Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 11:34:57 AM

Title: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 11:34:57 AM
Apakah devadatta seorang vegetarian? Dan hidup sesuai dngan lima peraturan yg ia tetapkan?
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: markosprawira on 26 January 2010, 12:22:38 PM
kayaknya sih nti akan lebih banyak spekulasi, bro.......

tapi seharusnya sih, dengan abhinna yg udah dia kuasai, ga terlalu sulit utk menjalankan sila2 yg ketat sepert itu
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Tekkss Katsuo on 26 January 2010, 12:27:23 PM
kagak tao jg,,,,,,,,,,, ada sutta yg merujuk pada hal ini nga ya
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: gajeboh angek on 26 January 2010, 12:31:48 PM
gak jelas. tapi yang jelas tujuannya devadatta bukan karena welas asih. tapi karena ingin dianggap "lebih" dari Sang Buddha.
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 12:41:42 PM
Quote
Ini adalah bagian kutipan percakapan Sang Buddha dengan Bhikkhu Devadatta,
Saudara(Avuso) sekalian ucapan siapakah yang lebih mulia, Sang Tathagatta atau saya ?
Kata-kata akulah paling mulia, Demikianlah, Bhante, 1. para Bhikkhu selama hidupnya harus hidup di hutan (arannaka), 2. makan makanan pindapatta, 3. Menggunakan jubah yang dibuat dari sisa-sia kain pembungkus mayat atau kain-kain buangan (pamsukulika), 4. Berdiam di bawah pohon (rukkhamulika), 5. Tidak memakan ikan dan daging. Barang siapa yang mau terbebas dari penderitaan, marilah ikut bersama saya," Setelah berkata demikian Devadatta pergi.
.......................................  dan seterusnya .............................................

Sesudah kejadian ini, suatu hari Bhikkhu Devadatta kembali ingin menemui Buddha, terjadi percakapan sebagai berikut,
'Bhante, kami  mendengar bahwa Devadatta datang untuk menemui Yang Mulia"
" Wahai bhikkhu, ia tidak akan dapat menemuiKu lagi dalam kehidupan ini." (Dikatakan bahwa sejak saat bhikkhu-bhikkhu yang menyetujui 'panca vattu' atau lima tuntutan peraturan, maka mereka akan sulit menemui sang Buddha lagi).
Walaupun ia telah memasuki halaman Jetavana, ia tidak akan menemuiKu lagi.
Dan terakhir Devadatta mau berdiri, maka ia bangun, duduk di tepi tandu dan kaki akan dipijakkannya ke tanah, tetapi kakinya melesat masuk ke dalam tanah, sedikit demi sedikit ia terbenam dalam tanah, mulai tumit, kemudian lutut, pinggang, dada, lalu leher, tulang rahang dan sampai tak terlihat tertelan oleh Bumi, kemudian lahir di alam neraka Avici.

kalau brdasarkn dialog kisah ini, apakah ada yg tahu didapat dari sutta apa?

Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: FZ on 26 January 2010, 12:51:47 PM
Dan terakhir Devadatta mau berdiri, maka ia bangun, duduk di tepi tandu dan kaki akan dipijakkannya ke tanah, tetapi kakinya melesat masuk ke dalam tanah, sedikit demi sedikit ia terbenam dalam tanah, mulai tumit, kemudian lutut, pinggang, dada, lalu leher, tulang rahang dan sampai tak terlihat tertelan oleh Bumi, kemudian lahir di alam neraka Avici.


^
^
yang ini gw gak tahu suttanya, namun seingat yang saya pernah baca di buku Riwayat Buddha Gotama, Devadatta lagi sakit keras dan ingin bertemu Sang Buddha, makanya ditandu untuk menemui Sang Buddha. ketika kakinya menginjak tanah, langsung tenggelam dan masuk neraka Avici. Dan sebelumnya Devadatta juga pernah berusaha membunuh Sang Buddha dengan batu, sehingga dikatakan pecahan batu berhasil melukai kaki Sang Buddha. CMIIW



Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 12:52:59 PM
Apakah bhikkhu2 yg mengikut devadata,dan mengikuti lima peraturan devadatta,tidak dapat menemui Sang Budha lagi? apakh ada Suttanya?
Lalu, sebelum devadatta menetapkan lima peraturan, ia sudah berusaha beberapa kali mencelakai Buddha,tp tidak berhasil,kmudian ia ambil siasat lain "memecahbelah samgga' dgn mengajak lima ratus bhiku ikut dngannya" karna menetapkan 5 aturan yg nampaknya lebih hebat .
Apakah sebelum menetapkan 5 aturan ini,devadaata sudah lama menjalani hdup 5 aturan tsb,yaitu tinggal di hutan seumur hdup, pakai pakaian sisa kain mayat, tetap dibawah pohon, tidk makan daging dan ikan,hanya makan makanan pindapata,apakh sbelumnya ia memang dmikian? Bila iya,mengapa dia sering bersama seorng pangeran ajatasattu?

Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 01:07:27 PM
Apakah ada alasan gara2 devadatta seorang vegetarian, dia sampai punya niat jahat untk mencelakai buddha?Apakah gara2 dia vegetarian?Apakah benar dia orang vegetarian sebelum dia melukai sang Buddha?
Mana yg terlebih dulu, menetapkan aturan vegetarian dulu baru pergi melukai  buddha, atau setelah gagal mencelakai buddha, ia ambil siasat lain dngan menetapkan lima aturan?
Mengapa sering kali terjadi dimana umat Buddha suka memojokkan orang vegetarian dngan membawa2 bhikku penjilat lidah bernama devadatta? Apakah bhku penjilat lidah ini memang orang vegetarian, kalau ada sutta yg menyebutkan devadatta punya niat mencelakai budha gara2 dia orang vegetarian. Apakh dia memang vegetarian?Tolong suttanya.

Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Indra on 26 January 2010, 01:14:03 PM
saya pemakan daging, saya jadi mod di DC, apakah karena saya makan daging lantas saya jadi mod di DC,

alpukat, sesuatu yg tidak ada hubungannya tidak perlu dihubung2kan
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: FZ on 26 January 2010, 01:30:01 PM
vegetarian merupakan salah satu praktek cinta kasih

dari statement ditarik
- praktek cinta kasih tidak hanya vegetarian

dari statement ini lagi bisa direnungkan :
- apakah yang melaksanakan vegetarian pasti orang yang cinta kasih ? TIDAK
- apakah yang tidak melaksanakan vegetarian pasti orang yang tidak cinta kasih ? TIDAK

jadi misal Devadatta vegetarian, Devadatta ingin mencelakai Buddha, memecah belah Sangha bukanlah karena dia vegetarian, namun karena LDM

Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 02:04:24 PM
tq mod indra & mod forte, apa ada pndapat lain??
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 02:13:55 PM
Quote from: Forte on 26 January 2010, 01:30:01 PM
vegetarian merupakan salah satu praktek cinta kasih

dari statement ditarik
- praktek cinta kasih tidak hanya vegetarian

dari statement ini lagi bisa direnungkan :
- apakah yang melaksanakan vegetarian pasti orang yang cinta kasih ? TIDAK
- apakah yang tidak melaksanakan vegetarian pasti orang yang tidak cinta kasih ? TIDAK

kalau praktek cinta kasih,contohnya apa saja  dan apakah makan daging makhluk lain juga merupakan praktek cintakasih
??/\
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: adi lim on 26 January 2010, 02:28:09 PM
Quote from: Juice_alpukat on 26 January 2010, 12:41:42 PM
Quote
Ini adalah bagian kutipan percakapan Sang Buddha dengan Bhikkhu Devadatta,
Saudara(Avuso) sekalian ucapan siapakah yang lebih mulia, Sang Tathagatta atau saya ?
Kata-kata akulah paling mulia, Demikianlah, Bhante, 1. para Bhikkhu selama hidupnya harus hidup di hutan (arannaka), 2. makan makanan pindapatta, 3. Menggunakan jubah yang dibuat dari sisa-sia kain pembungkus mayat atau kain-kain buangan (pamsukulika), 4. Berdiam di bawah pohon (rukkhamulika), 5. Tidak memakan ikan dan daging. Barang siapa yang mau terbebas dari penderitaan, marilah ikut bersama saya," Setelah berkata demikian Devadatta pergi.
.......................................  dan seterusnya .............................................

Sesudah kejadian ini, suatu hari Bhikkhu Devadatta kembali ingin menemui Buddha, terjadi percakapan sebagai berikut,
'Bhante, kami  mendengar bahwa Devadatta datang untuk menemui Yang Mulia"
" Wahai bhikkhu, ia tidak akan dapat menemuiKu lagi dalam kehidupan ini." (Dikatakan bahwa sejak saat bhikkhu-bhikkhu yang menyetujui 'panca vattu' atau lima tuntutan peraturan, maka mereka akan sulit menemui sang Buddha lagi).
Walaupun ia telah memasuki halaman Jetavana, ia tidak akan menemuiKu lagi.
Dan terakhir Devadatta mau berdiri, maka ia bangun, duduk di tepi tandu dan kaki akan dipijakkannya ke tanah, tetapi kakinya melesat masuk ke dalam tanah, sedikit demi sedikit ia terbenam dalam tanah, mulai tumit, kemudian lutut, pinggang, dada, lalu leher, tulang rahang dan sampai tak terlihat tertelan oleh Bumi, kemudian lahir di alam neraka Avici.

kalau brdasarkn dialog kisah ini, apakah ada yg tahu didapat dari sutta apa?



Kutipan diatas dari Dhammapada Atthakata, Yamaka Vagga, Alih bahasa Bhikkhu Aggabhalo
Apakah ini termasuk Sutta atau bukan Sutta ? Bro Alpukat bisa tanya kepada mantan Bhikkhu Aggabalo sekarang yang bernama Bapak Wowor Cornelis. ;D, Beliau bisa menjawab.

Mengapa Bro Alpukat penasaran sekali dengan Bhikkhu Devadatta vegetarian harus dalam satu Sutta ?  :))
saya kira tidak penting bro Alpukat, yang ada saja dipahami. ^:)^
_/\_
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 02:45:35 PM
Quote from: adi lim on 26 January 2010, 02:28:09 PM
Quote from: Juice_alpukat on 26 January 2010, 12:41:42 PM
Quote
Ini adalah bagian kutipan percakapan Sang Buddha dengan Bhikkhu Devadatta,
Saudara(Avuso) sekalian ucapan siapakah yang lebih mulia, Sang Tathagatta atau saya ?
Kata-kata akulah paling mulia, Demikianlah, Bhante, 1. para Bhikkhu selama hidupnya harus hidup di hutan (arannaka), 2. makan makanan pindapatta, 3. Menggunakan jubah yang dibuat dari sisa-sia kain pembungkus mayat atau kain-kain buangan (pamsukulika), 4. Berdiam di bawah pohon (rukkhamulika), 5. Tidak memakan ikan dan daging. Barang siapa yang mau terbebas dari penderitaan, marilah ikut bersama saya," Setelah berkata demikian Devadatta pergi.
.......................................  dan seterusnya .............................................

Sesudah kejadian ini, suatu hari Bhikkhu Devadatta kembali ingin menemui Buddha, terjadi percakapan sebagai berikut,
'Bhante, kami  mendengar bahwa Devadatta datang untuk menemui Yang Mulia"
" Wahai bhikkhu, ia tidak akan dapat menemuiKu lagi dalam kehidupan ini." (Dikatakan bahwa sejak saat bhikkhu-bhikkhu yang menyetujui 'panca vattu' atau lima tuntutan peraturan, maka mereka akan sulit menemui sang Buddha lagi).
Walaupun ia telah memasuki halaman Jetavana, ia tidak akan menemuiKu lagi.
Dan terakhir Devadatta mau berdiri, maka ia bangun, duduk di tepi tandu dan kaki akan dipijakkannya ke tanah, tetapi kakinya melesat masuk ke dalam tanah, sedikit demi sedikit ia terbenam dalam tanah, mulai tumit, kemudian lutut, pinggang, dada, lalu leher, tulang rahang dan sampai tak terlihat tertelan oleh Bumi, kemudian lahir di alam neraka Avici.

kalau brdasarkn dialog kisah ini, apakah ada yg tahu didapat dari sutta apa?



Kutipan diatas dari Dhammapada Atthakata, Yamaka Vagga, Alih bahasa Bhikkhu Aggabhalo
Apakah ini termasuk Sutta atau bukan Sutta ? Bro Alpukat bisa tanya kepada mantan Bhikkhu Aggabalo sekarang yang bernama Bapak Wowor Cornelis. ;D, Beliau bisa menjawab.

Mengapa Bro Alpukat penasaran sekali dengan Bhikkhu Devadatta vegetarian harus dalam satu Sutta ?  :))
saya kira tidak penting bro Alpukat, yang ada saja dipahami. ^:)^
_/\_
oke lah lo begito, apakah menurutmu devadata punya niat mencelakai Budha gara2 dia adalah orang vegetarian? Benarkah dia memang vegetarian,bila iya harap beri suttanya.
Apakah ada link tentang dhammapada atthakhata,yamaka vagga mengenai dialog tsb?Bila ada harap tlg tunjukkan.
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: FZ on 26 January 2010, 02:51:42 PM
Quote from: Juice_alpukat on 26 January 2010, 02:13:55 PM
Quote from: Forte on 26 January 2010, 01:30:01 PM
vegetarian merupakan salah satu praktek cinta kasih

dari statement ditarik
- praktek cinta kasih tidak hanya vegetarian

dari statement ini lagi bisa direnungkan :
- apakah yang melaksanakan vegetarian pasti orang yang cinta kasih ? TIDAK
- apakah yang tidak melaksanakan vegetarian pasti orang yang tidak cinta kasih ? TIDAK

kalau praktek cinta kasih,contohnya apa saja  dan apakah makan daging makhluk lain juga merupakan praktek cintakasih
??/\
sebelum saya menjawab, saya pengen tahu menurut pendapat bro apa ? ntar saya berikan pendapat saya juga :D
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: adi lim on 26 January 2010, 02:59:42 PM
Quote from: Juice_alpukat on 26 January 2010, 01:07:27 PM
Apakah ada alasan gara2 devadatta seorang vegetarian, dia sampai punya niat jahat untk mencelakai buddha?Apakah gara2 dia vegetarian?Apakah benar dia orang vegetarian sebelum dia melukai sang Buddha?
Mana yg terlebih dulu, menetapkan aturan vegetarian dulu baru pergi melukai  buddha, atau setelah gagal mencelakai buddha, ia ambil siasat lain dngan menetapkan lima aturan?
Mengapa sering kali terjadi dimana umat Buddha suka memojokkan orang vegetarian dngan membawa2 bhikku penjilat lidah bernama devadatta? Apakah bhku penjilat lidah ini memang orang vegetarian, kalau ada sutta yg menyebutkan devadatta punya niat mencelakai budha gara2 dia orang vegetarian. Apakh dia memang vegetarian?Tolong suttanya.



Bro Alpukat walaupun Bhikkhu Devadatta adalah Bhikkhu yang masih punya LDM tebal, tapi Bhikkhu Devadatta tetap seorang Bhikkhu yang harus di hormati, yang kita tidak setujui adalah prilaku yang buruk, bukan Bhikkhunya yang harus di cela seperti Bro mencela ........, itu termasuk perbuatan yang tidak bermamfaat bagi batin.
Menghormati Devadatta sebagai seorang Bhikkhu adalah perbuatan baik, dan akhirnya Bhikkhu Devadatta juga sadar sebelum bumi menelan sampai rahang, Beliau masih mengucapkan kata2 bagian dari perenungan Buddhanusatti.
Dan bakal lahir kembali jadi Pacceka Buddha, sebelum muncul Buddha Metteya.

