddha mewariskan kepada kita Kalama-sutta.

http://groups.yahoo.com/group/samaggiphala/message/74262

[at] anatta :

Kelanjutannya seperti yg saya quote diatas, terlalu banyak alasan. Bahkan menanggap tidak ada lagi nara sumber dhamma. Jadi pantas pandangannya semakin hari semakin kacau. Ini yg disebut dengan Dhamma yg pecah. Tapi mo diapakan....doakan saja agar ia sadar dan kembali ke jalan yg benar. amin
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

ryu

Seorang yg berjubah kuning sj tdk bs jadi acuan kehebatan meditasinya apa lagi seseorang yg ngaku2 pewaris asli sang guru tapi kelakuannya tidak mencerminkan kakakakakak
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Anatta

Re: Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!

Pak Hudoyo yang baik,

Benarkah demikian Pak Hud, apakah Anda benar-benar ingin menemuinya dan
membuktikannya tulus demi kebenaran Dhamma? lalu didiskusikan dengan yg
bersangkutan agar informasinya objektif daripada saya..dan kita cukup sebagai
pendengar....

Kalau boleh tau bagaimana cara Anda menunujukkannya , apakah melalui milis dan
forum? kalau melalui milis dan forum, jelas saya tolak, karena tidak merujuk
pada praktek dan saya tidak mau menggunakan pemikiran saya mengenai pengalaman
orang itu langsung.

Yang pasti ia seorang Bhikkhu jadi sangat tidak mungkin ia ikut milis seperti
Bapak.

Ajakan saya ini bukan suatu kewajiban dan bukan untuk konsumsi perdebatan
seperti dimilis tetapi pembuktian nyata, karena yang saya liat Anda sebagai
praktisi merasa yakin dengan apa yg dialami. Memang kita2 masih kurang
pengalaman. Oleh karena itu saya rujuk pada yg berpengalaman juga. Kalau Anda
setuju maka saya akan persiapkan pertemuan itu.Kalau tidak ya tidak mengapa
juga...he.he

Mettacittena
Perkedel
Re: Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!

Willibordus says :
wah deg-deg-an menunggu jawaban...


Gunadipos says:

Dug....dug......dug.....dug.....dug.......dug......
Benar Bro, aku juga lagi nunggu nich....
Jantung terasa berdetak lebih kuencang.....hehehhe...


HUDOYO SAYS :
Kalau mau, ajak beliau datang ke rumah saya.
=========================================================================================

Kalau saya menjadi Hudoyo, tentunya saya sebagai umat yang akan menemui anggota Sangha. Bukannya malah meminta anggota sangha untuk menemui saya........Hmmm dunia memang sudah jungkir balik! Eh dia umat Buddha gak sih?

Saya jadi teringat masa kanak-kanak, setiap kali ribut ama teman, saya akan selalu bilang: "Hey kamu, kalau  berani kesini!"....lalu teman saya juga bilang:"Kamu kalau emang berani kesini!"........Dasar dunia kanak-kanak. Hanya darrr...derrrr...dorrr saja, tapi gak ada 'realisasi'nya....Jaman emang udah berubah. Kakek-kakek pun menjadi seperti kanak-kanak. =)) =)) =))

Anumodana utk rekan Bond atas posting lamjutannya.

ryu

Quote from: Anatta on 13 August 2009, 08:43:18 PM
Re: Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!

Pak Hudoyo yang baik,

Benarkah demikian Pak Hud, apakah Anda benar-benar ingin menemuinya dan
membuktikannya tulus demi kebenaran Dhamma? lalu didiskusikan dengan yg
bersangkutan agar informasinya objektif daripada saya..dan kita cukup sebagai
pendengar....

Kalau boleh tau bagaimana cara Anda menunujukkannya , apakah melalui milis dan
forum? kalau melalui milis dan forum, jelas saya tolak, karena tidak merujuk
pada praktek dan saya tidak mau menggunakan pemikiran saya mengenai pengalaman
orang itu langsung.

Yang pasti ia seorang Bhikkhu jadi sangat tidak mungkin ia ikut milis seperti
Bapak.

Ajakan saya ini bukan suatu kewajiban dan bukan untuk konsumsi perdebatan
seperti dimilis tetapi pembuktian nyata, karena yang saya liat Anda sebagai
praktisi merasa yakin dengan apa yg dialami. Memang kita2 masih kurang
pengalaman. Oleh karena itu saya rujuk pada yg berpengalaman juga. Kalau Anda
setuju maka saya akan persiapkan pertemuan itu.Kalau tidak ya tidak mengapa
juga...he.he

Mettacittena
Perkedel
Re: Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!

Willibordus says :
wah deg-deg-an menunggu jawaban...


Gunadipos says:

Dug....dug......dug.....dug.....dug.......dug......
Benar Bro, aku juga lagi nunggu nich....
Jantung terasa berdetak lebih kuencang.....hehehhe...


