Quote from: pengemis on 17 September 2011, 09:50:42 PM
mencapai kondisi hilangnya pikiran demi mencari kejernihan...
maksud nya apa ini ? Pikiran hilang lalu jernih ?
This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.
Show posts MenuQuote from: pengemis on 17 September 2011, 09:50:42 PM
mencapai kondisi hilangnya pikiran demi mencari kejernihan...
Quote from: The Ronald on 05 October 2011, 07:05:19 PM
diri sendiri lah yg mengawasi panca khanda....ingat kata diri ini adalah kata awam..
Quote from: dato' tono on 05 October 2011, 07:35:11 PM
tidak ada jaminan bagi mereka yg cm mengetahui tentang anatta bs lebih mengendalikan diri, tapi ada jaminan bagi mereka yg memahami dan menyadari konsep anatta bs mengendalikan diri.
justru jika seseorang menyakini bahwa segala sesuatu adalah milik tuhan, maka apa yg perlu di kendalikan ? toh semua telah ditentukan/telah diatur, belum lagi dengan ada nya konsep penghapusan/penebusan/pengampunan dosa/perbuatan salah, seseorang akan lebih merasa bebas melakukan apa pun...
memang banyak orang buddhist yg kalah pengendalikan diri nya dibanding umat agama lain, karena mereka tidak memahami dhamma, apalagi anatta... namun dato' menemukan lebih banyak lagi umat agama lain yg tidak bisa mengendalikan diri nya... karena ada nya konsep mengkambing hitamkan seseuatu yg buruk demi menutupi prilaku yg tidak benar dan merasa aman dengan konsep penghapusan/penebusan/pengampunan dosa, toh perbuatan buruk apa pun yg dilakukan jg tidak akan berarti karena merasa telah diselamatkan sebagai efek dr kata "percaya"...
?
Quote from: suwarto8116f on 04 October 2011, 11:17:56 PM
Penghidupan Salah
Seorang bhikkhu tidak diperbolehkan untuk mempraktekkan ilmu membaca garis tangan dan meramal nasib; untuk meramal cuaca, gangguan-gangguan, wabah; menginterpretasikan tanda-tanda dan petanda lainnya; untuk menentukan apakah lokasi untuk bangunan yang diusulkan memiliki keberuntungannya atau tidak; mempraktekkan ilmu gaib; bertindak sebagai dokter, terkecuali kepada sanak keluarga dan kenalan dekat.
Penjelasan yang lebih merinci diberikan di beberapa Sutta Digha Nikāya, misalnya Sāmaññaphala Sutta dan Ambaṭṭha Sutta
source : http://dhammacitta.org/dcpedia/Peraturan_Kedisiplinan_Bhikkhu:_Panduan_Bagi_Umat_Awam_%28Dhammavuddho%29#cite_ref-10
Quote from: will_i_am on 04 October 2011, 03:29:09 PM
pikiran dilatih untuk tenang dengan berlandaskan anatta juga...
misalnya kita dihina oleh orang, maka kita juga berpikir "dia sedang menghina panca khandha(ku), tidak seharusnya aku menjadi marah, karena ia bukan menghina apa yang menjadi milikku (panca khandha)"
Quote from: dato' tono on 04 October 2011, 10:10:09 AM
wah dato' kaga tertarik jd panglima laskar, dato' terobsesi jd anak tiri all-oh bapao, bs kah ente nobat kan dato' ?
dato' tunggu loh acara penobatan nya...
NB. tidak ada kata2 lg untuk menghadapi tipe orang sperti ini, tp dato' suka bermain2 ma orang model gini, seru...
Quote from: dato' tono on 04 October 2011, 09:42:35 AM
anda sih tidak hebat dalam hal caci maki, tp anda hebat dalam bermunafik... btul ?
mengenai caci maki, jk sy menguraikan kebobrokan si brewok apa adanya, apakah itu dikategorikan sebagai penghinaan/pelecehan/caci maki ?
jika sy katakan kitab sakti all kitob itu ada esek2 yg porno baik untuk dibaca oleh kaum muda kanesten, apakah itu sy memfitnah/caci maki ?
please deh ah... sy berbicara dengan bukti, sy pahami apa yg sy katakan krn sy pernah mempelajari sebelumnya, sy mengutip tanpa menambahkan kata2, berbeda seperti yg dilakukan oleh para kanesten pengikut brewok yg pandai berbohong/berdusta/menyetan2kan/memvonis sesat terhadap penganut agama lain selain agama kanesten...
jd siapa yg patut malu dan dicela ? anda sebagai penganut kanesten ato dato' sebagai cecunguk sejati anak tiri all-ah bapao ?
Quote from: johan3000 on 03 October 2011, 12:08:54 PM
tidak bisa ditiadakan, tapi paling tidak udah menguranginnya...
pertanyaannya adalah perbuatan apa yg bisa melunasin semua karma2 lampau ? bro Indra ? ada tips nya? atau tanya peramal lagi ?