Tambahan special buat Bro Alpukat,
Mana tahu bro Alpukat bisa kelahiran kembali bertemu Pacceka Buddha sebelumnya adalah Devadatta , karena Bro Alpukat punya kebajikan bisa bertemu dengan Pacceka Buddha dan berbuat kebajikan/berdana terhadap Beliau, ya bisa bayangin Bro Alpukat hasil dana itu kepada seorang Pacceka Buddha. :))
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: FZ on 26 January 2010, 03:02:18 PM
hm.. jujur ya bro alpukat..

saya rasa dari tadi sudah ada beberapa pendapat yang menyatakan tidak ada hubungan antara vegetarian dan niat membunuh Buddha dsbnya. Jika bro terus memaksa ada hubungan, maka perlu ditanyakan kegunaan dan manfaat thread ini dibuat.

mungkin sebelum lebih lanjut, saya ingin menanyakan apa motif thread ini dibuat bro ?
kenapa anda begitu penasaran dengan devadatta bervegetarian / tidak ?
dan misal devadatta bervegetarian dan mencoba membunuh buddha, apa efeknya ?
dan misal devadatta tidak bervegetarian dan mencoba membunuh buddha, apa pula efeknya ?

mohon jawabannya.. jadi kita mengerti alur tujuan thread ini dibuat
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 03:03:39 PM
Quote from: Forte on 26 January 2010, 02:51:42 PM
Quote from: Juice_alpukat on 26 January 2010, 02:13:55 PM
Quote from: Forte on 26 January 2010, 01:30:01 PM
vegetarian merupakan salah satu praktek cinta kasih

dari statement ditarik
- praktek cinta kasih tidak hanya vegetarian

dari statement ini lagi bisa direnungkan :
- apakah yang melaksanakan vegetarian pasti orang yang cinta kasih ? TIDAK
- apakah yang tidak melaksanakan vegetarian pasti orang yang tidak cinta kasih ? TIDAK

kalau praktek cinta kasih,contohnya apa saja  dan apakah makan daging makhluk lain juga merupakan praktek cintakasih
??/\
sebelum saya menjawab, saya pengen tahu menurut pendapat bro apa ? ntar saya berikan pendapat saya juga :D

oleh dikarenakan saya belum tahu,maka saya brtanya,apa saja contoh praktek cintakasih,apakah makan daging makhluk lain termasuk praktek metta? /\
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 03:10:55 PM
Quote from: Forte on 26 January 2010, 03:02:18 PM
hm.. jujur ya bro alpukat..

saya rasa dari tadi sudah ada beberapa pendapat yang menyatakan tidak ada hubungan antara vegetarian dan niat membunuh Buddha dsbnya. Jika bro terus memaksa ada hubungan, maka perlu ditanyakan kegunaan dan manfaat thread ini dibuat.

mungkin sebelum lebih lanjut, saya ingin menanyakan apa motif thread ini dibuat bro ?
kenapa anda begitu penasaran dengan devadatta bervegetarian / tidak ?
dan misal devadatta bervegetarian dan mencoba membunuh buddha, apa efeknya ?
dan misal devadatta tidak bervegetarian dan mencoba membunuh buddha, apa pula efeknya ?

mohon jawabannya.. jadi kita mengerti alur tujuan thread ini dibuat

Quote from: adi lim on 26 January 2010, 02:59:42 PM
Quote from: Juice_alpukat on 26 January 2010, 01:07:27 PM
Apakah ada alasan gara2 devadatta seorang vegetarian, dia sampai punya niat jahat untk mencelakai buddha?Apakah gara2 dia vegetarian?Apakah benar dia orang vegetarian sebelum dia melukai sang Buddha?
Mana yg terlebih dulu, menetapkan aturan vegetarian dulu baru pergi melukai  buddha, atau setelah gagal mencelakai buddha, ia ambil siasat lain dngan menetapkan lima aturan?
Mengapa sering kali terjadi dimana umat Buddha suka memojokkan orang vegetarian dngan membawa2 bhikku penjilat lidah bernama devadatta? Apakah bhku penjilat lidah ini memang orang vegetarian, kalau ada sutta yg menyebutkan devadatta punya niat mencelakai budha gara2 dia orang vegetarian. Apakh dia memang vegetarian?Tolong suttanya.



Bro Alpukat walaupun Bhikkhu Devadatta adalah Bhikkhu yang masih punya LDM tebal, tapi Bhikkhu Devadatta tetap seorang Bhikkhu yang harus di hormati, yang kita tidak setujui adalah prilaku yang buruk, bukan Bhikkhunya yang harus di cela seperti Bro mencela ........, itu termasuk perbuatan yang tidak bermamfaat bagi batin.
Menghormati Devadatta sebagai seorang Bhikkhu adalah perbuatan baik, dan akhirnya Bhikkhu Devadatta juga sadar sebelum bumi menelan sampai rahang, Beliau masih mengucapkan kata2 bagian dari perenungan Buddhanusatti.
Dan bakal lahir kembali jadi Pacceka Buddha, sebelum muncul Buddha Metteya.

Tambahan special buat Bro Alpukat,
Mana tahu bro Alpukat bisa kelahiran kembali bertemu Pacceka Buddha sebelumnya adalah Devadatta , karena Bro Alpukat punya kebajikan bisa bertemu dengan Pacceka Buddha dan berbuat kebajikan/berdana terhadap Beliau, ya bisa bayangin Bro Alpukat hasil dana itu kepada seorang Pacceka Buddha. :))

bro,kata2 yg mana sekira dari saya yg berkata mencela?
mungkinkah kata2 penjilat lidah, itu bukan perkataanku,melainkan Sang Buddha berkata dmikian kpd bhku devadatta, sampai ia tersinggung hngga berniat mencelakai buddha.
Bro, devadatta itu masuk avicci niraya selama seratus ribu kappa, mana mungkin duluan dia jadi pacekka buddha sblum metteya lahir?

Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: FZ on 26 January 2010, 03:12:07 PM
 [at]  juice
jawabannya menurut saya : bukan praktek metta, akan tetapi bukan pula praktek dosa, alias netral sejauh daging yang kita makan memang sudah terbunuh sebelumnya tanpa kita kehendaki <= ini jawaban yang saya tahu

jadi idealnya bro bisa membedakan, tidak metta bukan berarti dosa, tidak dosa bukan berarti juga metta :D


Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: kusalaputto on 26 January 2010, 03:13:27 PM
 [at] alpukat
bro objek adalah netral klo kita melihat daging sebagai bangkai yg di makan kan ga da masalah toh?!
lain halnya ketika akan makan daging memikirkan bagaimana agar saya dapat daging lagi potong ayam lagi nah ini dosa n lobha mulai muncul.
mudah2an bisa di mengerti ;)
trus praktek cinta kasih kan mudah sekali contohnya bro n saya rasa br4o pukat jg bisa jawab klo ga bisa jawab kalah loh sama keponakan g yg kelas 1 sd :)) :)) :)) just kid
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 03:19:23 PM
Quote from: Forte on 26 January 2010, 03:02:18 PM
hm.. jujur ya bro alpukat..

saya rasa dari tadi sudah ada beberapa pendapat yang menyatakan tidak ada hubungan antara vegetarian dan niat membunuh Buddha dsbnya. Jika bro terus memaksa ada hubungan, maka perlu ditanyakan kegunaan dan manfaat thread ini dibuat.

mungkin sebelum lebih lanjut, saya ingin menanyakan apa motif thread ini dibuat bro ?
kenapa anda begitu penasaran dengan devadatta bervegetarian / tidak ?
dan misal devadatta bervegetarian dan mencoba membunuh buddha, apa efeknya ?
dan misal devadatta tidak bervegetarian dan mencoba membunuh buddha, apa pula efeknya ?

mohon jawabannya.. jadi kita mengerti alur tujuan thread ini dibuat

tadi sy tanya adi lim, apakah ada hubungan vegetarian dngan niat membunuh Sang Buddha? karna di thread kemarin, ada yg menghubungkan devadatta vegetarian lalu timbul niat membunuh gara2 dia seorang vegetarian?
Dan jawaban mod forte indra,saya setuju kalau vegetarian tidak ada hubungannya dngan niat mencelakai buddha.
Seperti kita tahu, umat Buddha suka menggunakan tameng atas nama devadatta yg dianggap vegetarian, lalu masuk neraka avicci gara2 vegetarian.
Jadi tentu ada efeknya, mudahan saja devadatta tidak vegetarian,sehngga umat Budha tidak lg pake tameng devadatta masuk neraka avici gara2 vegetarian. Apakah devadata benar2 vegetarian?Suttanya?
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: FZ on 26 January 2010, 03:23:25 PM
oh.. sekarang saya sudah mengerti.. thanks bro atas penjelasannya..
btw threadnya di mana ya? linknya kalau bisa disertakan / diquote aja bro.. biar dijadikan alasan dalam pertanyaan ini..

_/\_
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: adi lim on 26 January 2010, 03:25:44 PM
Nah Lho Bro Alpukat, sudah tahu banyak cerita Bhikkhu Devadatta, jadi ngapain tanya lagi sutta khusus Bhikkhu Devadatta, dimana bro Alpukat bisa tahu ada kata2 penjilat dari ucapan Buddha !

Sebenarnya Bhikkhu Devadatta adalah vegetarian atau non vegetarian tidak bermamfaat bagi batin anda.
Dan hanya Bhikkdhu Devadatta yang tahu, Beliau adalah vegetarian atau non vege..
Dari awal saya sudah menjawab Vegetarian adalah Pilihan Hidup.
Cuma saya tidak setuju kalau praktek vegetarian dikatakan bagian dengan Buddha Dhamma.
Tidaklah usah penasaran Bro Alpukat !
Emang Bro Alpukat sendiri adalah Vegetarian ?
_/\_
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: adi lim on 26 January 2010, 03:37:00 PM
Quote from: Juice_alpukat on 26 January 2010, 03:19:23 PM
Quote from: Forte on 26 January 2010, 03:02:18 PM
hm.. jujur ya bro alpukat..

saya rasa dari tadi sudah ada beberapa pendapat yang menyatakan tidak ada hubungan antara vegetarian dan niat membunuh Buddha dsbnya. Jika bro terus memaksa ada hubungan, maka perlu ditanyakan kegunaan dan manfaat thread ini dibuat.

mungkin sebelum lebih lanjut, saya ingin menanyakan apa motif thread ini dibuat bro ?
kenapa anda begitu penasaran dengan devadatta bervegetarian / tidak ?
dan misal devadatta bervegetarian dan mencoba membunuh buddha, apa efeknya ?
dan misal devadatta tidak bervegetarian dan mencoba membunuh buddha, apa pula efeknya ?

mohon jawabannya.. jadi kita mengerti alur tujuan thread ini dibuat

tadi sy tanya adi lim, apakah ada hubungan vegetarian dngan niat membunuh Sang Buddha? karna di thread kemarin, ada yg menghubungkan devadatta vegetarian lalu timbul niat membunuh gara2 dia seorang vegetarian?
Dan jawaban mod forte indra,saya setuju kalau vegetarian tidak ada hubungannya dngan niat mencelakai buddha.
Seperti kita tahu, umat Buddha suka menggunakan tameng atas nama devadatta yg dianggap vegetarian, lalu masuk neraka avicci gara2 vegetarian.
Jadi tentu ada efeknya, mudahan saja devadatta tidak vegetarian,sehngga umat Budha tidak lg pake tameng devadatta masuk neraka avici gara2 vegetarian. Apakah devadata benar2 vegetarian?Suttanya?


Bro Alpukat, berarti kamu sendiri tidak mengerti maksud saya.
Maksud saya bahwa yang praktek Vegetarian juga bisa masuk neraka seperti Bhikkhu Devadatta.
dan bukan hanya Bhikkhu Devadatta, umat yang lain juga bisa masuk neraka walaupun praktek Vegetarian, bukan karena vegetarian yang membuat seseorang menjadi baik atau tidak, tapi pikiran atau niatnya.
Coba baca lagi dari awal, saya tidak pernah melarang dan mencela orang vegetarian
saya tegaskan vegetarian adalah pilihan hidup,
Sy tidak setuju, jika vegetarian di kaitan dengan Buddha Dhamma, pernyataan ini sudah berulang2. :))
_/\_
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 03:43:03 PM
wuokeh, istirahat dulu,,ntar br lanjut.;D
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: ryu on 26 January 2010, 03:49:24 PM
timbul pertanyaan baru, seseorang yang vegetarian itu bisa termasuk dosa mula citta gak?
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 03:54:38 PM
Sdr adi,trdpt di kisah perpecahan sanggha. Link, http://bhagavant.com/home.php?link=dhammapada&n_id=163
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: adi lim on 26 January 2010, 03:58:43 PM
Quote from: ryu on 26 January 2010, 03:49:24 PM
timbul pertanyaan baru, seseorang yang vegetarian itu bisa termasuk dosa mula citta gak?

pertanyaan menarik !

IMO, Moha kali

harus pakar Abhidhamma, Bro Markos yang menjawab lebih ciamik.^:)^
_/\_
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: adi lim on 26 January 2010, 03:59:30 PM
Quote from: Juice_alpukat on 26 January 2010, 03:54:38 PM
Sdr adi,trdpt di kisah perpecahan sanggha. Link, http://bhagavant.com/home.php?link=dhammapada&n_id=163

kamsa hamida bro Alpukat.
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 04:00:27 PM
Quote from: ryu on 26 January 2010, 03:49:24 PM
timbul pertanyaan baru, seseorang yang vegetarian itu bisa termasuk dosa mula citta gak?
semoga ci Lily menjawab.
Kalau seseorang yg vegetarian atau tidak vegetarian termasuk dosa mula citta gak?
Alasannya?
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: FZ on 26 January 2010, 04:05:53 PM
Quote from: ryu on 26 January 2010, 03:49:24 PM
timbul pertanyaan baru, seseorang yang vegetarian itu bisa termasuk dosa mula citta gak?
mungkin casenya begini ya
kalau misal seseorang vegetarian karena gak suka makan daging,
misal gak makan ikan karena bau amis, bukan didasari tekad niat metta
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: johan3000 on 26 January 2010, 04:10:59 PM
bAGAIMANa kalau orang lahir ditempat yg
gak ada ikan maupun daging....

itu termasuk yg mana ya...., soalnya dia pingin juga
gak bisa. dan sejak lahir gak pernah tau kalau ada
daging maupun ikan.........???

gw yakin org tsb gak bakal merasa tertekan atau gimana
dehhhh

Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 04:12:20 PM
Quote from: Forte on 26 January 2010, 03:23:25 PM
oh.. sekarang saya sudah mengerti.. thanks bro atas penjelasannya..
btw threadnya di mana ya? linknya kalau bisa disertakan / diquote aja bro.. biar dijadikan alasan dalam pertanyaan ini..

_/\_

Nyatanya  Bhikkhu Devadatta vegetarian, tapi tetap punya pikiran yang buruk dan melakukan perbuatan buruk,  akhirnya lahir di neraka Avici.http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,14696.0.html
>maka dri itu, sy penasaran,apakah gara2 devadatta vegetarian sampai punya pikiran buruk dan perbuatan buruk gara2 vegetarian?
Apakah devadatta benar2 seorang vegetarian?Suttanya?
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Tekkss Katsuo on 26 January 2010, 04:13:00 PM
^

Setujuuuu
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: ryu on 26 January 2010, 04:17:38 PM
Trus casenya, jadi membenci yang tidak vegetarian, trus jadi kalo makan pilih2, trus kalo makan diperiksa segala macam seperti ketakutan gitu.
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Nevada on 26 January 2010, 04:26:38 PM
Berikut kronologis singkat mengenai Bhikkhu Devadatta berdasarkan Tipitaka (Pali Kanon)...


Devadatta adalah kakak sepupu dari Siddhattha Gotama (Sang Buddha). Sejak kecil, Devadatta sudah terlihat memiliki sifat jahat. Sering kali Devadatta berusaha mencelakai makhluk lain dan Siddhattha Gotama. Misalnya pada masa kecil, Devadatta berhasil memanah seekor belibis, namun Pangeran Siddhattha kemudian menolong belibis itu; sehingga perihal ini diselesaikan lewat dewan pengadilan dan menunjuk Pangeran Siddhattha sebagai orang yang berhak atas belibis itu. Pada acara sayembara untuk memilih gadis pilihan Siddhattha Gotama, Devadatta juga mengadakan atraksi melawan gajah. Devadatta berhasil membunuh gajah itu hanya dengan sekali pukul dan sekali tendang. Selain itu, masih banyak lagi perilaku Devadatta yang jahat dan brutal.

Ketika Siddhattha Gotama mencapai Pencerahan Sempurna, Beliau kemudian membabarkan Dhamma dan banyak orang bergabung menjadi bhikkhu. Suatu masa ketika Beliau kembali ke Kapilavatthu, beberapa pemuda Kerajaan Sakya juga ikut bergabung ke dalam Sangha. Salah satunya adalah Devadatta.