HUDOYO SAYS :
Kalau mau, ajak beliau datang ke rumah saya.
=========================================================================================

Kalau saya menjadi Hudoyo, tentunya saya sebagai umat yang akan menemui anggota Sangha. Bukannya malah meminta anggota sangha untuk menemui saya........Hmmm dunia memang sudah jungkir balik! Eh dia umat Buddha gak sih?

Saya jadi teringat masa kanak-kanak, setiap kali ribut ama teman, saya akan selalu bilang: "Hey kamu, kalau  berani kesini!"....lalu teman saya juga bilang:"Kamu kalau emang berani kesini!"........Dasar dunia kanak-kanak. Hanya darrr...derrrr...dorrr saja, tapi gak ada 'realisasi'nya....Jaman emang udah berubah. Kakek-kakek pun menjadi seperti kanak-kanak. =)) =)) =))

Anumodana utk rekan Bond atas posting lamjutannya.
mana mau, AKU nya masih ada lho ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Anatta

HUDOYO:
Pada zaman sekarang ini TIDAK ADA LAGI NARASUMBER DHAMMA. Seseorang yang
berjubah kuning, yang terlihat bermeditasi, tidak serta merta menjadi narasumber
Dhamma, seberapa hebat pun meditasinya.
==========================================================================================
Hampir sulit dipercaya bahwa ucapan tsb. diatas keluar dari mulut seorang Pandita Buddhis. Inilah hasil nyata dari MMD (Mempertebal Moha dan Dosa). Eh, apakah yang memberi gelar Pandita ke dia tidak mengikuti sepak terjang Hudoyo ya?
Mohon kepada pengasuh forum DC untuk tidak menutup thread ini. Biarlah thread ini menjadi saksi sejarah buat generasi mendatang bahwa masih banyak umat-umat buddha yang berusaha menyadarkan Hudoyo. [-X [-X [-X

morpheus

Quote from: markosprawira on 13 August 2009, 05:50:44 PM
Ini udah komentar terakhir loh........cukup fair utk bro morpheus?  :D
saya gak liat yg ini, kalo gak pasti dimasukin. saya kira anda gak ngelanjutin beneran.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Hendra Susanto

Quote from: Anatta on 13 August 2009, 08:43:18 PM
Re: Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!

Pak Hudoyo yang baik,

Benarkah demikian Pak Hud, apakah Anda benar-benar ingin menemuinya dan
membuktikannya tulus demi kebenaran Dhamma? lalu didiskusikan dengan yg
bersangkutan agar informasinya objektif daripada saya..dan kita cukup sebagai
pendengar....

Kalau boleh tau bagaimana cara Anda menunujukkannya , apakah melalui milis dan
forum? kalau melalui milis dan forum, jelas saya tolak, karena tidak merujuk
pada praktek dan saya tidak mau menggunakan pemikiran saya mengenai pengalaman
orang itu langsung.

Yang pasti ia seorang Bhikkhu jadi sangat tidak mungkin ia ikut milis seperti
Bapak.

Ajakan saya ini bukan suatu kewajiban dan bukan untuk konsumsi perdebatan
seperti dimilis tetapi pembuktian nyata, karena yang saya liat Anda sebagai
praktisi merasa yakin dengan apa yg dialami. Memang kita2 masih kurang
pengalaman. Oleh karena itu saya rujuk pada yg berpengalaman juga. Kalau Anda
setuju maka saya akan persiapkan pertemuan itu.Kalau tidak ya tidak mengapa
juga...he.he

Mettacittena
Perkedel
Re: Untuk Fabian - Anda cuma berteori melulu!

Willibordus says :
wah deg-deg-an menunggu jawaban...


Gunadipos says:

Dug....dug......dug.....dug.....dug.......dug......
Benar Bro, aku juga lagi nunggu nich....
Jantung terasa berdetak lebih kuencang.....hehehhe...


HUDOYO SAYS :
Kalau mau, ajak beliau datang ke rumah saya.
=========================================================================================

Kalau saya menjadi Hudoyo, tentunya saya sebagai umat yang akan menemui anggota Sangha. Bukannya malah meminta anggota sangha untuk menemui saya........Hmmm dunia memang sudah jungkir balik! Eh dia umat Buddha gak sih?

Saya jadi teringat masa kanak-kanak, setiap kali ribut ama teman, saya akan selalu bilang: "Hey kamu, kalau  berani kesini!"....lalu teman saya juga bilang:"Kamu kalau emang berani kesini!"........Dasar dunia kanak-kanak. Hanya darrr...derrrr...dorrr saja, tapi gak ada 'realisasi'nya....Jaman emang udah berubah. Kakek-kakek pun menjadi seperti kanak-kanak. =)) =)) =))

Anumodana utk rekan Bond atas posting lamjutannya.

:)) :))

dengar2 sich makin tua makin kayak anak kecil...