Quote from: dato' tono on 03 October 2011, 04:13:11 PMJustru menurut saya diantara semua hanya kak Dato yang Buddhis sejati , sebab keberanian dan kata katanya mencerminkan kebenaran Dhamma agung nan tak terkatakan, inilah pencerahan dalam Buddhisme sejati !
itu bkn maitri kalee... tu ajaran kasih-an dr gustri brewok, gatel liat orang klo ga nyembah gusti brewok, pengen mentabiskan (istilah kasar dr memandikan/membabtis) orang biar dijalan gusti brewok, tp bodo nya, kaga tau jln si brewok tu bener kaga, pkok-e trima wae, pkok-e bener dah, pkok-e kudu ngikut dah... pkok-e... pkok-e...
jiah, ini baru pandangan sesat krn terlalu ambisius n egois... mrasa makan coklat, karena ini itu, pkok-e percoyo... kaga tau padahal coklat itu adalah kotoran kucing (akibat kaga di nalar n buktikan)... trus maksa orang untuk ikut makan kotoran tersebut, klo kaga mau makan, muncul rasa gatel di sluruh badan untuk memaksa orang lain... nah, ini lah ajaran paling geblek berlandaskan percoyo...
Quote from: Sol Capoeira on 03 October 2011, 06:58:15 PM
[at] Lucky
Aye copas dari status FB temen aye...
"Kita tidak seharusnya menyerukan perang melawan "IBLIS". Karena ia yg berperang atas nama apapun untuk memerangi sesuatu yg ia anggap "IBLIS" sesungguhnya ia sendiri adalah "Sang Iblis",sebab ia diliputi oleh : KEMARAHAN/KEBENCIAN,KESERAKAHAN/NAFSU-INDRIYA,& KEGELAPAN BATIN...."
di Buddhism gk boleh perang...kalo "nyindir" ato "debat" masih boleh
Quote from: will_i_am on 03 October 2011, 02:17:07 PM
[at] lucky
seandainya ada orang dari agama lain yang mengajak anda masuk agama mereka dengan mengatakan bahwa agama buddha adalah agama yang amoral, karena menyembah berhala dan tidak punya tuhan, apakah anda akan mendengarkan perkataannya dan masuk agama mereka???
kalau anda benar2 ingin menyebarkan dhamma, sebarkanlah dengan cara yang baik, jangan dengan cara frontal dengan merendahkan agama mereka...
jangan karena anda seorang, citra buddhisme hancur di mata masyarakat..
kalau itu yang anda lakukan, kamma buruk anda malah akan lebih banyak lagi, sudah melecehkan agama orang, menghancurkan citra buddhisme pula..
Quote from: johan3000 on 04 October 2011, 05:10:19 AM
jadi anatta adalah tidak memiliki kemampuan** utk mengontrol perubahan dalam
jasmani, kematian dan pikiran.
(dimana selevel arahat telah dpt mengontrol pikirannya dgn baik.)
**hak sepenuhnya
thx bro Ronald atas wawasan dhammanya...
Quote from: The Ronald on 03 October 2011, 09:53:53 PM
Berlaku dunk..apa lagi secara jasmani.. Kan ada hubungan anatta, dukkha, dan anicca..
Secara jasmani.. Para Arahata.. Dpt mengalami derita fisik ( dukkha), ya krn bisa sakit bukan ga bisa sakit.. Klo arahata sakit yah dia berobat..krn dia tau memerintahkan fisik agar tidak sakit itu sia2.. Atau memerintahkan sakitnya sembuh adalah sia2 ..krn itu anatta ( klo arahata bisa sebuh hanya dgn pikiran..Buddha ga butuh tabib buat mengobatinya)
Arahata juga bisa menua.. Anatta juga..anicca juga..
Masih banyak bentuk anatta.. Bukan hanya sebatas pikiran saja...
Kita semua hidup dgn mempratekan anatta, anicca, dukkha.. Baik yg mengerti konsepnya, atau ga ngerti.. Baik yg sadar or ga sadar..
Hanya bagaimana reaksi kita.. Nah itulah salah satu perbedaan kualitas batin kita..
Quote from: will_i_am on 03 October 2011, 03:23:18 PM
nah, hal yang sama berlaku untuk diri kita...
milik siapakah diri ini??
kalau diri ini milik kita, kenapa kita tidak bisa menyuruh pikiran kita tenang saat kita gelisah?? kenapa kita tidak bisa menyuruh pikiran kita senang pada saat kita marah???
bukankah ini milik diri kita, maka seharusnya kita bisa melakukan papun yang kita mau terhadap diri kita, tetapi pada kenyataannya kita tidak bisa menyuruh pikiran ini tenang, atau menyuruhnya gembira...
berarti kesimpulannya diri ini bukanlah milik kita bukan???
nah, kalau diri ini bukan milik kita, maka baju yang kita pakai seharusnya juga sudah bukan menjadi milik kita... demikian anatta harusnya dipahami...