Meski Devadatta sudah menjadi bhikkhu, namun semua sifat jahat masih ada dalam dirinya. Devadatta menguasai tingkatan-tingkatan jhana dan memiliki kemampuan batin yang tinggi. Dalam kesehariannya, Bhikkhu Devadatta melihat popularitas Sang Buddha yang semakin berkembang. Suatu saat ketika Sang Buddha mebabarkan khotbah di Hutan Veluvana, Bhikkhu Devadatta mengajukan diri secara terbuka untuk menggantikan posisi Beliau sebagai "kepala Sangha". Hal ini ditolak secara tegas oleh Sang Buddha, yang kemudian memunculkan rasa dengki mendalam bagi Devadatta.

Bhikkhu Devadatta kemudian bersekongkol dengan Pangeran Ajatasattu (anak dari Raja Bimbisara). Berkat hasutan dari Bhikkhu Devadatta, Pangeran Ajatasattu merebut tahta Kerajaan Magadha dari ayahnya; dan menyekap Bimbisara di penjara dengan berbagai siksaan sampai mati. Devadatta yang memiliki seorang "bekingan" Raja Magadha ini kemudian semakin gencar berusaha menjatuhkan Sang Buddha.

Kebencian Devadatta pada Sang Buddha semakin besar, sehingga ia ingin membunuh Sang Buddha. Pertama kali dengan menyewa para pemanah bayaran. Usaha pertama ini gagal karena semua pemanah justru mencapai tingkatan Sotapanna ketika mendengar khotbah Sang Buddha. Usaha kedua dari Devadatta yaitu ketika dia mendorong sebongkah batu besar dari atas Bukit Gijjhakuta. Bongkahan batu itu terbelah namun serpihannya hanya melukai kaki Sang Buddha hingga berdarah. Usaha ketiga dari Devadatta adalah dengan memabukkan Gajah Nalagiri ke arah rombongan bhikkhu bersama Sang Buddha. Namun gajah ini berhasil ditenangkan oleh Sang Buddha.

Menyadari ketiga usahanya gagal, Devadatta berusaha memakai cara lain dengan memecah-belah Sangha. Devadatta mulai mencari-cari "kelemahan" di dalam Ajaran Sang Buddha. Setelah menemukan beberapa "kelemahan", Devadatta kemudian mempersuasi banyak bhikkhu untuk menilai Ajaran Sang Buddha itu tidak benar; namun ajaran Devadatta yang benar. Devadatta menuntut Sang Buddha menetapkan 5 peraturan baru, yaitu:

1) Para bhikkhu harus tinggal di hutan
=> Sang Buddha membolehkan bhikkhu untuk berdiam di vihara maupun di kota. Devadatta menilai ini adalah kesalahan Ajaran Sang Buddha, sebab memperbolehkan bhikkhu untuk "tetap tinggal" di duniawi.

2) Para bhikkhu harus mendapatkan makanan dengan cara pindapatta
=> Sang Buddha membolehkan bhikkhu untuk menerima undangan dana makan dari perumah tangga. Devadatta menilai ini adalah kesalahan Ajaran Sang Buddha, sebab memperbolehkan bhikkhu untuk mendapatkan makanan dengan "mudah".

3) Para bhikkhu harus memakai jubah dari potongan kain sisa atau bekas pembungkus mayat
=> Sang Buddha membolehkan bhikkhu untuk menerima dan memakai jubah dari pemberian (dana) para perumah tangga. Devadatta menilai bahwa ini adalah kesalahan Ajaran Sang Buddha, sebab masih mau memakai pakaian yang bersih dan rapi.

4) Para bhikkhu harus tinggal di bawah pohon
=> Sang Buddha membolehkan bhikkhu berdiam di tempat lain yang kondusif selama di dalam hutan (dengan beberapa syarat). Sedangkan Devadatta menilai bahwa ini adalah kesalahan Ajaran Sang Buddha, sebab masih bisa memilih-milih tempat tinggal. Dalam pandangan-padangan petapa lain, menjalani kehidupan petapa dengan tinggal di bawah pohon adalah salah satu bentuk "sikap religius"; dan ini yang digenggam oleh Devadatta.

5) Para bhikkhu tidak boleh memakan daging atau ikan
=> Sang Buddha membolehkan bhikkhu untuk memakan daging atau ikan, dengan syarat tidak melihat proses pembunuhan, tidak mendengar suara sewaktu proses pembunuhan, dan tidak mengetahui bahwa daging dan ikan itu diolah untuknya. Devadatta menilai bahwa ini adalah kesalahan Ajaran Sang Buddha, sebab menurutnya memakan daging adalah sama seperti mencelakai makhluk hidup lain. Dalam pandangan-pandangan petapa lain, seorang petapa yang mengembangkan cinta kasih seharusnya juga tidak memakan daging. Dalam pandangan yang lebih "suci", petapa telanjang terkenal seperti Nigantha Nataputta, Punna Koliyaputta, Seniya, dll. sama sekali tidak memakai pakaian apapun. Mereka hidup tanpa berpakaian sebab memegang pandangan bahwa pakaian pun didapatkan dari penyiksaan makhluk hidup. Namun Devadatta tidak mengikuti jejak mereka, dan hanya menuntut para bhikkhu untuk tidak makan daging dan ikan.


Kelima peraturan ini ditolak Sang Buddha. Namun usahanya telah membuat banyak bhikkhu lebih percaya kepada Devadatta sebagai bhikkhu benar, daripada Sang Buddha. Setelah kejadian itu, bhikkhu-bhikkhu yang memiliki pandangan berbeda jauh lebih terlihat kontras. Ketika itu, Buddhasasana bisa dikatakan memiliki 2 aliran besar; yakni "Aliran Siddhattha" dan "Aliran Devadatta".

Mengikuti instruksi dari Sang Buddha, YA. Sariputta dan YA. Maha Moggallana mengarahkan para bhikkhu pengikut Devadatta, dan kembali berhasil mengalih-yakinkan mereka untuk berpaling pada Sang Buddha. Sebagian besar pengikut Devadatta kembali kepada Sang Buddha. Di saat itu, Devadatta sakit keras dan semakin parah. Di suatu waktu ketika Devadatta ditandu untuk bertemu Sang Buddha, rombongan bersama Devadatta berhenti di dekat kolam di dekat Vihara Jetavana. Pada saat itu, Devadatta berusaha berdiri dan menginjakkan kakinya di atas tanah. Namun tiba-tiba tanah itu terjerembab dan Devadatta semakin terperosok ke dalam tanah. Sebelum kepalanya ikut terbenam, Devadatta sempat mengucapkan Tisarana ("aku berlindung pada Buddha, pada Dhamma, dan pada Sangha"). Namun akhirnya Devadatta lenyap terperosok ke dalam tanah dan kemudian terlahir di Neraka Avici. Di kemudian hari, Devadatta kelak bisa menjadi seorang Pacceka Buddha.
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Nevada on 26 January 2010, 04:26:45 PM
Di dalam Tipitaka (Pali Kanon), tidak disinggung apakah Devadatta adalah seorang vegetarian; atau apakah Devadatta menjalani 5 peraturannya sendiri. Tipitaka memang tidak suka mengandung isi yang bernada sindiran atau muatan pesan yang beraroma diskriminasi terhadap figur atau aliran tertentu.

Mungkin saja Devadatta sebenarnya tidak menjalankan 5 peraturan itu, namun kesepakatan Sidang Konsili yang merumuskan Tipitaka tidak berusaha mencantumkan aib itu. Karena para bhikkhu yang hadir di Sidang Konsili itu adalah Para Arahanta, yang jelas tidak akan membeberkan keburukan orang lain meskipun mereka ditanya.

Jadi karena kita tidak bisa menemukan referensi "Apakah Devadatta adalah seorang vegetarian?" di Tipitaka, maka semua argumen sepanjang ini hanyalah spekulatif.


Note: Kronologis-kronologis Devadatta tidak ditemukan di Sutta. Sebagian besar dapat ditemukan di Vinaya, dan dari Kitab-kitab komentar yang diteruskan dari generasi ke generasi sebelum akhirnya diabadikan dalam bentuk kitab (atthakatha).
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 05:19:41 PM
Quote from: upasaka on 26 January 2010, 04:26:38 PM
Devadatta mulai mencari-cari "kelemahan" di dalam Ajaran Sang Buddha. Setelah menemukan beberapa "kelemahan", Devadatta kemudian mempersuasi banyak bhikkhu untuk menilai Ajaran Sang Buddha itu tidak benar; namun ajaran Devadatta yang benar. Devadatta menuntut Sang Buddha menetapkan 5 peraturan baru, yaitu:

1) Para bhikkhu harus tinggal di hutan
=> Sang Buddha membolehkan bhikkhu untuk berdiam di vihara maupun di kota. Devadatta menilai ini adalah kesalahan Ajaran Sang Buddha, sebab memperbolehkan bhikkhu untuk "tetap tinggal" di duniawi.

2) Para bhikkhu harus mendapatkan makanan dengan cara pindapatta
=> Sang Buddha membolehkan bhikkhu untuk menerima undangan dana makan dari perumah tangga. Devadatta menilai ini adalah kesalahan Ajaran Sang Buddha, sebab memperbolehkan bhikkhu untuk mendapatkan makanan dengan "mudah".

3) Para bhikkhu harus memakai jubah dari potongan kain sisa atau bekas pembungkus mayat
=> Sang Buddha membolehkan bhikkhu untuk menerima dan memakai jubah dari pemberian (dana) para perumah tangga. Devadatta menilai bahwa ini adalah kesalahan Ajaran Sang Buddha, sebab masih mau memakai pakaian yang bersih dan rapi.

4) Para bhikkhu harus tinggal di bawah pohon
=> Sang Buddha membolehkan bhikkhu berdiam di tempat lain yang kondusif selama di dalam hutan (dengan beberapa syarat). Sedangkan Devadatta menilai bahwa ini adalah kesalahan Ajaran Sang Buddha, sebab masih bisa memilih-milih tempat tinggal. Dalam pandangan-padangan petapa lain, menjalani kehidupan petapa dengan tinggal di bawah pohon adalah salah satu bentuk "sikap religius"; dan ini yang digenggam oleh Devadatta.

5) Para bhikkhu tidak boleh memakan daging atau ikan
=> Sang Buddha membolehkan bhikkhu untuk memakan daging atau ikan, dengan syarat tidak melihat proses pembunuhan, tidak mendengar suara sewaktu proses pembunuhan, dan tidak mengetahui bahwa daging dan ikan itu diolah untuknya. Devadatta menilai bahwa ini adalah kesalahan Ajaran Sang Buddha, sebab menurutnya memakan daging adalah sama seperti mencelakai makhluk hidup lain. ..... hanya menuntut para bhikkhu untuk tidak makan daging dan ikan.


Kelima peraturan ini ditolak Sang Buddha. Namun usahanya telah membuat banyak bhikkhu lebih percaya kepada Devadatta sebagai bhikkhu benar, daripada Sang Buddha. Setelah kejadian itu, bhikkhu-bhikkhu yang memiliki pandangan berbeda jauh lebih terlihat kontras. Ketika itu, Buddhasasana bisa dikatakan memiliki 2 aliran besar; yakni "Aliran Siddhattha" dan "Aliran Devadatta".

Mengikuti instruksi dari Sang Buddha, YA. Sariputta dan YA. Maha Moggallana mengarahkan para bhikkhu pengikut Devadatta, dan kembali berhasil mengalih-yakinkan mereka untuk berpaling pada Sang Buddha. Sebagian besar pengikut Devadatta kembali kepada Sang Buddha. Di saat itu, Devadatta sakit keras dan semakin parah. Di suatu waktu ketika Devadatta ditandu untuk bertemu Sang Buddha, rombongan bersama Devadatta berhenti di dekat kolam di dekat Vihara Jetavana. Pada saat itu, Devadatta berusaha berdiri dan menginjakkan kakinya di atas tanah. Namun tiba-tiba tanah itu terjerembab dan Devadatta semakin terperosok ke dalam tanah. Sebelum kepalanya ikut terbenam, Devadatta sempat mengucapkan Tisarana ("aku berlindung pada Buddha, pada Dhamma, dan pada Sangha"). Namun akhirnya Devadatta lenyap terperosok ke dalam tanah dan kemudian terlahir di Neraka Avici. Di kemudian hari, Devadatta kelak bisa menjadi seorang Pacceka Buddha.[/i]
hmm, berarti dvdata mempengaruhi para bhku bhwa ajaran buddha adalah tidak benar.
Devadatta > ajaran sang buddha tidak benar.
Tapi menurut murid2 Sang Buddha > ajaran sang Buddha sudah benar.
Menurut kita, ajaran devadatta sudah tentu salah dan tidak benar.
Berarti menurut bro upasaka,apakah orang yg vegetarian itu ikut ajaran devadatta?
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 05:28:55 PM
Sepengetahuanku, tatkala devadatta mengusulkan lima peraturan tsb,sang Budha tidak menolak tpi juga tidak menerima,dan menganggap kalau ada yg sanggup boleh dilakukan.
Jadi menurutku ajaran Sang Buddha tidaklah salah dalam hal 4 peraturan tsb.
Dan devadatta terlhat extrim dan aturan tsb seperti penyiksaan diri.
Untuk point kelima,aturan tidak makan daging dan ikan belon tentu salah lho.
Karna Sang Buddha juga sudah berdialog dngan bhku kassapa mengenai makan daging, kasyapa bertanya mengapa dulu sang Buddha memperbolehkan tiga daging bersyarat, sekarang malah semua daging tidak boleh? Buddha berkata itu perlu penyesuaian dan perlahan untk meninggalkan kebiasaan.
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Nevada on 26 January 2010, 05:29:41 PM
Quote from: Juice_alpukat on 26 January 2010, 05:19:41 PM
hmm, berarti dvdata mempengaruhi para bhku bhwa ajaran buddha adalah tidak benar.
Devadatta > ajaran sang buddha tidak benar.
Tapi menurut murid2 Sang Buddha > ajaran sang Buddha sudah benar.
Menurut kita, ajaran devadatta sudah tentu salah dan tidak benar.
Berarti menurut bro upasaka,apakah orang yg vegetarian itu ikut ajaran devadatta?

:)

Jauh sebelum Devadatta menuntut agar bhikkhu tidak boleh makan daging dan ikan, sudah ada banyak ajaran lain menjamur yang mengajarkan pandangan vegetarian. Vegetarian bukan hanya miliki Devadatta. Pandangan vegetarian juga dianut oleh guru-guru aliran lain di zaman Sang Buddha.

Entah apakah ada orang lain yang berpendapat bahwa padangan Devadatta benar. Kalau saya pribadi menilai pandangan Devadatta adalah keliru. Menurut saya semua kembali kepada kepantasan pola pikir masing-masing. Motivasi Devadatta untuk memberlakukan hidup bervegetarian bagi para bhikkhu adalah karena keinginan merebut popularitas dari Sang Buddha. Tapi kalau melihat sekilas makna vegetarian dari Devadatta, mungkin banyak orang yang juga setuju dengannya. Devadatta menilai bahwa memakan daging dan ikan adalah turut mencelakai makhluk hidup, dan saya rasa di Forum DhammaCitta ini saja banyak sekali yang sepertinya setuju dengan pendapat ini.

Jangan lihat motivasi buruk Devadatta yang ingin menjatuhkan Sang Buddha. Tapi coba renungkan apakah Anda setuju dengan pandangan Devadatta ini?

Maka menurut kesimpulan saya, orang-orang atau umat Buddha yang bervegetarian tidak bisa dikatakan mengikuti ajaran Devadatta. Mereka adalah orang-orang yang memilih menjalani hidup dengan pandangannya sendiri. Dan bila pandangan mereka didukung dengan bukti otentik di Tripitaka (Sanskrit Kanon), maka saya akan menghargainya. Silakan saja.
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Nevada on 26 January 2010, 05:37:08 PM
Quote from: Juice_alpukat on 26 January 2010, 05:28:55 PM
Sepengetahuanku, tatkala devadatta mengusulkan lima peraturan tsb,sang Budha tidak menolak tpi juga tidak menerima,dan menganggap kalau ada yg sanggup boleh dilakukan.
Jadi menurutku ajaran Sang Buddha tidaklah salah dalam hal 4 peraturan tsb.
Dan devadatta terlhat extrim dan aturan tsb seperti penyiksaan diri.
Untuk point kelima,aturan tidak makan daging dan ikan belon tentu salah lho.
Karna Sang Buddha juga sudah berdialog dngan bhku kassapa mengenai makan daging, kasyapa bertanya mengapa dulu sang Buddha memperbolehkan tiga daging bersyarat, sekarang malah semua daging tidak boleh? Buddha berkata itu perlu penyesuaian dan perlahan untk meninggalkan kebiasaan.


Sang Buddha menolak kelima peraturan itu, makanya Vinaya di Aliran Theravada tidak mencantumkan kelima peraturan ini. Khusus untuk peraturan kelima, Sang Buddha memberikan kebebasan kepada para bhikkhu. Sang Buddha menyerahkan keputusan para bhikkhu untuk tetap bervegetarian atau tidak. Dengan kata lain, bila ada seorang bhikkhu dari Aliran Theravada yang bervegetarian, sebenarnya itu tidak masalah. :)

Yang jelas, Sang Buddha menolak memberlakukan peraturan wajib vegetarian di Vinaya.

Mengenai Sang Buddha yang menjelaskan kepada Maha Kasyapa mengenai tahapan aturan memakan daging yang Beliau berlakukan, itu hanya ada di Mahaparinirvana Sutra (Sutra di Tripitaka - Mahayana). Menurut versi Theravada, tidak ada pernyataan seperti itu. Lagipula agak janggal jika seorang Buddha baru membicarakan hal itu ketika menjelang meninggal, dan parahnya baru saat itu dibeberkan. Padahal Beliau seharusnya bisa mengajarkan hal itu jauh ketika Beliau masih segar-bugar. Kronologisnya sendiri seperti tumpang-tindih ketika kita kaitkan dengan Sutra-sutra vegetarian lainnya. Di mana Maha Kasyapa baru tahu bahwa Sang Buddha sebenarnya menolak 3 daging murni, tapi di Sutra lain Sang Buddha dengan lantang mengatakan harus vegetarian kepada Para Bodhisattva. Jadi sekilas sepertinya Maha Kasyapa ketinggalan berita dibanding Para Bodhisattva.

Kalau orang luar melihatnya mungkin seperti "rahasia pamungkas Sang Buddha yang diutarakan sebelum Beliau meninggal dunia". Atau mungkin Sang Buddha memang suka membicarakan suatu hal dalam kondisi kritis. :)
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 05:44:58 PM
QuoteDevadatta menilai bahwa ini adalah kesalahan Ajaran Sang Buddha, sebab menurutnya memakan daging adalah sama seperti mencelakai makhluk hidup lain. ..... hanya menuntut para bhikkhu untuk tidak makan daging dan ikan.

apakah ada sutta yg tertulis devadatta menilai makan daging dan ikan adalah kesalahan ajaran Sang Buddha?

sebab menurutnya ( devadta)memakan daging adalah sama seperti mencelakai makhluk hidup lain. ..... hanya menuntut para bhikkhu untuk tidak makan daging dan ikan. Apakah ada sutta bhwa devadatta beranggapan dmikian?
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 05:52:17 PM
Quote from: upasaka on 26 January 2010, 05:37:08 PM
Quote from: Juice_alpukat on 26 January 2010, 05:28:55 PM
Sepengetahuanku, tatkala devadatta mengusulkan lima peraturan tsb,sang Budha tidak menolak tpi juga tidak menerima,dan menganggap kalau ada yg sanggup boleh dilakukan.
Jadi menurutku ajaran Sang Buddha tidaklah salah dalam hal 4 peraturan tsb.
Dan devadatta terlhat extrim dan aturan tsb seperti penyiksaan diri.
Untuk point kelima,aturan tidak makan daging dan ikan belon tentu salah lho.
Karna Sang Buddha juga sudah berdialog dngan bhku kassapa mengenai makan daging, kasyapa bertanya mengapa dulu sang Buddha memperbolehkan tiga daging bersyarat, sekarang malah semua daging tidak boleh? Buddha berkata itu perlu penyesuaian dan perlahan untk meninggalkan kebiasaan.


Sang Buddha menolak kelima peraturan itu, makanya Vinaya di Aliran Theravada tidak mencantumkan kelima peraturan ini. Khusus untuk peraturan kelima, Sang Buddha memberikan kebebasan kepada para bhikkhu. Sang Buddha menyerahkan keputusan para bhikkhu untuk tetap bervegetarian atau tidak. Dengan kata lain, bila ada seorang bhikkhu dari Aliran Theravada yang bervegetarian, sebenarnya itu tidak masalah. :)

Yang jelas, Sang Buddha menolak memberlakukan peraturan wajib vegetarian di Vinaya.

Mengenai Sang Buddha yang menjelaskan kepada Maha Kasyapa mengenai tahapan aturan memakan daging yang Beliau berlakukan, itu hanya ada di Mahaparinirvana Sutra (Sutra di Tripitaka - Mahayana). Menurut versi Theravada, tidak ada pernyataan seperti itu. Lagipula agak janggal jika seorang Buddha baru membicarakan hal itu ketika menjelang meninggal, dan parahnya baru saat itu dibeberkan. Padahal Beliau seharusnya bisa mengajarkan hal itu jauh ketika Beliau masih segar-bugar. Kronologisnya sendiri seperti tumpang-tindih ketika kita kaitkan dengan Sutra-sutra vegetarian lainnya. Di mana Maha Kasyapa baru tahu bahwa Sang Buddha sebenarnya menolak 3 daging murni, tapi di Sutra lain Sang Buddha dengan lantang mengatakan harus vegetarian kepada Para Bodhisattva. Jadi sekilas sepertinya Maha Kasyapa ketinggalan berita dibanding Para Bodhisattva.

Kalau orang luar melihatnya mungkin seperti "rahasia pamungkas Sang Buddha yang diutarakan sebelum Beliau meninggal dunia". Atau mungkin Sang Buddha memang suka membicarakan suatu hal dalam kondisi kritis. :)
darimana tahu sang Buddha membabarkan vegetarian setelah hampir ajal?
Sutra percakapan Mahaksyapa itu dari Nirvana sutra,bukan Mahaparinirvana.
Aq tidak mengajak para bhku vegetarian atau tidak,tapi mengajak upasaka dan upasika,bila upasaka sika vegetarian otomatis Bhikkhunya vegetarian, kalau upasakasika tidak vegetarian,otomatis bhikkhunya tetap dikasih daging. Bhikkhu tak punya pilihan.

Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Nevada on 26 January 2010, 06:01:12 PM
Quote from: Juice_alpukat on 26 January 2010, 05:44:58 PM
QuoteDevadatta menilai bahwa ini adalah kesalahan Ajaran Sang Buddha, sebab menurutnya memakan daging adalah sama seperti mencelakai makhluk hidup lain. ..... hanya menuntut para bhikkhu untuk tidak makan daging dan ikan.

apakah ada sutta yg tertulis devadatta menilai makan daging dan ikan adalah kesalahan ajaran Sang Buddha?

sebab menurutnya ( devadta)memakan daging adalah sama seperti mencelakai makhluk hidup lain. ..... hanya menuntut para bhikkhu untuk tidak makan daging dan ikan. Apakah ada sutta bhwa devadatta beranggapan dmikian?

Tidak ada Sutta yang menjelaskan hal mengenai itu. Semua Sutta berisi mengenai khotbah Sang Buddha, tidak mengandung cerita atau pernyataan yang bersifat menyerang figur maupun aliran lain.

Pernyataan bernada di atas beredar dari komentar-komentar. Menurut tradisi kepercayaan India di zaman Sang Buddha, hewan yang dapat dimakan adalah hewan berbulu dan ikan. Hewan berbulu adalah kelompok hewan ternak; baik hewan berkaki empat maupun unggas, termasuk pula burung. Sedangkan ikan adalah kelompok hewan tak berbulu yang hidup di air. Dalam hal ini, kerang, udang, belut, dan sebagainya juga termasuk di dalamnya. Di luar dari kedua kategori ini, sepertinya tidak disinggung oleh Devadatta. Tapi dalam kebiasaan lingual di zaman itu, makna "daging dan ikan" ini sudah jelas merujuk semua tubuh makhluk hidup.

Ada pula komentar lain yang mengatakan bahwa daging dihasilkan dari pertemuan cairan jantan (sperma) dan telur (ovum). Sedangkan ikan dihasilkan dari pertemuan sperma dengan darah.

Di Tipitala (Pali Kanon), Sang Buddha mengizinkan para bhikkhu memakan daging dengan 3 syarat. Sang Buddha juga memberi pemahaman bahwa kesucian tidak dikontaminasi oleh makanan. Sedangkan Devadatta menilai bahwa Ajaran Sang Buddha itu tidak memenuhi aspek moralitas. Pernyataan ini juga beredar dari komentar-komentar. Dari pihak Mahayanis sendiri, mereka melontarkan komentar bahwa Devadatta menganjurkan wajib vegetarian untuk menunjukkan dirinya lebih suci dari Sang Buddha. Frase "lebih suci" ini juga sebenarnya menguatkan argumentasi bahwa Devadatta sebenarnya menggenggam pandangan bahwa "vegetarian adalah wujud moralitas". Dengan kata lain, Devadatta memang hendak menunjukkan bahwa ia dan pengikutnya lebih memiliki cinta-kasih kepada makhluk lain.
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 06:06:16 PM
Iya sih,zaman dulu tdk ada industri hewan tp skrng ada industri pnjagalan binatang, bgaimana menurut bro?
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 06:14:47 PM
Hmm,owkeh bhas devadatta vgetarian atau tidak, hanyalah spekulasi.Sulit diketahui. Tapi menurut bro gandalf,salah seorang guru tibet berkata dia tidak vegetarian.
gara2 lima peraturan devadatta, vegetarian pun jadi seperti ajaran devadatta, :hammer: shngga orang yg vegetarian kadang dikaitkan dngan devadatta :hammer: , heh cpeh gara2 perbuatan beliau.
Selanjutnya,
Kalau menurut bro, apakah vegetarian adalah salah st praktek cintakasih?
apakah makan daging juga mrupakan salah st praktek cinta kasih? Apakah vegetarian adlh salah st wujud mralitas trhdp hewan2?
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: ryu on 26 January 2010, 06:22:01 PM
Bukankah sejak dulu jainisme sudah ada sebelum devadatta? Mereka kan ada paham vegetarian juga dan ahimsa.
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Nevada on 26 January 2010, 06:29:51 PM
Quote from: Juice_alpukat on 26 January 2010, 05:52:17 PM
darimana tahu sang Buddha membabarkan vegetarian setelah hampir ajal?
Sutra percakapan Mahaksyapa itu dari Nirvana sutra,bukan Mahaparinirvana.
Aq tidak mengajak para bhku vegetarian atau tidak,tapi mengajak upasaka dan upasika,bila upasaka sika vegetarian otomatis Bhikkhunya vegetarian, kalau upasakasika tidak vegetarian,otomatis bhikkhunya tetap dikasih daging. Bhikkhu tak punya pilihan.

Mau bukti Sutra-nya? :)

Kalau Anda bisa memahami teks dalam Bahasa Inggris, coba baca ini...


"O Kasyapa! What is "complying well and discussing"? For example, a person comes and
puts a question to the Buddha-World-Honoured One: "How can I be a great danapati [giver],
not throwing my money away?" The Buddha says: "Should there be any sramana, Brahmin,
or any person who seeks to posess [but] little and is fully contented and will not accept or store
any impure things, give such a person a maid or servant. To one who practises pure actions,
give him the lust of a female, and to one who does not drink [alcohol] or eat meat, give drink
and meat
; to one who does not take meals after noon, give him a meal after noon; to one who
does not use flowers and incense, give flowers and incense. Such donations give rise to rumour
and the fame will fill the world. Not a penny is spent. This is "complying well and discussing."

Then Bodhisattva Kasyapa said to the Buddha: "O World-Honoured One! To one who
eats flesh, we should not give flesh. Why not? I see a great virtue arising out of abstention from
eating flesh." The Buddha praised Kasyapa and said: "Well said, well said! You now come to know my mind well. A Bodhisattva who protects Dharma should be thus. O good man! From now on, I do not permit my sravaka disciples to eat meat. When receiving from a danapati a pristine dana [gift] of faith, think that one is eating the flesh of one's own son." Bodhisattva Kasyapa said further to the Buddha: "O World-Honoured One! Why is it that the Tathagata does not allow us to eat meat?" "O good man! "One who eats meat kills the seed of great compassion."

Kasyapa said again: "Why did you first allow the bhiksus to eat three kinds of pure
meat?" "O Kasyapa! These three kinds of pure meat were so instituted following the need of
the occasion."
Bodhisattva Kasyapa said again to the Buddha: "O World-Honoured One! In what circumstances do you not allow the ten impurities or the nine kinds of what is pure?" The Buddha said to Kasyapa: "This also is permitted by gradual steps following the need of the occasion. This is what applies in the actual segregation from eating meat." Bodhisattva
Kasyapa said further to the Buddha: "Why is it that the flesh of fish is praised and called
beautiful?" "O good man! I do not say that the flesh of fish is a beautiful food. I say that
sugar can, non-glutinous rice, rock candy, black rock candy, all kinds of wheat, honey, milk,
cream, and oil are beautiful foods. Various kinds of clothing material can be stocked, but what
can be stocked is those whose colour has faded. How could one greedily stick to [crave after]
the flesh of fish?" Kasyapa said again to the Buddha: "If the Tathagata means to prohibit the
eating of meat, such things as the five kinds of flavours as milk, cream, fresh butter, clarified
butter, and sarpirmanda, all kinds of clothing, silk cloth, horse-shoe shell, hide and leather,
bowls of gold and silver should not be received." "O good man! Do not muddle things up with
what the Nirgranthas [Jains] say. Each of the prohibitions which the Tathagata lays down has
a different meaning. By this, three pure meats are permitted standing on different grounds and
the ten kinds of meat are prohibited by different standpoints. By different standpoints, all are
prohibited, until the time of one's death. O Kasyapa! "I, from now on, tell my disciples to
refrain from eating any kind of meat". O Kasyapa! When one eats meat, this gives out the
smell of meat while one is walking, standing, sitting or reclining. People smell this and become
fearful. This is as when one comes near a lion. One sees and smells the lion, and fear arises. O
good man! When one eats garlic, the dirty smell is unbearable. Other people notice it. They
smell the bad smell. They leave that person and go away. Even from far off, people hate to
see such a person. They will not come near him. It is the same with one who eats meat. It is
a similar situation with all people who, on smelling the meat, become afraid and entertain the
thought of death. All living things in the water, on land and in the sky desert such a person and run away. They say that this person is their enemy. Hence the Bodhisattva does not eat
meat. In order to save beings, he shows [pretends] that he eats meat. Though he [seems to] eat
meat, in actual fact he does not. O good man! Such a Bodhisattva does not even take pure
food. How could he eat meat? One hundred years after my death, all the holy sages of the
four fruitions [the four stages leading to "arhatship"] will enter Nirvana. The age of Wonderful
Dharma will be over, and there will appear the age of Counterfeit Dharma, when the bhiksu will
keep the precepts [only] as a matter of form, will recite [only] a little of the sutras, will greedily
take food and drink and [excessively] nourish his body. What he wears on his body will be ugly
and coarse. He will look wearied and show no dignity. He will feed [farm] cows and sheep and
carry fuel and grass. His beard, nails and hair will be long. He will don the kasaya [priestly
robe] but look like a hunter. He will narrow his eyes, walk slowly and look like a cat who is
after a rat. He will always mutter: "I have attained arhatship". He will suffer from all kinds of
diseases, lie and sleep on dung. Outwardly he will look wise, but inside he will be greedy and
jealous. He practises mute like a Brahmin. Truth to tell, he is no shramana [monk], but only
tries to appear as such. He is burning with perverted views, ever slandering Wonderful Dharma.
One such as this transgresses against the precepts, right action and deportment instituted by
the Tathagata. He talks about the fruit of emancipation, but his actions depart from what is
pure and he violates Dharma, which is profound and hidden. Each such person, following his
own interpretation, will speak contrary to what the sutras and vinaya rules state, saying: "The
Tathagata allows all of us meat". They will talk thus and say that the Buddha has so spoken.
They will dispute and say that they are shramanas and successors to the Buddha's teaching.
O good man! At that time, again, there will be shramanas who store cereals, receive fish and
meat, prepare meals themselves, and keep oil pots. They will be around bejewelled parasols,
leather footgear, kings, ministers and rich people. They will indulge in astrological practices
and medical treatments; they will keep servants, gold, silver, beryl, musaragalva, agate, crystal,
coral, amber, jade, horse-shoe shell, and many kinds of melons [seeds]. They will learn all arts,
painting, plastering, book-making, and all kinds of science, all kinds of seed- sowing and planting
of roots, placing of curses, charming, preparation of medicines, theatrical art, music, adorning of
their body with fragrances and flowers, gambling, "go" game, and various kinds of handiwork.
If any bhiksu rejects such evils, one can say that he is truly my disciple." Then Kasyapa said
further to the Buddha: "OWorld-Honoured One! The bhiksus, bhiksunis, upasakas and upasikas
may have to live depending on people. At the time of the alms-round, one may be given food
containing meat. How can one take it and yet be pure?" The Buddha said: "Use water, wash
away the meat, and then eat it [the rest of the food]. The utensil may be defiled by meat. But if
no taste of meat remains, this may be used. There will be no harm done. If one sees that there
is a lot of meat, one should not accept such a meal. One must never eat the meat itself. One
who eats it infringes the rule. I now set this rule of segregating one's self from eating meat. If
we go into detail, there will be no end of explanations. It is now time that I enter Nirvana. So I must dispense with explanations. This is "answering well what is enquired about
."





Kalau Anda paham dengan petikan Sutra di atas, Anda bisa melihat bahwa Sang Buddha baru saja menjelaskan kalau Beliau menentang bhiksu (dalam Bahasa Pali: bhikkhu) yang memakan 3 daging suci pada saat detik-detik menjelang memasuki Parinirvana. Bukankah ini yang saya katakan janggal dan sepertinya tumpang-tindih dengan kronologis di Sutra lain?

Intermezzo: "Tidak ada Sutra yang berjudul Nirvana Sutra. Mungkin Anda salah baca atau salah ingat. Sutra-sutra Mahayana yang dikategorikan di dalam Kitab Agama semuanya memiliki judul yang pendek. Sedangkan Sutra-sutra yang panjang dan terdiri dari beberapa bab, biasa isinya mengandung puja-pujaan kepada Buddha dan Bodhisattva; serta judulnya juga cukup panjang."

Tapi Sang Buddha sendiri tidak mewajibkan kepada upasaka-upasika untuk bervegetarian. Bahkan pancasila Buddhis pun bukan harga mati, hanya sebagai tuntunan bagi para perumah-tangga saja. Kalau Anda memang senang bervegetarian, silakan lanjutkan saja. Saya pun tidak mengajak Anda untuk menjadi makhluk omnivora. :)
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Nevada on 26 January 2010, 06:37:08 PM
Quote from: Juice_alpukat on 26 January 2010, 06:06:16 PM
Iya sih,zaman dulu tdk ada industri hewan tp skrng ada industri pnjagalan binatang, bgaimana menurut bro?

Di zaman dahulu manusia sudah bisa berternak. Makanya yang penting bagi bhikkhu adalah makan apa adanya. Akan sangat merepotkan jika bhikkhu sampai harus memilih-milih makanan. Lagipula mengambil gaya hidup bervegetarian pun sepertinya terperangkap dalam jaring "dosa mula citta", seperti yang disebutkan Bro Ryu.

Kita tidak bisa memaksakan semua perumah-tangga menjadi vegetarian. Semua orang punya kehendak masing-masing. Sama seperti kita tidak bisa memaksakan semua orang untuk harus suka alpukat. :)

Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Indra on 26 January 2010, 06:37:20 PM
apakah makan daging adalah praktik cinta kasih sepertinya harus dilihat dari kondisi makhluk yg dagingnya dimakan. hidup atau mati
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: andry on 26 January 2010, 06:38:24 PM
tambahan:
mungkin yg perlu di ingat adalah, dimana ada 3 kriteria:
mendengar (bhw daging tsb di khususkan untuk saia)
melihat (melihat hiwan tsb di bacok untuk saia)
mencurigai (mencurigai bahwa daging ini adalah berasal dari haiwan untuk saia)
IMO, aturan tsb untuk bikkhu...
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Nevada on 26 January 2010, 06:46:09 PM
Quote from: Juice_alpukat on 26 January 2010, 06:14:47 PM
Hmm,owkeh bhas devadatta vgetarian atau tidak, hanyalah spekulasi.Sulit diketahui. Tapi menurut bro gandalf,salah seorang guru tibet berkata dia tidak vegetarian.
gara2 lima peraturan devadatta, vegetarian pun jadi seperti ajaran devadatta, :hammer: shngga orang yg vegetarian kadang dikaitkan dngan devadatta :hammer: , heh cpeh gara2 perbuatan beliau.
Selanjutnya,
Kalau menurut bro, apakah vegetarian adalah salah st praktek cintakasih?
apakah makan daging juga mrupakan salah st praktek cinta kasih? Apakah vegetarian adlh salah st wujud mralitas trhdp hewan2?

Iyah, komentar beliau pun hanya spekulasi. Kecuali beliau bisa menunjukkan bukti bahwa Devadatta bukan seorang vegetarian. Saya memilih untuk tidak berkomentar soal Devadatta ini.

Menurut saya, vegetarian itu sendiri banyak motivasi. Ada yang karena alasan diet, ada yang karena alasan gaya hidup, ada yang karena anjuran kesehatan, ada juga karena pandangan atau pengaruh agama. Jika motivasinya karena pandangan dan agama, mungkin pembahasannya condong ke arah moralitas...

Menurut saya, orang yang bervegetarian karena pandangan atau pengaruh agama tidak selalu merupakan praktik cinta kasih. Saya lebih sering melihat orang bervegetarian dalam kategori ini karena "jijik" melihat daging. Mereka beralasan bahwa memakan daging meskipun tidak membunuh adalah perbuatan tidak baik, sebab mengondisikan hewan untuk dibunuh. Kalau begitu, mereka juga harusnya setuju bahwa petugas kremasi melakukan perbuatan tidak baik, sebab mereka membakar jenazah / orang mati. Berarti pekerjaan mereka juga mengondisikan orang mati.

Makan daging bukan perilaku cinta-kasih. Tetapi orang yang memakan daging bisa saja orang yang penuh cinta-kasih. Di sini bedanya.

Vegetarian tidak selalu merupakan bentuk moralitas terhadap hewan. Moralitas itu diterapkan kepada makhluk hidup. Yaitu bagaimana cara Anda memperlakukan hewan peliharaan, memperlakukan hewan di hutan, memperlakukan hewan yang diikat di pohon menanti saat sembelih massal, termasuk bagaimana Anda memperlakukan hewan parasit di rumah Anda; seperti laba-laba, tikus, semut, nyamuk, lalat, dll. Vegetarian tidak berhubungan dengan itu semua. Seperti analogi yang saya berikan di atas. Kalau memakan daging merupakan perbuatan tidak baik, maka membakar (kremasi) mayat juga tidak baik.

Apa Anda setuju?
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: The Ronald on 26 January 2010, 07:23:35 PM
setuju..
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: bond on 26 January 2010, 07:32:21 PM
Quote
Lagipula mengambil gaya hidup bervegetarian pun sepertinya terperangkap dalam jaring "dosa mula citta", seperti yang disebutkan Bro Ryu.

Keknya yg mengambil gaya hidup non vegetarian pun sepertinya terperangkap dalam jaring 'Lobha mula citta".  ;D
Jadi sepertinya banyak yg terperangkap jaring2 sensasi lho 8)
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 26 January 2010, 07:41:59 PM
woukeihlah bro upasaka, menurut anda,apakah membuka industri ( menjual daging hewan ) termasuk karma buruk?
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: The Ronald on 26 January 2010, 07:44:41 PM
ribut aja :P
hahaha..
intinya balik ke 8 jalan... dan sila buddhis..

vege..karena menyukai rasa sayuran dari pada daging.. ga beda ama yg ga vege..

di karaniya metta sutta

Inilah yang harus dikerjakan oleh mereka yang tangkas dalam kebaikan

Untuk mencapai ketenangan
...
...
merasa puas mudah di layani

yah klodikasih  daging.. yah makan daging...
klo dikasih sayuran yah makan sayuran

ga usah pilih.. ga baik :P
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: The Ronald on 26 January 2010, 07:45:37 PM
Quote from: Juice_alpukat on 26 January 2010, 07:41:59 PM
woukeihlah bro upasaka, menurut anda,apakah membuka industri ( menjual daging hewan ) termasuk karma buruk?
coba cek di "bermata pencaharian yang benar" :D
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: ryu on 26 January 2010, 08:08:49 PM
Quote from: bond on 26 January 2010, 07:32:21 PM
Quote
Lagipula mengambil gaya hidup bervegetarian pun sepertinya terperangkap dalam jaring "dosa mula citta", seperti yang disebutkan Bro Ryu.

Keknya yg mengambil gaya hidup non vegetarian pun sepertinya terperangkap dalam jaring 'Lobha mula citta".  ;D
Jadi sepertinya banyak yg terperangkap jaring2 sensasi lho 8)
makanya Buddha mengajarkan jangan terperangkap terhadap ektrim vege or non vege.
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Mr. Wei on 26 January 2010, 08:18:10 PM
Daripada pusing cia cai mendingan cia cin cai ;D
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Jerry on 26 January 2010, 08:23:31 PM
Praktek makan daging bentuk cinta kasih juga koq. Kalo ngga dimakan, bisa berbahaya bagi keseimbangan ekosistem, para hewan pemakan sayur bertambah banyak merajalela ditambah manusia yang vegetarian juga. Coba bayangin babi tambah banyak. Wah flu babi ke mana-mana :whistle:
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Indra on 26 January 2010, 10:25:19 PM
Quote from: Jerry on 26 January 2010, 08:23:31 PM
Praktek makan daging bentuk cinta kasih juga koq. Kalo ngga dimakan, bisa berbahaya bagi keseimbangan ekosistem, para hewan pemakan sayur bertambah banyak merajalela ditambah manusia yang vegetarian juga. Coba bayangin babi tambah banyak. Wah flu babi ke mana-mana :whistle:

maksud loe?
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Tekkss Katsuo on 26 January 2010, 10:34:23 PM
Quote from: Jerry on 26 January 2010, 08:23:31 PM
Praktek makan daging bentuk cinta kasih juga koq. Kalo ngga dimakan, bisa berbahaya bagi keseimbangan ekosistem, para hewan pemakan sayur bertambah banyak merajalela ditambah manusia yang vegetarian juga. Coba bayangin babi tambah banyak. Wah flu babi ke mana-mana :whistle:

byk alasannnn. :))  . blg aja suka makan daging =)) ,,,, lagian tdk mungkin semua org bisa vegetarian, imposible mission. karena sayuran bakal ga mencukupi, lahan kan makin berkurang karena dibuat pemukiman dan lain lain
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Nevada on 26 January 2010, 11:00:02 PM
Quote from: ryu on 26 January 2010, 08:08:49 PM
Quote from: bond on 26 January 2010, 07:32:21 PM
Quote
Lagipula mengambil gaya hidup bervegetarian pun sepertinya terperangkap dalam jaring "dosa mula citta", seperti yang disebutkan Bro Ryu.

Keknya yg mengambil gaya hidup non vegetarian pun sepertinya terperangkap dalam jaring 'Lobha mula citta".  ;D
Jadi sepertinya banyak yg terperangkap jaring2 sensasi lho 8)
makanya Buddha mengajarkan jangan terperangkap terhadap ektrim vege or non vege.

[at] Bond

;D

Intinya jangan melekat. Seorang yang memegang pandangan vegetarian, akan memilih-milih makanan dalam menjalani penghidupan sucinya. Namun seseorang yang memegang pandangan non-vegetarian, tidak akan pusing memilih-milih makanan. Ia hanya makan dari apa yang ia dapatkan. Tentunya makanan yang higienis dan tidak berbahaya.

Jadi dilihat dari unsur kemelekatannya, mana yang lebih berbahaya: "menjadi vegetarian atau menjadi non-vegetarian*"? :)

*non-vegetarian maksudnya adalah orang yang tidak mutlak memegang pandangan vegetarianisme; bukan artinya sebagai orang yang terobsesi pada makanan hewani.


Quote from: The Ronald on 26 January 2010, 07:45:37 PM
Quote from: Juice_alpukat on 26 January 2010, 07:41:59 PM
woukeihlah bro upasaka, menurut anda,apakah membuka industri ( menjual daging hewan ) termasuk karma buruk?
coba cek di "bermata pencaharian yang benar" :D

[at] Juice_alpukat

Ya, memang membuka industri pejagalan hewan (menjual daging hewan) termasuk dalam salah satu jenis perdagangan yang seharusnya dihindari menurut pandangan Buddhisme.

Dikatakan sebaiknya dihindari, sebab jenis perdagangan ini meletakkan hewan sebagai objek komersil. Apalagi hewan yang menjadi bahan perdagangan ini dianiya; misalnya untuk mengambil daging, bulu, susu, sarang, bagian tubuh lainnya, dsb. Menjalankan jenis perdagangan ini merupakan bentuk eksploitasi manusia terhadap hewan, sehingga melahirkan beragam kekerasan dan pelanggaran sila (moralitas). Inilah yang harus dihindari, bukan memakan daging.

Selain memperdagangkan hasil olahan dari hewan, menjual hewan dalam keadaan hidup itu sendiri juga merupakan jenis perdagangan yang sebaiknya dihindari. Dalam hal ini, menjual hewan ternak, menjual ikan hias, menjual burung, dsb. merupakan termasuk dalam jenis perdagangan ini. Ini juga yang seharusnya dihindari. Dalam pandangan Buddhisme, menjual makhluk-makhluk itu adalah tidak baik. Namun bila Anda membeli hewan ternak, membeli ikan hias, membeli burung, dsb. untuk kemudian Anda rawat dengan baik, itu bukan merupakan perbuatan buruk. Demikian pula seperti memakan daging. :)

Sebagai referensi tambahan, berikut ini saya cantumkan petikan Amagandha Sutta dari Sutta Nipata - Khudaka Nikaya...

---------------

Suatu ketika Sang Buddha Gotama didatangi oleh seorang petapa vegetarian. Petapa vegetarian itu bertanya kepada Sang Buddha apakah Beliau adalah seorang "amagandha" atau bukan. Sang Buddha kemudian bertanya balik tentang apakah yang dimaksud dengan "amagandha" itu. Petapa vegetarian itu menjawab bahwa "amagandha" artinya adalah "bau amis, bau daging"; yang secara komprehensif dapat diartikan bahwa "amagandha" adalah hal yang bau, kotor, jijik, dan menodai kehidupan suci. Setelah itu, Sang Buddha Gotama membabarkan khotbah kepada petapa vegetarian itu. Dalam kesempatan ini, Sang Buddha Gotama mengulang khotbah yang pernah dibabarkan oleh Buddha Kassapa kepada Petapa Tissa. Demikianlah khotbah-Nya...


Petapa Tissa berkata:

1. Orang bajik yang makan padi-padian, buncis dan kacang-kacangan, dedaunan dan akar-akaran yang dapat dimakan, serta buah dari tanaman rambat apapun yang diperoleh dengan benar; tidak akan berbohong karena kesenangan indria. (239)

2. Oh, Kassapa, Engkau memakan makanan apapun yang diberikan orang lain, yang disiapkan dengan baik, diatur dengan indah, bersih dan menarik; dia yang menikmati makanan seperti itu, yang terbuat dari nasi, berarti makan [daging yang membusuk, yang mengeluarkan] bau busuk. (240)

3. Oh, Brahmana, walaupun Engkau mengatakan bahwa serangan bau busuk itu tidak berlaku bagi-Mu sementara Engkau makan nasi dengan unggas yang disiapkan dengan baik, tetapi aku bertanya pada-Mu apa arti ini: "Seperti apa yang Engkau sebut bau busuk itu?" (241)


Buddha Kassapa berkata:

4. Mengambil kehidupan (membunuh), memukul, melukai, mengikat, mencuri, berbohong, menipu, pengetahuan yang tak berharga, berhubungan intim dengan objek yang salah; inilah bau busuk, bukan memakan daging. (242)

5. Di dunia ini, para individu yang tidak terkendali dalam kesenangan indria, yang serakah terhadap hal yang manis, yang berhubungan dengan tindakan-tindakan yang tidak murni, yang memiliki pandangan keliru, yang jahat, yang sulit diikuti; inilah bau busuk, bukan memakan daging. (243)

6. Di dunia ini, mereka yang kasar, sombong, memfitnah, berkhianat, tidak ramah, sangat egois, pelit, dan tidak memberi kepada siapa pun; inilah bau busuk, bukan memakan daging. (244)

7. Kemarahan, kesombongan, kekeras-kepalaan, permusuhan, penipuan, kedengkian, suka membual, egoisme, bergaul dengan yang tidak bermoral; inilah bau busuk, bukan memakan daging. (245)

8. Mereka yang memiliki moral yang buruk, menolak membayar hutang, suka memfitnah, tidak jujur dalam usaha mereka, suka berpura-pura, mereka yang di dunia ini menjadi orang yang teramat keji dan melakukan hal-hal salah seperti itu; inilah bau busuk, bukan memakan daging. (246)

9. Mereka yang di dunia ini tidak terkendali terhadap makhluk hidup, yang cenderung melukai setelah mengambil harta milik mereka, yang tidak bermoral, kejam, kasar, tidak memiliki rasa hormat; inilah bau busuk, bukan memakan daging. (247)

10. Mereka yang menyerang makhluk hidup karena keserakahan atau rasa permusuhan dan selalu cenderung jahat, akan menuju ke kegelapan setelah kematian dan jatuh terpuruk ke dalam alam-alam yang menyedihkan; inilah bau busuk, bukan memakan daging. (248)

11. Tidak memakan ikan dan daging, tidak memakai pakaian, mencukur kepala, berambut kusut, melumuri diri dengan abu, memakai pakaian yang kasar, melakukan pemujaan; tak satu pun dari berbagai bentuk praktik itu yang dilakukan untuk tujuan tidak sehat, termasuk pula melafalkan mantra-mantra pemujaan, persembahan dalam ritual, penyembelihan korban maupun puasa dalam jangka waktu tertentu; yang bisa memurnikan seseorang dari keraguan-raguannya. (249)

12. Dia yang hidup dengan indria yang terjaga dan terkendali, serta telah mantap di dalam Dhamma, akan bergembira dengan kehidupan yang lurus dan lemah-lembut; yang sudah melampaui kemelekatan dan mengatasi kesengsaraan; orang bijaksana itu tidak melekat pada apa yang dilihat dan didengar. (250)

13. Demikianlah Buddha Kassapa mengkhotbahkan hal ini berulang-ulang. Petapa yang pandai dalam menguasai mantra-mantra itu kemudian memahaminya. Orang suci yang telah terbebas dari kekotoran batin, tidak melekat dan sulit diikuti, menyampaikan (khotbah) ini dalam bait-bait yang indah. (251)

14. Maka, setelah mendengarkan kata-kata indah yang mengakhiri semua penderitaan, yang diucapkan oleh Sang Buddha yang telah terbebas dari kekotoran batin, dia menghormati Sang Tathagata dengan segala kerendahan hati dan memohon untuk diterima masuk ke dalam Sangha di tempat itu juga. (252)
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Jerry on 26 January 2010, 11:19:05 PM
Quote from: Indra on 26 January 2010, 10:25:19 PM
maksud loe?
maksudnya kita "harus" makan babi, tul ga Om? :D

Quote from: Tekkss Katsuo on 26 January 2010, 10:34:23 PM
byk alasannnn. :))  . blg aja suka makan daging =)) ,,,, lagian tdk mungkin semua org bisa vegetarian, imposible mission. karena sayuran bakal ga mencukupi, lahan kan makin berkurang karena dibuat pemukiman dan lain lain
Emang. Menghadapi yang ngga masuk akal ya dengan yang ga masuk akal juga. >:D

Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: ryu on 27 January 2010, 06:43:48 AM
Quote from: Jerry on 26 January 2010, 11:19:05 PM
Quote from: Indra on 26 January 2010, 10:25:19 PM
maksud loe?
maksudnya kita "harus" makan babi, tul ga Om? :D

Quote from: Tekkss Katsuo on 26 January 2010, 10:34:23 PM
byk alasannnn. :))  . blg aja suka makan daging =)) ,,,, lagian tdk mungkin semua org bisa vegetarian, imposible mission. karena sayuran bakal ga mencukupi, lahan kan makin berkurang karena dibuat pemukiman dan lain lain
Emang. Menghadapi yang ngga masuk akal ya dengan yang ga masuk akal juga. >:D


:hammer: PEMBENARAN!!!
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: ryu on 27 January 2010, 06:55:41 AM
Quote from: Juice_alpukat on 26 January 2010, 05:28:55 PM
Sepengetahuanku, tatkala devadatta mengusulkan lima peraturan tsb,sang Budha tidak menolak tpi juga tidak menerima,dan menganggap kalau ada yg sanggup boleh dilakukan.
Jadi menurutku ajaran Sang Buddha tidaklah salah dalam hal 4 peraturan tsb.
Dan devadatta terlhat extrim dan aturan tsb seperti penyiksaan diri.
Untuk point kelima,aturan tidak makan daging dan ikan belon tentu salah lho.
Karna Sang Buddha juga sudah berdialog dngan bhku kassapa mengenai makan daging, kasyapa bertanya mengapa dulu sang Buddha memperbolehkan tiga daging bersyarat, sekarang malah semua daging tidak boleh? Buddha berkata itu perlu penyesuaian dan perlahan untk meninggalkan kebiasaan.


Kisah Perpecahan Sangha

DHAMMAPADA XII, 7

        Pada suatu kesempatan, ketika Sang Buddha sedang memberikan khotbah di Vihara Veluvana, Devadatta datang kepadanya dan menyarankan bahwa Sang Buddha kini telah menjadi tua, seharusnya tugas-tugas kepemimpinan Sangha diserahkan kepada Devadatta. Tetapi Sang Buddha menolak permintaannya, menegurnya, dan menyebutnya "penjilat lidah" (khelasika). Sejak saat itu, Devadatta sangat membenci Sang Buddha. Ia bahkan berusaha membunuh Sang Buddha sebanyak tiga kali, tetapi selalu gagal, kemudian Devadatta mencoba taktik lain. Kali ini ia datang kehadapan Sang Buddha dan mengajukan lima peraturan untuk para bhikkhu untuk dilakukan sepanjang hidupnya.

Ia mengajukan:

1. Para bhikkhu harus tinggal di hutan.
 
2. Para bhikkhu harus hidup dengan makanan yang hanya diterima pada saat pindapatta.
 
3. Mereka harus mengenakan jubah yang hanya terbuat dari potongan kain yang diperoleh dari tumpukan sampah.
 
4. Mereka harus berdiam di bawah pohon dan
 
5. Mereka tidak boleh memakan ikan atau daging.
 
        Sang Buddha tidak menolak terhadap peraturan tersebut dan tidak keberatan terhadap siapa yang sanggup melakukannya, tetapi dengan berbagai pertimbangan yang benar, Beliau tidak menetapkan peraturan itu untuk para bhikkhu secara keseluruhan.

        Devadatta menuntut bahwa peraturan yang diajukannya lebih baik daripada peraturan yang telah ada, dan beberapa bhikkhu baru sepakat dengannya.

        Suatu hari, Sang Buddha bertanya kepada Devadatta apakah benar bahwa ia berusaha membuat perpecahan dalam Sangha, dan ia mengakui bahwa hal itu benar. Sang Buddha memperingatkannya bahwa perbuatan itu adalah suatu perbuatan buruk yang serius, tetapi Devadatta tidak memperdulikan peringatan itu. Setelah itu Devadatta bertemu dengan Ananda Thera pada saat berpindapatta di Raja Gaha.

        Devadatta berkata kepada Ananda Thera, "Ananda mulai hari ini, saya akan melakukan kegiatan uposatha, dan menjalankan tugas-tugas Sangha secara terpisah, tidak tergantung kepada Sang Buddha dan pasamuan bhikku-bhikkhu".

        Sekembalinya dari pindapatta, Ananda Thera memberitahu Sang Buddha apa yang telah dikatakan oleh Devadatta.

        Mendengar hal itu, Sang Buddha menjelaskan, "Devadatta melakukan kesalahan yang sangat serius, perbuatan itu akan menyebabkan ia terlahir ke alam Neraka Avici. Bagi orang yang bersifat baik, sangatlah mudah melakukan perbuatan baik dan sulit berbuat jahat, tetapi orang yang jahat, sangatlah mudah berbuat jahat dan sulit melakukan perbuatan baik. Memang, dalam hidup ini adalah mudah untuk melakukan suatu yang tidak bermanfaat, tetapi sulit untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat".

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 163 berikut:

Sungguh mudah untuk melakukan hal-hal yang buruk dan tak bermanfaat, tetapi sungguh sulit untuk melakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri.

        Kemudian pada hari Uposatha, Devadatta diikuti oleh lima ratus bhikkhu-bhikkhu suku Vajji, memisahkan diri dari Pasamuan Sangha, dan pergi ke Gayasisa. Akan tetapi ketika dua murid utama, Sariputta dan Maha Moggallana pergi menemui para bhikkhu pengikut Devadatta, dan berbicara kepada mereka. Mereka menyadari kesalahannya, sehingga banyak di antara mereka yang kembali bersama dua murid utama kepada Sang Buddha.***
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 27 January 2010, 08:06:47 AM
Woikeh,trmaksh ats pndapat sobat dharma skalian.
misal , perompak menjual barang2 hasil rompakan, dan kita membeli barang2 hasil rampokan,apakh itu trmask karma buruk?
Kategori pencurian;
adanya objek,
mengetahui ada objek,
berniat mengambil objek,
melakukan tindakan ,
objek brhasil dicuri.

Lalu dia jual,kita tahu itu objek rampasan, tapi kita beli,karna :
tidak melhat,
tidak mendngar dan
tidak menduga.
Karna dibeli,dia mndapat keuntungan,besok dia merampok lagi, kita beli lagi,dn strusny.
Apakah sbgai pembeli hasil rampokan itu karma buruk?
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: The Ronald on 27 January 2010, 08:17:42 AM
penadah yah?
tp yg aneh bagai mana kmu tau itu hasil rampokan?
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 27 January 2010, 08:36:55 AM
kalau tahu itu hasil rampokan, gmana ya kalau kita beli apakh ada karma buruk?
Kalau tidak tahu itu hasil rampokan gmana kalau kita beli apakah ada karma bruk?
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Nevada on 27 January 2010, 08:58:00 AM
[at] Juice_alpukat

Sebenarnya mengetahui, melihat dan mendengar orang lain melakukan pembunuhan atau mencuri bukanlah kamma buruk. Para bhikkhu dilarang memakan daging apabila mengetahui, mendengar dan melihat hewan itu dibunuh untuknya; karena itu merupakan sikap tidak baik di mana bhikkhu itu diam saja ketika menyadari ada makhluk lain yang mati untuknya. Ini yang ditekankan oleh Sang Buddha. Namun yang jelas bukan kamma buruk. Kebiasaan umat Buddha adalah sedikit-dikit bawa-bawa istilah "kamma buruk" atau "kamma baik".

Lagipula sebagai perumah-tangga, tidak ada peraturan 3 syarat itu. Jadi kalau Anda tahu, Anda melihat dan Anda mendengar suatu barang didapatkan dengan cara merampok, dan Anda juga membelinya; Anda tidak melakukan kamma buruk. Kamma hanya berbicara dalam tataran saat kini. Saat kini adalah saat Anda membeli. Anda tidak terlibat dalam perampokan itu, jadi Anda tidak melakukan kamma buruk.

Saya pikir ini sudah OOT (Out of Topic).
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: The Ronald on 27 January 2010, 09:04:25 AM
Quote from: Juice_alpukat on 27 January 2010, 08:36:55 AM
kalau tahu itu hasil rampokan, gmana ya kalau kita beli apakh ada karma buruk?
Kalau tidak tahu itu hasil rampokan gmana kalau kita beli apakah ada karma bruk?
baik yg tidak tau, maupun yg tau.. terus beli ke 2-2 nya bisa di tahan di kantor polisi (menurut anda itu kamma buruk ato baik)
bagi yg tau itu barang curian, lebih mudah menghindari untuk menjadi penadah
bagi yg tidak tau lebih sulit, dan dia mungkin akan menjadi penadah terus2an
masalahnya di kantor polisi ntar di tanya lebih macam2
jelas karena harganya murah dll, dan mungkin karena ketidak tahuannya dia telah menjadi penadah besar
baik yg tau , dan tidak tau..kemudian membeli.. ke 2-2nya mempunyai effeck buruk
makanya kebijaksaan juga harus di tingkatkan
sila saja tidak lah cukup
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 27 January 2010, 09:10:15 AM
Quote from: upasaka on 27 January 2010, 08:58:00 AM
[at] Jadi kalau Anda tahu, Anda melihat dan Anda mendengar suatu barang didapatkan dengan cara merampok, dan Anda juga membelinya; Anda tidak melakukan kamma buruk. Kamma hanya berbicara dalam tataran saat kini. Saat kini adalah saat Anda membeli. Anda tidak terlibat dalam perampokan itu, jadi Anda tidak melakukan kamma buruk.

Saya pikir ini sudah OOT (Out of Topic).
sy pkr blm oot, ini brkaitan dngan membeli daging.
msl ada tempat khusus menjual hasil brng perampokan, kita membeli dan tiap kali membeli,dan pelaku pun menjual dan pergi merampok dan menjual,dan pergi merampok. Dmikianlah
msl ada tempat menjual objek makhluk hasil pembunuhann, kita membeli dan tiap kali membeli,dan pelaku pun menjual dan pergi membunuh dan menjual,dan pergi membunuh lagi. Apakah penjual sebgai pihak :
yg mengetahui adanya makhluk hdup,
yg berniat membunuh,
yg melakukan tindakan membunuh,
dan makhluk itu mati.
Makhluk2 hasil pembunuhan setiap hari  dijual sebnyak miliaran ekor di seluruh dunia, yg menjadi daging, dan miliaran orang membeli daging.
Apakah subjek pihak menjual dan membunuh makhluk mlakukan kamma buruk ?
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Nevada on 27 January 2010, 09:18:23 AM
Quote from: Juice_alpukat on 27 January 2010, 09:10:15 AM
Quote from: upasaka on 27 January 2010, 08:58:00 AM
[at] Jadi kalau Anda tahu, Anda melihat dan Anda mendengar suatu barang didapatkan dengan cara merampok, dan Anda juga membelinya; Anda tidak melakukan kamma buruk. Kamma hanya berbicara dalam tataran saat kini. Saat kini adalah saat Anda membeli. Anda tidak terlibat dalam perampokan itu, jadi Anda tidak melakukan kamma buruk.

Saya pikir ini sudah OOT (Out of Topic).
sy pkr blm oot, ini brkaitan dngan membeli daging.
msl ada tempat khusus menjual hasil brng perampokan, kita membeli dan tiap kali membeli,dan pelaku pun menjual dan pergi merampok dan menjual,dan pergi merampok. Dmikianlah
msl ada tempat menjual objek makhluk hasil pembunuhann, kita membeli dan tiap kali membeli,dan pelaku pun menjual dan pergi membunuh dan menjual,dan pergi membunuh lagi. Apakah penjual sebgai pihak :
yg mengetahui adanya makhluk hdup,
yg berniat membunuh,
yg melakukan tindakan membunuh,
dan makhluk itu mati.
Makhluk2 hasil pembunuhan setiap hari  dijual sebnyak miliaran ekor di seluruh dunia, yg menjadi daging, dan miliaran orang membeli daging.
Apakah subjek pihak menjual dan membunuh makhluk mlakukan kamma buruk ?


Sudah saya bilang, yang melakukan kamma buruk adalah yang membunuh, yang mencuri. Menjual hewan dan menjual barang rampasan termasuk jenis perdagangan tidak baik.

Sedangkan membeli barang-barang itu sama sekali bukan kamma buruk.
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: FZ on 27 January 2010, 09:21:50 AM
mungkin harus diperhatikan, selain karma baik, karma buruk ada juga yang dinamakan netral.
jadi kadang agak sulit menjawab ini karma baik / buruk, karena kadang netral2 aja, tidak buruk dan tidak juga baik
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: ryu on 27 January 2010, 09:35:22 AM
Jadi kalau ada orang yang berdana daging ke Buddha karma buruk yah Juice? Bisa kasih referensi sutta nya?
Buddha makan daging kena karma buruk dong!
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 27 January 2010, 09:36:13 AM
Quote from: upasaka on 27 January 2010, 09:18:23 AM
Quote from: Juice_alpukat on 27 January 2010, 09:10:15 AM
Quote from: upasaka on 27 January 2010, 08:58:00 AM
[at] Jadi kalau Anda tahu, Anda melihat dan Anda mendengar suatu barang didapatkan dengan cara merampok, dan Anda juga membelinya; Anda tidak melakukan kamma buruk. Kamma hanya berbicara dalam tataran saat kini. Saat kini adalah saat Anda membeli. Anda tidak terlibat dalam perampokan itu, jadi Anda tidak melakukan kamma buruk.

Saya pikir ini sudah OOT (Out of Topic).
sy pkr blm oot, ini brkaitan dngan membeli daging.
msl ada tempat khusus menjual hasil brng perampokan, kita membeli dan tiap kali membeli,dan pelaku pun menjual dan pergi merampok dan menjual,dan pergi merampok. Dmikianlah
msl ada tempat menjual objek makhluk hasil pembunuhann, kita membeli dan tiap kali membeli,dan pelaku pun menjual dan pergi membunuh dan menjual,dan pergi membunuh lagi. Apakah penjual sebgai pihak :
yg mengetahui adanya makhluk hdup,
yg berniat membunuh,
yg melakukan tindakan membunuh,
dan makhluk itu mati.
Makhluk2 hasil pembunuhan setiap hari  dijual sebnyak miliaran ekor di seluruh dunia, yg menjadi daging, dan miliaran orang membeli daging.
Apakah subjek pihak menjual dan membunuh makhluk mlakukan kamma buruk ?


Sudah saya bilang, yang melakukan kamma buruk adalah yang membunuh, yang mencuri. Menjual hewan dan menjual barang rampasan termasuk jenis perdagangan tidak baik.

Sedangkan membeli barang-barang itu sama sekali bukan kamma buruk.
oo i see.
ada suttanya gak bro? kalau beli barang2 hasil rampokan bukan kamma buruk? /\
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 27 January 2010, 09:38:45 AM
Quote from: upasaka on 27 January 2010, 09:18:23 AM
Quote from: Juice_alpukat on 27 January 2010, 09:10:15 AM
Quote from: upasaka on 27 January 2010, 08:58:00 AM
[at] Jadi kalau Anda tahu, Anda melihat dan Anda mendengar suatu barang didapatkan dengan cara merampok, dan Anda juga membelinya; Anda tidak melakukan kamma buruk. Kamma hanya berbicara dalam tataran saat kini. Saat kini adalah saat Anda membeli. Anda tidak terlibat dalam perampokan itu, jadi Anda tidak melakukan kamma buruk.

Saya pikir ini sudah OOT (Out of Topic).
sy pkr blm oot, ini brkaitan dngan membeli daging.
msl ada tempat khusus menjual hasil brng perampokan, kita membeli dan tiap kali membeli,dan pelaku pun menjual dan pergi merampok dan menjual,dan pergi merampok. Dmikianlah
msl ada tempat menjual objek makhluk hasil pembunuhann, kita membeli dan tiap kali membeli,dan pelaku pun menjual dan pergi membunuh dan menjual,dan pergi membunuh lagi. Apakah penjual sebgai pihak :
yg mengetahui adanya makhluk hdup,
yg berniat membunuh,
yg melakukan tindakan membunuh,
dan makhluk itu mati.
Makhluk2 hasil pembunuhan setiap hari  dijual sebnyak miliaran ekor di seluruh dunia, yg menjadi daging, dan miliaran orang membeli daging.
Apakah subjek pihak menjual dan membunuh makhluk mlakukan kamma buruk ?


Sudah saya bilang, yang melakukan kamma buruk adalah yang membunuh, yang mencuri. Menjual hewan dan menjual barang rampasan termasuk jenis perdagangan tidak baik.

Sedangkan membeli barang-barang itu sama sekali bukan kamma buruk.
oo i see.
ada suttanya gak bro? kalau beli barang2 hasil rampokan bukan kamma buruk? /\
Quote from: Forte on 27 January 2010, 09:21:50 AM
mungkin harus diperhatikan, selain karma baik, karma buruk ada juga yang dinamakan netral.
jadi kadang agak sulit menjawab ini karma baik / buruk, karena kadang netral2 aja, tidak buruk dan tidak juga baik

kira2 mgkn kiriya kamma. hehehe.
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 27 January 2010, 09:39:54 AM
Quote from: ryu on 27 January 2010, 09:35:22 AM
Jadi kalau ada orang yang berdana daging ke Buddha karma buruk yah Juice? Bisa kasih referensi sutta nya?
Buddha makan daging kena karma buruk dong!
bentar,lagi cari. ;D
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Juice_alpukat on 27 January 2010, 09:42:19 AM
Oke all.
Kesimpulan mengenai bhiku penjilat lidah devadatta adalah ;
-tidak tahu pasti apakah beliau vegetarian apa nggak.
-dia menetapkan lima peraturan itu setelah gagal mencelakai buddha, dan itu sbgai siasat lain untk menjadi ketua sangha.

-setelah pisah dari sanggha Buddha Gotama, dia pergi menjauh membawa para bhikkhu ikut bersamanya.
-setelah pisah ,beberapa bulan kemudian dia akhirnya ingn kembali kepada Buddha untk menyatakan penyesalan, tapi niatnya tdak kesampaian.

Dan yg jelas,devadatta selama hdupnya,apakah vegetarian atau tidak,masih kabur.
Semoga tidak ada lagi umat Buddha menertawakan orang vegetarian dngan membawa2 tameng mengenai devadatta yg dianggap vegetarian.

Diskusi kita tutup sampai disini,akhir kata mari kita memanjatkan sabbe satta bhavantu sukhitata,semoga semua makhluk berbahagia.
Kalau ada yg lanjut dipersilahkan. ;D
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: FZ on 27 January 2010, 09:59:44 AM
Kesimpulan mengenai bhiku penjilat lidah devadatta adalah ;

_/\_
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: The Ronald on 27 January 2010, 10:14:57 AM
dari tetangga  :P

QuoteDari: Joni Prasetiyo, San Francisco
Bhante, sebelumnya saya minta maaf kalo pertanyaan saya kurang sopan.
Saya ada pertanyaan mengenai vegetarianisme. Menurut ajaran Buddha (Aliran Theravada) selama kita membeli daging di pasar dan memasaknya, hal itu bukanlah tindakan yang salah. Hal ini saya analogikan dengan hal berikut: Ada seseorang yang mata pencahariannya adalah merampok, tidak jarang dalam menjalankan aksinya perampok tersebut harus membunuh korbannya. Perampok tersebut selalu menjalankan aksinya di kota lain. Setelah merampas harta benda korbannya, perampok tersebut menjualnya di pasar gelap dengan harga yang miring. Kita asumsikan bahwa banyak orang yang tahu bahwa dia perampok, tapi semua diam saja bahkan banyak orang yang jadi pelanggannya karena memang harganya yang miring. Pertanyaan saya:
1. Menurut ajaran Theravada berarti saya tidak salah kalo membeli barang hasil perampokan tersebut, karena toh saya bukan yang memesan. Barang tersebut sudah ada di pasar gelap.
2. Saya sangat tidak setuju dengan ungkapan bahwa menjadi vegetarian tidak akan mengurangi pembunuhan. Mengacu pada analogi perampok tadi, kalo semua orang sadar bahwa benda tersebut berasal dari orang yang terampas haknya, sehingga mereka tidak mau membeli lagi, pada akhirnya perampok tersebut akan berhenti merampok, karena dia tidak bisa menjual hasil rampokannya lagi sehingga tidak ada insentif baginya untuk meneruskan mata pencahariannya. Memang betul hanya dengan beberapa umat Buddhis menjadi vegetarian tidak akan membuat perubahan yang signifikan, tetapi bukankah lebih baik kalo kita memulai berbuat baik dari kita sendiri dulu?
3. Apakah kalo saya tidak bisa menghilangkan pikiran bahwa daging berasal dari "perampokan terhadap hewan" berarti batin saya masih kotor?
Demikian pertanyaan dari saya.
Semoga semua mahkluk berbahagia.

Jawaban:
Dalam Dhamma, memang niat adalah yang menentukan karma seseorang. Karena tidak berniat melakukan pembunuhan, maka seseorang dinyatakan tidak bersalah untuk memakan daging yang ia beli sebagai bangkai di pasar. Persamaan logika tentang barang curian itu kelihatannya memang masuk akal, namun, hendaknya dimengerti pula bahwa perilaku dalam Dhamma tidak pernah melanggar hukum yang berlaku di suatu negara. Tidak adanya pelanggaran hukum negara inilah yang membuat Sang Buddha dengan 'aman' mengajar Dhamma selama 45 tahun tanpa ada permusuhan dari rakyat maupun raja.
Menurut hukum yang berlaku di suatu negara, membeli barang hasil rampokan adalah merupakan pelanggaran, maka hal ini tidak bisa pula dilakukan oleh seorang umat Buddha.
Apabila suatu ketika nanti ada negara yang memberlakukan larangan membeli bangkai hewan di pasar, maka seorang umat Buddha juga tidak boleh membeli bangkai lagi di pasar. Membeli bangkai di pasar pada saat itu akan menjadi salah menurut Dhamma.
Dengan demikian, ukuran yang dipergunakan oleh seorang umat Buddha dalam tindakan agar sesuai Dhamma adalah ukuran Buddha Dhamma dan juga sekaligus ukuran tempat ia tinggal. Singkatnya, perbuatan seseorang hendaknya ditimbang dengan Hukum Dhamma dan juga Hukum Negara.

2. Tidak menyetujui dengan pendapat bahwa 'menjadi vegetarian tidak akan mengurangi pembunuhan' tidak masalah, karena semua orang tentu mempunyai latar belakang pemikirannya sendiri. Dari latar belakang pemikirannya sendiri itulah orang akan menentukan sikap dan perbuatannya. Kalau seseorang tidak atau belum menyetujui pendapat itu, tentu saja ia akan melakukan perbuatan yang sesuai dengan ketidaksetujuannya itu. Mungkin, ia akan menjadi vegetarian. Hal itu tidak ada masalah. Hal itu juga baik, paling tidak untuk mengurangi keinginan pada makanan yang berasal dari daging.

3. Kalau dalam pikiran seseorang muncul anggapan bahwa makan daging adalah merupakan "perampokan terhadap hewan" maka tentunya ia tidak akan makan daging, dan hal itu yang menjadi dasar untuk perilaku yang dipilihnya. Pandangan itu tentunya bukan merupakan kekotoran batin, melainkan merupakan rasionalisasi dasar suatu perbuatan.
Semoga penjelasan ini dapat bermanfaat.
Semoga bahagia.
Salam metta,
B. Uttamo
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: bond on 27 January 2010, 10:38:14 AM
Quote
Intinya jangan melekat. Seorang yang memegang pandangan vegetarian, akan memilih-milih makanan dalam menjalani penghidupan sucinya. Namun seseorang yang memegang pandangan non-vegetarian, tidak akan pusing memilih-milih makanan. Ia hanya makan dari apa yang ia dapatkan. Tentunya makanan yang higienis dan tidak berbahaya.

Jadi dilihat dari unsur kemelekatannya, mana yang lebih berbahaya: "menjadi vegetarian atau menjadi non-vegetarian*"? Smiley

*non-vegetarian maksudnya adalah orang yang tidak mutlak memegang pandangan vegetarianisme; bukan artinya sebagai orang yang terobsesi pada makanan hewani.

Nurut aye mau non veg atau veg sama2 berbahaya dalam hal unsur kemelekatannya...itu dipikiran kan...jadi kata lebih berbahaya ini dan itu hanya suatu pemikiran kontroversi saja ;D

Org veg ngak susah juga dan tidak pusing memilih makanan...tergantung orgnya kan...yg non veg aja kalo ke resto juga pilih menu  ^-^. Hari ini mo masak apa ya? atau hari ini mo makan apa ya? ngak mau maka ini mau makan itu...lihat LDM dimana2  ;D

Contohnya gue ngak pusing...dan enjoy2 aja veg....yg pusing kadang pikiran org yg non veg...suka nanya "koq lu veg sih ini dan itu..." ^-^

Ada satu bhikkhu hutan Ajhan Yantra Amaro...ngak repot tuh......Beliau juga veg lho...

Sebenarnya vegetarian adalah pilihan dan bukan lah suatu kelemahan dalam pengikisan LDM...sama halnya bhikkhu memiliki sila2 pokok dan sila tambahan. Demikian jika seorang bhikkhu vegetarian tidak terhalangi dalam usaha mencapai kesucianya....yang menjadi penghalang adalah pikiran kotor...

Malahan gua liat banyak juga tuh lobhanya yg pemakan daging... ;D(bentar lagi gue dikeroyok   pemangsa nih ^-^) lobha vs dosa,  oh my God...  :))
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Tekkss Katsuo on 27 January 2010, 10:48:02 AM
btw jangan selalu mengatakan bahwa Bhikkhu Devadatta adalah penjilat lidah. kagak baik di baca. bilang aja Bhikkhu Devadata.
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Nevada on 27 January 2010, 02:07:46 PM
Quote from: bond on 27 January 2010, 10:38:14 AM
Quote
Intinya jangan melekat. Seorang yang memegang pandangan vegetarian, akan memilih-milih makanan dalam menjalani penghidupan sucinya. Namun seseorang yang memegang pandangan non-vegetarian, tidak akan pusing memilih-milih makanan. Ia hanya makan dari apa yang ia dapatkan. Tentunya makanan yang higienis dan tidak berbahaya.

Jadi dilihat dari unsur kemelekatannya, mana yang lebih berbahaya: "menjadi vegetarian atau menjadi non-vegetarian*"? Smiley

*non-vegetarian maksudnya adalah orang yang tidak mutlak memegang pandangan vegetarianisme; bukan artinya sebagai orang yang terobsesi pada makanan hewani.

Nurut aye mau non veg atau veg sama2 berbahaya dalam hal unsur kemelekatannya...itu dipikiran kan...jadi kata lebih berbahaya ini dan itu hanya suatu pemikiran kontroversi saja ;D

Org veg ngak susah juga dan tidak pusing memilih makanan...tergantung orgnya kan...yg non veg aja kalo ke resto juga pilih menu  ^-^. Hari ini mo masak apa ya? atau hari ini mo makan apa ya? ngak mau maka ini mau makan itu...lihat LDM dimana2  ;D

Contohnya gue ngak pusing...dan enjoy2 aja veg....yg pusing kadang pikiran org yg non veg...suka nanya "koq lu veg sih ini dan itu..." ^-^

Ada satu bhikkhu hutan Ajhan Yantra Amaro...ngak repot tuh......Beliau juga veg lho...

Sebenarnya vegetarian adalah pilihan dan bukan lah suatu kelemahan dalam pengikisan LDM...sama halnya bhikkhu memiliki sila2 pokok dan sila tambahan. Demikian jika seorang bhikkhu vegetarian tidak terhalangi dalam usaha mencapai kesucianya....yang menjadi penghalang adalah pikiran kotor...

Malahan gua liat banyak juga tuh lobhanya yg pemakan daging... ;D(bentar lagi gue dikeroyok   pemangsa nih ^-^) lobha vs dosa,  oh my God...  :))

Memang benar. Dalam tataran perumah-tangga, orang yang vegetarian cenderung terkonteminasi dosa (penolakan) terhadap daging; sedangkan orang yang non-vegetarian cenderung terkontaminasi lobha (ketertarikan) terhadap daging.

Namun dalam tataran kehidupan sebagai seorang bhikkhu, menurut saya lebih baik memilih menjadi seorang non-vegetarian. Karena bhikkhu non-vegetarian lebih mudah dirawat dan tidak melekat maupun memilih-milih soal makanan. Berbeda dengan bhikkhu yang memilih menjadi seorang vegetarian. Namun di luar daripada itu, Sang Buddha sendiri memberi kebebasan kepada para bhikkhu untuk memilih tetap bervegetarian atau tidak bervegetarian. Sebab makanan tidak akan mengandung kilesa (kekotoran batin). Kilesa hanya ada di pikiran, dan pikiranlah yang dikendalikan; bukan makanan yang dipilih-pilih.

Ketika sudah mencapai Pembebasan, saya pikir seorang bhikkhu sudah tidak akan memusingkan jenis makanannya. Dengan kata lain, seorang bhikkhu itu tidak akan melekat pada makanan, menerima pemberian makanan apa adanya; maka dari itu Sang Buddha tidak menyetujui usul Devadatta.

:)
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Nevada on 27 January 2010, 02:07:54 PM
Quote from: Juice_alpukat on 27 January 2010, 09:36:13 AM
Quote from: upasaka on 27 January 2010, 09:18:23 AM
Sudah saya bilang, yang melakukan kamma buruk adalah yang membunuh, yang mencuri. Menjual hewan dan menjual barang rampasan termasuk jenis perdagangan tidak baik.

Sedangkan membeli barang-barang itu sama sekali bukan kamma buruk.
oo i see.
ada suttanya gak bro? kalau beli barang2 hasil rampokan bukan kamma buruk? /\

Tidak ada Sutta yang secara spesifik membahas kamma apa yang muncul dari membeli barang rampokan. Namun Sang Buddha mengajarkan bahwa kamma bergantung dari kehendak (cetana). Jika Anda membeli barang rampokan dengan kehendak baik, maka perbuatan Anda adalah baik. Jika Anda membeli barang "bersih" dengan kehendak buruk, maka perbuatan Anda adalah buruk.

Sepertinya Anda sedang berusaha mencari celah-celah tertentu. Padahal judul topik ini adalah "Apakah Devadatta vegetarian??"

:)


Quote from: Juice_alpukat on 27 January 2010, 09:42:19 AM
Oke all.
Kesimpulan mengenai bhiku penjilat lidah devadatta adalah ;
-tidak tahu pasti apakah beliau vegetarian apa nggak.
-dia menetapkan lima peraturan itu setelah gagal mencelakai buddha, dan itu sbgai siasat lain untk menjadi ketua sangha.

-setelah pisah dari sanggha Buddha Gotama, dia pergi menjauh membawa para bhikkhu ikut bersamanya.
-setelah pisah ,beberapa bulan kemudian dia akhirnya ingn kembali kepada Buddha untk menyatakan penyesalan, tapi niatnya tdak kesampaian.

Dan yg jelas,devadatta selama hdupnya,apakah vegetarian atau tidak,masih kabur.
Semoga tidak ada lagi umat Buddha menertawakan orang vegetarian dngan membawa2 tameng mengenai devadatta yg dianggap vegetarian.

Diskusi kita tutup sampai disini,akhir kata mari kita memanjatkan sabbe satta bhavantu sukhitata,semoga semua makhluk berbahagia.
Kalau ada yg lanjut dipersilahkan. ;D

Saya sendiri pernah menjadi seorang vegetarian selama 2 tahun penuh. Menurut saya memilih menjalani kehidupan sebagai seorang vegetarian adalah pilihan sendiri. Tapi janganlah berpikir bahwa vegetarian adalah bukti praktik cinta-kasih terhadap hewan; karena jika kita telusuri jauh ke dalam, sebenarnya itu hanya perasaan-perasaan saja.

Salam hangat untuk teman-teman yang bervegetarian dan teman-teman yang non-vegetarian. Semoga kita bisa mengambil hal yang bermanfaat dari kisah Bhikkhu Devadatta ini.
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: bond on 27 January 2010, 09:18:36 PM
Quote from: upasaka on 27 January 2010, 02:07:46 PM
Quote from: bond on 27 January 2010, 10:38:14 AM
Quote
Intinya jangan melekat. Seorang yang memegang pandangan vegetarian, akan memilih-milih makanan dalam menjalani penghidupan sucinya. Namun seseorang yang memegang pandangan non-vegetarian, tidak akan pusing memilih-milih makanan. Ia hanya makan dari apa yang ia dapatkan. Tentunya makanan yang higienis dan tidak berbahaya.

Jadi dilihat dari unsur kemelekatannya, mana yang lebih berbahaya: "menjadi vegetarian atau menjadi non-vegetarian*"? Smiley

*non-vegetarian maksudnya adalah orang yang tidak mutlak memegang pandangan vegetarianisme; bukan artinya sebagai orang yang terobsesi pada makanan hewani.

Nurut aye mau non veg atau veg sama2 berbahaya dalam hal unsur kemelekatannya...itu dipikiran kan...jadi kata lebih berbahaya ini dan itu hanya suatu pemikiran kontroversi saja ;D

Org veg ngak susah juga dan tidak pusing memilih makanan...tergantung orgnya kan...yg non veg aja kalo ke resto juga pilih menu  ^-^. Hari ini mo masak apa ya? atau hari ini mo makan apa ya? ngak mau maka ini mau makan itu...lihat LDM dimana2  ;D

Contohnya gue ngak pusing...dan enjoy2 aja veg....yg pusing kadang pikiran org yg non veg...suka nanya "koq lu veg sih ini dan itu..." ^-^

Ada satu bhikkhu hutan Ajhan Yantra Amaro...ngak repot tuh......Beliau juga veg lho...

Sebenarnya vegetarian adalah pilihan dan bukan lah suatu kelemahan dalam pengikisan LDM...sama halnya bhikkhu memiliki sila2 pokok dan sila tambahan. Demikian jika seorang bhikkhu vegetarian tidak terhalangi dalam usaha mencapai kesucianya....yang menjadi penghalang adalah pikiran kotor...

Malahan gua liat banyak juga tuh lobhanya yg pemakan daging... ;D(bentar lagi gue dikeroyok   pemangsa nih ^-^) lobha vs dosa,  oh my God...  :))

Memang benar. Dalam tataran perumah-tangga, orang yang vegetarian cenderung terkonteminasi dosa (penolakan) terhadap daging; sedangkan orang yang non-vegetarian cenderung terkontaminasi lobha (ketertarikan) terhadap daging.

Namun dalam tataran kehidupan sebagai seorang bhikkhu, menurut saya lebih baik memilih menjadi seorang non-vegetarian. Karena bhikkhu non-vegetarian lebih mudah dirawat dan tidak melekat maupun memilih-milih soal makanan. Berbeda dengan bhikkhu yang memilih menjadi seorang vegetarian. Namun di luar daripada itu, Sang Buddha sendiri memberi kebebasan kepada para bhikkhu untuk memilih tetap bervegetarian atau tidak bervegetarian. Sebab makanan tidak akan mengandung kilesa (kekotoran batin). Kilesa hanya ada di pikiran, dan pikiranlah yang dikendalikan; bukan makanan yang dipilih-pilih.

Ketika sudah mencapai Pembebasan, saya pikir seorang bhikkhu sudah tidak akan memusingkan jenis makanannya. Dengan kata lain, seorang bhikkhu itu tidak akan melekat pada makanan, menerima pemberian makanan apa adanya; maka dari itu Sang Buddha tidak menyetujui usul Devadatta.

:)

Nah itulah perbedaan pandangan Kita...Bahwa seorang bhikkhu menjadi vegetarian adalah sila optional seperti menjalani kehidupan dhutangga yg mana mereka menjalankan sila tambahan sebagai dhutangga...apakah ini juga tidak memilih-milih dan mudah dirawat....?...kalau untuk hanya mudah dirawat sebagai alasan, maka bhikkhu tidak perlu pindapata sangat lebih mudah dirawat bukan? ;D

Kalau seorang vegetarian bukanlah karena melekat pada makanan tetapi pilihan praktek...bagaimana bhikkhu yang hanya makan dari mangkuk pattanya saja..apa ia melakat pada pattanya? atau caranya? bhikkhu yg menjalankan vinaya ketat, apakah itu juga berarti melekat pada itu semua? bhikkhu yg tidur hanya dibawah pohon, apakah itu melekat pada tempat tidur dibawah pohon?

Sebenarnya sekalipun seorang bhikkhu menjalankan non veg atau veg tidak ada hubungannya mudah dilayani atau tidak...melekat atau atau tidak....tetapi suatu pilihan dengan suatu alasan yg dapat menunjang latihan bagi si pelaku....

Sang Buddhapun memberi kebebasan artinya sah2 saja bhikkhu menjadi veg...dan jika itu menyebabkan sulit dirawat dan menambah kemelekatan Sang Buddha tentu tidak memberi kebebasan memilih veg atau non veg...nyatanya tidak ada larangan itu.

Dalam kasus devadata tentang usulan vegetarian ditolak dikarenakan motif devadata yang tidak baik tentang vegetarian dan ingin memasukannya kedalam sila pokok.....

Jadi selama masih terperangkap pada dualisme kontroversi veg dan non veg itulah yg sebenarnya telah terjebak pada kemelekatan yang sesungguhnya....kemelekatan pandangan. _/\_
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: ryu on 27 January 2010, 09:42:56 PM
Quote from: bond on 27 January 2010, 10:38:14 AM
Quote
Intinya jangan melekat. Seorang yang memegang pandangan vegetarian, akan memilih-milih makanan dalam menjalani penghidupan sucinya. Namun seseorang yang memegang pandangan non-vegetarian, tidak akan pusing memilih-milih makanan. Ia hanya makan dari apa yang ia dapatkan. Tentunya makanan yang higienis dan tidak berbahaya.

Jadi dilihat dari unsur kemelekatannya, mana yang lebih berbahaya: "menjadi vegetarian atau menjadi non-vegetarian*"? Smiley

*non-vegetarian maksudnya adalah orang yang tidak mutlak memegang pandangan vegetarianisme; bukan artinya sebagai orang yang terobsesi pada makanan hewani.

Nurut aye mau non veg atau veg sama2 berbahaya dalam hal unsur kemelekatannya...itu dipikiran kan...jadi kata lebih berbahaya ini dan itu hanya suatu pemikiran kontroversi saja ;D

Org veg ngak susah juga dan tidak pusing memilih makanan...tergantung orgnya kan...yg non veg aja kalo ke resto juga pilih menu  ^-^. Hari ini mo masak apa ya? atau hari ini mo makan apa ya? ngak mau maka ini mau makan itu...lihat LDM dimana2  ;D

Contohnya gue ngak pusing...dan enjoy2 aja veg....yg pusing kadang pikiran org yg non veg...suka nanya "koq lu veg sih ini dan itu..." ^-^

Ada satu bhikkhu hutan Ajhan Yantra Amaro...ngak repot tuh......Beliau juga veg lho...

Sebenarnya vegetarian adalah pilihan dan bukan lah suatu kelemahan dalam pengikisan LDM...sama halnya bhikkhu memiliki sila2 pokok dan sila tambahan. Demikian jika seorang bhikkhu vegetarian tidak terhalangi dalam usaha mencapai kesucianya....yang menjadi penghalang adalah pikiran kotor...

Malahan gua liat banyak juga tuh lobhanya yg pemakan daging... ;D(bentar lagi gue dikeroyok   pemangsa nih ^-^) lobha vs dosa,  oh my God...  :))
maaf, aye bukan buto maka aye gak ikutan ;D
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Nevada on 27 January 2010, 10:09:12 PM
Quote from: bond on 27 January 2010, 09:18:36 PM
Nah itulah perbedaan pandangan Kita...Bahwa seorang bhikkhu menjadi vegetarian adalah sila optional seperti menjalani kehidupan dhutangga yg mana mereka menjalankan sila tambahan sebagai dhutangga...apakah ini juga tidak memilih-milih dan mudah dirawat....?...kalau untuk hanya mudah dirawat sebagai alasan, maka bhikkhu tidak perlu pindapata sangat lebih mudah dirawat bukan? ;D

Kalau seorang vegetarian bukanlah karena melekat pada makanan tetapi pilihan praktek...bagaimana bhikkhu yang hanya makan dari mangkuk pattanya saja..apa ia melakat pada pattanya? atau caranya? bhikkhu yg menjalankan vinaya ketat, apakah itu juga berarti melekat pada itu semua? bhikkhu yg tidur hanya dibawah pohon, apakah itu melekat pada tempat tidur dibawah pohon?

Sebenarnya sekalipun seorang bhikkhu menjalankan non veg atau veg tidak ada hubungannya mudah dilayani atau tidak...melekat atau atau tidak....tetapi suatu pilihan dengan suatu alasan yg dapat menunjang latihan bagi si pelaku....

Sang Buddhapun memberi kebebasan artinya sah2 saja bhikkhu menjadi veg...dan jika itu menyebabkan sulit dirawat dan menambah kemelekatan Sang Buddha tentu tidak memberi kebebasan memilih veg atau non veg...nyatanya tidak ada larangan itu.

Dalam kasus devadata tentang usulan vegetarian ditolak dikarenakan motif devadata yang tidak baik tentang vegetarian dan ingin memasukannya kedalam sila pokok.....

Jadi selama masih terperangkap pada dualisme kontroversi veg dan non veg itulah yg sebenarnya telah terjebak pada kemelekatan yang sesungguhnya....kemelekatan pandangan. _/\_

Saya pikir topik ini sudah selesai. Konteks pembahasan mengenai bhikkhu yang bervegetarian atau yang tidak bervegetarian bisa kita diskusikan di topik lain saja.

_/\_

Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Tekkss Katsuo on 28 January 2010, 12:29:59 AM
Quote from: upasaka on 27 January 2010, 10:09:12 PM
Quote from: bond on 27 January 2010, 09:18:36 PM
Nah itulah perbedaan pandangan Kita...Bahwa seorang bhikkhu menjadi vegetarian adalah sila optional seperti menjalani kehidupan dhutangga yg mana mereka menjalankan sila tambahan sebagai dhutangga...apakah ini juga tidak memilih-milih dan mudah dirawat....?...kalau untuk hanya mudah dirawat sebagai alasan, maka bhikkhu tidak perlu pindapata sangat lebih mudah dirawat bukan? ;D

Kalau seorang vegetarian bukanlah karena melekat pada makanan tetapi pilihan praktek...bagaimana bhikkhu yang hanya makan dari mangkuk pattanya saja..apa ia melakat pada pattanya? atau caranya? bhikkhu yg menjalankan vinaya ketat, apakah itu juga berarti melekat pada itu semua? bhikkhu yg tidur hanya dibawah pohon, apakah itu melekat pada tempat tidur dibawah pohon?

Sebenarnya sekalipun seorang bhikkhu menjalankan non veg atau veg tidak ada hubungannya mudah dilayani atau tidak...melekat atau atau tidak....tetapi suatu pilihan dengan suatu alasan yg dapat menunjang latihan bagi si pelaku....

Sang Buddhapun memberi kebebasan artinya sah2 saja bhikkhu menjadi veg...dan jika itu menyebabkan sulit dirawat dan menambah kemelekatan Sang Buddha tentu tidak memberi kebebasan memilih veg atau non veg...nyatanya tidak ada larangan itu.

Dalam kasus devadata tentang usulan vegetarian ditolak dikarenakan motif devadata yang tidak baik tentang vegetarian dan ingin memasukannya kedalam sila pokok.....

Jadi selama masih terperangkap pada dualisme kontroversi veg dan non veg itulah yg sebenarnya telah terjebak pada kemelekatan yang sesungguhnya....kemelekatan pandangan. _/\_

Saya pikir topik ini sudah selesai. Konteks pembahasan mengenai bhikkhu yang bervegetarian atau yang tidak bervegetarian bisa kita diskusikan di topik lain saja.

_/\_




Guru Bond memang mantapppppppp
Title: Re: Apakah devadatta vegetarian??
Post by: Togejiro on 31 January 2010, 05:05:03 PM
Quote from: bond on 27 January 2010, 09:18:36 PM

Nah itulah perbedaan pandangan Kita...Bahwa seorang bhikkhu menjadi vegetarian adalah sila optional seperti menjalani kehidupan dhutangga yg mana mereka menjalankan sila tambahan sebagai dhutangga...apakah ini juga tidak memilih-milih dan mudah dirawat....?...kalau untuk hanya mudah dirawat sebagai alasan, maka bhikkhu tidak perlu pindapata sangat lebih mudah dirawat bukan? ;D

Kalau seorang vegetarian bukanlah karena melekat pada makanan tetapi pilihan praktek...bagaimana bhikkhu yang hanya makan dari mangkuk pattanya saja..apa ia melakat pada pattanya? atau caranya? bhikkhu yg menjalankan vinaya ketat, apakah itu juga berarti melekat pada itu semua? bhikkhu yg tidur hanya dibawah pohon, apakah itu melekat pada tempat tidur dibawah pohon?

Sebenarnya sekalipun seorang bhikkhu menjalankan non veg atau veg tidak ada hubungannya mudah dilayani atau tidak...melekat atau atau tidak....tetapi suatu pilihan dengan suatu alasan yg dapat menunjang latihan bagi si pelaku....

Sang Buddhapun memberi kebebasan artinya sah2 saja bhikkhu menjadi veg...dan jika itu menyebabkan sulit dirawat dan menambah kemelekatan Sang Buddha tentu tidak memberi kebebasan memilih veg atau non veg...nyatanya tidak ada larangan itu.

Dalam kasus devadata tentang usulan vegetarian ditolak dikarenakan motif devadata yang tidak baik tentang vegetarian dan ingin memasukannya kedalam sila pokok.....

Jadi selama masih terperangkap pada dualisme kontroversi veg dan non veg itulah yg sebenarnya telah terjebak pada kemelekatan yang sesungguhnya....kemelekatan pandangan. _/\_
very well said om  ^:)^ ^:)^ _/\_